Risiko Produksi dan Harga serta Pengaruhnya terhadap Pendapatan Peternakan Ayam Broiler CV AB Farm Kecamatan Bojonggenteng - Sukabumi

(1)

RISIKO PRODUKSI DAN HARGA SERTA PENGARUHNYA

TERHADAP PENDAPATAN PETERNAKAN AYAM

BROILER

CV AB

FARM

KECAMATAN

BOJONGGENTENG - SUKABUMI

SKRIPSI

MUHAMAD SOLIHIN H34067016

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(2)

RINGKASAN

MUHAMAD SOLIHIN. Risiko Produksi dan Harga serta Pengaruhnya terhadap Pendapatan Peternakan Ayam Broiler CV AB Farm Kecamatan Bojonggenteng-Sukabumi. Di Bawah BimbinganRACHMAT PAMBUDY.

Peternakan Ayam broiler CV AB Farm Kecamatan Bojonggenteng–

Sukabumi yang berkapasitas pemeliharaan ayam broiler sebanyak 16.000 ekor dalam menjalankan usahanya menghadapi berbagai risiko. Untuk memitigasi risikonya, perusahaan menerapkan sistem kemitraan yang memudahkan penyedian sapronak dan pemasaran produk dengan harga kontrak. Akan tetapi meskipun melakukan kemitraan pendapatan peternak masih berfluktuatif akibat adanya risiko produksi dan risiko harga.

Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) bagaimana tingkat risiko produksi dan risiko harga yang dihadapi peternakan ayam broiler CV AB Farm? (2) bagaimana tingkat pendapatan peternakan ayam broiler CV ABFarm? (3) bagaimana pengaruh risiko terhadap pendapatan peternakan ayam broiler CV AB Farm? (4) bagaimana alternatif strategi dalam mengatasi risiko produksi dan risiko harga pada peternakan ayam broiler CV AB Farm? Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) menganalisis risiko produksi dan risiko harga pada peternakan ayam broiler CV AB Farm, (2) menganalisis tingkat pendapatan peternakan ayam broilerCV AB Farm, (3) menganalisis seberapa besar pengaruh risiko terhadap pendapatan peternakan ayambroilerCV AB Farm, (4) menganalisis alternatif strategi dalam mengatasi risiko produksi dan risiko harga peternakan ayam broiler pada CV AB Farm.

Penelitian dilakukan pada peternakan CV AB Farm Kecamatan Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan manajer dan pegawai kandang CV AB Farm serta pihak Perusahaan Inti. Data primer meliputi keadaan umum perusahaan dan deskripsi manajemen risiko yang diterapkan pada CV AB Farm. Data sekunder meliputi data produksi, harga input dan output, laporan biaya, penerimaan dan pendapatan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis risiko dan analisis deskriptif. Analisis risiko yang digunakan adalah dengan menghitungexpected return,ragam (variance), simpangan baku (standard deviation), koefisien variasi (coefficient variation), batas bawah pendapatan serta metode Z-Score. Untuk analisis pengaruh risiko terhadap pendapatan dihitung dari penyimpangan pendapatan Prestasi Produksi CV AB Farm terhadap Prestasi Produksi standar ayam broiler kemudian dihitung penyimpangan pendapatan yang diperoleh berdasarkan Prestasi Produksi CV AB Farm terhadap pendapatan berdasarkan Prestasi Produksi standar yang semestinya diperoleh.

Peternakan CV AB Farm terletak di Desa Cipanengah RT 02/03 Kecamatan Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi Jawa Barat berdiri tahun 2003 dengan kapasitas 7.000 ekor merupakan unit bisnis Yayasan Pendidikan Islam Al-atiqiyah. Kapasitas pemeliharaan CV AB Farm bertambah setelah menerima hibah dari Departemen Pertanian menjadi 16.000 ekor. Selama usahanya CV AB Farm melakukan kerjasama kemitraan dengan beberapa perusahaan inti. Dalam


(3)

menjalankan usahanya CV AB Farm menghadapi berbagai risiko usaha yang menyebabkan fluktuasi pendapatan.

Risiko yang dihadapi CV AB Farm adalah risiko produksi akibat perubahan cuaca dan wabah penyakit serta kualitas sapronak, sedangkan risiko harga akibat fluktuasi harga sarana produksi ternak tiap periodenya dengan tren harga yang terus naik. Begitu juga dengan harga jual ayam dipasar yang fluktuatif. Dengan harga pakan yang tinggi dan harga jual ayam yang rendah menyebabkan pendapatan peternak rendah dan bahkan merugi. Berdasarkan hasil analisa, nilai expected return CV AB Farm adalah Rp -17.765.158. Nilai ini menggambarkan bahwa pendapatan bersih yang diharapkan dapat diperoleh CV AB Farm setiap periode pada masa yang akan datang sebesar Rp -17.765.158 (ceteris paribus). Standard Deviation CV AB Farm sebesar Rp. 46.671.275. Nilai tersebut menunjukan bahwa risiko yang dihadapi setiap periode pada masa yang akan datang sebesar Rp 46.671.275(ceteris paribus).

NilaiCoefficient Variation berdasarkan perhitungan diatas adalah sebesar -2,63. Nilai Coefficient Variation sebesar -2,63 menunjukan bahwa risiko yang ditanggung oleh peternak sebesar -263% dari nilaireturnyang diperoleh peternak. Artinya setiap Rp 1 return yang diterima peternak akan menghasilkan risiko sebesar Rp 2,63. nilaiCoefficient Variation yang lebih besar dari 0,5 menunjukan bahwa usaha peternakan ayam broiler CV AB Farm akan menghadapi peluang merugi pada setiap periode pada masa yang akan datang (ceteris paribus). Nilai batas bawah pendapatan yang diperoleh CV AB Farm sebesar Rp -111.107.708. Nilai tersebut menunjukan bahwa kemungkinan risiko terrendah atau kerugian terendah yang akan dihadapi CV AB Farm setiap periodenya pada masa yang akan datang sebesar Rp -111.107.708(ceteris paribus).

Risiko produksi yang terjadi akibat penyimpangan Indeks Prestasi Produksi CV AB Farm terhadap Indeks Prestasi Produksi standar yang seharusnya dicapai selama tujuh periode sebesar 23,0% (Tabel Z-Score). Indeks Prestasi Produksi rata-rata selama tujuh periode pada CV AB Farm adalah 203 yang menghasilkan pendapatan sebesar Rp -124.356.104 sedangkan IP standar yang semestinya diperoleh adalah 301 dengan nilai pendapatan sebesar Rp 310.615.119 sehingga penyimpangan risiko produksi CV AB Farm adalah sebesar 98 (32,6%) yang berisiko menurunkan pendapatan sebesar Rp 342.290.546 (157,1%).

Prestasi Produksi yang rendah menyebabkan rendahnya pendapatan karena rendahnya hasil panen yang diperoleh akibat wabah penyakit yang mengakibatkan tingginya tingkat mortalitas (periode dua, empat, lima, enam, tujuh) dan terjadinya kasus kekerdilan akibat DOC yang kurang berkualitas (periode tujuh). Berfluktuasinya harga sapronak (periode lima), biaya produksi yang tinggi dan penerimaan yang rendah menyebabkan pendapatan yang diterima CV AB Farm secara agregat selama periode pengamatan bernilai negatif yang berarti usaha yang dijalankan CV ABFarmmerugi.

Manajemen risiko yang dapat diterapkan adalah dengan memproduksi pakan secara mandiri untuk menekan biaya produksi karena biaya pakan menyumbang 77,27% dari total biaya produksi. Melakukan kontrol kandang secara ketat, mengkonsultasikan gejala klinis yang timbul kepada Field Controller. Memperketat biosekuriti baik sanitasi maupun medikasi. Memperbaiki manajemen perkandangan dengan menambah atap topi agar air hujan tidak


(4)

tampias dan panas matahari tidak menyengat sebagian kandang, sehingga ayam dapat menyebar dan tidak terjadi kepadatan di satu sudut kandang. Merencanakan dengan baik jadwal produksi dan panen. Membentuk kelompok peternak sebagai sarana informasi dan diskusi terkait kemajuan usaha.


(5)

RISIKO PRODUKSI DAN HARGA SERTA PENGARUHNYA

TERHADAP PENDAPATAN PETERNAKAN AYAM

BROILER

CV AB

FARM

KECAMATAN

BOJONGGENTENG - SUKABUMI

MUHAMAD SOLIHIN H34067016

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(6)

Skripsi : Risiko Produksi dan Harga serta Pengaruhnya terhadap Pendapatan Peternakan AyamBroiler

CV ABFarm Kecamatan Bojonggenteng - Sukabumi

Nama : Muhamad Solihin

NIM : H34067016

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS NIP. 19591223 198903 1 002

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002


(7)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul“Risiko Produksi dan Harga serta Pengaruhnya terhadap Pendapatan Peternakan AyamBroiler CV ABFarm Kecamatan Bojonggenteng-Sukabumi” adalah karya sendiri dan belum

diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2009

Muhamad Solihin H34067016


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 14 Juli 1983. Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang merupakan buah cinta dari pasangan bapak Kosasih dan ibunda Nuriah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Kedung Halang 3 Bogor tahun 1996 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 1999 di SLTPN 15 Bogor. Pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun 2002 di SMUN 8 Bogor.

Pada tahun 2002 penulis diterima melalui jalur Reguler pada Program Diploma Program Studi Teknologi dan Industri Pakan Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2007 penulis diterima pada Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

Selama mengikuti pendidikan pada Fakultas Peternakan penulis tercatat sebagai pengurus Forum Aktifitas Mahasiswa Muslim (FAMM AL’ANAM), Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak (HIMASITER), dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Sedangkan pada Departemen Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Fakultas Ekonomi dan Manajemen penulis tercatat sebagai pengurus Keluarga Muslim Ekstensi IPB (KAMUS).


(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, yang telah memberikan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Ekstensi Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi yang ditulis mengambil topik mengenai “Risiko Produksi dan

Harga serta Pengaruhnya terhadap Pendapatan Peternakan Ayam Broiler CV AB Farm Kecamatan Bojonggenteng – Sukabumi”. Dalam usaha agribisnis ayam broiler terutama pada on-farm menghadapi berbagai risiko yang menyebabkan pendapatan peternakan berfluktuatif.

Penyebabnya adalah adanya risiko produksi seperti wabah penyakit dan manajemen kandang, sedangkan risiko produksi timbul karena tingginya harga sapronak terutama harga pakan, serta rendahnya harga jual ayam sehingga pendapatan peternak rendah. Sehinga harus dirumuskan manajemen pengelolaan risiko produksi dan harga melalui teknik budidaya yang tepat.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan ini. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga dapat menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Agustus 2009 Muhamad Solihin


(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan syukur kepada Allah SWT dan menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS. selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Ir. Wahyu Budi Priatna, MS. selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah memberikan koreksi dan saran demi perbaikan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi, MS. selaku dosen penguji utama pada ujian sidang skripsi yang telah memberikan koreksi serta saran demi penyempurnaan skripsi ini.

4. Eva Yolynda Aviny, SP. MM. selaku dosen komdik yang telah memberikan koreksi pada teknik penulisan juga saran kepada penulis.

5. Bapak dan Emak tersayang, serta Kakak (Nurdiansyah), Adik (Komariah dan Abdul Rozak) atas doa, dorongan moril, materi, kesabaran dan kasih sayangnya.

6. Bapak Sulasman selaku Direktur dan Bapak Syaferi selaku Manajer Perusahaan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian.

7. Bapak Izaz Muzaki, Wijiati, Ruslan dan Andriansyah selaku rekan seprofesi yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan masa studi ini.

8. Rini Dewi Ratnasari, atas kebersamaan dan kerjasamanya dalam proses pembimbingan sekaligus menjadi pembahas seminar yang telah memberikan masukan yang berarti dalam penyempurnaan penyusunan skripsi ini.

9. Mira Apriani, Yusni Rahmadani dan Fajar yang telah memberikan masukan selama proses penyusunan skripsi ini.

10. Teman-teman AGB (Koko, Ujang, Hamdan, Viki, Sahruddin, Toyyib serta teman-teman yang menghadiri syukuran pasca sidang) atas kebersamaan dan dukungannya.


(11)

RISIKO PRODUKSI DAN HARGA SERTA PENGARUHNYA

TERHADAP PENDAPATAN PETERNAKAN AYAM

BROILER

CV AB

FARM

KECAMATAN

BOJONGGENTENG - SUKABUMI

SKRIPSI

MUHAMAD SOLIHIN H34067016

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(12)

RINGKASAN

MUHAMAD SOLIHIN. Risiko Produksi dan Harga serta Pengaruhnya terhadap Pendapatan Peternakan Ayam Broiler CV AB Farm Kecamatan Bojonggenteng-Sukabumi. Di Bawah BimbinganRACHMAT PAMBUDY.

Peternakan Ayam broiler CV AB Farm Kecamatan Bojonggenteng–

Sukabumi yang berkapasitas pemeliharaan ayam broiler sebanyak 16.000 ekor dalam menjalankan usahanya menghadapi berbagai risiko. Untuk memitigasi risikonya, perusahaan menerapkan sistem kemitraan yang memudahkan penyedian sapronak dan pemasaran produk dengan harga kontrak. Akan tetapi meskipun melakukan kemitraan pendapatan peternak masih berfluktuatif akibat adanya risiko produksi dan risiko harga.

Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) bagaimana tingkat risiko produksi dan risiko harga yang dihadapi peternakan ayam broiler CV AB Farm? (2) bagaimana tingkat pendapatan peternakan ayam broiler CV ABFarm? (3) bagaimana pengaruh risiko terhadap pendapatan peternakan ayam broiler CV AB Farm? (4) bagaimana alternatif strategi dalam mengatasi risiko produksi dan risiko harga pada peternakan ayam broiler CV AB Farm? Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) menganalisis risiko produksi dan risiko harga pada peternakan ayam broiler CV AB Farm, (2) menganalisis tingkat pendapatan peternakan ayam broilerCV AB Farm, (3) menganalisis seberapa besar pengaruh risiko terhadap pendapatan peternakan ayambroilerCV AB Farm, (4) menganalisis alternatif strategi dalam mengatasi risiko produksi dan risiko harga peternakan ayam broiler pada CV AB Farm.

Penelitian dilakukan pada peternakan CV AB Farm Kecamatan Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan manajer dan pegawai kandang CV AB Farm serta pihak Perusahaan Inti. Data primer meliputi keadaan umum perusahaan dan deskripsi manajemen risiko yang diterapkan pada CV AB Farm. Data sekunder meliputi data produksi, harga input dan output, laporan biaya, penerimaan dan pendapatan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis risiko dan analisis deskriptif. Analisis risiko yang digunakan adalah dengan menghitungexpected return,ragam (variance), simpangan baku (standard deviation), koefisien variasi (coefficient variation), batas bawah pendapatan serta metode Z-Score. Untuk analisis pengaruh risiko terhadap pendapatan dihitung dari penyimpangan pendapatan Prestasi Produksi CV AB Farm terhadap Prestasi Produksi standar ayam broiler kemudian dihitung penyimpangan pendapatan yang diperoleh berdasarkan Prestasi Produksi CV AB Farm terhadap pendapatan berdasarkan Prestasi Produksi standar yang semestinya diperoleh.

Peternakan CV AB Farm terletak di Desa Cipanengah RT 02/03 Kecamatan Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi Jawa Barat berdiri tahun 2003 dengan kapasitas 7.000 ekor merupakan unit bisnis Yayasan Pendidikan Islam Al-atiqiyah. Kapasitas pemeliharaan CV AB Farm bertambah setelah menerima hibah dari Departemen Pertanian menjadi 16.000 ekor. Selama usahanya CV AB Farm melakukan kerjasama kemitraan dengan beberapa perusahaan inti. Dalam


(13)

menjalankan usahanya CV AB Farm menghadapi berbagai risiko usaha yang menyebabkan fluktuasi pendapatan.

Risiko yang dihadapi CV AB Farm adalah risiko produksi akibat perubahan cuaca dan wabah penyakit serta kualitas sapronak, sedangkan risiko harga akibat fluktuasi harga sarana produksi ternak tiap periodenya dengan tren harga yang terus naik. Begitu juga dengan harga jual ayam dipasar yang fluktuatif. Dengan harga pakan yang tinggi dan harga jual ayam yang rendah menyebabkan pendapatan peternak rendah dan bahkan merugi. Berdasarkan hasil analisa, nilai expected return CV AB Farm adalah Rp -17.765.158. Nilai ini menggambarkan bahwa pendapatan bersih yang diharapkan dapat diperoleh CV AB Farm setiap periode pada masa yang akan datang sebesar Rp -17.765.158 (ceteris paribus). Standard Deviation CV AB Farm sebesar Rp. 46.671.275. Nilai tersebut menunjukan bahwa risiko yang dihadapi setiap periode pada masa yang akan datang sebesar Rp 46.671.275(ceteris paribus).

NilaiCoefficient Variation berdasarkan perhitungan diatas adalah sebesar -2,63. Nilai Coefficient Variation sebesar -2,63 menunjukan bahwa risiko yang ditanggung oleh peternak sebesar -263% dari nilaireturnyang diperoleh peternak. Artinya setiap Rp 1 return yang diterima peternak akan menghasilkan risiko sebesar Rp 2,63. nilaiCoefficient Variation yang lebih besar dari 0,5 menunjukan bahwa usaha peternakan ayam broiler CV AB Farm akan menghadapi peluang merugi pada setiap periode pada masa yang akan datang (ceteris paribus). Nilai batas bawah pendapatan yang diperoleh CV AB Farm sebesar Rp -111.107.708. Nilai tersebut menunjukan bahwa kemungkinan risiko terrendah atau kerugian terendah yang akan dihadapi CV AB Farm setiap periodenya pada masa yang akan datang sebesar Rp -111.107.708(ceteris paribus).

Risiko produksi yang terjadi akibat penyimpangan Indeks Prestasi Produksi CV AB Farm terhadap Indeks Prestasi Produksi standar yang seharusnya dicapai selama tujuh periode sebesar 23,0% (Tabel Z-Score). Indeks Prestasi Produksi rata-rata selama tujuh periode pada CV AB Farm adalah 203 yang menghasilkan pendapatan sebesar Rp -124.356.104 sedangkan IP standar yang semestinya diperoleh adalah 301 dengan nilai pendapatan sebesar Rp 310.615.119 sehingga penyimpangan risiko produksi CV AB Farm adalah sebesar 98 (32,6%) yang berisiko menurunkan pendapatan sebesar Rp 342.290.546 (157,1%).

Prestasi Produksi yang rendah menyebabkan rendahnya pendapatan karena rendahnya hasil panen yang diperoleh akibat wabah penyakit yang mengakibatkan tingginya tingkat mortalitas (periode dua, empat, lima, enam, tujuh) dan terjadinya kasus kekerdilan akibat DOC yang kurang berkualitas (periode tujuh). Berfluktuasinya harga sapronak (periode lima), biaya produksi yang tinggi dan penerimaan yang rendah menyebabkan pendapatan yang diterima CV AB Farm secara agregat selama periode pengamatan bernilai negatif yang berarti usaha yang dijalankan CV ABFarmmerugi.

Manajemen risiko yang dapat diterapkan adalah dengan memproduksi pakan secara mandiri untuk menekan biaya produksi karena biaya pakan menyumbang 77,27% dari total biaya produksi. Melakukan kontrol kandang secara ketat, mengkonsultasikan gejala klinis yang timbul kepada Field Controller. Memperketat biosekuriti baik sanitasi maupun medikasi. Memperbaiki manajemen perkandangan dengan menambah atap topi agar air hujan tidak


(14)

tampias dan panas matahari tidak menyengat sebagian kandang, sehingga ayam dapat menyebar dan tidak terjadi kepadatan di satu sudut kandang. Merencanakan dengan baik jadwal produksi dan panen. Membentuk kelompok peternak sebagai sarana informasi dan diskusi terkait kemajuan usaha.


(15)

RISIKO PRODUKSI DAN HARGA SERTA PENGARUHNYA

TERHADAP PENDAPATAN PETERNAKAN AYAM

BROILER

CV AB

FARM

KECAMATAN

BOJONGGENTENG - SUKABUMI

MUHAMAD SOLIHIN H34067016

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(16)

Skripsi : Risiko Produksi dan Harga serta Pengaruhnya terhadap Pendapatan Peternakan AyamBroiler

CV ABFarm Kecamatan Bojonggenteng - Sukabumi

Nama : Muhamad Solihin

NIM : H34067016

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS NIP. 19591223 198903 1 002

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002


(17)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul“Risiko Produksi dan Harga serta Pengaruhnya terhadap Pendapatan Peternakan AyamBroiler CV ABFarm Kecamatan Bojonggenteng-Sukabumi” adalah karya sendiri dan belum

diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2009

Muhamad Solihin H34067016


(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 14 Juli 1983. Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang merupakan buah cinta dari pasangan bapak Kosasih dan ibunda Nuriah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Kedung Halang 3 Bogor tahun 1996 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 1999 di SLTPN 15 Bogor. Pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun 2002 di SMUN 8 Bogor.

Pada tahun 2002 penulis diterima melalui jalur Reguler pada Program Diploma Program Studi Teknologi dan Industri Pakan Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2007 penulis diterima pada Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

Selama mengikuti pendidikan pada Fakultas Peternakan penulis tercatat sebagai pengurus Forum Aktifitas Mahasiswa Muslim (FAMM AL’ANAM), Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak (HIMASITER), dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Sedangkan pada Departemen Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Fakultas Ekonomi dan Manajemen penulis tercatat sebagai pengurus Keluarga Muslim Ekstensi IPB (KAMUS).


(19)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, yang telah memberikan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Ekstensi Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi yang ditulis mengambil topik mengenai “Risiko Produksi dan

Harga serta Pengaruhnya terhadap Pendapatan Peternakan Ayam Broiler CV AB Farm Kecamatan Bojonggenteng – Sukabumi”. Dalam usaha agribisnis ayam broiler terutama pada on-farm menghadapi berbagai risiko yang menyebabkan pendapatan peternakan berfluktuatif.

Penyebabnya adalah adanya risiko produksi seperti wabah penyakit dan manajemen kandang, sedangkan risiko produksi timbul karena tingginya harga sapronak terutama harga pakan, serta rendahnya harga jual ayam sehingga pendapatan peternak rendah. Sehinga harus dirumuskan manajemen pengelolaan risiko produksi dan harga melalui teknik budidaya yang tepat.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan ini. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga dapat menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Agustus 2009 Muhamad Solihin


(20)

UCAPAN TERIMA KASIH

Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan syukur kepada Allah SWT dan menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS. selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Ir. Wahyu Budi Priatna, MS. selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah memberikan koreksi dan saran demi perbaikan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi, MS. selaku dosen penguji utama pada ujian sidang skripsi yang telah memberikan koreksi serta saran demi penyempurnaan skripsi ini.

4. Eva Yolynda Aviny, SP. MM. selaku dosen komdik yang telah memberikan koreksi pada teknik penulisan juga saran kepada penulis.

