Kegiatan Pengolahan Subsistem Agribisnis Hilir

36 Gambar 11. Harga Ayam Broiler Tahun 2004-2009 Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Bogor, 2009 Data Bulan Januari - Maret Dari gambar di atas terlihat bahwa pada tahun 2005 harga ayam berkisar antara Rp. 3.000 sampai Rp. 10.500, pada tahun 2006 berkisar anatara Rp. 7.000 sampai Rp. 15.500, pada tahun 2007 berkisar antara Rp. 3.800 sampai Rp. 16.000, pada tahun 2008 berkisar antara Rp. 8.400 sampai Rp. 20.000, dan pada tiga bulan terakir pada tahun 2009 harga ayam berkisar antara Rp. 13.500 sampai Rp. 18.500

2.1.3.2. Kegiatan Pengolahan

Keunggulan ayam broiler selain memiliki daya tumbuh yang lebih cepat, ayam broiler juga dapat memenuhi selera konsumen, karena daging ayam broiler memiliki sumber protein yang lengkap, kadar kalori dan lemak yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis daging ternak lainnya. Disamping itu daging ayam broiler juga kaya akan vitamin dan mineral. Nilai protein daging ayam sebesar 18,20 gram yang baik untuk kesehatan. Begitu juga dengan nilai gizi yang lainnya yang terdapat pada daging ayam seperti lemak dengan nilai gizi yang paling besar bermanfaat sebagai energi, sedangkan vitamin dan kalsium baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 14. Harga Ayam Broiler T ahun 2005 sampai 2009 2.500 4.500 6.500 8.500 10.500 12.500 14.500 16.500 18.500 20.500 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 Tahun H a rg a R u p ia h Harga Ayam Potong Batas Bawah Harga Ayam Potong Batas Atas 37 Tabel 14. Kandungan Gizi Daging Ayam Broiler Nilai Gizi Jumlah Satuan Kalori 4,40 Kkal Protein 18,20 Gr Lemak 25,00 Gr Kolesterol 60,00 Mg Vitamin A 243,00 Mg Vitamin B1 0,08 Gr Vitamin B6 0,16 Gr Asam Nicoterat 6,20 Mg Fospor 200,00 Mg Kalsium 14,00 Cal Sumber : Departemen Kesehatan, 2006. Dengan tingginya kandungan gizi daging ayam maka sektor pengolahan harus memahami seberapa lama daging ayam dapat disimpan, adapun cara pengolahan daging yang dilakukan sekarang adalah dengan cara pembekuan. Produk olahan daging ayam mempunyai daya simpan yang berbeda, produk olahan dengan penggunaan teknologi yang sederhana mempunyai daya simpan yang relatif lebih singkat dibanding dengan produk olahan yang menggunakan teknologi lebih tinggi. Menurut data Direktorat Jenderal Peternakan tahun 2008 pada tahun 2007 sub sektor agribisnis hilir produk unggas telah mampu menghasilkan 1.564.200 ton daging yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan diperkirakan menghasilkan total produk olahan sebanyak 34.596 ton, sebagian diantaranya sebanyak 5.200 ton produk tersebut di ekspor, produk daging olahan dingin dan beku nilainya mencapai Rp. 1,5 Trilyun dan sebanyak 75 masih dipasarkan di Supermarket Hypermarket 10 . Volume produksi sosis Indonesia diperkirakan sebanyak 57.6 juta meter 11 . Sangat sedikit bila dibandingkan dengan negara Asean yang lain, perbandingan volume produksi sosis Indonesia versus Asean pada tahun 2007 terlihat bahwa 10 Monoarfa, B. Februari 2008. Bangun Hulu dari Hilir. Trobos: 64 11 Sutantio, B. Februari 2008. Bangun Hulu dari Hilir. Trobos: 64 38 Indonesia masih sangat sedikit dalam memproduksi sosis, bila dibandingkan dengan Philipina yang hanya berpenduduk 83 juta jiwa dapat memproduksi 635 juta meter, sehingga Indonesia masih mempunyai prospek pasar yang menjanjikan. Jika merujuk pada kebutuhan sosis Philipina sebanyak tujuh kali lipat dari jumlah penduduk maka Indonesia masih mempunyai potensi meningkatkan produksi sosis menjadi 1.540 juta meter, hal tersebut dapat terealisasi jika tren konsumsi produk olahan mulai digemari oleh masyarakat Indonesia. Tabel 15. Perbandingan Volume Produksi Sosis Asean Tahun 2007 Negara Penduduk Volume Produksi juta meter Indonesia 220 juta ± 57,6 Philipina 83 juta ± 635 Thailand 64 juta ± 465 Malaysia 27 juta ± 150 Sumber : Bambang Sutantio dalam Trobos Februari 2008

2.1.4. Subsistem Agribisnis Layanan Pendukung