Kegiatan Pendistribusian dan Perdagangan

33 masa lalu untuk dijadikan bahan pelajaran agar kegiatan beternak ayam khususnya produksi, dapat dikelola lebih baik lagi pada masa yang akan datang dengan hasil berupa keuntungan yang lebih optimal.

7.1.1. Subsistem Agribisnis Hilir

Subsistem agribisnis hilir adalah kegiatan yang mengelola komoditas primer menjadi produk olahan, baik untuk produk antara Intermediet Product maupun untuk produk akhir Final Product beserta kegiatan perdagangannya. Kedalam subsistem ini termasuk Tempat Pemotongan AyamRumah Potong Ayam TPARPA, industri pengolahan daging unggas, industri pengolahan telur beserta industri jasa bogarestoran Food Service Industry seperti Fried Chicken, MC Donald’s, Wendy’s, AW Saragih, 2000.

2.1.3.1. Kegiatan Pendistribusian dan Perdagangan

Subsistem agribisnis hilir sangat terkait sekali dengan kegiatan perdagangan. Sistem produksi modern terjadi dari breeding farmperusahaan pembibit parent stock yang melakukan budidaya untuk menghasilkan telur siap tetasHatching Eggs HE yang akan didistribusikan ke Hatchery penetasan ayam yang akan ditetaskan selama 21 hari menjadi ayam umur sehariDOC yang siap jual maupun dibudidayakan. DOC Final Stock didistribusikan ke peternak oleh perusahaan pembibit, baik pada peternak yang menjalin kemitraan mupun ke peternak mandiri. Industri pakan mendistribusikan pakan ke seluruh kegiatan yang berkaitan dengan proses budidaya, baik ke Breeding Farm yang melakukan budidaya untuk menghasilkan DOC Final Stock maupun ke peternakan mandiri dan kemitraan yang menghasilkan ayam hidup siap panen untuk dijual sebagai produk konsumsi maupun olahan. Pola ini dikatakan sistem produksi modern karena terjadi pada kegiatan yang membutuhkan sarana produksi ternak yang modern juga karena membutuhkan sumber daya manusia yang profesional dan trampil untuk proses produksinya. Dikatakan modern juga karena kegiatan tersebut dilakukan oleh 34 perusahaan-perusahaan yang mempunyai modal yang cukup. Pola distribusi sarana produksi dan produk ternak dapat dilihat dalam bagan 9 . Gambar 10. Pola Distribusi Sarana Produksi Ternak dan Produk Ternak Sumber : drh. Sudirman-Biotek dalam Trobos April 2007 Pola pendistribusian produk unggas sebagian besar melalui sistem pasar tradisional yang dijual dalam bentuk daging ayam utuh atau karkas, adapun pola pendistribusian pada sistem pasar tradisional berawal dari hasil panen pada peternakan kemitraan dan peternak mandiri yang didistribusikan pada broker ayam. Biasanya broker mendatangi langsung kandang untuk membeli atau mengambil ayam hidup, setelah itu broker menjualnya ke penampungan di setiap daerah. Dari penampungan ayam didistribusikan ke pasar becek atau pasar-pasar 9 Sudirman. April 2007. Babak Baru Perunggasan, Restrukturisasi atau Mati. Trobos:16 Breeding Farm Hatchery RPA Peternak Mandiri Broker Ayam Penampungan Pasar BecekTPA Pasar Modern Pengolahan Lanjutan Konsumen Sistem Produksi Modern Feedmill Sistem Pasar Tradisional Kemitraan 35 tradisional baik dijual dalam keadaan hidup maupun sudah disembelih lalu dijual ke konsumen akhir, selain langsung ke pasar tradisional atau pasar becek, dan ke pasar hewan. Produk ternak juga didistribusikan ke TPA Tempat Pemotongan Ayam untuk dipotong terlebih dahulu baru ke konsumen akhir. Selain pada broker, peternak kemitraan dan peternak mandiri mendistribusikan ayam hidupnya ke rumah potong ayam, kemudian dari rumah potong ayam mendistribusikan ayam dalam bentuk karkas dan ikutannya ke pasar modern seperti supermarket, hypermarket dan swalayan-swalayan lain, selain ke pasar modern yang dijual, daging ayam didistribusikan untuk pengolahan lebih lanjut, pemain pasar modern biasanya adalah perusahaan-perusahaan besar, baik perusahaan yang terintegrasi secara vertikal dari hulu sampai hilir, maupun perusahaan pengolahan atau jasa perdagangan saja. Pendistribusian dan pemasaran sangat terkait dengan transportasi atau pengangkutan. Adapun tujuan dari pengangkutan adalah untuk memperlancar pemasaran produk agar sampai ke konsumen. Beberapa fungsi pengangkutan adalah jenis alat angkut, volume diangkut, waktu pengangkutan, dan jenis produk yang akan diangkut. Produk peternakan yang diangkut tanpa memperhatikan fungsi-fungsi tersebut dapat menyebabkan kerusakan, penyusutan produk, bahkan kematian produk khususnya ternak hidup. Proses pengangkutan ayam harus dengan hati-hati, jangan sampai ternak mengalami stres, pengangkutan pada ayam dapat bertahan maksimum dua hari dan lebih dari itu pengangkutan bisa mengakibatkan kematian Rahardi, 2008. Harga ayam broiler di tingkat peternak cenderung fluktuatif. Hal ini karena konsumsi daging di Indonesia masih bersifat musiman. Pada hari besar keagaman dan hari besar nasional mengalami kenaikan permintaan daging ayam, akan tetapi setelah itu permintaan daging ayam kembali menurun. Selain itu isu berbagai penyakit pada ayam menyebabkan turunnya penjualan ayam. Adapun harga ayam selama lima tahun terakhir di Kabupaten Bogor Lampiran 1 yang bisa mewakili harga daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi, Sukabumi dan Cianjur Jabodetabeksuci dapat dilihat dalam Gambar 11 berikut. 36 Gambar 11. Harga Ayam Broiler Tahun 2004-2009 Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Bogor, 2009 Data Bulan Januari - Maret Dari gambar di atas terlihat bahwa pada tahun 2005 harga ayam berkisar antara Rp. 3.000 sampai Rp. 10.500, pada tahun 2006 berkisar anatara Rp. 7.000 sampai Rp. 15.500, pada tahun 2007 berkisar antara Rp. 3.800 sampai Rp. 16.000, pada tahun 2008 berkisar antara Rp. 8.400 sampai Rp. 20.000, dan pada tiga bulan terakir pada tahun 2009 harga ayam berkisar antara Rp. 13.500 sampai Rp. 18.500

2.1.3.2. Kegiatan Pengolahan