Perumusan Masalah Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi dan Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Cibinong, Cabang Bogor - Jawa Barat

9

1.2 Perumusan Masalah

BRI merupakan salah satu bank pelaksana yang ditunjuk oleh pemerintah dalam penyaluran program KUR. BRI merupakan bank yang fokus pada penyaluran program KUR. Dalam hal ini, BRI tidak hanya memberikan bantuan dalam segi permodalan usaha mikro dan kecil, tetapi juga turut memberikan bantuan teknis agar usaha mikro kecil yang bersifat feasible dan belum bankable. Hal ini bertujuan agar usaha mikro dan kecil tersebut menjadi bankable, seperti pengurusan sertifikat, surat izin dan sebagainya sehingga usaha mikro dan kecil dapat dengan mudah mengembangkan usahanya. Selain program kredit KUR yang dikeluarkan oleh pemerintah, Bank BRI juga memiliki produk pinjaman yaitu Kredit Usaha Pedesaan Kupedes yang merupakan kredit bagi usaha kecil dan menengah di wilayah pedesaan maupun perkotaan. KUR adalah skim penjaminan kredit yang khusus diperuntukkan bagi UMKM dan Koperasi yang usahanya layak feasible namun tidak mempunyai agunan yang cukup sesuai persyaratan yang ditetapkan Perbankan bankable. Program ini khusus ditujukan untuk memperkuat permodalan UMKM. Dengan adanya KUR sebagai kredit lunak bagi usaha mikro dan kecil, maka dapat memenuhi kebutuhan modal kerja maupun modal investasi untuk pengembangan usaha. KUR memiliki potensi yang cukup tinggi dalam pembiayaan yang khusus diperuntukkan bagi usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi UMKM-K yang memiliki usaha yang layak namun tidak mempunyai agunan atau jaminan yang cukup sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh perbankan. UMKM harus merupakan usaha produktif yang layak atau bersifat feasible, namun belum bankable. KUR mensyaratkan bahwa agunan pokok kredit adalah proyek yang dibiayai. Namun, agunan tambahan yang dimiliki oleh UMKM pada umumnya kurang, maka sebagian dijamin dengan program penjaminan. Besarnya coverage penjaminan maksimal 70 persen dari plafon kredit. Sumber dana KUR sepenuhnya berasal dari dana komersial Bank. Adapun tujuan akhir dari program KUR tersebut adalah dalam rangka meningkatkan perekonomian, pengentasan kemiskinan, dan penyerapan tenaga kerja. 10 Pemerintah juga meningkatkan plafon KUR Mikro dari lima juta rupiah hingga maksimal 20 juta rupiah. Selain itu, pemerintah juga meningkatkan jumlah penjaminan untuk sektor-sektor pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, perkebunan dan industri kecil dari 70 persen menjadi 80 persen. Pemerintah juga memperluas penyaluran KUR tersebut hingga ke sektor jasa Tenaga Kerja Indonesia TKI dengan memberikan jumlah penjaminan sebesar 80 persen. Pada tahun 2011, pemerintah menargetkan penyaluran KUR mencapai 20 triliun rupiah. Pada dasarnya, KUR merupakan modal kerja dan kredit investasi yang disediakan secara khusus untuk unit usaha produktif melalui program penjaminan kredit. Usaha perseorangan, kelompok atau koperasi dapat mengakses program ini dengan kredit maksimum 500 juta rupiah. Sumber dana adalah bank yang ditunjuk dengan tingkat bunga maksimum 16 persen per tahun. Masa pinjam kredit untuk modal kerja maksimum 3 tahun dan 5 tahun untuk investasi, dengan plafond dibawah 5 juta rupiah. Dengan pemberian kredit modal usaha ini diharapkan akan meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan UMKM. Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah pengembangan sektor agribisnis di Jawa Barat yang memiliki potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang mendukung pengembangan sektor agribisnis di wilayah tersebut. Salah satu Kecamatan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat adalah Kecamatan Cibinong, merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Bogor. Sejak didaulat menjadi ibu kota Kabupaten, Cibinong disebut sebagai kota jasa perdagangan. Hal ini menjadikan UMKM sedang tumbuh dan berkembang di Kecamatan Cibinong. Namun, kendala utama yang dihadapi oleh usaha mikro, dan kecil UMK khususnya di sektor agribisnis adalah dari segi pemodalan. Perlu adanya upaya khusus untuk mendorong pelaku sektor UMK khususnya pada sektor agribisnis untuk dapat akes terhadap kredit perbankan. Posisi kredit mikro, kecil dan menengah yang diberikan menurut sektor ekonomi di Kabupaten Bogor tahun 2009, dapat dilihat pada Tabel 8. 