5. Bapak dan Emak tersayang, serta Kakak (Nurdiansyah), Adik (Komariah dan Abdul Rozak) atas doa, dorongan moril, materi, kesabaran dan kasih sayangnya.

6. Bapak Sulasman selaku Direktur dan Bapak Syaferi selaku Manajer Perusahaan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian.

7. Bapak Izaz Muzaki, Wijiati, Ruslan dan Andriansyah selaku rekan seprofesi yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan masa studi ini.

8. Rini Dewi Ratnasari, atas kebersamaan dan kerjasamanya dalam proses pembimbingan sekaligus menjadi pembahas seminar yang telah memberikan masukan yang berarti dalam penyempurnaan penyusunan skripsi ini.

9. Mira Apriani, Yusni Rahmadani dan Fajar yang telah memberikan masukan selama proses penyusunan skripsi ini.

10. Teman-teman AGB (Koko, Ujang, Hamdan, Viki, Sahruddin, Toyyib serta teman-teman yang menghadiri syukuran pasca sidang) atas kebersamaan dan dukungannya.


(21)

11. Sekretariat Ekstensi Agribisnis, serta bapak Udin yang telah memberikan bantuan dan kemudahan dalam administrasi.

12. Saudara – saudaraku seperjuangan dalam Keluarga Muslim Ekstensi (Kamus IPB) Abdul, Rudi, Hamid, Wawan, Angga, Rosyid, Wahyu, Surahmat, Kiki, Matus, Wiwin, Ayla, Popy, Tuty serta Murobbi ku atas ukhuwah dan tarbiyah yang terjalin.

13. Semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu, semoga Allah SWT membalas dan memberikan rahmat hidayah-Nya.

Bogor, Agustus 2009 Muhamad Solihin


(22)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI ... xii DAFTAR TABEL ... xv DAFTAR GAMBAR ... xvii DAFTAR LAMPIRAN ... xviii I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Perumusan Masalah ... 6 1.3. Tujuan Penelitian ... 9 1.4. Kegunaan Penelitian ... 9 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II TINJAUAN PUSTAKA ... 12 2.1. Sistem Agribisnis Usaha AyamBroiler ... 12 2.1.1. Sistem Agribisnis Hulu ... 12 2.1.1.1. Industri Pembibitan AyamBroiler ... 13 2.1.1.2. Industri Pakan Ternak ... 18 2.1.1.3. Industri Obat dan Vaksin... 23 2.1.1.4. Industri Peralatan ... 25 2.1.2. Sistem AgribisnisOnfarm... 25 2.1.2.1. Pra Produksi... 26 2.1.2.2. Produksi... 28 2.1.2.3. Pasca Produksi ... 32 2.1.3. Sistem Agribisnis Hilir ... 33 2.1.3.1. Kegiatan Pendistribusian dan Perdagangan ... 33 2.1.3.2. Kegiatan Pengolahan... 36 2.1.4. Sistem Agribisnis Layanan Pendukung ... 38 2.1.4.1. Permodalan dalam Agribisnis AyamBroiler.... 38 2.1.4.2. Kredit dalam Agribisnis AyamBroiler... 40 2.1.4.3. Asuransi Agribisnis dalam Ayam Broiler... 42 2.1.4.4. Penelitian dan Pengembangan ... 43 2.1.4.5. Kelembagaan dalam Agribisnis AyamBroiler. 44 2.1.4.6. Perundang-undangan Agribisnis AyamBroiler 45 2.2. Risiko Agribisnis Peternakan ... 45 2.3. Tinjauan Studi Terdahulu ... 46 2.3.1. Studi Terdahulu Mengenai Risiko dan AyamBroiler.... 46

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 53 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis... 53 3.1.1. Risiko... 53 3.1.1.1. Konsep Risiko... 53 3.1.1.2. Jenis Risiko ... 56


(23)

3.1.1.3. Manajemen Risiko ... 57 3.2. Analisa Pendapatan Peternakan AyamBroiler... 60 3.3. Kerangka Pemikiran Operasional ... 62

IV METODE PENELITIAN... 64 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 64 4.2. Data dan Sumber Data... 64 4.3. Metodelogi Pengambilan Data ... 64 4.4. Metode Analisis ... 67 4.4.1. Analisis Risiko ... 67 4.4.2. Analisis Pendapatan ... 70 4.4.3. Analisis Imbangan dan Biaya... 71 4.4.4. Analisis Risiko terhadap Pendapatan ... 72 4.4.4. Analisis Pendapatan Berdasarkan Indeks Porestasi

Produksi Standar... 73 4.5. Definisi Operasional... 74

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 74 5.1. Keadaan Umum CV ABFarm... 74 5.1.1. Sejarah Perusahaan ... 74 5.1.2. Lokasi Perusahaan ... 77 5.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 78 5.2. Proses Produksi Peternakan AyamBroiler CV ABFarm ... 80 5.2.1. Pra Produksi ... 80 5.2.2. Produksi ... 81 5.2.3. Pasca Produksi ... 83

VI HASIL DAN PEMBAHASAN... 84 6.1. Analisis Risiko Produksi dan Risiko Harga ... 84 6.1.1. Risiko Produksi ... 84 6.1.2. Penyebab Risiko Produksi ... 90 6.1.3. Risiko Harga ... 92 6.2. Analisa Pendapatan Peternak ... 93 6.2.1. Pengeluaran ... 93 6.2.2. Penerimaan ... 96 6.2.3. Pendapatan ... 97 6.2.4. Analisa Imbangan Penerimaan dan Biaya R/C ... 99 6.3. Analisa Risiko Pendapatan ... 100

6.3.1. Hasil yang diharapkan(Expected Return) ... 101 6.3.2. Ragam(Variance) ... 101 6.3.3. Simpangan Baku (Standard Deviation)... 102 6.3.4. Koefisien Variasi(Koefficient Variation)... 102 6.3.5. Batas Bawah Pendapatan ... 103 6.4. Analisa Pengaruh Risiko terhadap Pendapatan ... 104 6.4.1. Pendapatan Berdasarkan Indeks Prestasi Standar ... 104 6.4.2. Analisa Imbangan Penerimaan dan Biaya R/C


(24)

6.4.3. Pengaruh Risiko terhadap Pendapatan ... 109 6.5. Analisa Manajemen Risiko yang Telah Diterapkan CV ABFarm 112 6.5.1. Manajemen Risiko Pra Produksi ... 112 6.5.2. Manajemen Risiko Produksi ... 113 6.5.3. Manajemen Risiko Harga ... 116 6.6. Analisa Penerapan Manajemen Risiko CV ABFarm... 117 6.7. Alternatif Manajemen Risiko CV ABFarm... 118 VII KESIMPULAN DAN SARAN... 120 7.1. Kesimpulan ... 120 7.2. Saran ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 123 LAMPIRAN... 125


(25)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Kandungan Protein Ayam Sapi dan Kambing ... 2 2. Perkembangan Potensi Genetik AyamBroiler selama 37 Tahun .. 2 3. Populasi Unggas Indonesia Tahun 2003-2008 ... 3 4. Konsumsi AyamBroiler di Indonesia Tahun 2003-2007 ... 4 5. Populasi Ternak Kabupaten Sukabumi Tahun 2004-2008 ... 5 6. Produksi Daging, Telur dan Susu Tahun 2008-2010 di Sukabumi 6 7. Produsen DOC di Indonesia BerdasarkanStrain Ayam Tahun 2004 14 8. Produksi DOC Tahun 2005-2009 ... 15 9. ImporGrand Parent Stock danParent Stock Broiler... 16 10. Produksi Pakan Sebelas Perusahaan Pakan Nasional Tahun 2008 .. 19 11. Kebutuhan Bahan Baku Pakan Tahun 2004-2009 ... 20 12. Impor Bahan Baku Pakan Ternak Tahun 2004-2008... 21 13. Produksi AyamBroiler di Indonesia Tahun 2004-2008 ... 26 14. Kandungan Gizi Daging AyamBroiler ... 37 15. Perkembangan Produksi Sosis Indonesia ... 38 16. Studi Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian ... 52 17. Waktu Produksi Peternakan AyamBroiler CV ABFarmSelama

Tujuh Periode Pengamatan ... 84 18. Indeks Prestasi Produksi CV ABFarm Selama Tujuh Periode .... 85 19. Indeks Prestasi Produksi Standar ... 86 20. Penyimpangan (Selisih) Indeks Prestasi CV ABFarm

terhadap Indeks Prestasi Standar ... 88 21. Perhitungan Risiko Metode Z-Score... 89 22. Biaya Produksi Peternakan AyamBroiler CV ABFarm

Selama Periode Pengamatan... 94 23. Kontribusi Biaya Produksi Peternakan AyamBroiler

CV ABFarm Selama Periode Pengamatan ... 95 24. Penerimaan Peternakan AyamBroiler CV ABFarm Selama

Periode Pengamatan ... 96 25. Pendapatan CV ABFarmSelama Periode Pengamatan ... 97


(26)

26. Biaya Produksi Per Ekor Selama Periode Pengamatan ... 99 27. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (Rasio R/C)

CV ABFarmSelama Periode Pengamatan... 100 28. Expected Return CV ABFarm Selama Periode Pengamatan ... 100 29. Nilai RagamVarianceCV ABFarm... 101 30. Penerimaan Hasil Panen Berdasarkan Indeks Prestasi

Produksi Standar ... 105 31. Penerimaan Penjualan Karung Pakan ... 105 32. Biaya Pakan Berdasarkan Indeks Prestasi Standar ... 106 33. Biaya Tenaga Kerja Berdasarkan Indeks Prestasi Produksi Standar 107 34. Pengeluaran Biaya OVK, Pemanas dan Lain-Lain

Berdasarkan Indeks Prestasi Produksi Standar... 107 35. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (Rasio R/C)

Berdasarkan Indeks Produksi Prestasi Standar Selama

Periode Pengamatan ... 108 36. Pengaruh Indeks Prestasi Produksi terhadap Pendapatan ... 110 37. Persentase Penyimpangan Indeks Prestasi Produksi


(27)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Fluktuasi Harga Jual di CV ABFarm... 7 2. Fluktuasi Harga Sarana Produksi Ternak di CV ABFarm ... 8 3. Konseptualisasi Sistem Agribisnis Ayam Ras... 12 4 Pangsa Pasar Tujuh PerusahaanDOC Nasional Tahun 2008... 16 5. HargaDOC Final Stock Tahun 2004- 2009 ... 17 6. Konsumsi Pakan Nasional ... 18 7. Pangsa Pasar Sebelas Perusahaan Pakan Nasional Tahun 2008... 20 8. Harga Pakan Tahun 2004-2009 ... 22 9. Pangsa Pasar Sembilan Perusahaan Obat Nasional Tahun 2008... 24 10. Pola Distribusi Sarana Produksi Ternak dan Produk Ternak ... 34 11. Harga AyamBroilerTahun 2004-2009 ... 36 12. Hubungan Risiko denganReturn Pandangan Lama ... 54 13. Hubungan Fungsi Kepuasan dengan Pendapatan ... 55 14. Hubungan Risiko denganReturn Pandangan Baru ... 56 15. Pola Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan ... 57 16. Peta Risiko dan Penanganannya ... 60 17. Kerangka Pemikiran Operasional ... 63 18. Struktur Organisasi Perusahaan ... 78 19. Fluktuasi Harga Sapronak dan Harga Jual ... 93


(28)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Harga Ayam, Pakan,DOC Lima Tahun Terakhir ... 126 2. StandarPerformance Broiler Indeks ... 127 3. Daftar Harga Kontrak Periode Ke-1 ... 128 4. Daftar Harga Kontrak Periode Ke-2 ... 129 5. Daftar Harga Kontrak Periode Ke-3 ... 130 6. Daftar Harga Kontrak Periode Ke-4 ... 131 7. Daftar Harga Kontrak Periode Ke-5 ... 132 8. Daftar Harga Kontrak Periode Ke-6 ... 133 9. Daftar Harga Kontrak Periode Ke-7 ... 134 10. Perhitungan Standar Deviasi, Koefisien Variasi dan Batas


(29)

1 I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang mempunyai potensi kekayaan alam yang melimpah hal ini dapat dilihat dengan tingginya keanekaragaman hayati, dan potensi kekayaan alam lainnya yaitu letak negeri ini yang berada di antara garis khatulistiwa sehingga mempunyai iklim yang tropis. Kekayaan alam tersebut menjadi salah satu modal dalam pengembangan sektor pertanian terutama subsektor peternakan. Sumbangan subsektor peternakan dalam Produk Domestik Bruto sebesar Rp. 34.530,7 milyar atau 1,6% pada tahun 2007 dan masih menyumbang 1,6% pemasukan Negara pada tahun 2008 membuktikan bahwa subsektor peternakan mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Pembangunan peternakan selain berperan meningkatkan perekonomian juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja. Sekitar sembilan juta penduduk Indonesia adalah peternak dan nelayan, sehingga pengembangan subsektor peternakan mampu menjadi alternatif penggerak roda perekonomian Indonesia.

