141 wanita lebih mengutamakan perasaan daripada pikiran dalam melakukan suatu
tindakan atau dalam mengambil keputusan. Selain itu, Account Officer AO atau yang biasa disebut mantri untuk kredit mikro yang sebagian besar adalah pria.
Kaitannya dengan realisasi KUR berkaitan dengan perbedaan gender tersebut, dalam pemberian KUR di BRI Unit Cibinong sebenarnya tidak membedakan pria
dan wanita. Sebagai variabel dummy, jenis kelamin pria diberi nilai 1 D=1 artinya
mendukung realisasi KUR yang lebih besar dan wanita diberi nilai 0 D=0. Berdasarkan hasil regresi linier berganda, diketahui koefisien variabel dummy
jenis kelamin adalah negatif. Dapat diartikan bahwa jenis kelamin pria bernilai 1 berpengaruh negatif terhadap besar realisasi kredit. Hasil ini sesuai dengan
hipotesis penelitian, dimana realisasi KUR yang diperoleh debitur pria akan lebih kecil dibandingkan dengan yang diterima oleh debitur wanita. Oleh karena itu,
variabel jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan dalam realisasi KUR karena p-value yang lebih besar dari taraf nyata 10 persen
Kesimpulan ini didukung oleh hasil deskriptif sebelumnya, dimana dalam realisasi KUR mempermasalahkan gender. Kaum wanita sebagai pengusaha
mikro lebih dipercaya oleh bank dalam menggunakan dana bank untuk kemajuan usahanya. Dapat terlihat dari sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dan
besar realisasi KUR, diketahui bahwa sebagian besar responden wanita memperoleh realisasi KUR lebih besar dibandingkan pria. Pada realisasi KUR 10
juta hingga 20 juta rupiah wanita memperoleh proporsi terbesar yaitu sekitar 12 persen dibandingkan pria hanya sekitar empat persen saja. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa jenis kelamin berpengaruh siginifikan dalam menentukan besarnya realisasi KUR yang dapat diterima oleh debitur BRI Unit Cibinong.
7.1.3 Tingkat Pendidikan
Pada Tabel 39, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki pengaruh nyata dalam kelancaran realisasi kredit KUR. Hal ini berbeda dengan
hipotesis pada penelitian ini bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka dapat semakin berdisiplin dan bertanggungjawab serta mengetahui hak dan
142 kewajiban nasabah KUR terhadap pengembalian kredit sehingga diharapkan dapat
memperkecil peluang keterlambatan pembayaran pinjaman. Tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap besarnya
realisasi KUR yang dapat diterima oleh debitur, karena variabel dummy untuk tingkat pendidikan memiliki p-value lebih dari taraf nyata 10 persen. Artinya,
tingkat pendidikan debitur responden tidak mempengaruhi tingkat perealisasian KUR. Hal ini didukung oleh hasil deskriptif sebelumnya, bahwa tidak terdapat
perbedaan yang berarti terhadap tingkat pendidikan dalam besarnya realisasi KUR. Pihak BRI tidak terlalu mempertimbangkan pendidikan nasabahnya dalam
perealisasian KUR.
7.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga diduga berpengaruh negatif terhadap tingkat kepercayaan bank dalam meralisasikan kreditnya. Diasumsikan bahwa, semakin
banyak tanggungan dalam keluarga maka semakin besar pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari sehingga menghabiskan sejumlah
besar proporsi pendapatan keluarga. Dapat dikatakan bahwa, semakin besar jumlah tanggungan dalam keluarga diduga semakin kecil realisasi kredit yang
diperoleh. Berdasarkan hasil regresi linier berganda, diketahui koefisien variabel
jumlah tanggungan keluarga debitur berpengaruh negatif terhadap besarnya realisasi KUR, hal ini terbukti karena koefisien variabel tersebut memberikan
pengaruh yang signifikan namun bernilai negatif. Pengaruh ini sesuai dengan hipotesis penelitian ini, dimana semakin tinggi jumlah tanggungan keluarga
debitur maka akan semakin kecil realisasi KUR yang akan diperoleh. Namun, variabel jumlah tanggungan keluarga ini signifikan dalam mempengaruhi besar
realisasi KUR, karena p-value lebih kecil dari taraf nyata lima persen. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa jumlah tanggungan keluarga debitur
mempengaruhi besaran realisasi kredit KUR yang diterima. Kesimpulan ini sesuai dengan prediksi sebelumnya, dimana kisaran
realisasi KUR yang terbesar diperoleh oleh debitur yang memiliki jumlah tanggungan keluarga terkecil dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, dapat
143 diartikan bahwa jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negatif terhadap
besarnya realisasi KUR yang diterima oleh debitur responden, atau dengan kata lain semakin banyaknya tanggungan keluarga maka realisasi KUR yang diterima
akan semakin kecil ataupun sebaliknya. Oleh karena itu, jumlah tanggungan keluarga dapat digunakan sebagai dasar penetuan besarnya realisasi KUR di BRI
Unit Cibinong.
7.1.5 Waktu Tempuh Responden ke BRI