11 Tabel 8. Posisi Kredit Mikro, Kecil dan Menengah yang Diberikan Menurut Sektor Ekonomi di Kabupaten Bogor Tahun 2009 dalam jutaan rupiah Posisi Kredit Bulan Agustus September Oktober November Desember Pertanian 108.710 113.938 119.032 120.509 139.925 Pertambangan 21.415 22.663 23.782 24.121 25.729 Perindustrian 781.686 775.012 751.502 735.013 761.608 Perdagangan 1.080.338 1.101.180 1.127.834 1.125.626 1.167.682 Jasa Listrik, Gas dan Air 84.738 78.565 84.897 80.402 60.556 Jasa Konstruksi 209.996 212.196 214.572 225.069 220.471 Jasa Pengangkutan 28.726 29.278 29.169 31.790 32.850 Jasa Dunia Usaha 409.055 419.113 41.472 434.947 434.105 Jasa Sosial Masyarakat 103.741 110.051 107.657 118.688 137.902 Lain-Lain 6.647.707 6.806.632 6.973.355 7.039.541 7.159.597 Jumlah 9.476.112 9.668.628 9.473.272 9.935.706 10.140.425 Sumber : Bank Indonesia Cabang Bandung dalam BPS Kabupaten Bogor 2010 Berdasarkan Tabel 8 diatas, posisi kredit mikro, kecil, dan menengah yang diberikan menurut sektor ekonomi mengalami peningkatan setiap bulannya pada Tahun 2009. Hal ini terlihat, pada bulan Agustus 2009 sebesar 9.476.112 juta rupiah, September 2009 sebesar 9.668.628 juta rupiah, Oktober 2009 sebesar 9.473.272 juta rupiah, November 2009 sebesar 9.935.706 dan pada Desember 2009 sebesar 10.140.425 juta rupiah. Sektor ekonomi di Kota Bogor yang memiliki posisi kredit terbesar adalah sektor perdagangan. Posisi kredit sektor perdagangan mengalami peningkatan yang siginifikan setiap bulannya. Hal ini menunjukkan potensi sektor perdagangan di Kabupaten Bogor mengalami perkembangan. Dengan adanya penyaluran KUR maka dapat memberikan kesempatan kepada pelaku sektor usaha UMK di sektor agribisnis untuk memperoleh kredit lunak agar potensi para pengusaha kecil bisa semakin ditingkatkan. Di sektor agribisnis, bidang usaha yang layak adalah input produksi hingga penyediaan alat dan mesin pertanian, aktivitas on-farm, dan pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian. Namun, pihak Bank sulit untuk memberikan kredit modal usaha bagi kelompok UMK sektor agribisnis dengan pertimbangan-pertimbangan usaha yang belum bankable dan UMK sektor agribisnis dianggap memiliki risiko yang cukup tinggi bagi bank. Penyaluran KUR yang ditujukan kepada UMKM baik yang bergerak dibidang usaha agribisnis maupun non agribisnis pada wilayah tersebut dilaksanakan oleh BRI Unit Cibinong. 12 Bank BRI Unit Cibinong Cabang Bogor merupakan salah satu dari kantor unit yang dibuka oleh BRI untuk melayani masyarakat termasuk di dalamnya adalah dengan memberikan pelayanan KUR di wilayah Cibinong. Di antara unit- unit BRI yang berada di bawah Kantor Cabang Bogor, BRI Unit Cibinong memiliki peluang terhadap sektor usaha mikro. Oleh karena itu, BRI Unit Cibinong harus terus melakukan pengembangan salah satunya dengan mengembangkan pengelolaan risiko kredit, terutama dalam hal penyeleksian calon debitur agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pembiayaan serta dapat menyokong pengembangan usaha mikro khususnya di sektor agribinis. Grafik realisasi KUR-Kupedes BRI Unit Cibinong pada Bulan April 2010-April 2011, dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Grafik Realisasi KUR-Kupedes BRI Unit Cibinong pada Bulan April 2010-April 2011 Sumber : BRI Unit Cibinong 2011 Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bahwa penyaluran KUR-Kupedes oleh BRI Unit Cibinong telah mencapai target realisasi kredit, padahal permintaan yang relatif tinggi dari para pelaku usaha mikro. Target realisasi KUR oleh BRI Unit Cibinong sekitar 2 milyar rupiah dengan jumlah debitur KUR sebanyak 481 orang. Debitur KUR yang bergerak di bidang agribisnis sekitar 10 persen dari total debitur KUR. Realisasi KUR BRI Unit Cibinong Januari 2010-April 2011, dapat dilihat pada Tabel 9. 