Hasil Belajar KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri. 62 c Latar Belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar. 63 2. Faktor Sekolah a Metode Mengajar Guru Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar itu mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin. 64 b Kurikulum yang diterapkan Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan pelajaran itu. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. 65 c Relasi Guru dengan Siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada 62 Ibid., h. 62. 63 Ibid., h. 64. 64 Ibid., h. 65. 65 Ibid. dalam proses itu sendiri. Jadi, cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. 66 d Relasi Siswa dengan Siswa Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan menganggu belajarnya. 67 e Waktu Sekolah Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar- mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari siang, sore atau malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar. 68 3. Faktor Masyarakat a Kegiatan Siswa dalam Masyarakat Perlunya kiranya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya jangan sampai menganggu belajarnya. Jika mungkin memilih kegiatan yang mendukung belajar. Kegiatan itu misalnya kursus bahasa inggris, kelompok diskusi dan lain sebagainya. 69 b Teman Bergaul Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik- baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana. 70 66 Ibid., h. 66. 67 Ibid. 68 Ibid., h. 68. 69 Ibid., h. 70. 70 Ibid., h. 71. c Bentuk Kehidupan Masyarakat Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang- orang yang tidak terpelajar, menjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik akan berpengaruh jelek kepada anak siswa yang berada di situ. 71 Berdasarkan faktor yang mempengaruhi belajar di atas, yaitu faktor intern dan ekstern dapat dikaji bahwa belajar itu merupakan proses yang cukup kompleks. Ketika salah satu faktor yang mempengaruhi belajar siswa ada yang terganggu itu akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar dan akhirnya mempengaruhi hasil belajar siswa. Karena aktivitas belajar individu memang tidak selamanya berjalan mulus sesuai dengan apa yang diharapkan. Banyak kendala-kendala yang dihadapi dalam proses belajar-mengajar. Kadang peserta didik mudah menangkap apa yang dipelajari, kadang sulit mencerna mata pelajaran tergantung kondisi yang sedang dialami siswa. Ketika siswa dalam keadaan tertekan, sudah lelah dalam belajar, cara mengajar guru yang membosankan, ada masalah dengan orang tua, teman-teman yang tidak menyenangkan dan lain sebagainya mana mungkin bisa seseorang belajar dalam kondisi tenang, dan konsentrasi pun menjadi menurun. Semua aktivitas dalam pembelajaran akhirnya terganggu. Tetapi ketika anak didik atau siswa dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut belajar. Karena dengan belajar yang sungguh-sungguh hasil belajarnya pun sesuai dengan apa yang diharapkan. 71 Ibid.

C. Hakikat Mata Pelajaran Sosiologi

1. Pengertian Sosiologi

Secara terminologi sosiologi berasal dari bahasa Yunani, yakni socius dan logos. Socius yang berarti kawan, berkawan, ataupun bermasyarakat. Sedangkan logos berarti ilmu atau dapat juga berbicara tentang sesuatu. Dengan demikian secara istilah sosiologi dapat diartikan ilmu tentang masyarakat. 72 Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi mengatakan bahwa: “Sosiologi ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial, dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Selanjutnya struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial norma-norma sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok- kelompok serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, umpamanya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan politik, antara segi kehidupan hukum dan segi kehidupan agama, antara segi kehidupan agama dan segi kehidupan ekonomi dan lain sebagainya”. 73 Sedangkan menurut Horton dan Hunt mengatakan bahwa : “Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata karena ilmu murni pure science yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas itu sendiri, namun sosiologi bisa juga menjadi ilmu terapan applied science yang menyajikan cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan masalah praktis atau masalah sosial yang perlu di tanggulangi ”. 74 Jadi sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat baik dalam segi struktur sosial, proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Sosiologi juga tidak hanya 72 Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, Cet. ke-3, h. 69. 73 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, h. 18. 74 J. Dwi Nurwoko dan Bagong, Suyanto, Sosiologi:Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta: Prenada Media Group, 2007, Cet. 3, h. 2. mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak, karena sosiologi juga termasuk ilmu terapan guna memecahkan masalah-masalah sosial yang dialami setiap masyarakat dilingkungan sekitarnya.

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sosiologi

a. Tujuan Menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 dalam Sutaji tentang standar isi, mata pelajaran sosiologi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1 Memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial,dan konflik sampai dengan terciptanya integrasi sosial. 2 Memahami berbagai peran sosial dalam kehidupan bermasyarakat 3 Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian sosial dalam kehidupan bermasyarakat. b. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran sosiologi meliputi aspek- aspek sebagai berikut: 1 Struktur sosial 2 Proses sosial 3 Perubahan sosial 4 Tipe-tipe lembaga sosial 75 Sedangkan menurut Permendikbud RI Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA atau MA dilihat dari Kompetensi Dasar bahwa ruang lingkup mata pelajaran sosiologi meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1 Gejala sosial, hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok. 75 Tri Sutaji, “Pengaruh Minat Membaca Buku Sosiologi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2010, h. 29. 2 Perbedaan sosial, masalah-masalah sosial, konflik sosial, kekerasan dan penyelesaiannya. 3 Perubahan sosial, globalisasi, ketimpangan sosial dan pemberdayaan komunitas. 76 Berdasarkan tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran sosiologi di atas, sosiologi memiliki arti penting dalam proses pembelajaran untuk menumbuhkan dan meningkatkan kepekaan peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat dan mampu beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan sekitarnya.

D. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan mengenai judul skripsi yang penulis buat yaitu pengaruh persepsi siswa MA tentang kompetensi guru praktik profesi keguruan terpadu PPKT terhadap hasil belajar sosiologi sebelumnya sejauh pengetahuan membaca penulis dari perpustakaan, internet, dan sumber lainnya belum pernah ada yang membahasnya. Tetapi bukan berarti tidak ada, disini penulis mencari pemahaman yang serupa walaupun berbeda fokus variabelnya, sehingga didapatkan penelitian relevan sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Riza Fahlevi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa studi kasus di MTs Nur Asy-Syafi ’ah YASPINA, Rempoa Ciputat Tangerang Selatan”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai r hitung sebesar 0,72 dan termasuk kategori kuat nilai r hitung pada rentang 0,60 - 0,799 dengan nilai KD sebesar 52 dan t hitung 9,8. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat 76 Permendikbud RI Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMAMA, h.188-192. hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa MTs Yaspina Rempoa Ciputat Tangerang Selatan. 77 2. Penelitian yang dilakukan oleh Teguh Prayitno, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi”. 78 Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwasanya persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru termasuk dalam kualifikasi cukup. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru, yaitu 70,82. Adapun skor yang lebih besar dari rata-rata adalah 42 atau sekitar 50. Kemudian hasil belajar siswa termasuk dalam kualifikasi cukup. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa, yaitu 76,94, kemudian siswa yang memperoleh nilai lebih besar dari rata-rata adalah 38 atau sekitar 45,2. Selanjutnya dari hasil uji t diperoleh t hitung untuk variabel X sebesar -1,307 dengan signifikansi 0.195. Jadi, dapat dismpulkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar siswa. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Tatik Alfiyati, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga dengan judul “pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo”. 79 77 Muhamad Riza Fahlevi, “Hubungan antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa studi kasus di MTs Nur Asy- Syafi’ah YASPINA, Rempoa Ciputat, tangerang Selatan”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014. 78 Teguh Prayitno, “pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2015. 79 Tatik Alfiyati, “pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo”, skripsi pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Salatiga, 2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional sebab akibat. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwasanya ada pengaruh yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y pada siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo Dusun Gunung Wijil Desa Bakulan Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2011. Artinya ada pengaruh positif antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo tahun 2011. Hal ini terbukti karena r xy lebih besar dari pada r tabel r product moment yaitu 0.987, yang mana dengan N = 110 diperoleh nilai r pada taraf signifikan 5 sebesar 0.195 dan nilai r pada taraf signifikan 1 sebesar 0.256, sehingga hipotesis dapat diterima kebenarannya. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Miftahun Ni’mah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Persepsi Siswa Terhadap Mahasiswa Praktikan Praktik Profesi Keguruan Terpadu PPKT dalam Kinerja Pembelajaran PAI Studi Kasus di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta.” Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwasanya siswa berpersepsi baik terhadap mahasiswa praktikan praktik profesi keguruan terpadu PPKT dalam kinerja pembelajaran PAI di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta dalam arti mahasiswa praktikan telah melaksanakan tugas secara baik. Kemudian mahasiswa praktikan PPKT telah terampil dalam mengembangkan keterampilan- keterampilan yang dimilikinya dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan telah memenuhi 4 kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik. 80 80 Miftahun Ni’mah, “Persepsi Siswa Terhadap Mahasiswa Praktikan Praktik Profesi Keguruan Terpadu PPKT dalam Kinerja Pembelajaran PAI”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013.

E. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat diambil sebuah kerangka pemikiran sebagai berikut. Guru merupakan salah seorang tenaga pendidik yang memegang andil besar dalam keberhasilan suatu proses belajar mengajar. Maka dari itu khusunya lembaga kependidikan harus mampu menyiapkan calon- calon guru profesional agar dapat mendidik anak bangsa agar tujuan pembangunan pendidikan tercapai. Sehingga dalam lembaga kependidikan ada yang namanya praktik profesi keguruan terpadu PPKT. Kompetensi Guru praktik profesi keguruan terpadu PPKT merupakan kemampuan calon guru yang sedang tugas praktik mengajar untuk mengembangkan kompetensi guru professional, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Didalam kegiatan PPKT calon-calon guru dilatih untuk mengembangkan kompetensi guru profesional agar calon guru mampu menyalurkan bakat dan kreativitas yang dimiliki dalam proses belajar mengajar. Karena kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru akan mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa. Ketika seorang guru menguasai kompetensi-kompetensi guru profesional apa yang dia ajarkan kepada peserta didik tersalurkan sesuai dengan harapan dan mereka akan memiliki persepsi positif terhadap kemampuan yang dimiliki guru praktik dalam proses pembelajaran. Dan sebaliknya, siswa akan memiliki persepsi negatif jika calon guru tidak menguasai kompetensi guru profesional dan berdampak juga terhadap hasil belajar siswa. Jadi, salah satu keberhasilan suatu proses pembelajaran ada ditangan seorang guru. Berikut bagan kerangka berpikir dari penelitian ini tentang pengaruh persepsi siswa MA tentang Kompetensi guru praktik profesi keguruan terpadu PPKT terhadap hasil belajar sosiologi.