Karakteristik Individu Responden Karakteristik Responden Berdasarkan Realisasi Kredit Usaha Rakyat

95 VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DEBITUR KUR BRI UNIT CIBINONG Pembahasan mengenai karakteristik responden yang merupakan debitur KUR-Kupedes di BRI Unit Cibinong, dikelompokkan menjadi dua sesuai dengan tahapan kredit yaitu karakteristik debitur sebagai penerima realisasi KUR BRI Unit Cibinong dan karakteristik debitur berdasarkan tingkat pengembalian KUR BRI Unit Cibinong. Pembahasan ini dilakukan secara terpisah agar analisis deskriptif yang dilakukan menjadi lebih terarah dan mudah dipahami.

6.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Realisasi Kredit Usaha Rakyat

KUR pada BRI Unit Cibinong Responden yang dimaksud adalah seluruh debitur KUR BRI Unit Cibinong yang usahanya bergerak dalam bidang agribisnis dan masih tergolong sebagai debitur aktif. Karakteristik debitur diidentifikasi berdasarkan beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi realisasi KUR di BRI Unit Cibinong. Faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi realisasi KUR tersebut berasal dari tiga kelompok karakteristik responden yaitu karakteristik individu, karakteristik usaha, dan karakteristik kredit. Karakter nasabah merupakan salah satu dari prinsip 5C Character, Capacity, Collateral, Capital, dan Condition dan Economy yang merupakan persyaratan dan merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam mekanisme penyaluran KUR. Nasabah BRI Unit Cibinong memiliki karakter yang berbeda, baik tidaknya karakter nasabah tersebut dapat mempengaruhi dalam pemberian KUR.

6.1.1 Karakteristik Individu Responden

Responden sebagai penerima realisasi KUR BRI Unit Cibinong diidentifikasi berdasarkan karaketristik individu personal yang meliputi variabel usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, jenis pekerjaan, waktu tempuh dari tempat tinggal ke BRI, sebagai berikut: 96 a Usia Salah satu karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah usia responden. Usia mempengaruhi keberanian individu dalam mengambil keputusan dan berfikir secara rasional. Pada umumnya, seiring dengan peningkatan usia maka dapat mematangkan kemampuan berpikir dalam memanfaatkan KUR. Pemberian pinjaman di BRI Unit Cibinong juga memperhatikan faktor usia. Apabila usia yang masih terlalu muda dikhawatirkan belum memiliki pengalaman yang cukup dalam menjalankan dan mengelola usahanya, sedangkan bila usia nasabah yang terlalu tua dikhawatirkan tidak dapat berproduktif lagi dan kurang mampu menjalankan usahanya. Nasabah dengan usia produktif dipertimbangkan sudah memiliki pengalaman usaha dan pengetahuan yang cukup sehingga dengan diberikan tambahan modal dapat semakin memajukan usahanya. Oleh karena itu, usia berpengaruh positif terhadap besarnya realisasi KUR. Responden pada penelitian ini berusia 22 tahun hingga 51 tahun. Berdasarkan Tabel 10, secara keseluruhan dapat diketahui diketahui bahwa proporsi terbesar responden berada pada kisaran usia 37 tahun hingga 47 tahun yaitu berjumlah 32 orang atau sebesar 64 persen dari toral responden. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian sebagian besar debitur KUR yang menjadi responden masih dalam usia produktif, sehingga diharapkan dapat memberikan peluang yang lebih besar untuk memajukan dan mengembangkan usahanya. Tabel 1. Jumlah dan Proporsi Responden Debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut Usia Usia Tahun Jumlah Responden untuk Realisasi: Total 2 juta x 5 juta 5 juta x 10 juta 10 juta x 20 juta Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi 22-25 1 2 2 4 - - 3 6 26-36 1 2 9 18 2 4 12 24 37-47 7 14 19 38 6 12 32 64 48-51 - - 3 6 - - 3 6 Total 9 18 33 66 8 16 50 100 Pada Tabel 10, dapat dilihat bahwa proporsi realisasi paling rendah berada pada kisaran usia 22 hinga 25 tahun usia muda dan usia 48 hingga 51 tahun usia tua. Hal ini mengindikasikan bahwa debitur dengan usia yang terlalu muda dikhawatirkan tidak memiliki pengalaman yang cukup untuk menjalankan dan 97 megembangkan usahanya, Begitu pula dengan usia debitur yang terlalu tua dikhawatirkan sudah kurang produktif dan mengalami penurunan kemampuan secara fisik dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya meskipun sudah memiliki pengalaman usaha yang lebih banyak. Ditinjau dari sebaran responden berdasarkan usia dan besar realisasi KUR, diketahui bahwa sebagian besar responden pada kisaran usia debitur 37 hingga 47 tahun memiliki proporsi terbesar yaitu sekitar 38 persen dengan memperoleh realisasi KUR pada kisaran 5 juta rupiah hingga kurang dari 10 juta rupiah, sekitar 14 persen dengan realisasi KUR yaitu sebesar kurang dari lima juta rupiah, dan sekitar 12 persen memperoleh realisasi KUR pada kisaran 10 juta rupiah hingga maksimal 20 juta rupiah. Debitur pada kisaran usia 22 hingga 25 tahun memperoleh realisasi KUR pada kisaran dua juta rupiah hingga lima juta rupiah, sedangkan debitur pada kisaran usia 48 hingga 51 tahun memperoleh realisasi KUR pada kisaran lima juta rupiah hingga 10 juta rupiah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa usia debitur tidak terlalu mempengaruhi besarnya realisasi KUR. Dengan kata lain, BRI Unit Cibinong tidak mempertimbangkan usia dalam menentukan besar realisasi KUR. Perlu diketahui bahwa, program KUR mensyaratkan usia debitur minimal 21 tahun atau telah menikah dan maksimal 75 tahun. b Jenis Kelamin Responden Kepala keluarga adalah pria, sehingga pria dianggap sebagai pencari nafkah utama dalam suatu keluarga. Oleh karena itu, diduga pria lebih banyak mengajukan kredit dibandingkan wanita. Perbedaan jenis kelamin gender terkadang melatarbelakangi perilaku dan tindakan seseorang. Pada umumnya, wanita lebih mengutamakan perasaan daripada pikiran dalam melakukan suatu tindakan dalam mengambil keputusan. Dalam pemberian KUR di BRI Unit Cibinong tidak membedakan pria dan wanita. 98 Tabel 2. Jumlah dan Proporsi Responden Debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden untuk Realisasi: Total 2 juta x 5 juta 5 juta x 10 juta 10 juta x 20 juta Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Pria 6 12 20 40 2 4 28 56 Wanita 4 8 12 24 6 12 22 44 Total 10 20 32 64 8 16 50 100 Jumlah dan proporsi responden debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut jenis kelamin pada Tabel 11, dapat dilihat bahwa jenis kelamin pria jumlahnya lebih banyak dibanyaknya wanita. Diketahui bahwa jumlah responden menurut jenis kelamin pria sebanyak 28 orang atau sekitar 56 persen, sedangkan wanita sebanyak 22 orang atau sekitar 44 persen. Namun, perbedaan jumlah responden menurut jenis kelamin tidak jauh berbeda yaitu hanya sekitar 12 persen atau sekitar enam orang saja. Hal ini menunjukkan bahwa dalam realisasi KUR tidak mempermasalahkan gender. Kaum wanita sebagai pengusaha mikro juga dipercaya oleh bank dalam menggunakan dana bank untuk kemajuan usahanya. Ditinjau dari sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dan besar realisasi KUR, diketahui bahwa sebagian besar responden pria dan wanita memperoleh realisasi KUR yang sama yaitu lima juta rupiah hingga 10 juta rupiah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh dalam menentukan besarnya realisasi KUR yang dapat diterima oleh debitur BRI Unit Cibinong. c Tingkat Pendidikan Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin luas kemampuan dan wawasan dalam mengaktualkan potensi dirinya, termasuk kemampuan dalam mengelola dan mengembangkan usaha dengan baik. Demikian pula kemampuan pengelolaan usaha para debitur KUR diduga dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Selain itu, tingkat pendidikan juga merupakan indikator yang perlu dilihat dari nasabah KUR, karena tinggi rendahnya pendidikan sangat mempengaruhi nasabah dalam mengerti dan memahami tentang tata cara atau prosedur pengajuan dan penerimaan pinjaman. Adapun kaitannya dengan realisasi kredit yang akan diperoleh adalah dengan semakin tinggi tingkat pendidikan 99 seseorang maka dapat semakin berdisiplin dan bertanggungjawab serta mengetahui hak dan kewajiban nasabah KUR terhadap pengembalian kredit sehingga diharapkan dapat memperkecil peluang keterlambatan pembayaran pinjaman. Dalam penelitian, tingkat pendidikan respondenberkisan antara lulusan SD Sekolah Dasar sampai S1 jenjang tertinggi adalah Sarjana. Berdasarkan jumlah dan proporsi responden debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut tingkat pendidikan, dapat dilihat pada Tabel 12, diketahui bahwa tingkat pendidikan sebagian besar nasabah adalah Sekolah Menengah Atas SMA sebesar 56 persen. Nasabah yang menyelesaikan pendidikannya hingga Sekolah Dasar SD sebesar 12 persen, dan Sekolah Menengah Pertama SMP sebesar 30 persen, serta nasabah yang menyelesaikan pendidikannya hingga Sarjana S1 hanya sebesar dua persen dari seluruh responden yang ada. Proporsi tersebut jauh lebih kecil dibandingkan tingkat pendidikan lainnya karena belum menyadari pentingnya pendidikan. Tabel 12. Jumlah dan Proporsi Responden Debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Responden untuk Realisasi: Total 2 juta x 5 juta 5 juta x 10 juta 10 juta x 20 juta Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi SD 1 2 4 8 1 2 6 12 SMP 4 8 10 20 1 2 15 30 SMA 5 10 18 36 5 10 28 56 Sarjana S1 - - 1 2 - - 1 2 Total 10 20 32 64 7 14 50 100 Berdasarkan Tabel 12 tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa debitur KUR yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan yang beragam, akan tetapi mayoritas terbesar responden berpendidikan akhir SMA, diharapkan responden mudah dalam memahami dan mengerti proses perealisasian KUR dan kewajiban pelunasan sehingga dapat mengurangi serta mencegah terjadinya risiko keterlambatan pembayaran kewajiban yang telah ditetapkan. Selain itu, realisasi paling sedikit terjadi pada responden dengan tingkat pendidikan Sarjana S1. Artinya, tingkat pendidikan debitur responden tidak mempengaruhi tingkat perealisasian KUR. 100 d Jumlah Tanggungan Keluarga Tanggungan keluarga yang dimaksud, tidak hanya orang yang memiliki hubungan dengan debitur, tetapi juga orang yang tinggal dengan debitur dan seluruh kebutuhan hidupnya ditanggung oleh debitur tersebut. Jumlah tanggungan dalam keluarga diduga berpengaruh negatif terhadap tingkat kepercayaan bank dalam memberikan kreditnya. Diasumsikan bahwa semakin banyak tanggungan dalam keluarga maka semakin besar pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari sehingga menghabiskan sejumlah besar proporsi pendapatan keluarga. Semakin