83 permasalahan yang timbul di Farm. Sehingga pertumbuhan ayam dapat terkontrol
dan permasalahan kesehatan dan manajemen perkandang bisa dikelola dengan baik.
7. Masa Panen Pada saat masa panen CV AB Farm melaporkan pada perusahaan inti
untuk segera membuat DO penjualan, sehingga ayam bisa dipanen pada waktu yang tepat. Proses panen didampingi oleh Field Controller sehingga bisa
menghindari tingkat kecurangan.
5.2.3. Pasca Produksi
Pada tahap pasca produksi CV AB Farm mengumpulkan semua peralatan kandang dan membersihkannya. Selanjutnya menimbang pakan yang tersisa dan
mencatatnya. Pakan tersebut oleh perusahaan inti akan diambil untuk
didistribusikan ke peternak plasma yang lain. Pada pasca produksi ini CV AB Farm menghitung biaya yang harus
dibayarkan dan menghitung penerimaan serta menghitung seberapa besar pendapatannya, sehingga dapat diketahui tingkat keuntungan pada periode
tersebut.
84
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Risiko Produksi dan Risiko Harga
6.1.1. Risiko Produksi
Peternakan CV AB Farm dalam menjalankan usahanya menghadapi berbagai risiko, diantaranya adalah risiko produksi dan risiko harga, yang
menyebabkan berfluktuasinya pendapatan yang diperoleh oleh peternak, adapun pelaksanaan produksi peternakan ayam broiler yang dilakukan oleh CV AB Farm
yang diamati sebanyak tujuh periode masing-masing proses budidaya dilakukan selama 38 hari sampai 45 hari, seperti terlihat dalam tabel berikut.
Tabel 17. Waktu Produksi Peternakan Ayam Broiler CV AB Farm Selama Tujuh Periode Pengamatan 13 November 2007 – 26 Februari 2009
Periode Tanggal Budidaya
Jumlah Hari Musim
1 13 November – 24 Desember 2007
41 Hujan
2 11 Januari -23 Februari 2008
43 Hujan
3 25 Maret -1 Mei 2008
38 Kemarau
4 20 Mei – 2 Juli 2008
43 Kamarau
5 29 Juli – 6 September 2008
39 Kemarau
6 11 November – 26 Desember 2008
45 Hujan
7 13 Januari – 26 Februari 2009
44 Hujan
Sumber : CV AB Farm, 2009
Dalam melakukan proses budidaya ternak ayam broiler, parameter kesuksesan proses produksi adalah Indeks Prestasi Produksi peternak dengan
parameter perolehan berat badan ayam, konversi pakan menjadi daging, tingkat mortalitas, serta lama waktu pemeliharaan, yang sangat mempengaruhi biaya
produksi dan penerimaan penjualan, sehingga Indeks Prestasi Produksi bisa menggambarkan seberapa besar pendapatan peternak. Indeks Prestasi Produksi
standar menjadi parameter dan acuan dan dijadikan target dalam produksi ayam broiler, sehingga Prestasi Produksi standar adalah produksi yang ideal. Dalam
pemeliharaan ayam broiler seringkali hasil produksi peternak tidak sesuai dengan standar produksi yang telah ditetapkan.
85 Penyimpangan hasil produksi peternak terhadap standar produksi inilah
yang mengurangi pendapatan peternak, sehingga risiko produksi Penyimpangan hasil produksi peternak terhadap standar produksi akan mempengaruhi
pendapatan. Selain risiko produksi, risiko harga dalam hal ini fluktuasi harga sarana produksi ternak dan harga jual turut mempengaruhi pendapatan peternak.
Adapun Indeks Prestasi Produksi yang diperoleh CV AB Farm adalah sebagai berikut.
