Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 Tahun 2008 Bab II pasal 3 ayat 2 menyatakan bahwa “kompetensi guru sebagaimana yang dimaksud ayat 1 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi ”. 21 Dari beberapa pendapat mengenai kompetensi guru, dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

a. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. 22 Adapun menurut Bahri Thalib secara perinci sub- kompetensi kepribadian dapat dijabarkan sebagai berikut: 1 Sub-kompetensi kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator yang esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma. 2 Sub-kompetensi kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial; menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru. 3 Sub-kompetensi kepribadian yang arif yang memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak. 21 Peraturan Pemerintah R.I Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Jakarta: BP. Cipta Jaya, 2009, h. 6. 22 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, Cet. 4, h. 117. 4 Sub-kompetensi kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani. 5 Sub-kompetensi akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong, dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik. 23 Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 Tahun 2008 Bab II pasal 3 ayat 5 bahwa kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang: 1 Beriman dan bertakwa; 2 Berakhlak mulia; 3 Arif dan bijaksana; 4 Demokratis; 5 Mantap; 6 Berwibawa; 7 Stabil; 8 Dewasa; 9 Jujur; 10 Sportif; 11 Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; 12 Secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan 13 Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. 24 Menurut Zakiah dalam Ramayulis kompetensi kepribadian seorang pendidik meliputi: 1 Guru hendaknya mencintai jabatannya sebagai guru. 2 Guru hendaknya bersifat adil terhadap semua murid- muridnya. Anak-anak tajam pandangannya terhadap perlakuan yang tidak adil. 23 Syamsul Bahri Thalib, loc. cit. 24 Peraturan Pemerintah R.I Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, h. 6-7. 3 Guru hendaknya berlaku sabar dan tenang. 4 Guru harus berwibawa. 5 Guru harus gembira. 6 Guru harus bersifat manusiawi. 7 Guru harus bekerjasama dengan guru lain. 8 Bekerjasama dengan masyarakat. 25 Secara sederhana, kompetensi kepribadian biasanya erat kaitannya dengan kepribadian seseorang. Selanjutnya kompetensi kepribadian merupakan kemampuan sikap dan tindakan yang membedakan seseorang dengan orang yang lainnya. Dan kepribadian seorang guru itu dinilai penting karena guru merupakan panutan dan cerminan yang akan menjadi contoh teladan bagi peserta didiknya. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian merupakan kemampuan atau kecakapan seseorang yang meliputi kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, jujur, arif, berwibawa, berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan bagi peserta didik.

b. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 26 Adapun menurut Bahri Thalib secara perinci setiap sub- komponen dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut: 1 Sub-kompetensi memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; 25 Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, Jakarta: Kalam Mulia, 2013, Cet. ke-2, h. 55-58. 26 E. Mulyasa, op. cit., h. 75. memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip- prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik. 2 Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. Sub-kompetensi ini memiliki indikator esensial: memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih. 3 Sub-kompetensi melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial; menata latar setting pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. 4 Sub-kompetensi merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator esensial; merancang dan melaksanakan evaluasi assessment proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode, menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar mastery learning. 5 Sub-kompetensi mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi non-akademik. 27 Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 Tahun 2008 Bab II pasal 3 ayat 4 bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang kurangnya meliputi: 1 Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; 2 Pemahaman terhadap peserta didik; 27 Syamsul Bahri Thalib, op. cit., h. 275. 3 Pengembangan kurikulum atau silabus; 4 Perancangan pembelajaran; 5 Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; 6 Pemanfaatan teknologi pembelajaran; 7 Evaluasi hasil belajar; dan 8 Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 28 Menurut Syaiful Sagala kompetensi pedagogik yaitu: “kemampuan dalam pengelolaan peserta didik meliputi 1 pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan, 2 guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, 3 guru mampu mengembangkan kurikulum atau silabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar, 4 guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, 5 mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana yang dialogis dan interaktif, 6 mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan, 7 mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya”. 29 Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam mengelola pembelajaran baik pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum, menyusun rancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, mampu melakukan evaluasi proses dan hasil belajar, dan dapat mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik. 28 Peraturan Pemerintah R.I Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, h. 6. 29 Syaiful Sagala, op. cit., h. 32.

c. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. 30 Adapun menurut Bahri Thalib setiap sub-kompetensi profesional memiliki indikator esensial sebagai berikut: 1 Sub-kompetensi menguasai subtansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memliki indikator esensial; memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; dan memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait. 2 Sub-kompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial: menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi. 31 Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan dalam Musfah kompetensi profesional adalah: “Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: a konsep, struktur, dan metode keilmuantekhnologiseni yang menaungikoheren dengan materi ajar; b materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; c hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; d penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan e kompetisi secara professional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional”. 32 30 E. Mulyasa, op. cit., h. 135. 31 Syamsul Bahri Thalib, op. cit., h. 276. 32 Jejen Musfah, op. cit., h. 54.