159 lama usaha berjalan. Sesuai dengan analisis deskriptif sebelumnya, dimana usaha
debitur yang telah berjalan lebih dari 10 tahun maka memiliki peluang terjadinya penunggakan dalam pengembalian kredit KUR. Hal ini terkait dengan condition
economic yaitu kondisi pasar, dimana ketika pasar sudah jenuh mereka akan beralih pada usaha perdagangan yang lain.
7.2.8 Omzet Usaha Per Bulan
Omzet usaha merupakan suatu sumber pemenuhan kebutuhan hidup bagi para pelaku usaha, diduga bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan usaha
seseorang maka akan semakin tinggi pula kemampuannya dalam membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Analisis Analisis regresi logistik menghasilkan
koefisien variabel omzet usaha per bulan yang bernilai positif. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian ini, dimana omzet usaha per bulan berpengaruh positif
terhadap kelancaran pengembalian KUR. Namun, variabel ini tidak signifikan karena p-value lebih besar pada taraf nyata lima persen. Artinya, bahwa omzet
usaha per bulan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap lancarnya pengembalian KUR.
Berdasarkan Tabel 43, variabel omzet usaha per bulan memiliki nilai odds ratio sebesar 1,00, diartikan bahwa setiap kenaikan omzet usaha per bulan satu
rupiah akan menyebabkan kenaikan peluang lancarnya pengembalian kredit KUR sebesar 1,00 kali dari sebelum penambahan omzet usaha per bulan. Hal ini sesuai
dengan hasil perhitungan proporsi responden debitur lancar dan menunggak, dimana responden debitur KUR yang menunggak memiliki omzet usaha per bulan
tidak lebih dari 1,5 juta rupiah sedangkan responden debitur KUR yang lancar dalam pengembaliannya memiliki omzet usaha lebih dari 1,5 juta rupiah per
bulan. Kesimpulan dari analisis tersebut bahwa
debitur yang dapat
mengembalikan kredit KUR dengan lancar adalah yang memiliki omzet usaha yang lebih besar, sedangkan debitur yang memiliki omzet usaha yang lebih rendah
memiliki peluang untuk menunggak dalam pengembalian KUR nya.
160
7.2.9 Nilai RPC Per Bulan
RPC adalah kapasitas pengembalian kredit yang dimiliki oleh debitur akan nilainya maksimal 75 persen dari penghasilan bersih per bulan. Nilai RPC per
bulan diduga berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit KUR. Artinya, bahwa semakin tinggi nilai RPC per bulan seorang debitur maka
diharapkan debitur tersebut semakin lancar dalam mengembalikan kredit. Analisis Analisis regresi logistik menghasilkan koefisien variabel nilai
RPC per bulan yang bernilai negatif, hal ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian ini, dimana nilai RPC per bulan berpengaruh positif terhadap
kelancaran pengembalian KUR. Namun, variabel ini tidak signifikan karena p- value lebih besar pada taraf nyata 10 persen. Artinya, bahwa nilai RPC per
bulan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap lancarnya pengembalian KUR.
Berdasarkan Tabel 43, variabel nilai RPC per bulan memiliki nilai odds ratio sebesar 0.0000434 dapat diartikan bahwa setiap kenaikan nilai RPC per
bulan satu rupiah akan menyebabkan penurunan peluang lancarnya pengembalian kredit KUR sebesar 0.0000434 kali dari sebelum penambahan nilai RPC per
bulan. Artinya, responden yang memiliki nilai RPC per bulan yang lebih besar tidak dapat mengembalikan pinjaman KUR secara lancar.
7.2.10 Waktu Tempuh dari Lokasi Usaha ke BRI