Tabel 18. Indeks Prestasi Produksi CV AB Farm Selama Tujuh Periode
Periode 1
2 3
4 5
6 7
Rata2
a.Berat Rata-rata Ayamkg
1,76 1,92
1,66 1,98
1,83 1,79
1,19 1,73
b.FCR 1,75
1,78 1,70
1,85 1,79
2,17 2,88
1,99 c.Rata-rata Pakan kg
3,10 3,40
2,80 3,70
3,30 3,90
3,40 3,37
d.Mortalitas 3,99
9,60 3,79
9,39 4,53
11,75 26,57
9,95 e.Umur Rata-rata
Panen hari 38,50
40,48 34,69
39,94 37,57
42,68 36,80
38,67 IP; [100-d x a x 100]
b x e 251
241 271
243 260
171 82
203 Sumber : CV AB Farm, 2009
Dari data tersebut dapat dilihat pada periode pertama berat rata-rata ayam adalah 1,79 kg yang dibudidayakan selama 41 hari dengan umur rata-rata saat
dipanen selama 38,50 hari, rata-rata pakan yang dikonsumsi oleh setiap ekor ayam sebanyak 3,10 kg. Pada periode ini FCR 1,75 yang artinya setiap 1,75 kg pakan
berhasil dikonversi menjadi satu kg daging oleh ayam broiler hidup, tingkat kematian yang terjadi di CV AB Farm sebanyak 3,99 sehingga dengan rumus
Performance Numerical, Indeks Prestasi Produksi yang didapat sebesar 251.
Indeks Prestasi Produksi periode kedua sampai ketujuh bisa dilihat dalam tabel dengan interpretasi data seperti di atas.
Adapun Indeks Prestasi Produksi yang dicapai selama tujuh periode yang diperoleh berat rata-rata ayam adalah 1,73 kg dengan umur rata-rata saat dipanen
selama 38,67 hari, rata-rata pakan yang dikonsumsi oleh setiap ekor ayam sebanyak 3,37 kg, dengan FCR 1,99 yang artinya setiap 1,99 kg pakan berhasil
dikonversi menjadi satu kg daging oleh ayam broiler hidup, tingkat kematian
86 rata-rata selama tujuh periode di CV AB Farm sebanyak 9,95 sehingga dengan
rumus Performance Numerical Indeks Prestasi Produksi selama tujuh periode adalah 203.
Dari tujuh periode produksi pada CV AB Farm rata-rata berat badan yang paling besar adalah 1,98 kg pada periode ketiga dan paling kecil adalah 1,19 kg
pada periode ketujuh. FCR yang paling tinggi adalah 2,88 pada periode ketujuh dan yang paling rendah adalah 1,70 pada periode ketiga. Rata-rata pakan yang
konsumsi paling tinggi adalah 3,90 kg pada periode keenam dan yang paling rendah adalah 2,80 kg pada periode ketiga. Mortalitas paling besar adalah 26,57
pada periode ketujuh dan mortalitas yang paling kecil adalah 3,79 yang terjadi pada periode ketiga, umur rata-rata panen yang terlama adalah 42,68 hari yang
terjadi pada periode keenam dan yang paling singkat adalah 34,69 hari pada periode ketiga. Indeks Prestasi Produksi pada CV AB Farm yang paling tinggi
adalah 271 pada periode ketiga dan yang paling rendah adalah 82 pada periode ketujuh.