besar jumlah tanggungan dalam keluarga diduga semakin kecil realisasi kredit yang diperoleh. Jumlah tanggungan keluarga responden pada penelitian ini mulai dari satu hingga tujuh orang. Tabel 13. Jumlah dan Proporsi Responden Debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah Tanggungan Keluarga Orang Jumlah Responden untuk Realisasi: Total 2 juta x 5 juta 5 juta x 10 juta 10 juta x 20 juta Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi 1 1 2 3 6 1 2 5 10 2 1 2 9 18 2 4 12 24 3 4 8 13 26 2 4 19 38 4 3 6 4 8 1 2 8 16 5 1 2 2 4 1 2 4 8 6 - - - 1 2 1 2 7 - - 1 2 - - 1 2 Total 10 20 32 64 8 16 50 100 Jumlah dan proporsi responden debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut jumlah tanggungan keluarga Tabel 13, menunjukkan bahwa responden debitur KUR BRI Unit Cibinong pada umumnya memiliki jumlah tanggungan keluarga dua hingga tiga orang karena yang paling mendominasi dimana pada jumlah tanggungan dua orang sebesar 24 persen, sedangkan pada jumlah tanggungan tiga orang sebesar 38 persen dari keseluruhan debitur responden. Proporsi tersebut lebih besar dibandingkan proporsi responden dengan jumlah tanggungan keluarga satu orang yaitu hanya 10 persen. Padahal seharusnya proporsi ini lebih besar karena semakin sedikit jumlah tanggungan keluarga maka semakin banyak 101 realisasi KUR yang terjadi. Realisasi KUR paling sedikit terjadi pada responden dengan jumlah tanggungan keluarga lebih dari enam. Semakin tingginya jumlah tanggungan keluarga debitur maka akan menurunkan kepercayaan bank dalam merealisasikan KUR. Hal ini dikarenakan bank akan semakin khawatir jika dana pinjaman KUR tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selutuh tanggungan keluarga tersebut. Untuk itu, jumlah tanggungan keluarga menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam perealisasian KUR. Berdasarkan jumlah dan proporsi responden debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut jumlah tanggungan keluarga pada Tabel 10, diketahui bahwa sebagian besar responden pada semua tingkat kisaran jumlah tanggungan keluarga memperoleh realiasasi KUR yaitu pada kisaran lima hingga 10 juta rupiah sebesar 64 persen dari keseluruhan debitur responden. Hal ini tidak sesuai dengan prediksi sebelumnya, dimana kisaran realisasi KUR yang terbesar seharusnya diperoleh debitur yang memiliki jumlah tanggungan keluarga terkecil dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa jumlah tanggungan keluarga tidak mempengaruhi besarnya realiasasi KUR yang diterima oleh debitur responden. e Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan merupakan salah satu kriteria karakter nasabah yang terpenting, karena dengan mengetahui pekerjaan nasabah maka pihak BRI dapat mengetahui seberapa besar pendapatan yang diperoleh setiap bulannya sehingga dapat menilai calon nasabah mampu atau tidak dalam memenuhi kewajibannya bila pinjaman KUR direalisasikan. Jenis pekerjaan yang dilakukan oleh responden di BRI Unit Cibinong sangat beragam. Berdasarkan hasil penelitian, jenis pekerjaan nasabah BRI Unit Cibinong Tabel 14, wilayah Kabupaten Cibinong termasuk dalam wilayah perkotaan maka tidak ada debitur responden yang berprofesi sebagai petani atau pengusaha agribisnis yang bergerak langsung di subsistem usahatani. Selain itu ada juga debitur responden yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS sebesar dua persen dan Ibu Rumah Tangga sebesar enam persen dari jumlah keseluruhan debitur responden. Mayoritas responden berprofesi sebagai 102 wiraswasta baik dari segi input, subsistem output, pengolahan dan jasa paling mendominasi yaitu sebesar 66 persen dari jumlah keseluruhan debitur responden. Tabel 14. Jumlah dan Proporsi Responden Debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Jumlah Responden untuk Realisasi: Total 2 juta x 5 juta 5 juta x 10 juta 10 juta x 20 juta Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Petani - - - - - - - - Wiraswasta 5 10 21 42 7 14 33 66 PNS - - 1 2 - - 1 2 Pegawai Swasta 4 8 5 10 - - 9 18 Buruh - - 4 8 - - 4 8 IRT 1 2 2 4 - - 3 6 Total 10 20 33 66 7 14 50 100 Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat bahwa mayoritas responden berprofesi sebagai wiraswasta sebesar 66 persen. Hal tersebut membuktikan bahwa BRI telah memenuhi salah satu misinya yaitu Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah UMKM untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat . Sesuai dengan persyaratan untuk memperoleh kredit KUR, KUR hanya ditujukan untuk UMKM yang telah berjalan minimal satu tahun. f Waktu Tempuh dari Tempat Tinggal ke BRI Nasabah KUR BRI Unit Cibinong diutamakan masyarakat yang tinggal dekat dengan ruang lingkup kerja BRI Unit Cibinong, karena berpengaruh terhadap aksesibilitas dan kontrol terhadap nasabah. Sebagian besar tempat usaha nasabah KUR BRI Unit Cibinong berada di lingkungan rumah para debitur itu sendiri, namun ada juga nasabah yang tempat usahanya jauh dari tempat tinggal. Berdasarkan Tabel 15, dapat dinyatakan bahwa BRI Unit Cibinong mengutamakan nasabah yang berada pada ruang lingkup kerjanya, tetapi walaupun ada nasabah yang berada di luar ruang lingkupnya, maka pihak BRI akan tetap melayani apabila persyaratan yang dibutuhkan telah dilengkapi serta memiliki usaha yang layak dan minimal usaha tersebut telah berjalan selama satu tahun. Waktu tempuh responden dari tempat tinggal ke BRI mulai dari lima hingga 45 menit. 