Subsektor peternakan saat ini masih menjadi penyumbang peningkatan gizi bagi masyarakat terutama kebutuhan akan protein hewani yang dibutuhkan oleh setiap orang. Konsumsi protein penduduk Indonesia saat ini hanya 5,1 kg/kapita/tahun pada tahun 2007 yang seharusnya konsumsi protein ideal per hari untuk setiap orang adalah sebanyak 2.200 kalori yang setara dengan 52 gram daging, dengan demikian ketika masyarakat Indonesia mempunyai daya beli yang cukup dan timbul kesadaran mengkonsumsi protein maka dengan asumsi ideal konsumsi per kapita penduduk Indonesia tersebut, kebutuhan protein akan meningkat tiga kali lipat menjadi 18,72 kg/kapita/tahun.

Kebutuhan protein penduduk umumnya dipenuhi dari beberapa ternak diantaranya adalah ayam, sapi, kambing dan lain-lain, adapun kandungan gizi yang terdapat di dalam daging ayam, sapi, kambing yang dapat dilihat dalam Tabel 1. Data tersebut menunjukan bahwa ayam mempunyai protein dan air yang lebih tinggi dari sapi dan kambing serta mempunyai kandungan lemak dan abu yang lebih sedikit dibanding sapi dan kambing. Sehingga daging ayam memenuhi selera konsumen.


(30)

2 Tabel 1. Kandungan Protein Ayam, Sapi, Kambing

Jenis Daging Protein ( % ) Air (%) Lemak (%) Abu (%)

Ayam 23,40 73,70 1,90 1,00

Sapi 21,50 69,50 8,00 1,20

Kambing 19,50 71,50 7,50 1,50

Sumber: Balai Besar Industri Hasil Pertanian dalam Siregar, 2009

Dunia perunggasan adalah salah satu subsektor peternakan yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Dalam perunggasan modern ayam ras pedaging atau broiler menjadi komoditas utama karena pertumbuhannya yang cepat. Rekayasa genetik mempercepat pertumbuhan berat badan ayam dengan keseragaman berat yang tinggi dan waktu pemeliharaan relatif lebih singkat dengan konsumsi pakan yang lebih efisien dengan tingkat kematian yang rendah. Peningkatan perkembangan genetika ayam broiler selama 37 tahun terakhir1 dapat dilihat dalam Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Perkembangan Potensi Genetik AyamBroilerSelama 37 Tahun Perubahan Genetik 1970 1980 1990 2004 2007

1 hari 40 gr 40 gr 40 gr 40 gr 43 gr

7 hari 80 gr 125 gr 140 gr 170 gr 180 gr

Korelasi umur (Hari) terhadap

berat badan (gr) 35 hari 1.015 gr 1.206 gr 1.505 gr 1.862 gr 2.012 gr

FCR 2,10 2,00 1,80 1,59 1,58

Deplesi (%) 6 5 3.5 4 4

Unifirmity (%) 60 65 75 80 90

Sumber : Dari berbagai sumber, dalam Infovet (2008)

Dari tabel tersebut dapat dilihat pada tahun 1970 pada hari pertama berat badan ayam 40 gram dan tujuh hari kemudian meningkat menjadi 80 gram sedangkan pada hari ke 35 meningkat menjadi 1.015 gram dengan FCR (Feed Conversion Ration) 2,10 yang berarti untuk meningkatkan berat badan ayam satu kg dibutuhkan 2,10 kg pakan, dengan tingkat deplesi atau tingkat kematian 6%

1 Ma’sum. September 2007. Mencegah Kerugian di Farm yang Non


(31)

3 dari populasi yang dipelihara selama 35 hari, seiring perbaikan genetik performa ayam terus meningkat kearah yang lebih baik.

Secara umum perkembangan genetika ayam broiler memberikan manfaat yang besar untuk para pengusaha ternak. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan populasi perunggasan Indonesia yang terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Direktorat Jendaral Peternakan populasi unggas Indonesia dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat dalam Tabel 3.

Tabel 3. Populasi Unggas Indonesia Tahun 2003– 2008

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan, 2009 * ) Angka Sementara

Dari data tersebut dapat dilihat pergerakan kenaikan populasi unggas terjadi setiap tahunnya, meskipun sempat terjadi penurunan populasi unggas antara tahun 2004 sampai 2006. Penyebabnya antara lain karena terjadinya inflasi pada tahun 2004 sebesar 6,4% dan terus meningkat menjadi 17,1% pada tahun 2005 yang disebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak dan beras. Hal tersebut menyebabkan peternak mengalami kerugian karena turunnya daya beli yang menyebabkan daya serap pasar kurang optimal, sementara biaya produksi terus meningkat karena kenaikan harga faktor-faktor input seperti bahan bakar minyak sebagai sumber pemanasan saat periodebrooding/pemanasan. Selain itu kenaikan bahan bakar diikuti kenaikan harga pakan karena terjadi peralihan energi fosil menjadi energi terbaharukan yang berasal dari bahan pangan2.

Pada tahun 2006 populasi ayam ras pedaging kembali mengalami penurunan karena terjadi kenaikan harga jagung Internasional. Kenaikan harga

2 Sutawi. Juli 2007 Vol. II. Sumbangan Daging dan Telur Ayam terhadap Inflasi. Poultry Indonesia: 46-47

Tahun (ekor) Jenis Unggas

2003 2004 2005 2006 2007 2008*

Ayam Buras 277.357 276.989 278.954 291.085 272.251 290.803

Ayam Ras Petelur 79.206 93.416 84.790 100.202 111.489 116.479

AyamRasPedaging 847.744 778.970 811.189 797.527 891.659 1.075.885


(32)

4 jagung terjadi karena adanya persaingan kebutuhan jagung untuk bahan bakar nabati dan untuk pakan ternak sedangkan harga MBM (meat bone meal)/tepung tulang naik karena keterbatasan jumlah importir. Kenaikan harga jagung dan MBM terjadi pada pada bulan Januari 2006 sampai bulan Januari 2007 sebesar 130 dolar menjadi 235 dolar dan hargaMBM sebesar 350 dolar sampai 370 dolar, kedua bahan tersebut merupakan bahan baku sangat penting untuk pakan ternak karena komposisi bahan pakan terdiri dari 51% jagung dan komposisi MBM sekitar 5%. Kenaikan harga jagung diikuti oleh kenaikan bea masuk impor sebesar 5% yang semakin membebani harga pakan, sehingga biaya produksi pakan naik sekitar Rp. 500/kg.

Penurunan populasi ayam ras pedaging dipicu juga oleh depopulasi ayam karena terjangkit wabah flu burung pada tingkat parent stokdanfinal stokwabah tersebut menyebabkan turunnya suplai DOC sehingga harganya naik. Tingginya harga ayam memacu peternak untuk kembali memelihara ayam, sehingga mulai tahun 2007 populasi ayam meningkat kembali seiring dengan meningkatnya konsumsi daging ayam seperti terlihat pada tabel 4 yang menandakan usaha peternakan ayambroiler cukup prospektif.

Tabel 4. Konsumsi AyamBroilerdi Indonesia Tahun 2003-2007

Tahun Jumlah (ton) Pertumbuhan (%)

2003 1.368.200

-2004 1.425.300 1,17

2005 1.573.000 10,36

2006 1.486.100 -5,52

2007 1.564.200 5,52

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan, 2008

Cerahnya prospek subsektor peternakan menandakan usaha peternakan akan terus berkembang. Kabupaten Sukabumi sendiri berdasarkan data dari Dinas Provinsi Jawa Barat, hampir semua komoditas ternak Sukabumi masuk dalam peringkat sepuluh besar dalam lingkup Provinsi Jawa Barat. Diantaranya ras ayam pedaging menempati urutan ketiga, ras ayam petelur dan domba menempati urutan kelima, sapi dan kerbau menempati urutan keenam, ayam buras menempati


(33)

5 urutan ketujuh, kambing menempati urutan kedelapan dan sapi potong menempati urutan kesepuluh.

Tabel 5. Populasi Ternak Kabupaten Sukabumi Tahun 2004 - 2008

Tahun No

Jenis Ternak

(ekor) 2004 2005 2006 2007 2008

1 Sapi Potong 13.285 13.444 14.001 14.900 15.079

2 Sapi Perah 3.615 3.796 4.198 4.547 4.774

3 Kerbau 12.759 12.443 11.826 12.100 11.737

4 Kambing 57.455 56.364 55.046 63.303 62.037

5 Domba 316.177 354.119 391.562 450.297 473.712 6 Ayam Buras 1.544.040 1.659.843 1.599.240 1.631.225 1.484.415 7 Ayam Petelur 1.758.635 1.872.946 1.706.862 1.775.137 1.757.386 8 Ayam Pedaging 5.440.412 5.875.644 5.572.402 4.569.570 4.706.657

9 Itik 95.315 98.842 97.388 87.649 85.896

10 Kelinci 25.118 25.872 25.958 28.554 31.409

11 Kuda 96 95 101 106 122

Sumber : Dinas Peternakan Sukabumi, 2008 *) Prediksi

Populasi ternak di Sukabumi dari tahun 2004 sampai tahun 2008 mengalami kenaikan, seperti terlihat pada tabel 5 namun pada tahun 2006 terjadi penurunan dihampir semua komoditas ternak. Hal ini berkaitan dengan proses depopulasi pada unggas karena mewabahnya kembali virus flu burung dan terjadinya kenaikan faktor input produksi serta terjadinya inflasi yang menurunkan daya beli masyarakat. Populasi ternak Sukabumi diprediksikan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi akan terus meningkat seiring meningkatnya permintaan daging, telur dan susu dari lingkup Jawa Barat khususnya Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, mengingat Sukabumi adalah sentra produksibroiler danlayer(Tabel 5).

Jumlah populasi berkorelasi positif dengan produktivitas hasil ternak seperti daging, telur dan susu yang terus meningkat (Tabel 6). Dari tabel tersebut terlihat bahwa dari tahun 2004 sampai 2008 produksi daging rata-rata tumbuh 4,7% selama 5 tahun terakhir, begitu juga dengan telur yang tumbuh rata-rata


(34)

6 1,7%, dan susu meningkat 0,5%. Sehingga pada tahun-tahun berikutnya produksi daging, telur dan susu diprediksikan akan meningkat mengingat potensi subsektor peternakan yang begitu besar.

Tabel 6. Produksi Daging, Telur dan Susu Tahun 2004–2008 di Sukabumi Tahun Daging (kg) Telur (kg) Susu (kg)

2004 22.228.363 9.274.290 5.724.360

2005 23.295.827 9.340.728 5.777.726

2006 23.357.513 9.342.433 5.801.096

2007 25.587.000 9.475.035 5.885.987

2008 27.019.872 9.674.011 6.121.427

Sumber : Dinas Peternakan Sukabumi, 2008

Sukabumi menempati peringkat ketiga terbesar dalam populasi dan produksi ras ayam pedaging setelah Bogor dan Ciamis, sehingga Sukabumi menjadi sentra broiler untuk lingkup Jawa Barat, sekurang-kurangnya 120.000 ekor broiler per hari dipasarkan ke daerah Jakarta dan sekitarnya. Peternakan ayambroiler di Sukabumi terdiri atas Perusahaan Peternakan dengan diversifikasi Farm, Breeding dan Marketingserta Peternakan Rakyat yang melakukan sistem kemitraan baik dengan perusahaan pakan, obat, maupunDOC.

Peternakan CV AB Farm adalah salah satu peternakan rakyat skala kecil dengan populasi 16.000 ekor yang hingga kini tetap eksis di tengah persaingan usaha baik dengan sesama peternak kecil maupun dengan perusahaan peternakan. Dalam menjalankan usaha peternakan ini pemilik menghadapi berbagai risiko yang menyebabkan pendapatan CV AB Farm berfluktuatif sehingga risiko tersebut perlu dianalisa agar CV ABFarmdapat terus eksis di tengah persaingan usaha yang semakin dinamis dengan menjalankan teknik budidaya yang lebih baik lagi.

1.2. Perumusan Masalah

Peternakan rakyat CV AB Farm merupakan salah satu peternakan ayam broiler yang berada di Kabupaten Sukabumi dengan jumlah populasi sekitar 16.000 ekor, dengan tiga kandang masing-masing kandang mempunyai kapasitas


(35)

7 satu kandang 7.000 ekor dan dua kandang masing-masing mempunyai kapasitas 4.500 ekor. Dalam menjalankan usahanya peternakan ayambroilerCV ABFarm melakukan kemitraan sebagai langkah mitigasi risiko. Meskipun telah melakukan kemitraan pendapatan yang diterima CV ABFarm berfluktuasi setiap periodenya. Hal ini menunjukan bahwa CV AB Farm masih menghadapi berbagai risiko, diantaranya adalah risiko produksi dan risiko harga yang menyebabkan pendapatan peternak berfluktuatif.

Kerjasama kemitraan yang dilakukan CV AB Farm mencangkup penyediaan sarana produksi ternak, diantaranya adalah penyediaanDOC (Day Old Chick). Dalam prakteknya kualitas DOC yang dikirim ke CV AB Farm sesuai dengan stok yang ada di perusahaan inti (CV Mitra Unggas), sehingga CV AB Farm menerima apapun strain yang diberikan. Begitu juga dengan penyediaan pakan ternak. Pakan yang dikirim sesuai dengan perusahaan yang sedang menjalin kerjasama dengan perusahaan inti (CV Mitra Unggas). Sedangkan penyediaan obat, vaksin dan bahan kimia, CV ABFarm bebas menentukan sendiri merek dan jenisnya, berikut Grafik tren kenaikan yang terjadi pada sarana produksi ternak CV ABFarm.

Gambar 1. Fluktuasi Harga Sarana Produksi Ternak di CV ABFarm

Sumber : CV ABFarm,2009

Dari Grafik tersebut terlihat kenaikan sarana produksi ternak yang berfluktuatif namun memiliki tren meningkat setiap waktu. Pada harga pakan tren menaik terus terjadi dari periode pertama sampai periode keenam dan menurun pada periode ketujuh. Kenaikan harga pakan sangat berpengaruh terhadap

K e n a ik a n H a r g a S a p r o n a k

3 . 0 0 0 3 . 0 0 0 3 . 3 5 0

3 . 8 0 0 3 . 8 5 0

3 . 5 5 0 3 . 8 0 0 4 . 1 0 0

4 . 5 0 0 4 . 5 0 0 4 . 8 0 0

5 . 4 0 0 5 . 5 0 0 5 . 3 0 0

2 1 7 2 2 1 2 6 1 2 5 4 2 4 4 2 9 6 3 6 5

-1 .0 0 0 2 .0 0 0 3 .0 0 0 4 .0 0 0 5 .0 0 0 6 .0 0 0

1 2 3 4 5 6 7

P e r io d e

H a rg a ( R u p ia

H a rg a D O C H a rg a P a k a n H a rg a O b a t / e k o r


(36)

8 pendapatan peternak karena biaya pakan merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan oleh peternak. HargaDOCcenderung naik terutama pada saat sebulan menjelang bulan Ramadhan atau menjelang hari raya Idul Fitri, hal ini sesuai dengan penelitian Siregar (2009), bahwa pergerakan harga DOC sangat berfluktuasi dan mengalami fluktuasi yang relatif meningkat, terutama pada saat menjelang Lebaran, karena banyaknya peternak musiman yang mengharapkan keuntungan pada saat lebaran. Kelebihan permintaan tersebut menyebabkan peningkatan harga jual DOC broiler. Begitupun dengan tren harga obat, vaksin dan bahan kimia yang terus meningkat.

Dari tujuh periode atau tujuh siklus pemeliharaan usaha peternakan ayam broiler yang dijalani, CV ABFarm melakukan 131 kali penjualan dengan harga kontrak dan harga pasar yang berfluktuasi, seperti terlihat dalam Gambar 2.

Gambar 2. Fluktuasi Harga Jual di CV ABFarm

Sumber : CV ABFarm

Dari 131 kali penjualan yang dilakukan oleh CV AB Farmsebanyak 59 kali harga kontrak berada di atas harga pasar. Sebanyak 72 kali harga kontrak berada di bawah harga pasar. Dalam adendum kerjasamanya jika harga pasar lebih tinggi daripada harga kontrak maka peternak mendapatkan bonus pasar sebesar 30% dari selisih harga tersebut.

Harga pasar tertinggi terjadi pada periode kelima sebesar Rp.13.800 yang jatuh pada tanggal 03 September 2008 (awal bulan Ramadhan),sedangkan harga kontrak tertinggi yang diterima peternak terjadi pada periode keenam sebesar

Fluktuasi Harga 3.000 4.500 6.000 7.500 9.000 10.500 12.000 13.500 15.000

1 12 23 34 45 56 67 78 89 100 111 122

Jum lah Pe njualan

R u p ia h Harga Kontrak Harga Pasar Periode 1

1 - 21

Periode2 22 - 35

Periode 3 36 - 52

Periode 4 53 - 71

Periode 5 72 - 91

Periode6 92 - 104

Periode 7 105 - 131


(37)

9 Rp.12.900 yang jatuh pada tanggal 25 Desember (Hari Natal). Adapun harga pasar terrendah dan harga kontrak terrendah terjadi pada periode ketujuh sebesar Rp.5.900 yang jatuh pada tanggal 26 Desember 2008, setelah hari Natal.

Pada prinsipnya ketika peternak telah melakukan mitigasi risiko melalui sistem kemitraan dengan harga kontrak untuk harga sapronak dan harga jual ayam, seharusnya peternak bisa memperoleh pendapatan optimal. Untuk mendapatkan pendapatan yang optimal CV AB Farm harus mengelola risiko dengan baik agar Prestasi Produksi sesuai dengan target standar, sehingga mendapatkan hasil panen yang optimal serta mendapatkan harga jual yang baik. Pengukuran risiko ditunjukan pula untuk merumuskan alternatif manajemen risiko yang bisa diterapkan oleh CV ABFarm.

Bedasarkan uraian diatas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tingkat risiko produksi dan risiko harga yang dihadapi peternakan ayambroilerCV ABFarm ?

2. Bagaimana tingkat pendapatan peternakan ayambroilerCV ABFarm ? 3. Bagaimana pengaruh risiko terhadap pendapatan peternakan ayambroilerCV

ABFarm ?

4. Bagaimana alternatif strategi dalam mengatasi risiko produksi dan risiko harga pada peternakan ayambroilerCV ABFarm ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah : 1. Menganalisis risiko produksi dan risiko harga pada CV ABFarm

2. Menganalisis tingkat pendapatan peternakan ayambroiler CV ABFarm 3. Menganalisis seberapa besar pengaruh risiko terhadap pendapatan peternakan

ayambroilerCV ABFarm

4. Menganalisis alternatif strategi dalam mengatasi risiko produksi dan risiko harga peternakan ayambroiler pada CV ABFarm

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini ditunjukan untuk membantu CV AB Farm dalam menganalisa seberapa besar risiko produksi dan risiko harga serta mengukur


(38)

10 pengaruh risiko terhadap pendapatan yang menyebabkan fluktuasi pendapatan. Dengan analisa tersebut diharapkan dapat membantu CV AB Farm dalam memutuskan strategi apa yang akan diambil untuk menghadapi risiko produksi ayambroiler, sehingga peternak mendapatkan pendapatan yang optimal dan dapat mengembangkan usahanya. Selain itu penelitian ini untuk mensinergiskan dan mengaplikasikan teori yang telah didapat dalam perkuliahan dengan kenyataan di lapang.

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat untuk penulis ketika merintis usaha ayam broiler pada masa yang akan datang dan diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi peternak yang akan memulai usaha ataupun yang sedang menjalankan usaha peternakan ayam broiler terkait dengan penanganan risiko produksi dan risiko harga agar pendapatan peternak dapat optimal. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca khususnya untuk bahan masukan untuk penelitian selanjutnya yang sejenis.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada analisis risiko produksi dan risiko harga peternakan ayam broiler pada CV AB Farm. Pengukuran risiko produksi dan risiko harga menggunakan probabilitas, varian, standar deviasi, koefisien varian serta mengukur risiko produksi dengan metode Z-Score sehingga dapat terlihat besaran risiko usaha ayam broiler ini. Analisis pendapatan peternak diukur dengan analisis pendapatan. Sedangkan untuk melihat seberapa besar risiko produksi mempengaruhi pendapatan peternak dilihat dari seberapa besar penyimpangan Indeks Prestasi/Performance Numerical yang diperoleh peternak terhadap Indeks Prestasi Produksi standar, lalu dihitung biaya variabel dan penerimaan peternak berdasarkan Indeks Prestasi Produksinya, dan dihitung pula berapa biaya variabel dan penerimaan berdasarkan Indeks Prestasi Produksi standar pada umur rata-rata panen saat itu. Indeks Prestasi Produksi yang ideal adalah Indeks Prestasi Produksi yang sesuai dengan standar umur panen, produksi ayam broiler dikatakan mempunyai risiko produksi jika Indeks Prestasi Produksinya kurang dari standar. Karena salah satu parameter yang umum digunakan untuk mengukur tingkat prestasi produksi ayambroiler adalah Indeks Prestasi Produksi peternak.


(39)

11 Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari CV ABFarm selama tujuh periode terakhir mulai dari bulan November 2007 sampai dengan bulan Februari 2009 pada saat CV AB Farm bermitra dengan Mitra Unggas, karena sebelumnya CV ABFarmbermitra dengan perusahaan inti yang lain. Data primer berupa analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis risiko produksi.


