140 positif adalah variabel jumlah kredit yang diajukan, dan waktu perealisasian KUR.
Sedangkan, variabel lainnya yaitu usia debitur, tingkat pendidikan, waktu tempuh dari tempat tinggal ke BRI, jenis usaha, lama usaha, omzet usaha per bulan,
pendapatan bersih per bulan, nilai agunan, dan frekuensi peminjaman kredit diketahui tidak berpengaruh signifikan terhadap besarnya realisasi KUR yang
dapat diterima oleh debitur.
7.1.1 Usia Debitur
Variabel usia debitur berpengaruh positif terhadap besarnya realisasi KUR, karena koefisien variabel terebut bernilai positif. Pengaruh ini sesuai
dengan hipotesis penelitian, dimana semakin tinggi usia debitur maka akan semakin besar realisasi KUR yang diperoleh. Akan tetapi, variabel usia debitur
tidak signifikan dalam mempengaruhi besarnya realisasi KUR, karena p-value variabel ini lebih besar dari taraf nyata 10 persen. Hal ini menandakan bahwa
berapa pun usia debitur, maka tidak mempengaruhi besarnya realisasi KUR yang diterima oleh debitur.
Kesimpulan ini sesuai dengan analisis deskriptif sebelumnya, bahwa sebagian besar responden pada kisaran usia debitur 37 tahun hingga 47 tahun
memiliki proporsi terbesar yaitu sekitar 38 persen dengan memperoleh realisasi KUR pada kisaran 5 juta rupiah hingga kurang dari 10 juta rupiah, sekitar 14
persen dengan realisasi KUR yaitu sebesar kurang dari lima juta rupiah, dan sekitar 12 persen memperoleh realisasi KUR pada kisaran 10 juta rupiah hingga
maksimal 20 juta rupiah. Debitur pada kisaran usia di bawah 25 tahun memperoleh realisasi KUR pada kisaran dua juta rupiah hingga lima juta rupiah,
sedangkan debitur pada kisaran usia di atas 48 tahun memperoleh realisasi KUR pada kisaran lima juta rupiah hingga 10 juta rupiah. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa usia debitur mempengaruhi besarnya realisasi KUR.
7.1.2 Jenis Kelamin
Kepala keluarga adalah pria, sehingga pria dianggap sebagai pencari nafkah utama dalam suatu keluarga. Oleh karena itu, diduga pria lebih banyak
mengajukan kredit dibandingkan wanita. Perbedaan jenis kelamin gender terkadang melatarbelakangi perilaku dan tindakan seseorang. Pada umumnya,
141 wanita lebih mengutamakan perasaan daripada pikiran dalam melakukan suatu
tindakan atau dalam mengambil keputusan. Selain itu, Account Officer AO atau yang biasa disebut mantri untuk kredit mikro yang sebagian besar adalah pria.
Kaitannya dengan realisasi KUR berkaitan dengan perbedaan gender tersebut, dalam pemberian KUR di BRI Unit Cibinong sebenarnya tidak membedakan pria
dan wanita. Sebagai variabel dummy, jenis kelamin pria diberi nilai 1 D=1 artinya
mendukung realisasi KUR yang lebih besar dan wanita diberi nilai 0 D=0. Berdasarkan hasil regresi linier berganda, diketahui koefisien variabel dummy
jenis kelamin adalah negatif. Dapat diartikan bahwa jenis kelamin pria bernilai 1 berpengaruh negatif terhadap besar realisasi kredit. Hasil ini sesuai dengan
hipotesis penelitian, dimana realisasi KUR yang diperoleh debitur pria akan lebih kecil dibandingkan dengan yang diterima oleh debitur wanita. Oleh karena itu,
variabel jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan dalam realisasi KUR karena p-value yang lebih besar dari taraf nyata 10 persen
Kesimpulan ini didukung oleh hasil deskriptif sebelumnya, dimana dalam realisasi KUR mempermasalahkan gender. Kaum wanita sebagai pengusaha
mikro lebih dipercaya oleh bank dalam menggunakan dana bank untuk kemajuan usahanya. Dapat terlihat dari sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dan
besar realisasi KUR, diketahui bahwa sebagian besar responden wanita memperoleh realisasi KUR lebih besar dibandingkan pria. Pada realisasi KUR 10
juta hingga 20 juta rupiah wanita memperoleh proporsi terbesar yaitu sekitar 12 persen dibandingkan pria hanya sekitar empat persen saja. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa jenis kelamin berpengaruh siginifikan dalam menentukan besarnya realisasi KUR yang dapat diterima oleh debitur BRI Unit Cibinong.
7.1.3 Tingkat Pendidikan