103 Tabel 15. Jumlah dan Proporsi Responden Debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut Waktu Tempuh dari Tempat Tinggal ke BRI Waktu Tempuh dari Tempat Tinggal ke BRI Menit Jumlah Responden untuk Realisasi: Total 2 juta x 5 juta 5 juta x 10 juta 10 juta x 20 juta Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi 5-15 6 12 21 42 3 6 30 60 16-30 2 4 10 20 2 4 14 28 31-45 2 4 2 4 2 4 6 12 Total 10 20 33 66 7 14 50 100 Berdasarkan Tabel 15, yang menjadi nasabah KUR BRI Unit Cibinong berada pada ruang lingkup kerja BRI Unit Cibinong, nasabah KUR yang menjadi responden mayoritas bertempat tinggal dekat dengan BRI Unit Cibinong, dimana waktu tempuh dari tempat tinggal sampai ke BRI selama lima hingga 15 menit sebesar 60 persen dari jumlah responden keseluruhan responden debitur KUR. Selain itu, ada juga responden yang memiliki waktu tempuh dari tempat tinggal sampai ke BRI selama 16 hingga 30 menit sebesar 28 persen dari jumlah responden keseluruhan responden debitur KUR. Nasabah yang waktu tempunya ke BRI selama 31 hingga 45 menit yaitu sebesar 12 persen dari jumlah responden keseluruhan responden debitur KUR, hal tersebut dikarenakan nasabah yang tinggal di luar ruang lingkup BRI Unit Cibinong sulit mendapatkan kredit di BRI Unit yang berada dekat dengan domisili nasabah tersebut sehingga mencoba mengajukan permohonan kredit ke BRI Unit Cibinong. Fakta ini dapat menggambarkan bahwa debitur KUR BRI Unit Cibinong merupakan masyarakat sekitar yang memiliki usaha dekat dengan BRI Unit Cibinong, sehingga dapat dengan mudah dikontrol dan dilakukan pengawasan oleh Mantri KUR.

6.2.1.2 Karakteristik Usaha Responden

Secara keseluruhan responden debitur sebagai penerima realisasi KUR BRI Unit Cibinong diidentifikasi karakteristik usahanya berdasarkan variabel jenis usaha, lama usaha, omzet usaha per bulan, dan pendapatan bersih per bulan, sebagai berikut: 104 a Jenis Usaha Sejak didaulat menjadi ibu kota Kabupaten, Kabupaten Cibinong merupakan kota jasa perdagangan. Hal ini menjadikan UMKM di bidang perdagangan dan jasa sedang tumbuh dan berkembang di Kecamatan Cibinong. Jenis usaha berpengaruh terhadap realisasi kredit karena setiap usaha memiliki risiko yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi kemampuan usaha dalam menghasilkan keuntungan yang nantinya akan digunakan dalam membayar pinjaman. Jenis usaha yang dijalankan para responden berdasarkan komoditas yang diusahakan sangat beragam, maka jenis usaha dikelompokkan menjadi dua yaitu usaha on farm dan usaha off farm. Usaha on farm diduga memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan usaha off farm, sehingga usaha off farm diduga akan memperoleh realisasi KUR yang lebih besar dibandingkan usaha on farm. Jenis usaha responden secara keseluruhan di dominasi oleh usaha off farm dengan proporsi sebesar 94 persen, dan on farm hanya sebesar enam persen. Dengan demikian adanya gap yang besar antara jenis usaha on farm dan off farm. Hal ini menunjukkan bahwa umumnya usaha off farm memiliki peluang yang besar untuk memperoleh realisasi kredit KUR. Jenis usaha debitur KUR BRI Unit Cibinong keseluruhannya merupakan usaha agribisnis yang bergerak pada usaha off farm atau subsistem hilir. Jumlah dan proporsi responden debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut jenis usaha, dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Jumlah dan Proporsi Responden Debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut Jenis Usaha Jenis Usaha Jumlah Responden untuk Realisasi: Total 2 juta x 5 juta 5 juta x 10 juta 10 juta x 20 juta Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi On farm 2 4 1 2 - - 3 6 Off farm 8 16 31 62 8 16 47 94 Total 10 20 32 64 8 16 50 100 Mayoritas jenis usaha yang dilakukan merupakan jenis usaha off farm yang bergerak di bidang pemasaran atau perdagangan, dapat dilihat pada Tabel 13. Usaha responden yang termasuk dalam kelompok usaha on farm meliputi ternak ikan pembesaran ikan konsumsi seperti ikan lele, mas dan gurame, dan 105 budidaya tanaman hias. Usaha responden yang termasuk dalam kelompok usaha off farm meliputi usaha dagang sembako, warung kelontong, dagang ternak seperti daging sapi, ayam potong, dan jual beli ayam kampung, dagang makanan dan minuman seperti pembuatan keripik pisang, martabak, dagang roti, kue, nasi goreng, nasi uduk, warung nasi, soto mie, kue gorengan, makanan, minuman ringan, dagang es buah, minuman jus buah-buahan, dan air isi ulang, dagang sayur-sayuran, dagang buah-buahan, jamu gendong, serta pakan ternak. Jenis usaha nasabah KUR BRI Unit Cibinong berdasarkan komoditas yang diusahakan terdapat 11 komoditas antara lain tanaman hias, pembesaran ikan konsumsi, sembako, kelontong, makanan dan minuman, jamu gendong, sayur- sayuran, buah-buahan, daging sapi, ayam potong, serta pakan ternak. Jumlah dan proporsi responden debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut komoditas yang diusahakan, dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Jumlah dan Proporsi Responden Debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut Komoditas yang Diusahakan Komoditas yang Diusahakan