(40)

12 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Agribisnis Peternakan AyamBroiler

Agribisnis peternakan mulai dikenal dan berkembang di Indonesia sekitar pertengahan tahun 1980. Agribisnis peternakan merupakan sebuah sistem pengelolaan ternak secara terpadu dan menyeluruh yang meliputi semua kegiatan mulai dari pembuatan (manufacture) dan penyaluran (distribution) sarana produksi ternak (sapronak), kegiatan usaha produksi (budidaya), penyimpanan dan pengolahan, serta penyaluran dan pemasaran produk peternakan yang didukung oleh lembaga penunjang seperti perbankan dan kebijakan pemerintah. (Rahardi, 2008).

Gambar 3. Konseptualisasi Sistem Agribisnis Ayam Ras Sumber : Saragih, 2000

Subsistem Agribisnis pangan asal unggas terdiri dari empat sistem yaitu;

2.1.1. Subsistem Agribisnis Hulu

Sistem agribisnis hulu adalah kegiatan yang menghasilkan sarana produksi peternakan unggas dan perdagangannya (Saragih, 2000), atau kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi peternakan (bibit, pakan, obat-obatan, vaksin dan peralatan perlengkapan). Jumlah usaha pada agribisnis hulu ayam broiler mengalami peningkatan dengan meningkatnya permintaan produk peternakan. Indonesia saat ini memiliki industri pembibitan ayam ras sekitar 109 perusahaan dengan kapasitas produksi 600 juta ekor DOC per tahun, 60 perusahaan pakan

Subsistem Agribisnis Hulu Ayam Ras

- Industri Pembibitan - Industri Pakan - Industri Obat/Vaksin - Industri Peralatan

Subsistem Agribisnis Budidaya Ayam Ras

- Usaha Ternak Ayam potong

Subsistem Agribisnis Hilir Ayam Ras

- Industri Pengolahan - Kegiatan Perdagangan

Subsistem Agribisnis Penunjang Ayam Ras

- Transportasi - Kredit/Modal - Asuransi - Penelitian dan Pengembangan


(41)

13 ternak dengan kapasitas produksi 5 juta ton per tahun dan industri obat-obatan ternak sekitar 34 perusahaan (Rahardi, 2008).

2.1.1.2. Industri Pembibitan AyamBroiler

Pada subsistem agribisnis hulu ayam broiler, diantaranya adalah bibit ayam atau DOC (Day Old Chick), yang berawal dari pembibitan ayam bibit ibu nenek (Great Grand Parent Stock), lalu pembibitan ayam bibit nenek (Grand Parent Stock), kemudian pembibitan ayam bibit induk(Parent Stock), dan ayam broiler yang dibudidayakan saat ini adalah Final Stock atau Commercial Stock. Ayam broiler atau ayam ras pedaging merupakan ayam hasil rekayasa genetik yang termasuk galur Gallus Domestikus, yang dikembangkan untuk menghasilkan daging yang optimal.

Unggas Domestikan menurut Amrullah (2004) terbagi menjadi empat ordo, yaitu ordo Corinitae (vertebrata bertulang lunas), ordo Aniseriformes (itik dan Angsa), dan Columbiformes (burung tekukur dan merpati) serta Galliformes (ayam, kalkun, ayam mutiara dan burung kuauo). Ordo yang paling besar peranannya dalam bidang perekonomian saat ini adalah ordo Galliformes, dan spesies Galiformes terbagi menjadi tiga famili yaitu Phasianidae (ayam dan burung kuauo),Numinidae (kalkun, ayam mutiara asal Afrika) danMelleagridae (kalkun asal Amerika) adapunstrain atau galur ayam yang saat ini ada merupakan ayam yang berasal dari satu bangsa, ayam yang mempunyai tipe ringan berasal dari bangsa White Leghorn, tipe medium berasal dari bangsa Rhode Island Red, Australorp danBarred Playmounth Rock sedangkan tipe berat berasal dari bangsa New Hampshire, White Playmounth Rockdan Cornish.

Ayam broiler yang saat ini banyak dibudidayakan menurut Amrullah (2004) termasuk bangsa Cornish yang berasal dari ayam sedarah jantan (Male Line) yang mempunyai ciri badannya yang besar dengan pertumbuhan yang cepat dan mempunyai konversi pakan yang efisien. Hasil persilangannya dapat berupa galur murni (Pure Strain), silang galur (Strain Cross), silang bangsa (Breed Cross), atau hibrida dalam bangsa ayam(Inbreed Hybrid). Umumnya Galur murni digunakan sebagai tetua galur-galur komersial, dan umumnya diambil dari nama breeder yang mengembangkannnya.


(42)

14 Perkembangan genetik ayam broiler dari waktu ke waktu mengalami perkembangan cukup pesat dengan perkembangan berat badan ayam broiler meningkat hampir dua kali lipat dengan konsumsi pakan yang lebih efisien. Perkembangan teknik pembibitan sejalan dengan perbaikan mutu genetik yang dilakukan oleh para ahli genetik agar memiliki keunggulan sifat seperti pertumbuhan cepat, produksi telur tinggi, efisiensi pakan tinggi, dan tahan terhadap penyakit. Sifat yang unggul ini akan digabungkan menjadi satu dalam satu galur melalui program seleksi dalam breed dan menyilangkannya (Fadillah, 2007).

Potensi jumlah anak ayam menetas dari setiapstrain berbeda, untuk setiap broiler strain Cobb, Hubbard dan Hybro dari setiap induk Grand Parent Stock dapat menghasilkan 35 sampai 40 ekorDOC Parent Stock selama masa produksi. Strain Lohman dan Ross dari setiap induk Grand Parent Stock dapat menghasilkan DOC Parent sebanyak 40 sampai 45 ekor dan untuk setiap strain Cobb, Hubbard dan Hybro setiap induk Parent Stock dapat menghasilkan 135 ekor DOC Final Stock selama masa produksi. Adapun untuk strain Lohman dan Ross setiap induk Parent Stock dapat menghasilkan DOC Final Stock sebanyak 150 ekor. Berikut adalah data produsen DOCdi Indonesia pada 2007.

Tabel 7. Produsen DOC di Indonesia BerdasarkanStrainAyam Tahun 2007

No. Perusahaan Galur (Strain)

1 CV. Missouri Cobb

2 PT. Charoen Pokhpand Jaya Farm Cobb, Ross

3 PT. Cibadak Indah Sari Farm Ross

4 PT. Cipendawa Farm Enterprice Hubbard

5 PT. Galur Palasari Cobbindo Cobb

6 PT. Multi Breeder Adirama Indonesia Lohmann

7 PT. Peternakan Ayam Manggis Hybro

8 PT. Wonokoyo Farm Hubbard

Sumber: Data BPS 2007 dalam Poultry Indonesia, Juli 2007

Dari tabel 7 di atas dapat terlihat strain ayam yang dibudidayakan sebagian besar adalah strain Cobb, Ross, Hubbard, Lohman dan Hybro. Hal ini


(43)

15 karenastrain tersebut mempunyai keunggulan genetika yang terus dikembangkan oleh produsennya. Perkembangan genetikastrain ayam menyebabkan dinamisnya persaingan industri penyedia DOC. Pada tahun 2002 strain ayam yang menjadi primadona adalah Hubbard, tahun 2004 dan 2005 adalah Ross namun saat ini bergeser ke Cobb. Berikut adalah produksi DOC dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 dan prediksi produksiDOC tahun 2009.

Tabel 8. ProduksiDOCTahun 2005-2009 (dalam juta ekor per minggu)

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust

2005 24,0 23,8 23,5 24,1 25,5 25,8 27,8 28,8 2006 26,1 25,5 30,6 24,3 26,6 26,2 22,5 23,5 2007 22,4 23,8 22,8 21,1 21,4 20,8 21,2 24,8 2008 26,6 28,9 24,8 23,9 23,8 24,7 25,1 29,1 2009 25,9 25,5 23,3 25,3 28,9 30,4 31,1 26,4

Tahun Sep Okt Nop Des Total Per-mgg

2005 29,0 29,4 28,9 27,9 1.274,0 24,5 2006 23,6 23,5 24,1 23,2 1.198,8 23,1 2007 24,5 23,4 25,3 26,3 1.111,2 23,1 2008 23,7 23,2 24,3 22,6 1.202,8 24,5 2009 22,3 23,8 21,9 21,1 1.223,6 24,5

Sumber : 2005– 2006 - Poultry Indonesia, Juli 2007 & Januari 2009 2008– 2009 - Infovet, Maret 2009

Adapun Industri yang bergerak di dalam subsektor agribisnis hulu penyedia sarana produksi ternak Day Old Chick didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar yang terintegrasi3, seperti pada Gambar 4.

Dari Gambar 4 terlihat PT. Charoen Pokhpand mempunyai pangsa pasarDOC sebesar 37 %, PT. Japfa Comfeed dengan anak perusahaannya PT. Multi Breeder Adirama Indonesia mempunyai pangsa Pasar 27 %, PT. Wonokoyo 10%, PT. Malindo 9 %, PT. Sierad Produce 8%, PT. Chield Jedang 6 %, PT. Panca Patriot 3%.

3


(44)

16 Gambar 4. Pangsa Pasar Tujuh PerusahaanDOC Nasional Tahun 2008

Sumber : Poultry Indonesia, April 2009

Indonesia saat ini masih mengimpor DOC Grand Parent Stock dan DOC Parent Stok karena belum mempunyai teknologi genetika yang mampu menciptakanstrainayam yang unggul dan masih terbatasnya perusahaan pembibit yang mempunyai lisensi pemeliharaan DOC tersebut. Menurut Direktur Pembibitan Direktorat Jenderal Peternakan impor DOC Grand Parent Stock (GPS)dan DOC Parent Stok (PS)adalah sebagai berikut.

Tabel 9. ImporGrand Parent Stock danParent Stock Broiler

Uraian Strain 2006 2007 2008

GPS

Ross, Cobb, Hubbard, Hybro PG+,

Lohman Meat

400.021 361.460 370.036

PS

Hubbard, Cobb, Ross, Hybro PG+, Hubbard JA 57, Hubbard Flex, AA Plus

515.020 621.494 84.190

Sumber : Direktur Pembibitan, April 2009

Pada tabel di atas, terlihat bahwa impor Grand Parent Stock pada tahun 2007 menurun dan kembali meningkat pada tahun 2008, sedangkan tren Parent Stock Broiler setiap tahunnya menunjukan penurunan karena kebijakan Direktorat Pembibitan yang membatasi impor untuk meningkatkan produksi dalam negeri4.

Banyaknya perusahaan tidak diimbangi dengan pengaturan populasi. Permintaan DOC meningkat pada hari-hari besar keagamaan dan hari besar nasional sedangkan perusahaan pembibit tidak bisa menyediakan DOC dalam jumlah yang cukup, maka akan terjadiover demand yang menyebabkan terjadinya 4

Gunawan. April 2007. Bukan Faktor Penentu. Poultry Indonesia: 18

Pangsa Pasar Tujuh PerusahaanDOC Nasional

CP 37% Japfa 27% Malindo 9% Sierad 8% CJ 6% W onokoyo 10% Patriot 3%


(45)

17 peningkatan harga DOC. Ketika jumlah DOC nasional tinggi sedangkan permintaan terhadap DOCtetap, menyebabkanover supply sehingga harga DOC turun. Akan tetapi biasanya akan ada kebijakan pemusnahan telurHatching Eggs atau aborsi pada DOC yang akan memangkas suplai DOC di pasaran sehingga DOC di pasar berkurang dan harga akan kembali naik. Adapun hargaDOC Final Stock selama lima tahun terakhir di Kabupaten Bogor (Lampiran 1) yang bisa mewakili harga daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi, Sukabumi dan Cianjur (Jabodetabeksuci) dapat dilihat dalam Gambar 5.

