Analisi Hubungan antara Realisasi dan Pengembalian

70

4.4.2.3 Analisi Hubungan antara Realisasi dan Pengembalian

Analisi hubungan antara realisasi dan pengembalian dilakukan dengan analisis korelasi. Analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi biserial. Korelasi biserial digunakan apabila ingin mengetahui hubungan antara variabel X dan Y, dimana salah satu skala pengukurannya mempunyai tingkat pengukuran ordinal dichotomous dan satu lagi interval. Menurut Yamin S, Rachmach LA, Kurniawan H 2011, ada tiga interpretasi yang akan diperoleh dari analisis korelasi yaitu : 1. Melihat kekuatan hubungan antar variabel Untuk melakukan interpretasi kekuatan hubungan di antara dua variabel dilakukan dengan melihat angka koefisien hasil perhitungan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut : - Pertama : jika angka koefisien korelasi menunjukkan 0, maka kedua variabel tidak mempunyai hubungan - Kedua : jika angka koefisien korelasi mendekati 1, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin kuat - Ketiga : jika angka koefisien korelasi mendekati nol, maka kedua variabel mempunyai hubungan yang sangat lemah - Keempat : jika angka koefisien korelasi sama dengan 1, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna positif. - Kelima : jika angka koefisien korelasi sama dengan -1 maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna negatif. Untuk memudahkan dalam melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antar dua variabel, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan Sarwono, 2006 dikutip dalam Yamin S, Rachmach LA, Kurniawan H, 2011 a. 0 : tidak ada korelasi b. 0 - 0,25 : korelasi sangat lemah c. 0,25 0,5 : korelasi cukup kuat d. 0,5 0,75 : korelasi kuat e. 0,75 0,99 : korelasi sangat kuat f. 1 : korelasi sempurna 71 2. Melihat signifikansi hubungan Melihat signifikansi hubungan dua variabel dengan didasarkan pada angka signifikansi yang dihasilkan dari penghitungan. Interpretasi ini akan membuktikan apakah hubungan kedua variabel tersebut signifikan atau tidak. 3. Melihat arah hubungan Korelasi ada dua arah korelasi yaitu searah dan tidak searah. Arah korelasi dapat dilihat dari angka koefisien korelasi. Pertama, korelasi positif atau direct correlation, yaitu apabila perubahan pada suatu variabel diikuti oleh perubahan pada variabel yang lain dengan arah yang sama. Kedua, korelasi negatif atau inverse correlation negative correlation, yaitu apabila perubahan pada suatu variabel diikuti oleh perubahan pada variabel yang lain dengan arah yang berlawanan Yamin S, Rachmach LA, Kurniawan H, 2011 .

4.5 Definisi Operasional

1. Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Pada penelitian ini nasabah yang dimaksud adalah nasabah pengguna KUR pada BRI Unit Cibinong, Cabang Bogor. Nasabah pengguna KUR tersebut dikenal dengan debitur. 2. Kredit lancar KL yaitu kredit yang tidak mengalami penunggakan dalam pembayaran pokok pinjaman dan bunga dari waktu yang ditetapkan atau maksimal masih dalam bulan wajib bayar kewajiban. 3. Kredit tidak lancar TL atau menunggak yaitu kredit yang pembayaran pokok pinjaman dan bunganya telah mengalami penundaaan minimal selama satu minggu tujuh hari kerja atau sembilan hari tanggalan atau lewat dari bulan wajib bayar kewajiban. 4. Usia yaitu umur debitur sejak lahir hingga proses pengajuan pinjaman yang terdata dalam dokumen permohonan KUR, dihitung dalam satuan tahun. 5. Tingkat pendidikan yaitu jenjang pendidikan terakhir yang diperoleh debitur, diukur berdasarkan lama pendidikan yang dijalani dalam satuan tahun.