Jumlah Responden untuk Realisasi: Total 2 juta x 5 juta 5 juta x 10 juta 10 juta x 20 juta Resp Orang Proporsi Resp Orang Propors i Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Tanaman Hias 1 2 - - - - 1 2 Pembesaran Ikan Konsumsi 1 2 1 2 - - 2 4 Sembako 3 6 9 18 1 2 13 26 Kelontong 1 2 2 4 - - 3 6 Makanan Minuman 1 2 9 18 6 12 16 32 Jamu gendong - - 1 2 1 2 2 4 Sayur-sayuran 2 4 4 8 - - 6 12 Buah-buahan 1 2 2 4 - - 3 6 Daging sapi - - 1 2 - - 1 2 Ayam Potong - - 2 4 - - 2 4 Pakan Ternak - - 1 2 - - 1 2 Total 10 20 32 64 8 16 50 100 Jenis usaha responden secara keseluruhan didominasi oleh usaha di bidang makanan dan minuman yaitu sebesar 32 persen. Selain itu, jenis usaha yang menjadi mayoritas di bidang jenis usaha responden lainnya adalah dagang sembako yaitu sebesar 26 persen dari jumlah responden secara keseluruhan. Proporsi terkecil kurang dari lima persen pada usaha yang bergerak di bidang seperti budidaya tanaman hias, dagang daging sapi, ayam potong, usaha pakan ternak, pembesaran ikan konsumsi, serta jamu gendong. Bila ditinjau dari besar 106 kredit yang diterima oleh responden pada realisasi kredit mulai dari lima juta rupiah hingga kurang dari 10 juta rupiah, proporsi responden pada jenis usaha di bidang makanan dan minuman sama besar dengan usaha dagang sembako yaitu sebesar 18 persen dari jumlah responden secara keseluruhan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa usaha dagang sembako memiliki peluang yang sama dengan usaha di bidang makanan dan minuman. b Lama Usaha Lama usaha debitur diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit karena semakin lama suatu usaha bertahan maka semakin menjamin bahwa usaha tersebut layak untuk dibiayai dan dikembangkan. Lama usaha para debitur KUR yang menjadi responden dalam penelitian ini berkisar dua hingga 32 tahun. Proporsi terbesar dimiliki oleh responden dengan lama usaha satu sampai dengan lima tahun yaitu sekitar 52 persen dari jumlah keseluruhan responden. Jumlah ini dipengaruhi oleh persyaratan pengajuan KUR yang hanya mewajibkan usaha telah berjalan minimal satu tahun sehingga sebaran terbesar diperoleh oleh usaha yang masih relatif muda.. Proporsi tersebut dipengaruhi oleh sedikitnya debitur dengan lama usaha di atas 10 tahun yang mengajukan pinjaman KUR. Jumlah dan proporsi responden debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut lama usaha dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Jumlah dan Proporsi Responden Debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut Lama Usaha Lama Usaha Tahun Jumlah Responden untuk Realisasi: Total 2 juta x 5 juta 5 juta x 10 juta 10 juta x 20 juta Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi 1 5 4 8 17 34 5 10 26 52 6 10 3 6 10 20 2 4 15 30 11 15 3 6 1 2 - - 4 8 16 - 32 - - 4 8 1 2 5 10 Total 10 20 32 64 8 16 50 100 Ditinjau dari sebaran responden berdasarkan lama usaha telah berjalan dan besar realisasi KUR BRI Unit Cibinong, diketahui bahwa sebagian besar responden pada semua tingkat kisaran lama usaha memperoleh realisasi KUR yang sama yaitu lima hingga 10 juta rupiah. Artinya, lama usaha tidak terlalu 107 berpengaruh dalam penentuan besar realisasi KUR di BRI Unit Cibinong. Hal ini tidak sesuai dengan prediksi sebelumnya, dimana semakin lama suatu usaha berjalan maka realisasi KUR yang diperoleh juga akan semakin besar. Disimpulkan bahwa KUR memang benar merupakan Kredit Modal Kerja KMK yang dapat membantu memberikan modal tambahan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM yang berada di wilayah kerja BRI Unit Cibinong. c Omzet Usaha per bulan Omzet usaha adalah jumlah keseluruhan penjualan yang telah dicapai oleh suatu usaha pada kurun waktu tertentu. Dalam hal ini, omzet usaha diukur sesuai dengan pola angsuran pembayaran pinjaman dan bunga KUR, dalam hal ini per bulan. Omzet usaha debitur per bulan diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit karena semakin besar omzet usaha maka kemampuan membayar angsuran dan beban bunga akan semakin besar. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya peluang yang lebih besar untuk memperoleh realisasi kredit dalam jumlah yang lebih besar. Omzet usaha per bulan debitur KUR yang menjadi responden dalam penelitian ini berkisar antara Rp 700.000,- per bulan nilai terendah sampai Rp 30.000.000 per bulan nilai tertinggi. Jumlah dan proporsi responden debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut omzet usaha per bulan, dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Jumlah dan Proporsi Responden Debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut Omzet Usaha Per Bulan Omzet Usaha Per Bulan Rp Jumlah Responden untuk Realisasi: Total 2 juta x 5 juta 5 juta x 10 juta 10 juta x 20 juta Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi 700.000 - 1.000.000 2 4 3 6 - - 5 10 1.000.001 - 1.500.000 4 8 8 16 2 4 14 28 1.500.001- 2.000.000 2 4 2 4 2 4 6 12 2.000.001 - 2.500.000 1 2 8 16 - - 9 18 2.500.001 30.000.000 1 2 10 20 5 10 16 32 Total 10 20 31 62 9 18 50 100 Sebagian besar responden memiliki omzet usaha di atas Rp 2.500.000,- per bulannya yaitu sebesar 32 persen dari jumlah keseluruhan responden. Bila ditinjau dari sebaran responden berdasarkan omzet usaha responden per bulan dan besar realisasi KUR, diketahui