31
2.1.8 Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan di SD
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan SBK pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya, dan mencakup seni rupa,
musik, tari dan keterampilan. Pendidikan seni merupakan proses pendidikan yang tidak hanya difungsikan untuk melatih anak agar menguasi proses dan teknik
berkarya seni, namun melalui proses pendidikan seni juga dapat mengembangkan siswa agar menjadi optimal Sobandi, 2008: 44. Sependapat Soeharjo 2005
dalam Sobandi 2008: 44 yang menyatakan bahwa “pendidikan seni adalah usaha sadar untuk mempengaruhi peserta didik melalui bimbingan, pengajaran dan atau
latihan agar menguasai kemampuan kesenian sesuai dengan peran yang dimainkannya.”
Berdasarkan pendapat para pakar, dapat disimpulkan bahwa pendidikan seni merupakan usaha sadar yang dilakukan guru untuk mengajar, membimbing dan
melatih siswa. pendidikan ini berfungsi untuk mngembangkan bakat, kreativitas serta sikap menghargai karya orang lain. Pentingnya pendidikan seni untuk
diberikan di sekolah berdasarkan pada faktor keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatannya terhadap perkembangan siswa, yang tidak bisa diperoleh dari
mata pelajaran lain. Secara garis besar Sukarya dkk. 2008: 3.2.1.-3 mengklasifikasikan fungsi
pendidikan seni menjadi dua, yaitu: pendidikan seni sebagai penunjang kebudayaan dan sebagai penunjang perkembangan siswa. Pendidikan seni sebagai
penunjang kebudayaan berarti pendidikan seni diupayakan mampu melestarikan dan mengembangkan budaya tradisi bangsa Indonesia yang semakin lama kurang
32 mendapat perhatian dari berbagai pihak. Terutama dilihat dari sikap generasi
muda yang menjadi acuh dan jenuh terhadap budaya sendiri, akan tetapi memiliki ketertarikan yang besar terhadap budaya asing. Adanya pendidikan seni ini
diharapkan mampu menanamkan kesadaran dan kebanggaan akan budaya sendiri, sehingga budaya di Indonesia tetap terjaga bahkan menjadi daya tarik bagi orang
asing untuk menikmatinya. Pendidikan seni difungsikan sebagai penunjang perkembangan siswa karena
pendidikan ini mampu memberikan kesempatan yang luas untuk berekspresi secara optimal, sehingga dapat meningkatkan daya kreativitas siswa. Sebagaimana
yang diungkapkan oleh Francesco 1958 dalam Sukarya dkk. 2008: 3.2.3 bahwa “pendidikan seni mempunyai konstribusi terhadap pengembangan individu
yaitu membantu pengembangan mental, emosional, kreativitas, estetika, sosial, dan fisik.” Herbert Read 1959 dalam Pamadhi 2009: 11.28 juga menyatakan
bahwa “art is most simply and most usually defined as attemp to create a pleasing form.” secara sederhana seni adalah usaha untuk menciptakan bentuk
yang menyenangkan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa seni memberikan andil dalam meningkatkan kreativitas siswa, karena merupakan usaha untuk
menciptakan suatu bentuk yang menyenangkan. Di era yang semakin canggih ini kriteria orang yang dibutuhkan dunia
adalah orang-orang yang memiliki daya kreativitas tinggi, orang kreatif merupakan aset negara yang akan membantu meningkatkan kemajuan negara
dengan ide-ide barunya. Sesuai dengan pendapat Mulyadi t.t dalam Pamilu 2007: 13 yang menyatakan bahwa anak yang dapat mengatasi ketatnya
33 persaingan hidup adalah mereka yang cerdas, kreatif dan memiliki emosi yang
stabil. Selain mengembangkan kreativitas siswa, Fransesco juga mengemukakan
bahwa tugas pendidikan seni juga sebagai penghalus rasa dan pendidikan emosi. Melalui pendidikan seni, emosi disalurkan ke dalam sebuah karya yang memiliki
nilai ekspresi dan komunikasi serta melibatkan emosi, intituisi dan imajinasi dalam proses pembuatannya.
Mengacu pendapat para ahli, dapat diartikan bahwa pendidikan seni memiliki peran yang sangat besar dalam menyeimbangkan peran otak kanan
dalam perkembangan siswa. Pentingnya mengembangkan otak kanan ini di ungkapkan oleh Faidi 2013: 46 yang menyatakan bahwa kecerdasan otak kiri
manusia akan semakin maksimal apabila kecerdasan otak kanan semakin meningkat, namun sebaliknya, apabila yang ditingkatkan lebih didominasi otak
kiri maka kecerdasan otak kanan akan menurun. Cara kerja otak kiri berfikir dengan urut, dan logis sementara otak kanan berfikir secara acak, holistik, dan
kreatif. Sebuah riset oleh Carnegie Institute di Amerika yang dijelaskan dalam Faidi 2013: 33 bahwa 99 orang yang sukses dalam hidupnya adalah orang-
orang yang menggunakan 80 otaknya untuk kemampuan kreatif dan berfikir. Berdasar pada pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa pendidikan seni
memiliki konstribusi yang sangat besar bagi perkembangan siswa yang tidak dimiliki oleh pelajaran lain. Pendidikan seni berperan dalam mengembangkan
kreatifitas dan bakat siswa, serta menyalurkan emosi melalui sebuah karya. Pendidikan seni juga berfungsi dalam menyeimbangkan perkembangan antara
34 otak kanan dan kiri. Sebagian besar mata pelajaran yang ada, merupakan mata
pelajaran yang menggunakan otak kiri, oleh karena itu adanya pendidikan seni diharapkan mampu menyeimbangkan perkembangan antara otak kanan dan otak
kiri.
2.1.9 Pendidikan Seni Rupa di SD