Gambar 5. HargaDOC Final Stock Tahun 2004-2009* Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Bogor 2009

*) Data Bulan Januari - Maret

Dari grafik terlihat bahwa harga DOC sangat berfluktuatif. Pada tahun 2005 harga terrendah adalah Rp. 1.500 dan harga tertinggi Rp. 10.500, pada tahun 2006 harga terrendah Rp. 1.500 dan harga tertinggi Rp. 4.500 pada tahun 2007 harga terrendah Rp. 1.500 dan harga tertinggi Rp. 4.500 pada tahun 2008 harga terrendah Rp. 300 dan harga tertinggi Rp. 5.000 dan pada tiga bulan terakhir pada tahun 2009 harga terrendah Rp. 4.125 dan harga tertinggi Rp. 5.000. Pembentukan harga DOC masih dipengaruhi oleh ketersediaan penawaran dan permintaan. Ketika suplai DOC melimpah, sementara penawaran tetap atau menurun maka akan menyebabkan turunnya harga, begitupun sebaliknya.

Ha rg a D O C F in a l S to c k T a h u n 2 0 0 5 s a m p a i 2 0 0 9

-1.500 3.000 4.500 6.000 7.500 9.000 10.500 12.000

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 Tah u n

H

a

rg

a

(

R

u

p

ia

h

)


(46)

18 2.1.1.2. Industri Pakan Ternak

Biaya pakan ternak merupakan biaya terbesar dalam usaha peternakan, sehingga ada dua faktor penentu yang harus secara tepat diketahui, yaitu (1) Pengetahuan mengenai kandungan zat makanan yang tersedia dan (2) Besarnya kebutuhan ternak akan zat makanan. Dengan dua syarat ini maka pemberian pakan secara tepat dan efisien dapat terjamin (Amrullah, 2004). Seiring dengan meningkatnya kebutuhan pakan ternak maka industri pakan ternak mempunyai pasar yang baik sebagai salah satu penyedia sarana produki ternak dalam sistem agribisnis hulu. Adapun Produksi pakan nasional dapat dilihat pada Gambar 6. berikut.

Gambar 6. Konsumsi Pakan Nasional

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) 2008 *) Estimasi

Dari data di atas pada tahun 2004 produksi pakan tercatat sebanyak 6,83 juta ton, tahun 2005 sebanyak 7,1 juta ton, tahun 2006 sebanyak 7,2 juta ton, tahun 2007 sebanyak 7,6 juta ton. Produksi pakan nasional tahun 2008 mencapai sekitar 8,13 juta ton per tahun dan ditargetkan jumlah tersebut akan terus bertahan sampai tahun 2009.

Peningkatan produksi pakan meningkat seiring membaiknya situasi perekonomian dan iklim investasi agribisnis peternakan yang memacu industri peternakan dari hulu sampai hilir, dengan adanya peningkatan konsumsi pangan hasil ternak. Produksi pakan nasional dihasilkan dari produksi pakan perusahaan yang bergerak dalam industri pakan nasional.

K onsumsi P akan N asional

6,83 7,1 7,2 7,6

8,13 8,13 0 2 4 6 8 1 0

2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 * Ta hun P ro d u k s i (d a la m j u ta t o n


(47)

19 Produksi pakan dari perusahaan pakan nasional selama tahun 2008 dapat dilihat dalam tabel produksi pakan sebelas perusahaan pakan nasional di bawah.

Tabel 10. Produksi Pakan Sebelas Perusahaan Pakan Nasional Tahun 2008

No. Pabrik Pakan Produksi (ton)

1 PT. Japfa Comfeed Indonesia 2.007.000

2 PT. Charoen Pokhpand Indonesia 1.935.322

3 PT. Wonokoyo 573.420

4 PT. Sierad 501.750

5 PT. Chiel Jedang Feed 501.750

6 PT. Gold Coin 430.072

7 PT. Global Feed 358.393

8 PT. Panca Patriot 286.714

9 PT. Cargill Indonesia 286.714

10 PT. Sinta Feedmill 215.036

11 PT. Guyofeed 71.679

Sumber: Poultry Indonesia, April 2009

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa produsen terbesar pakan ternak di Indonesia adalah PT. Japfa Comfeed Indonesia dengan produksi pakan sekitar 2.007.000 ton dan, pada urutan kedua PT. Charoen Pokhpand Indonesia dengan produksi pakan sebesar 1.935.322 ton, pada urutan ketiga terdapat PT. Wonokoyo dengan produksi pakan 573.420 ton, pada urutan keempat sampai dengan kesembilan ditempati oleh PT. Sierad, PT. Chiel Jedang Feed, PT. Gold Coin PT. Global Feed, PT. Panca Patriot, PT. Cargill Indonesia, PT. Sinta Feedmill, PT. Guyofeed dengan produsi pakan yang tertera pada tabel di atas.

Dengan demikian pangsa pasar pakan ternak secara nasional terbagi menjadi beberapa bagian5, yang menunjukan bahwa pangsa pasar 28% dikuasai oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia, PT. Charoen Pokhpand Indonesia menguasai 27% pasar, PT. Wonokoyo menguasai delapan persen pasar, PT. Sierad dan PT. Chiel Jedang Feed menguasai tujuh persen pasar, PT. Gold Coin menguasai enam persen pasar, PT. Global Feed menguasai lima persen pasar, PT. Panca Patriot dan

5


(48)

20 PT. Cargill Indonesia menguasai empat persen pasar, PT. Sinta Feedmill menguasai tiga persen pasar, PT. Guyofeed menguasai satu persen pasar. Seperti terlihat dalam Gambar 10 berikut.

Gambar 7. Pangsa Pasar Sebelas Perusahaan Pakan Nasional Tahun 2008 Sumber: Poultry Indonesia, April 2009

Peningkatan permintaan pakan ternak tidak diimbangi dengan peningkatan bahan baku pakan di dalam negeri, sehingga bahan baku pakan impor menyebabkan harga pakan sangat berfluktuatif mengikuti harga bahan baku pakan dunia. Bahan baku pakan impor seperti jagung dan MBM menyebabkan harga yang dibayar peternak untuk mendapatkan pakan menjadi lebih tinggi. Berikut kebutuhan bahan baku pakan tahun 2004-2009

Tabel 11. Kebutuhan Bahan Baku Pakan Tahun 2004-2009 (juta ton)

Bahan Baku 2004 2005 2006 2007 2008 2009*

Jagung 3,48 3,53 3,64 3,81 4,07 4,07

Bungkil Kedelai 1,51 1,53 1,49 1,52 1,62 1,62

Dedak 1,02 1,06 1,09 1,14 1,21 1,21

Pollard 0,68 0,71 0,73 0,76 0,81 0,18

Tepung Ikan 0,34 0,35 0,36 0,38 0,40 0,40

MBM & PMM 0,34 0,35 0,36 0,38 0,40 0,40

Premix 0,04 0,04 0,04 0,05 0,05 0,05

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan, 2009 *) Estimasi

Pangsa Pasar Sebelas Perusahaan Pakan Nasional

CP 27%

Japfa 28% Sierad

7% Sinta

3%

Global 5%

Wonokoyo 8% CJ

7%

Gold Coin 6%

Patriot 4%

Cargill 4%

Guyofeed 1%


(49)

21 Dengan kurangnya pasokan bahan baku pakan domestik, membuat industri pakan masih mengimpor bahan baku, sehingga pakan ternak yang diproduksi oleh pabrik pakan masih sangat rentan terhadap gejolak harga bahan baku pakan dunia. Peningkatan permintaan jagung menaikkan harga pakan, karena sekitar 51,4% bahan baku pakan adalah jagung, 18 % bungkil kedelai, 7%corn gluten meal, 5% MBM, 2%CPO, 16% dedak, 0,6% premix.

Kebutuhan bahan baku pakan nasional saat ini tidak mencukupi, sehingga industri pakan masih mengimpor kekurangannya, adapun impor bahan baku pakan ternak selama lima tahun terakhir dapat dilihat dalam tabel 12 berikut.

Tabel 12. Impor Bahan Baku Pakan Ternak Tahun 2004-2008 (ribu ton)

Bahan Baku 2004 2005 2006 2007 2008*

Jagung 1.088,9 423 1.769,3 650 157,9

Bungkil Kedelai 1.633 1.852,7 2.116,1 2.223 1.532,9

Tepung Ikan 58,3 82,8 88,9 110 53,5

Meat Bone Meal (MBM) 405,4 39.5 128,2 250 150

Crude Gluten Meal (CGM) 115,5 199.3 187,1 187,1 197,9

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) 2008 *) Data Januari– Maret

Dari tabel di atas terlihat bahwa impor jagung dari tahun 2004 ke tahun 2005 mengalami penurunan karena stok jagung nasional meningkat, namun pada tahun 2006 stok jagung kembali menurun sehingga dilakukan impor. Hal yang sama terjadi pada tahun 2006 ke tahun 2007, impor dilakukan karena jagung nasional berfluktuasi secara kuantitas, kualitas, dan kontinuitas sehingga tidak dapat menjamin ketahanan bahan baku.

Bungkil kedelai memiliki tren meningkat secara kuantitas dari nilai impor, hal ini karena Indonesia sudah tidak lagi memproduksi kedelai dalam jumlah besar, karena pada waktu itu, mengimpor lebih murah daripada memproduksi sendiri. Akan tetapi ketika harga kedelai dunia meningkat maka Indonesia terkena imbasnya, sama halnya dengan tepung ikan yang memiliki tren meningkat. Adapun Meat Bone Meal (MBM) terjadi impor besar-besaran pada tahun 2004 dan mengalami penurunan impor pada tahun 2005 karena terkait isu penyakit mulut dan kuku serta sapi gila pada Negara eksportir, Crude Gluten Meal


(50)

22 (CGM) meningkat dari tahun 2004 ke tahun 2005 dan mengalami stagnasi pada tahun 2006 dan 2007.

Adapun harga pakan selama lima tahun terakhir di Kabupaten Bogor (Lampiran 1) yang bisa mewakili harga daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi, Sukabumi dan Cianjur (Jabodetabeksuci) dapat dilihat dalam Gambar 8.

Gambar 8. Harga Pakan Tahun 2004-2009*

Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Bogor, 2009 *) Data Bulan Januari - Maret

Harga pakan dari tahun ketahun menunjukan tren peningkatan setiap bulannya. Dari data di atas harga pakan batas atas dan batas bawah merupakan harga terrendah dan harga teringgi yang terjadi setiap bulannya, harga pakan starter terrendah tahun 2005 adalah Rp. 2.475 dan harga tertinggi Rp. 3.300, sedangkan untuk pakanfinisherharga terrendah dan tertinggi masing-masing Rp. 2.460 dan Rp. 3.350. Pada tahun 2006 harga pakan starter terrendah Rp. 2.750 dan tertinggi Rp. 3.388 untuk pakanfinisher harga terrendah dan tertinggi masing-masing Rp. 2.720 dan Rp. 3.158. Pada tahun 2007 harga pakanstarter terrendah Rp. 2.750 dan tertinggi Rp. 3.600 untuk pakan finisher harga terrendah dan tertinggi masing-masing Rp. 2.420 dan Rp. 3.570.