bahwa sebagian besar responden dengan omzet 108 usaha yang rendah per bulannya kurang dari satu juta rupiah memperoleh kisaran realisasi yang rendah juga yaitu lima juta hingga kurang dari 10 juta rupiah. Begitu juga pada responden dengan kisaran omzet usaha yang lebih tinggi juga di atas Rp 2.500.000 memperoleh kisaran realisasi yaitu maksimal 20 juta rupiah. Hal ini sesuai dengan prediksi sebelumnya, dimana semakin besar omzet usaha debitur per bulannya maka realisasi KUR yang diperoleh juga akan semakin besar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa omzet usaha per bulan sangat mempengaruhi besar realisasi KUR yang diterima debitur responden. d Pendapatan Bersih Per Bulan Pendapatan usaha bersih debitur per bulan merupakan jumlah dana yang memungkinkan untuk dialokasikan debitur dalam membayar kewajibannnya baik dalam membayar angsuran pokok pinjaman maupun bunga pinjaman pada setiap bulannya. Pendapatan usaha bersih debitur per bulan diduga berpengaruh positif terhadap realisasi kredit, dimana semakin besar pendapatan bersih usaha per bulannya maka kemampuan membayar angsuran dan beban bunga akan semakin besar. Pendapatan bersih per bulan debitur KUR yang menjadi responden dalam penelitian ini berkisar antara Rp 200.000,- nilai terendah hingga Rp 29.500.000,- nilai tertinggi. Jumlah dan proporsi responden debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut pendapatan bersih per bulan, dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Jumlah dan Proporsi Responden Debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut Pendapatan Bersih Per Bulan Pendapatan Bersih Per Bulan Rp Jumlah Responden untuk Realisasi: Total 2 juta x 5 juta 5 juta x 10 juta 10 juta x 20 juta Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi 200.000 - 1.000.000 7 14 14 28 3 6 24 48 1.000.001 - 5.000.000 3 6 16 32 3 6 22 44 5.000.001 10.000.000 - - - - - - - - 10.000.001 15.000.000 - - 1 2 - - 1 2 15.000.001 29.500.000 - - 2 4 1 2 3 6 Total 10 20 33 66 7 14 50 100 Jumlah dan proporsi responden debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut pendapatan bersih per bulan, dapat dilihat pada Tabel 17, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pendapatan bersih kurang dari satu juta rupiah per bulannya yaitu sebesar 48 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa pendapatan 109 bersih per bulan yang lebih besar diduga lebih berpeluang dalam mendapatkan realisasi KUR yang lebih besar.

6.2.1.3 Karakteristik Kredit Responden

Seluruh responden sebagai penerima realisasi KUR BRI Unit Cibinong juga diidentifikasi karakteristik kreditnya berdasarkan variabel frekuensi peminjaman kredit, nilai agunan, jumlah kredit yang diajukan, dan waktu perealisasian KUR, sebagai berikut: a Frekuensi Peminjaman Kredit Dalam menilai karakter responden dapat dilihat dari frekuensi pinjamanan kreditnya, dimana dengan frekuensi pinjaman dapat diketahui bahwa seberapa besar loyalitas debitur BRI dan selain itu juga dapat meningkatkan tingkat kepercayaan BRI sehingga dapat dengan mudah diberikannya kembali pinjaman setelah pinjaman terakhirnya sudah dilunasi. Frekuensi peminjaman kredit mengindikasikan bahwa semakin sering meminjam maka debitur akan lebih memahami bagaimana pola kredit yang diambil, prosedur kredit baik pengajuan kredit, perealisasian hingga pengembalian kredit serta memahami bagaimana menggunakan kredit untuk dapat memajukan usahanya. Tingginya frekuensi peminjaman dapat meningkatkan kepercayaan bank sebagai debitur dalam menyalurkan kreditnya sehingga faktor ini diduga berpengaruh positif terhadap besarnya realisasi KUR yang diterima. Frekuensi peminjaman kredit responden debitur KUR BRI Unit Cibinong mulai dari satu hingga 10 kali. Berdasarkan Tabel 21, proporsi terbesar dimiliki oleh responden dengan frekuensi peminjaman kredit satu kali yaitu sekitar 48 persen. Sedangkan, pada frekuensi peminjaman kredit yang lebih tinggi yaitu lebih dari lima kali justru memiliki proporsi yang kecil yaitu sebesar enam persen. KUR adalah jenis kredit yang diselenggarakan untuk membantu usaha mikro, kecil dan menengah dalam memperoleh tambahan modal usaha. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa target utamanya adalah pelaku usaha yang memiliki usaha layak namun selama ini belum dapat menjangkau lembaga 110 perbankan dalam memperoleh pinjaman, sehingga proporsi terbesar pada responden dengan frekuensi peminjaman kredit sebanyak satu kali. Selain itu, responden lainnya yang pernah menerima kredit lebih dari dua kali, memanfaatkan KUR karena adanya prosedur kredit yang lebih mudah dan beban bunga pinjaman yang lebih rendah serta kredit ini tidak menuntut adanya agunan sebagai penjamin tambahan kegagalan kredit. Jumlah dan proporsi responden debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut frekuensi peminjaman kredit, dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Jumlah dan Proporsi Responden Debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut Frekuensi Peminjaman Kredit Frekuensi Peminjaman Kredit Kali Jumlah Responden untuk Realisasi: Total 2 juta x 5 juta 5 juta x 10 juta 10 juta x 20 juta Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi 1 7 14 16 32 1 2 24 48 2 2 4 12 24 5 10 19 38 3-4 - - 2 4 2 4 4 8 5 2 4 1 2 - - 3 6 Total 10 20 32 64 8 16 50 100 Ditinjau dari sebaran responden berdasarkan jumlah dan proporsi responden debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut frekuensi kredit, diketahui bahwa sebagian besar responden berada pada kisaran frekuensi peminjaman kredit tiga hingga empat kali memperoleh realisasi KUR sebesar lima juta hingga 20 juta rupiah, sedangkan pada kisaran frekuensi peminjaman kredit lebih dari lima kali memperoleh realisasi KUR sebesar dua juta hingga 10 juta rupiah. Dilihat pada kisaran realisasi KUR sebesar 10 juta hingga 20 juta rupiah yang memiliki proporsi terbesar adalah frekuensi kredit sebanyak dua kali yaitu sebesar 10 persen dibandingkan pada kisaran frekuensi kredit tiga hingga lima kali. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa frekuensi peminjaman kredit berpengaruh dalam penentuan besarnya realisasi KUR di BRI Unit Cibinong. Hal ini tidak sesuai dengan prediksi sebelumnya bahwa semakin sering debitur melakukan peminjaman maka realisasi KUR yang diperoleh juga akan semakin besar. Analisis deskriptif mengungkapkan bahwa BRI Unit Cibinong melalui kredit KUR mencoba meraih debitur baru yaitu dengan membantu para pengusaha 111 mikro, kecil dan menengah di wilayah Kecamatan Cibinong untuk dapat memperoleh tambahan modal usaha. b Agunan Agunan merupakan jaminan tambahan yang disertakan pengusaha ketika mengajukan pinjaman di bank. Nilai agunan berpengaruh positif terhadap realisasi kredit karena semakin besar nilai agunannya maka semakin besar kepercayaan bank untuk memberikan pinjaman yang lebih besar. Perlu diketahui bahwa agunan debitur untuk meminjam penyaluran KUR terdiri atas agunan pokok dan agunan tambahan. Oleh karena itu, untuk memperoleh kredit KUR dipersyaratkan harus memiliki usaha minimal sudah berjalan selama satu tahun, maka agunan pokok adalah berupa usaha atau tempat usaha yang dibiayai dimana usaha yang dibiayai tersebut cashflow-nya mampu memenuhi seluruh kewajiban kepada bank layak. Agunan tambahan adalah agunan yang berasal dari harta rumah tangga debitur dan perlu diketahui bahwa agunan ini tidak wajib dipenuhi untuk memperoleh kredit KUR. BRI Unit Cibinong berhasil meraih para pengusaha mikro yang selama ini memiliki usaha layak tetapi tidak memiliki jaminan kredit bank yang sesuai, dimana responden yang tanpa agunan atau tidak menyertai agunan tambahan dapat memperoleh realisasi KUR pada kisaran dua juta hingga lima juta rupiah yaitu mencapai 32 persen dari jumlah keseluruhan responden debitur KUR. Selain itu, ada juga debitur KUR yang menjaminkan AJB Akte Jual Beli untuk mendapatkan pinjaman yang lebih besar dimana pinjaman tersebut pada kisaran di atas lima juta hingga maksimal 20 juta rupiah yaitu hanya mencapai 10 persen dari jumlah keseluruhan responden debitur KUR, sedangkan proporsi terkecil debitur KUR yang menyertakan agunan seperti sertifikat tanah hanya sekitar delapan persen saja. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa mayoritas responden debitur KUR BRI Unit Cibinong menyertakan agunan tambahan berupa BPKB Motor, memiliki proporsi terbesar yaitu mencapai 50 persen dari jumlah keseluruhan responden debitur KUR. Jumlah dan proporsi responden debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut jenis agunan dapat dilihat pada Tabel 22. 112 Tabel 22. Jumlah dan Proporsi Responden Debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut Jenis Agunan Jenis Agunan Jumlah Responden untuk Realisasi: Total 2 juta x 5 juta 5 juta x 10 juta 10 juta x 20 juta Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Tanpa Agunan 9 18 6 12 1 2 16 32 BPKB Motor 1 2 20 40 4 8 25 50 AJB - - 5 10 - - 5 10 Sertifikat Tanah - - 2 4 2 4 4 8 Total 10 20 33 66 7 14 50 100 Berdasarkan Tabel 22, bila ditinjau dari sebaran responden berdasarkan jenis agunan dan besar realisasi KUR, diketahui bahwa sebagian besar responden menyertakan agunan berupa BPK Motor dengan memperoleh realiasi KUR sebesar lima juta rupiah, sedangkan agunan berupa sertifikat tanah, dan AJB Akte Jual Beli memperoleh realisasi KUR di atas lima juta hingga maksimal 20 juta rupiah. Hal ini sesuai dengan prediksi sebelumnya, dimana semakin besar nilai agunan kredit maka realisasi KUR yang diperoleh juga akan semakin besar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa nilai agunan sangat mempengaruhi besarnya realisasi KUR yang akan diterima debitur responden. Perlu diingat bahwa agunan debitur untuk meminjam penyaluran KUR terdiri atas agunan pokok dan agunan tambahan, dimana agunan tambahan ini tidak wajib dipenuhi. Oleh karena itu dalam penelitian ini, agunan dikelompokkan atas dengan agunan dan tanpa agunan. Tabel 23. Jumlah dan Proporsi Responden Debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut Agunan Agunan Jumlah Responden untuk Realisasi: Total 2 juta x 5 juta 5 juta x 10 juta 10 juta x 20 juta Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Tanpa Agunan 9 18 6 12 1 2 16 32 Ada Agunan 1 2 27 54 6 12 34 68 Total 10 20 33 66 7 14 50 100 Berdasarkan jumlah dan proporsi responden debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut agunan, dapat dilihat pada Tabel 23, bahwa mayoritas debitur KUR yang menyertakan agunan tambahan yaitu sebesar 68 persen. Proporsi ini jauh lebih besar dibandingkan