89
3.6.2 Pengujian Instrumen
Instrumen pada penelitian ini membutuhkan pengujian agar data yang diperoleh benar-benar valid atau tidak diragukan kebenarannya. Sesuai dengan
pernyataan Arikunto 2010: 211 bahwa benar atau tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar atau tidaknya
data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Berikut
penjelasan langkah analisis data uji coba instrumen.
3.6.2.1 Validitas Instrumen
Arikunto 2010: 211 merumuskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu intrumen.
Lebih luwes lagi Riduwan 2015: 97 menyatakan bahwa valid adalah mengukur apa yang seharusnya diukur. Oleh karena itu, instrumen akan dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur, dan dari intrumen tersebut dapat diperoleh data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Secara garis besar Arikunto 2012: 80 mengklasifikasikan validitas menjadi dua macam, yaitu validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis
untuk sebuah intrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah intrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Pengujian validitas
logis, dilakukan dengan cara menilai kesesuaian antara butir-butir soal dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumnya. Proses pengujian validitas logis
melibatkan dua penilai ahli yaitu Moh. Fathurrahman, S.Pd., M.Sn. dan Ika
Ratnaningrum, S.Pd., M.Pd. dengan menggunakan lembar validitas logis.
90 Validitas empiris adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil
pengalaman Arikunto, 2012: 81. Oleh karena itu, untuk mendapatkan intrumen yang valid penulis melakukan uji coba instrumen kepada responden yang bukan
responden sesungguhnya, yaitu responden kelas IV SD Negeri Morobongo Kabupaten Temanggung. Alasan memilih SD tersebut dikarenakan memiliki
kesamaan dari berbagai kriteria dengan SD yang dijadikan sebagai objek penelitian, seperti jumlah siswa, dan tingkat pendidikan guru, serta tingkat
akreditasi sekolah. Sebelum melakukan uji coba, terlebih dahulu penulis mengajar siswa
menggunakan media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Hasil uji coba kemudian dianalisis validitas dan reliabilitasnya menggunakan SPSS versi
21. Pengujian validitas dalam penelitian menggunakan corected item-total corelation, yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor
total dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi nilai yang lebih tinggi dari nilai sebenarnya. Menu yang digunakan dalam
analisis ini adalah analyze-scale-reliability analisis. Hasil validitasnya dapat dilihat pada kolom corected item-total corelation. Kriteria pengujian dilakukan
dengan membandingkan nilai t
hitung
dan t
tabel.
Suatu butir item dapat dikatakan valid apabila nilai t
hitung
lebih besar dari pada nilai t
tabel.
3.6.2.1.1 Validitas Lembar Pengamatan Media Pembelajaran Buku Pop-up Instrumen lembar pengamatan media pembelajaran buku pop-up
digunakan untuk menilai pembelajaran menggunakan media buku pop-up. Pengujian validitas logis lembar pengamatan ini dilakukan oleh tim penilai ahli
91 yaitu Moh. Fathurrahman, S.Pd., M.Sn dosen pembimbing 1 dan Ika
Ratnaningrum, S.Pd., M.Pd. dosen pembimbing 2. 3.6.2.1.2 Validitas Angket Minat Belajar Siswa
Sebelum intrumen angket minat belajar siswa diuji cobakan pada siswa, maka terlebih dahulu dilakukan validitas logis oleh penilai ahli yaitu Moh.
Fathurrahman, S.Pd., M.Sn dan Ika Ratnaningrum, S.Pd., M.Pd. setelah dinyatakan layak oleh tim ahli, kemudian angket diuji cobakan di kelas uji coba,
yaitu di SD Negeri Morobongo Kabupaten Temanggung pada tanggal 7 April 2016 yang diikuti oleh siswa kelas IV yang berjumlah 20. Hasil uji validitas logis
dapat dilihat pada lampiran 15 dan 16. Penghitungan validitas empiris seluruh item instrumen angket dibantu
dengan aplikasi SPSS 21, dengan menu analyze-scale-reliability analisis. Pengambilan keputusan uji validitas dilakukan dengan menggunakan batasan
dengan signifikansi 0,05 dan diuji dua sisi. Artinya apabila ≥
maka item tersebut dianggap valid, sedangkan apabila maka item
tersebut dianggap tidak valid Priyatno, 2010: 93-4. Nilai r
tabel
dari 20 siswa yaitu 0,444 dan hasil uji coba angket minat belajar dapat dilihat pada lampiran 25. Dari
hasil penghitungan menggunakan SPSS 21 dinyatakan bahwa dari 40 item pernyataan terdapat 24 item pernyataan yang valid dan dari seluruh item yang
valid telah mewakili seluruh indikator minat belajar. 3.6.2.1.3 Validitas Soal Tes
Sebelum intrumen soal tes diuji cobakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas logis. Pada penelitian ini, validitas logis soal tes dilakukan oleh dua
92 penilai ahli, yaitu Moh. Fathurrahman, S.Pd., M.Sn dan Ika Ratnaningrum, S.Pd.,
M. Pd. Hasil dari uji validitas logis dapat dilihat pada lampiran 19 dan 20. Soal yang digunakan pada saat proses penilaian pembelajaran sebanyak 20
butir, namun untuk proses validitas, soal dibuat paralel yang setara cakupan materi dan tingkat kesulitan sebanyak 40 butir soal. Setelah pengujian validitas
logis selesai dan dinyatakan layak untuk digunakan, kemudian dilakukan uji coba soal kepada siswa kelas IV SD Negeri Morobongo pada tanggal 7 April 2016.
Analisis validitas dilakukan menggunakan SPSS versi 21 dan mendapatkan 23 butir soal yang valid dari 40 butir soal. Lebih lengkapnya tentang hasil validitas
soal dapat dilihat pada lampiran 27.
3.6.2.2 Reliabilitas Instrumen