44 intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis,
jarak waktu dan lainnya. Pentingnya penggunaan media dalam proses pembelajaran, didukung lagi
dengan pesatnya perkembangan media yang semakin canggih, menuntut guru harus mampu memilih media yang paling tepat, karena penggunaan media tidak
dilihat dari nilai atau segi kecanggihannya, namun dilihat dari fungsi dan peranannya dalam membantu meningkatkan proses pembelajaran. Berikut adalah
beberapa kriteria yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menentukan media pembelajaran menurut Sudjana dan Rivai 2013: 4-5 yaitu: 1 ketepatannya
dengan tujuan pengajaran, 2 ketepatannya dengan tujuan pengajaran, 3 dukungan terhadap isi bahan pelajaran, 4 kemudahan memperoleh media, 5
keterampilan guru dalam menggunakannya, 6 tersedia waktu untuk menggunakannya, dan 7 sesuai dengan taraf berfikir siswa.
Kriteria-kriteria tersebut dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam menentukan media yang paling tepat dan efektif untuk digunakan pada saat
mengajar. Media yang dipilih diharapkan dapat mempermudah guru dalam menyampaikan pesan atau materi yang akan disampaikan, guna menunjang
tingkat keberhasilan belajar siswa.
2.1.12 Media Visual
Suatu pembelajaran akan lebih efektif apabila objek atau kejadian yang menjadi materi ajar dapat divisualisasikan secara realistik menyerupai keadaan
yang sebenarnya, namun hal ini tidaklah berarti bahwa media harus selalu menyerupai objek sebenarnya, karena dipihak lain media yang memiliki tingkat
45 realistik tinggi tidak selalu memberikan makna isi yang tinggi pula, bahkan bisa
jadi membingungkan siswa. Sesuai dengan pendapat Sudjana dan Rivai 2013: 9 yang menyatakan bahwa visualisasi objek dan kejadian sebagai media tidak
ditentukan dari tingkat realistiknya, melainkan bergantung pada tujuan dan isi materi yang akan disampaikan.
Salah satu jenis media visual yang dapat digunakan guru adalah buku yang di dalamnya terdapat unsur gambar dan tulisan atau visual dan verbal.
Sebagaimana pendapat Leshin, Pollock Reigeluth 1992 dalam Arsyad 2013: 38 yang mengklasifikasikan media kedalam lima kelompok, yaitu: 1 media
berbasis manusia guru, intruktur, tutor, main-peran, kegiatan kelompok, 2 media berbasis cetakan buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja, dan
lembaran lepas; 3 media berbasis visual buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar transparansi, slide; 4 media berbasis audio-visual video, film,
program slide tape, televisi; dan 5 media berbasis komputer pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video, hypertext. Djamarah dan Zain 2010: 124
juga mengelompokkan jenis-jenis media, di antaranya 1 media auditif, yaitu media yang hanya mengfokuskan kemampuan pendengaran seperti tape recorder
2 media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan seperti foto, gambar, lukisan dan cetakan. 3 media audiovisual, yaitu media yang
menggabungkan antara indera penglihatan dan indera dengar. Berdasarkan pendapat para pakar, dapat disimpulkan bahwa buku yang di
dalamnya menyediakan unsur gambar dan kata termasuk ke dalam media visual, karena hanya dapat dimanfaatkan menggunakan indera mata. Selain itu, buku juga
46 termasuk kategori media cetak, karena dihasilkan melalui proses pencetakan
mekanis atau fotografis. Levie dan Levie 1975 dalam Arsyad 2013: 12 mengemukakan hasil
penelitiannya tentang belajar melalui stimulus gambar dan kata, yang menyimpulkan bahwa “stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik
untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkankan fakta dan konsep, di lain pihak, stimulus verbal
memberi hasil yang lebih apabila itu pembelajaran melibatkan ingatan yang berurut-urutan.
” Belajar dengan menggunakan indera lihat dan dengar secara bersamaan
lebih memberikan keuntungan bagi siswa dari pada hanya memanfaatkan satu indera, sesuai dengan pendapat Yunus 1942 dalam Arsyad 2013: 20 yang
menyatakan bahwa “media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih menjamin pemahaman ... orang yang mendengarkan saja tidaklah sama
tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau meihat dan mendengarnya.”
Sebagaimana pendapat Dale 1969 dalam Arsyad 2013: 13 merumuskan bahwa “pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75, melalui indera
dengar sekitar 13, dan melalui indera lainnya sekitar 12.” Pendapat ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media visual sangat efektif
apabila diterapkan pada pembelajaran dengan materi yang sesuai. Belajar menggunakan media visual tidak sebatas siswa bisa melihat, akan
tetapi memerlukan keterampilan, karena terkadang ada perbedaan pemahaman
47 siswa mengenai satu jenis objek yang divisualisasikan, dengan demikian
keberadaan guru dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penggunaan media pembelajaran. Guru perlu memberikan
bimbingan kepada siswa agar makna dari pesan yang disampaikan melalui media visual dapat diterima dengan benar. Selaras dengan pendapat Sudjana dan Rivai
2013: 16 yang menyatakan bahwa “sekalipun kekeliruan-kekeliruan penafsiran dalam menyimak makna pesan-pesan visual tidak dapat dihindarkan disebabkan
perbedaan latar belakang budaya, setidak-tidaknya kita harus berhati-hati dalam mempergunakan pesan-pesan visual tanpa penjelasan sebelumnya karena akan
menyebabkan kebingungan kepada beberapa siswa tertentu” Berkaitan dengan media visual, Levie dan lentz 1982 dalam Kustandi dan Sutjipto 2013: 19-20
mengemukakan empat fungsi media visual, yaitu: 1
Fungsi atensi, media visual dapat menarik perhatian siswa untuk berkonsentrasi terhadap isi pelajaran.
2 Fungsi afektif, media visual dapat menggugah emosi siswa setelah melihat
gambar atau lambang. 3
Fungsi kognitif, media visual dapat memperlancar siswa dalam mengingat dan memahami materi pelajaran.
4 Fungsi kompensatoris, bahwa media visual berfungsi mengakomodasi siswa
yang lemah dan lambat menerima serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan verbal.
Berdasarkan pada fungsi-fungsi media, dapat diartikan bahwa media difungsikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran, karena materi
48 disampaikan dengan menarik, sesuai dengan tingkat perkembangan berfikir siswa
serta membantu siswa yang lemah dalam informasi verbal. Penggunaan media visual juga dapat menarik perhatian siswa, menggugah emosi siswa, dan
mempermudah siswa dalam mengingat materi yang diterima.
2.1.13 Media Buku Pop-up