13 Tabel 9. Realisasi Kredit Usaha Rakyat KUR BRI Unit Cibinong April 2010- April 2011 Tahun Bulan Realisasi Nasabah Rp 2010 April 37 156.500.000 Mei 26 155.000.000 Juni 32 139.500.000 Juli 27 126.000.000 Agustus 32 132.500.000 September 23 105.000.000 Oktober 43 192.500.000 November 39 344.000.000 Desember 49 456.000.000 2011 Januari 48 403.500.000 Februari 36 413.000.000 Maret 41 295.000.000 April 31 245.500.000 Sumber : BRI Unit Cibinong 2011 Cibinong disebut sebagai kota jasa perdagangan sejak didaulat menjadi ibu kota Kabupaten. Hal ini menunjukkan bahwa di Cibinong banyak pengusaha agribisnis mikro, kecil dan menegah yang bergerak di bidang perdagangan di sektor agribisnis maupun non agribisnis yang sedang tumbuh dan berkembang. Dengan adanya KUR BRI Unit Cibinong, maka usaha yang bergerak di sektor perdagangan, restoran dan hotel memperoleh bantuan modal kerja untuk menjalankan serta mengembangkan usahanya. Untuk itu, pentingnya menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam realisasi kredit sehingga mendorong BRI Unit Cibinong untuk membantu para pelaku usaha mikro dan kecil khususnya di bidang perdagangan sektor agribisnis dalam memperoleh KUR. BRI Unit Cibinong memperoleh nilai NPL per Desember 2010 sekitar 2,25 persen dan pada periode ini per Maret 2011 nilai NPL turun menjadi 1,126 persen. Tingkat NPL tersebut juga menunjukkan kinerja penyaluran KUR pada BRI Unit Cibinong masih berada dibawah tingkat NPL KUR pada BRI Unit Cabang Bogor secara keseluruhan. Proporsi nasabah pinjaman tidak lancar sebanyak 21 persen dari total debitur KUR BRI Unit Cibinong. Proporsi jumlah nasabah KUR BRI Unit Cibinong berdasarkan tingkat pengembalian pinjaman dapat dilihat pada Gambar 2. 14 Gambar 2. Proporsi Jumlah Nasabah KUR BRI Unit Cibinong Berdasarkan Tingkat Pengembalian Pinjaman Sumber : BRI Unit Cibinong 2011 Realisasi KUR bagi UMKM tersebut dan nilai NPL yang diperoleh tersebut mengindikasikan prestasi yang diraih BRI Unit Cibinong. Prestasi yang telah diraih oleh BRI Unit Cibinong antara lain yaitu BRI Unit Cibinong merupakan salah satu unit BRI Cabang Bogor yang terbesar, memperoleh predikat sebagai salah satu BRI unit yang teladan, dan memperoleh nilai NPL terkecil serta realisasi KUR yang mencapai target. Sejauh ini ada dua pokok masalah yang saling berkaitan yaitu masalah pencapaian realisasi KUR dan nilai NPL. Oleh karena itu, pentingnya menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi dan pengembalian KUR, agar dapat membantu pencapaian target realisasi debitur KUR. Dengan demikian, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap realisasi dan pengembalian KUR oleh debitur perlu menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh BRI Unit Cibinong. Selain itu penting menganalisis hubungan antara realisasi dan pengembalian KUR pada BRI Unit Cibinong. Dengan demikian BRI Unit Cibinong tidak hanya dapat menentukan nasabah yang tepat sebagai penerima realisasi KUR, sekaligus juga dapat menentukan nasabah yang memiliki kemampuan dalam kelancaran pengembalian sehingga dapat menghindari nasabah yang kemungkinan akan menunggak pengembalian KUR. Hal ini akan membantu BRI Unit Cibinong dalam mempertahankan prestasi yang telah diraih yaitu pencapaian target realisasi KUR dan tingkat pengembalian. 15 Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan antara lain : 1. Bagaimanakah karakteristik debitur KUR pada BRI Unit Cibinong, Cabang Bogor, Jawa Barat berdasarkan realisasi dan pengembalian KUR? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi realisasi KUR pada BRI Unit Cibinong, Cabang Bogor, Jawa Barat? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembalian KUR pada BRI Unit Cibinong, Cabang Bogor, Jawa Barat? 4. Bagaimanakah hubungan antara realisasi dan pengembalian KUR pada BRI Unit Cibinong, Cabang Bogor, Jawa Barat?

1.3 Tujuan Penelitian