debitur KUR yang tidak menyertakan agunan tambahan atau tanpa agunan, yaitu hanya sebesar 32 persen dari jumlah keseluruhan debitur KUR. 113 c Jumlah Kredit yang Diajukan Jumlah kredit yang diajukan selalu lebih besar dari jumlah kredit yang direalisasikan oleh bank sehingga jumlah kredit yang diajukan diduga berpengaruh positif terhadap besarnya realisasi kredit. Semakin besar jumlah kredit yang diajukan oleh debitur kepada bank maka diduga nantinya, jumlah kredit yang direalisasikan oleh bank akan semakin besar. Akan tetapi perlu diingat bahwa jumlah kredit yang diajukan tidak semata-mata mendapatkan realisasi kredit sesuai dengan besarnya jumlah kredit yang diajukan, pihak bank akan memutuskan besarnya realisasi pinjaman tersebut dengan berbagai pertimbangan berdasarkan penilaian dan pemeriksaaan terhadap aspek-aspek usaha calon debitur tersebut. Jumlah kredit yang diajukan responden berkisar antara dua juta hingga 20 juta rupiah. Proporsi terbesar diperoleh kelompok responden dengan pengajuan kredit sebesar lima juta rupiah yaitu sebesar 54 persen dari jumlah responden secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya debitur KUR mengajukan pinjaman kredit sebesar lima juta rupiah yang digunakan sebagai tambahan modal usaha. Jumlah dan proporsi responden debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut jumlah kredit yang diajukan, dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Jumlah dan Proporsi Responden Debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut Jumlah Kredit yang Diajukan Jumlah Kredit yang Diajukan Rp 000 Jumlah Responden untuk Realisasi: Total 2 juta x 5 juta 5 juta x 10 juta 10 juta x 20 juta Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi 2.000 2 4 - - - - 2 4 2.000,001 3.000 3 6 - - - - 3 6 3.000,001 4.000 1 2 - - - - 1 2 4.000,001 5.000 4 8 23 46 - - 27 54 5.000,001 6.000 - - 3 6 - - 3 6 6.000,001 7.000 - - 2 4 - - 2 4 7.000,001 8.000 - - 1 2 - - 1 2 8.000,001 9.000 - - - - - - - - 9.000,001 10.000 - - 2 4 5 10 7 14 10.000,001 15.000 - - 1 2 - - 1 2 15.000,001 20.000 - - - - 3 6 3 6 Total 10 20 32 64 8 16 50 100 Bila ditinjau dari sebaran responden berdasarkan jumlah kredit yang diajukan dan besar realisasi kredit KUR Tabel 24, dapat diketahui diketahui bahwa proporsi terbesar dimiliki oleh responden pada jumlah pengajuan kredit 114 sebesar lima juta dengan memperoleh realisasi kredit sebesar lima juta, dimana hal ini mengindikasikan bahwa pada umumnya jumlah kredit yang diajukan sama dengan realisasi kredit yang diterima oleh debitur KUR BRI Unit Cibinong. d Waktu Perealisasian KUR Pada umumnya waktu perealisasian KUR selama tujuh hari atau satu minggu merupakan waktu yang dijanjikan oleh pihak BRI dalam perealisasian KUR setelah dilakukan survey calon debitur KUR guna mengetahui kelayakan usaha dan menganalisa usaha nasabah, serta melakukan pemeriksaan agunan dan penilaian harga taksiran agunan menurut bank jika ada. Hal yang terpenting dilakukan adalah pembinaan awal dan penilaian karakter calon debitur tersebut. Waktu perealisasian KUR yang kurang dari tujuh hari dikarenakan nasabah KUR tersebut merupakan nasabah lama atau mempunyai hubungan baik dengan BRI Unit Cibinong. Selain itu, waktu perealisasian KUR lebih dari tujuh hari satu minggu bahkan mencapai satu bulan dikarenakan kurang terpenuhinya persyaratan dalam pengajuan pinjaman KUR. Jumlah dan proporsi responden debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut waktu perealisasian, dapat dilihat pada Tabel 25. Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden debitur KUR Tabel 25, diketahui bahwa waktu perealisasian KUR mulai dari dua hari waktu realisasi paling cepat hingga 21 hari waktu realisasi paling lama. Mayoritas waktu perealisasian KUR adalah tujuh hari atau satu minggu yaitu sebesar 26 persen dari jumlah keseluruhan responden debitur KUR. Hal ini sesuai dengan prosedur yang diterapkan oleh BRI Unit Cibinong. Waktu perealisasian terhitung sejak tanggal pengajuan pinjaman KUR dengan menyerahkan persyaratan-persyaratan pengajuan pinjaman hingga dana pinjaman tersebut dicairkan. Lamanya waktu perealisasian KUR menggambarkan bahwa kelengkapan persyaratan dan usaha yang layak telah dipenuhi oleh debitur pada saat permohonan pengajuan kredit KUR tersebut. 115 Tabel 25. Jumlah dan Proporsi Responden Debitur KUR BRI Unit Cibinong menurut Waktu Perealisasian Waktu Perealisasian KUR Hari Jumlah Responden untuk Realisasi: Total 2 juta x 5 juta 5 juta x 10 juta 10 juta x 20 juta Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi Resp Orang Proporsi 2 - - 3 6 - - 3 6 3 1 2 4 8 1 2 6 12 4 - - - - 1 2 1 2 5 1 2 1 2 2 4 4 8 6 4 8 5 10 - - 9 18 7 2 4 9 18 2 4 13 26 8 2 4 4 8 - - 6 12 9 - - 3 6 - - 3 6 10 - - 1 2 - - 1 2 11 - - 1 2 - - 1 2 14 - - - - 2 4 2 4 21 - - 1 2 - - 1 2 Total 10 20 32 8 50 100 Dapat disimpulkan bahwa waktu perealisasian KUR dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai karakter nasabah. Apabila waktu perealisasian KUR cepat maka pihak BRI diduga sudah memiliki kepercayaan terhadap calon nasabahnya. Selain itu, usaha yang dijalankan sudah dinilai layak dan persyaratan pengajuan kredit KUR sudah dipenuhi oleh calon nasabah.

6.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkiat Pengembalian Kredit