Penelitian Terdahulu Mengenai Pengembangan Kredit Sektor

23

2.3 Penelitian Terdahulu Mengenai Pengembangan Kredit Sektor

Pertanian Kedudukan Bank sebagai lembaga intermediasi sangat penting dalam pembangunan ekonomi nasional khususnya dalam penyediaan pembiayaan kredit. Sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang menyerap tenaga kerja SDM terbesar di Indonesia. Peran kredit perbankan sangat strategis dalam pengembangan sektor pertanian ini, akan tetapi sektor pertanian sampai saat ini perkembangannya hanya mencapai 5,6 dari portofolio kredit secara nasional. Permasalahan tersebut menjadi dasar penelitian oleh Darmawanto 2008 dalam tesis-nya yang berjudul Pengembangan Kredit Sektor Pertanian Tinjauan Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah . Darmawanto dalam penelitiannya tentang kebijakan kredit pada umumnya dan kebijakan kredit sektor pertanian khususnya, mengggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif dengan menggunakan pola pikir induksi. Teknik ini dilakukan dengan metode interaktif dari tiga jenis kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan yang dapat dilakukan pada saat sebelum, dan selama pengumpulan data. Menurut Darmawanto, makna esensial dari kredit adalah kepercayaan dari bank sebagai kreditur terhadap nasabah sebagai debitur bahwa kredit yang diberikan akan sungguh-sungguh diterima kembali dalam jangka waktu tertentu sesuai yang diperjanjikan. Dari definisi kredit menurut Undang-Undang Perbankan, beliau menemukan sedikitnya empat unsur utama dari kredit, yaitu 1 kepercayaan, 2 tenggang waktu, 3 risiko, dan 4 prestasi atau obyek. Menurut Darmawanto 2008, masalah seputar penyediaan modal dan sulitnya akses ke perbankan umum adalah kendala yang sering dilontarkan oleh para petani, baik petani tradisional, pedagang maupun pengumpul hingga industri rumah tangga yang berbasis pertanian. Banyak jumlah debitur petani yang tidak paham tentang pencatatan keuangannya sehingga data-data untuk analisa sulit didapatkan oleh bank dan secara teknis tidak memenuhi syarat. Kredit sektor pertanian merupakan kredit yang diberikan kepada para petani dalam rangka mengembangkan hasil usaha tani para petani tersebut dalam menjalankan usahanya banyak menghadapi risiko yang akhirnya akan berpengaruh pada pembayaran kembali kredit yang telah diberikan bank. Salah 24 satu usaha untuk mengatasi hal tersebut melalui Asuransi hasil pertanian sebagaimana yang diatur dalam pasal 299 sampai dengan pasal 301 Undang- Undang Hukum Dagang KUHD. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan-kebijakan di bidang perkreditan pada sektor pertanian yang saling bertentangan sehingga menjadi penghambat bagi bank dalam pengembangan kredit pada sektor pertanian bahkan akan merugikan bank dalam pelaksanaannya.

2.4 Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya