155
7.2.2 Jenis Kelamin
Jenis kelamin diduga berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian kredit. Pada umumnya, wanita lebih mengedepankan perasaan daripada pikiran
dalam melakukan tindakan maupun membuat keputusan, sedangkan pria sebaliknya. Namun, hasil penelitian Agustania VI 2009, mengungkapkan bahwa
karakteristik debitur yang mampu mengembalikan kredit dengan baik dan menunggak tidak dapat dibedakan oleh jenis kelamin.
Hasil analisis regresi logistik pada Tabel 43, diketahui bahwa koefisien jenis kelamin bernilai negatif. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian ini,
dimana Jenis kelamin, pria lebih berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian KUR dibandingkan wanita pria = 1 dan wanita = 0, namun pengaruhnya tidak
signifikan karena p-value lebih besar dari taraf nyata 10 persen. Nilai odds ratio sebesar nol dapat diartikan bahwa peluang pria wanita memiliki peluang
yang sama dalam mengembalikan kredit baik secara lancar ataupun menunggak. Hal ini sesuai dengan analisis deskriptif sebelumnya bahwa proporsi pria dalam
melakukan pengembalian secara lancar ataupun menunggak tidak jauh berbeda dengan wanita. Artinya, pengembalian kredit dengan lancar ataupun menunggak
tidak dapat dibedakan oleh jenis kelamin.
7.2.3 Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka diduga akan semakin lebih berdisiplin dan bertanggung jawab dalam menjalankan kewajibannya.
Kaitan antara tingkat pendidikan seseorang dengan pengembalian kredit yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan debitur maka diharapkan semakin besar juga
rasa tanggungjawabnya untuk mengembalikan kredit dengan lancar, dengan memenuhi kewajiban angsuran pinjaman baik pokok pinjaman beserta bunganya
sebelum batas waktu jatuh tempo. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik pada Tabel 43, dapat diketahui
bahwa koefisien variabel tingkat pendidikan bernilai positif. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian ini, dimana tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap
kelancaran pengembalian KUR. Namun, variabel ini tidak berpengaruh secara
156 signifikan terhadap kelancaran pengembalian kredit KUR karena p-value lebih
besar dari taraf nyata 10 persen. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan memberikan pengaruh yang
positif namun tidak signifikan terhadap kelancaran pengembalian KUR. Hal ini sesuai dengan analisis deskriptif sebelumnya bahwa pada tingkat pendidikan yang
lebih tinggi SMA dan SarjanaS1 dapat mengembalikan KUR secara lancar, sedangkan tingkat pendidikan yang lebih rendah SD dan SMP mempunyai
peluang yang lebih besar dalam melakukan tunggakan dalam pengembalian KUR.
7.2.4 Jumlah Tanggungan Keluarga