Pada tahun 2008 harga pakan starter terrendah Rp. 2.400 dan tertinggi Rp. 5.000 untuk pakan finisher harga terrendah dan tertinggi masing-masing Rp. 3.350 dan Rp. 4.850. Sedangkan tiga bulan terakhir pada tahun 2009 harga pakan

Ha r g a P a k a n T a h u n 2 0 0 5 s a m p a i 2 0 0 9

2.400 2.900 3.400 3.900 4.400 4.900 5.400

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 T ahun

H

a

rg

a

(

R

u

p

ia

h

Ha rg a P a ka n S ta rte r B a ta s B a wa h Ha rg a P a ka n S ta rte r B a ta s A ta s Ha rg a P a ka n F inishe r B a ta s B a wa h Ha rg a P a ka n F inishe r B a ta s A ta s


(51)

23 starter terrendah Rp. 5.100 dan tertinggi Rp. 5.325 untuk pakan finisher harga terrendah dan tertinggi masing-masing Rp. 5.062 dan Rp. 5.500 peningkatan harga pakan sangat dipengaruhi oleh peningkatan harga bahan baku pakan yang sebagian besar masih impor sehingga harga pakan domestik merujuk pada harga bahan baku pakan dunia. Peningkatan harga pakan tersebut dapat menyebabkan turunnya pendapatan yang diterima peternak jika tidak diimbangi oleh naiknya harga ayam, karena alokasi biaya pakan mencapai hampir 80% pada agribisnis ayambroiler.

2.1.1.3. Industri Obat dan Vaksin

Obat hewan adalah obat yang khusus dipakai untuk hewan dengan tujuan menetapkan diagnosa, mencegah, menyembuhkan dan memberantas penyakit hewan; mengurangi, menghilangkan gejala penyakit hewan; membantu menenangkan, mematirasakan, etanasia dan merangsang hewan; menghilangkan kelainan atau memperelok tubuh hewan; memacu perbaikan mutu produksi hasil hewan; memperbaiki reproduksi hewan, terdiri atas: sediaanbiologic, farmasetik, premik dan sediaan alami termasuk hasil rekayasa genetik sedangkan perusahaan obat hewan adalah orang atau badan hukum yang mendapatkan izin usaha obat hewan dari pejabat yang berwenang untuk melakukan produksi, penyediaan dan atau peredaran obat hewan6.

Pengendalian penyakit ternak menjadi salah satu bagian dalam produksi ternak. Ternak yang baik dan sehat menghasilkan produksi yang optimal, penyakit menular bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau tungau sedangkan penyakit tidak menular seperti luka, patah tulang dan kekurangan vitamin, hal tersebut dapat dilihat dari gejala yang timbul pada ternak dan sebagai pencegahannya maka harus ada pengendalian penyakit dengan vaksin maupun dengan obat-obatan (seperti antibiotik, antiseptik, dan desinfektan) (Rahardi, 2008). Dengan adanya masalah tersebut membuka peluang industri obat dan vaksin berkembang mengikuti perkembangan agribisnis sektoron-farm.

Pada tahun 2006 menurut Harianto (2006)7 pertumbuhan kebutuhan obat hewan rata-rata delapan persen per tahun yang melampaui industri perunggasan

6.

Raharjo, Y. November 2006. Beberapa Sisi Pergerakan Obat Hewan. Infovet:11

7


(1)

Lampiran 5. Daftar Harga Kontrak Periode Ke-3 (25 Maret– 1 Mei 2008)

ADENDUM PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN UNGGAS DENGAN PETERNAK

Nama Plasma : Syaferi

Chick In : 25 Maret 2008 Populasi : 16.000 Ekor

LokasiFarm : Cipanengah, Bojonggenteng, Sukabumi

Harga Sapronak :

- DOC : Rp 3.350/Ekor - Feed : Rp 4.500/Kg

- OVK : Harga Supplier ditambah 10% Harga Jual Ayam Hidup

Rata-Rata Berat Badan (Kg) Harga Kontrak (Rp) Bonus selisih Pasar

1,00– 1,20 10.750 30%

1,21– 1,40 10.700 30%

1,41– 1,60 10.650 30%

1,61– 1,80 10.550 30%

1,81– 2,00 10.500 30%

> 2,00 10.450 30%

Keterangan:

9. Harga-harga diatas berlaku sejak tanggalChick In seperti tersebut diatas. 10. Peternak berhak mendapatkan insentif harga pasar sesuai dengn selisih

kelebihan harga pasar dengan harga kontrak sebesar 30% dari nilai selisih harga tersebut perkilogram daging panen

11. Harga ayam sakit sesuaikan dengan penjualaan CV MU

12. Peternak wajib membayar ganti rugi kepada CV MU apabila mengalami kerugian produksi.

Dengan ini saya menyetujui harga kesepakatan dan aturan yang ditetapkan oleh CV MU.

Menyetujui, Peternak/Plasma

Sukabumi, 25 Maret 2008 Mengetahui,


(2)

Lampiran 6. Daftar Harga Kontrak Periode Ke-4 (20 Mei– 2 Juli 2008)

ADENDUM PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN UNGGAS DENGAN PETERNAK

Nama Plasma : Syaferi Chick In : 20 Mei 2008 Populasi : 16.000 Ekor

LokasiFarm : Cipanengah, Bojonggenteng, Sukabumi

Harga Sapronak :

- DOC : Rp 3.800/Ekor - Feed : Rp 4.800/Kg

- OVK : Harga Supplier ditambah 10% Harga Jual Ayam Hidup

Rata-Rata Berat Badan (Kg) Harga Kontrak (Rp) Bonus selisih Pasar

1,00– 1,20 12.100 30%

1,21– 1,40 11.900 30%

1,41– 1,60 11.700 30%

1,61– 1,80 11.500 30%

1,81– 2,00 11.300 30%

> 2,00 11.300 30%

Keterangan:

13. Harga-harga diatas berlaku sejak tanggalChick In seperti tersebut diatas. 14. Peternak berhak mendapatkan insentif harga pasar sesuai dengn selisih

kelebihan harga pasar dengan harga kontrak sebesar 30% dari nilai selisih harga tersebut perkilogram daging panen

15. Harga ayam sakit sesuaikan dengan penjualaan CV MU

16. Peternak wajib membayar ganti rugi kepada CV MU apabila mengalami kerugian produksi.

Dengan ini saya menyetujui harga kesepakatan dan aturan yang ditetapkan oleh CV MU.

Menyetujui, Peternak/Plasma

Sukabumi, 20 Mei 2008 Mengetahui,


(3)

Lampiran 7. Daftar Harga Kontrak Periode Ke-5 (29 Juli– 6 September 2008)

ADENDUM PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN UNGGAS DENGAN PETERNAK

Nama Plasma : Syaferi Chick In : 29 Juli 2008 Populasi : 16.000 Ekor

LokasiFarm : Cipanengah, Bojonggenteng, Sukabumi Harga Sapronak :

- DOC : Rp 3.850/Ekor - Feed : Rp 5.400/Kg

- OVK : Harga Supplier ditambah 10%

Harga Jual Ayam Hidup

Rata-Rata Berat Badan (Kg) Harga Kontrak (Rp) Bonus selisih Pasar

1,00– 1,20 12.800 30%

1,21– 1,40 12.600 30%

1,41– 1,60 12.400 30%

1,61– 1,80 12.200 30%

1,81– 2,00 12.200 30%

> 2,00 12.200 30%

Keterangan:

17. Harga-harga diatas berlaku sejak tanggalChick In seperti tersebut diatas. 18. Peternak berhak mendapatkan insentif harga pasar sesuai dengn selisih

kelebihan harga pasar dengan harga kontrak sebesar 30% dari nilai selisih harga tersebut perkilogram daging panen

19. Harga ayam sakit sesuaikan dengan penjualaan CV MU

20. Peternak wajib membayar ganti rugi kepada CV MU apabila mengalami kerugian produksi.

Dengan ini saya menyetujui harga kesepakatan dan aturan yang ditetapkan oleh CV MU.

Menyetujui, Peternak/Plasma

Sukabumi, 29 Juli 2008 Mengetahui,


(4)

Lampiran 8. Daftar Harga Kontrak Periode Ke-6 (11 November– 26 Desember 2008)

ADENDUM PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN UNGGAS DENGAN PETERNAK

Nama Plasma : Sulasman

Chick In : 11 November 2008 Populasi : 15.000 Ekor

Lokasi Farm : Cipanengah, Bojonggenteng, Sukabumi

Harga Sapronak :

- DOC : Rp 3.550/Ekor - Feed : Rp 5.500/Kg

- OVK : Harga Supplier ditambah 10% Harga Jual Ayam Hidup

Rata-Rata Berat Badan (Kg) Harga Kontrak (Rp) Bonus selisih Pasar

1,00– 1,20 13.050 30%

1,21– 1,40 12.850 30%

1,41– 1,60 12.650 30%

1,61– 1,80 12.450 30%

1,81– 2,00 12.450 30%

> 2,00 12.450 30%

Keterangan:

1. Harga-harga diatas berlaku sejak tanggalChick In seperti tersebut diatas. 2. Peternak berhak mendapatkan insentif harga pasar sesuai dengn selisih

kelebihan harga pasar dengan harga kontrak sebesar 30% dari nilai selisih harga tersebut perkilogram daging panen

3. Harga ayam sakit sesuaikan dengan penjualaan Kemitraan Unggas 4. Peternak wajib membayar ganti rugi kepada Kemitraan Unggas apabila

mengalami kerugian produksi.

Dengan ini saya menyetujui harga kesepakatan dan aturan yang ditetapkan oleh Kemitraan Unggas.

Menyetujui, Peternak/Plasma

Sukabumi, 11 November 2008 Mengetahui,


(5)

Lampiran 9. Daftar Harga Kontrak Periode Ke-7 (13 Januari– 26 Februari 2009)

ADENDUM PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN UNGGAS DENGAN PETERNAK

Nama Plasma : Sulasman Chick In : 13 Januari 2009 Populasi : 13.608 Ekor

Lokasi Farm : Cipanengah, Bojonggenteng, Sukabumi

Harga Sapronak :

- DOC : Rp 3.800/Ekor - Feed : Rp 5.300/Kg

- OVK : Harga Supplier ditambah 10% Harga Jual Ayam Hidup

Rata-Rata Berat Badan (Kg) Harga Kontrak (Rp) Bonus selisih Pasar

1,00– 1,20 12.900 30%

1,21– 1,40 12.500 30%

1,41– 1,60 12.300 30%

1,61– 1,80 12.200 30%

1,81– 2,00 12.000 30%

> 2,00 11.800 30%

Keterangan:

1. Harga-harga diatas berlaku sejak tanggalChick In seperti tersebut diatas. 2. Peternak berhak mendapatkan insentif harga pasar sesuai dengn selisih

kelebihan harga pasar dengan harga kontrak sebesar 30% dari nilai selisih harga tersebut perkilogram daging panen

3. Harga ayam sakit sesuaikan dengan penjualaan Kemitraan Unggas 4. Peternak wajib membayar ganti rugi kepada Kemitraan Unggas apabila

mengalami kerugian produksi.

Dengan ini saya menyetujui harga kesepakatan dan aturan yang ditetapkan oleh Kemitraan Unggas.

Menyetujui, Peternak/Plasma

Sukabumi, 13 Januari 2009 Mengetahui,


(6)

Lampiran 10. Perhitungan Standar Deviasi, Koefisien Variasi dan Batas Bawah Pendapatan

Standard Deviation (σ) =Variance (σ2)

=  Rp 2.178.207.919.957.410 = Rp 46.671.275

Coefficient Variation (CV) = Standar Deviation (σ) Expected Return (Ri) = Rp 46.671.275

Rp -17.765.158 = -2,63

Batas Bawah Pendapatan (L) =Expected Return (Ri) - (2 xStandard Deviation) = Rp -17.765.158– (2 x Rp 46.671.275)

= Rp -7.765.158–Rp 93.342.550 = Rp -111.107.708