Berdasarkan umur panen yang dilakukan oleh CV AB Farm maka seharusnya Indeks Prestasi Produksi yang didapat oleh CV AB Farm berdasarkan
standar Performance Broiler adalah seperti terlihat pada Tabel 20 berikut. Tabel 19. Indeks Prestasi Produksi Standar
Periode 1
2 3
4 5
6 7
Rata2
a.Berat Rata-rata Ayamkg
2,10 2,26
1,85 2,26
2,02 2,43
2,02 2,13
b.FCR 1,75
1,79 1,68
1,79 1,73
1,82 1,73
1,75 c.Rata-rata Pakan kg
3,51 3,86
3,00 3,86
3,34 4,20
3,34 3,59
d.Mortalitas 4,15
4,55 3,70
4,55 4,00
4,95 4,00
4,27 e.Umur Rata-rata
Panen hari 38,50
40,48 34,69
39,94 37,57
42,68 36,80
38,67 IP [100-d x a x 100]b
x e 299
298 305
302 298
296 305
301 Sumber : CV AB Farm, 2009
Pada periode pertama dengan umur panen rata-rata 38,50 hari maka standar Indeks Prestasi Produksi sebesar 299 akan tetapi Indeks Prestasi Produksi
yang didapat peternak adalah 251 sehingga terjadi penyimpangan sebesar 48 atau
87 16,12. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah penyimpangan berat rata-rata ayam yang di bawah rata-rata berat standar dengan
nilai penyimpangan 0,34 kg. Pada periode kedua dengan umur panen rata-rata 40,48 hari maka standar
Indeks Prestasi Produksi sebesar 298 akan Indeks Prestasi Produksi yang didapat peternak adalah 241 sehingga terjadi penyimpangan sebesar 57 atau 19,26. Hal
ini karena adanya penyimpangan berat rata-rata ayam yang di bawah rata-rata berat standar dengan nilai penyimpangan 0,34 kg dan tingginya mortalitas ayam
dengan nilai penyimpangan 5,05. Pada periode ketiga dengan umur panen rata-rata 34,69 hari maka standar
Indeks Prestasi Produksi sebesar 305 akan tetapi Indeks Prestasi Produksi yang didapat peternak adalah 271 sehingga terjadi penyimpangan sebesar 35 atau
11,30. Hal ini karena adanya penyimpangan berat rata-rata ayam yang di bawah rata-rata berat standar dengan nilai penyimpangan 0,19 kg, adanya penyimpangan
FCR Feed Conversion Ration yang melebihi standar sebesar 0,02, terjadinya penyimpangan mortalitas ayam dari standar dengan nilai penyimpangan 0,09.
Pada periode keempat dengan umur panen rata-rata 39,94 hari maka standar Indeks Prestasi Produksi sebesar 302 akan tetapi Indeks Prestasi Produksi
yang didapat peternak adalah 241 sehingga terjadi penyimpangan sebesar 60 atau 19,70. Hal ini karena adanya penyimpangan berat rata-rata ayam yang di bawah
rata-rata berat standar dengan nilai penyimpangan 0,28 kg, adanya penyimpangan FCR Feed Conversion Ration yang melebihi standar sebesar 0,06, tingginya
mortalitas ayam dengan nilai penyimpangan 4,48. Pada periode kelima dengan umur panen rata-rata 37,57 hari maka standar
Indeks Prestasi Produksi sebesar 298 akan tetapi Indeks Prestasi Produksi yang didapat peternak adalah 260. Penyimpangan sebesar 39 atau 12,96 hal ini karena
adanya penyimpangan berat rata-rata ayam yang di bawah rata-rata berat standar dengan nilai penyimpangan 0,19 kg, adanya penyimpangan FCR Feed
Conversion Ration yang melebihi standar sebesar 0,06, dan terjadinya penyimpangan mortalitas ayam dari standar dengan nilai penyimpangan 0,53.
Pada periode keenam dengan umur panen rata-rata 42,68 hari maka standar Indeks Indeks Prestasi Produksi sebesar 296 akan tetapi Indeks Prestasi
88 Produksi yang didapat peternak adalah 171 sehingga terjadi penyimpangan yang
sangat besar yaitu sebesar 126 atau 42,39 hal ini karena adanya penyimpangan berat rata-rata ayam yang di bawah rata-rata berat standar dengan nilai
penyimpangan 0,64 kg, adanya penyimpangan FCR Feed Conversion Ration yang melebihi standar sebesar 0,35, tingginya mortalitas ayam dengan nilai
penyimpangan 6,80. Pada periode ketujuh dengan umur panen rata-rata 36,80 hari maka standar
Indeks Prestasi Produksi sebesar 305 akan tetapi Indeks Prestasi Produksi yang didapat peternak adalah 82 sehingga terjadi penyimpangan yang sangat besar
yaitu sebesar 222 atau 72,94. Hal ini karena adanya penyimpangan berat rata- rata ayam yang di bawah rata-rata berat standar dengan nilai penyimpangan 0,83
kg, adanya penyimpangan FCR Feed Conversion Ration yang melebihi standar sebesar 1,16 tingginya mortalitas ayam dengan nilai penyimpangan 22,57.
Dari ketujuh periode pemeliharaan maka umur panen dapat dirata-ratakan menjadi 36,80 hari maka standar Indeks Prestasi Produksi untuk rata-rata umur
tersebut adalah sebesar 301 akan tetapi rata-rata Indeks Prestasi Produksi yang didapat peternak adalah 301 sehingga terjadi penyimpangan yang cukup besar
yaitu sebesar 98 atau 32,57. Hal ini karena adanya penyimpangan berat rata-rata ayam yang di bawah rata-rata berat standar dengan nilai penyimpangan 0,40 kg,
adanya penyimpangan FCR Feed Conversion Ration yang melebihi standar sebesar 0,23 tingginya mortalitas ayam dengan nilai penyimpangan 22,57.
Penyimpangan Indeks Prestasi CV AB Farm terhadap Indeks Prestasi Standar dapat dilihat dalam tabel 21 berikut.
Tabel 20. Penyimpangan Selisih Indeks Prestasi CV AB Farm terhadap
Indeks Prestasi Standar
Periode 1
2 3
4 5
6 7
Rata2
Berat Rata-rata Ayam kg
0,34 0,34
0,19 0,28
0,19 0,64
0,83 0,40
FCR 0,00
0,01 0,02
0,06 0,06
0,35 1,16
0,23 Rata-rata Pakan
kg 0,41
0,46 0,20
0,16 0,04
0,30 0,06
0,21 Mortalitas
0,16 5,05
0,09 4,84
0,53 6,80
22,57 5,67
Umur Rata-rata Panen hari
38,50 40,48
34,69 39,94
37,57 42,68
36,80 38,67
IP 48
57 35
60 39
126 222
98 Sumber : CV AB Farm, 2009
89 Metode Z-Score adalah metode yang digunakan untuk menghitung nilai
penyimpangan rata-rata Indeks Prestasi Produksi peternak terhadap Indeks Prestasi Produksi standar. Berikut adalah perhitungan risiko atau penyimpangan
prestasi produksi peternak terhadap Prestasi Produksi standar menggunakan Metode Z-Score.
Tabel 21. Perhitungan Risiko Metode Z-Score
Periode IP
aktual IP
standar IP
standar- IP aktual
IP standar -
IP aktual2
Keterangan
1 251
299 48
2.305 2
241 298
57 3.288
3 271
305 34
1.178 4
243 302
59 3.525
5 260
298 38
1.481 6
171 296
125 15.646
7 82
305 223
49.607
Expected IP 217
77.030
Jumlah ∑
12.838
Variance σ : ∑ 7-1
113
Standar Dev. √σ
0,522
Coefficien Variance
0,74
Z-Score
23,0
Risiko nilai Z Sumber : CV AB Farm, 2009
Dari Tabel Perhitungan Risiko Metode Z-Score dapat Indeks Prestasi Produksi, produksi rata-rata yang diperoleh selama tujuh periode adalah 217,
dengan nilai variance 12.838, standar deviasi 113, dan nilai coefficient variation 0,522 yang berarti lebih dari 0,5 menunjukan besarnya angka tersebut
menunjukan tingginya tingkat penyimpangan produksi CV AB Farm terhadap produksi standar yang seharusnya dicapai. Nilai Z-Score sebesar 0,74 menunjukan
bahwa risiko produksi selama tujuh periode sebesar 23,0 Nilai dicari dalam tabel Z.
Risiko produksi yang terjadi akibat penyimpangan Indeks Prestasi Produksi CV AB Farm terhadap Indeks Prestasi Produksi standar yang
seharusnya dicapai selama tujuh periode sebesar 23,0 Tabel Z-Score disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah adanya wabah penyakit yang
menyerang ternak
baik akibat
cuaca hujan,
kemarau, pancaroba,
90 missmanagement kandang, kualitas DOC yang kurang baik, kualitas pakan yang
turun akibat manajemen penyimpanan dan musim. Penyakit yang pernah terjadi di CV AB Farm adalah Gumboro, Colibasilus Pernafasan, CRD Chronic
Respiratory DiseaseNgorok, Coccidiosis Mencret, Newcastle Disease Tetelo dan Runting Stunting Syndrome kekerdilan.
6.1.2. Penyebab Risiko Produksi