Alat dan Material Pembuatan Buku Pop-up Teknik Pembuatan Buku Pop-up

53 Jadi, dapat disimpulkan bahwa buku pop-up memiliki manfaat yang sangat besar bagi siswa. Bentuk penyajian yang berbeda dengan karakter buku pada umumnya akan menumbuhkan kecintaan atau ketertarikan siswa terhadap buku pop-up. Adanya ketertarikan dalam diri siswa ini akan menumbuhkan semangat belajar yang tinggi, sehingga hasil dari proses belajar akan meningkat.

2.1.13.3 Alat dan Material Pembuatan Buku Pop-up

Birmingham 2006: 6 menyebutkan beberapa material yang diperlukan dalam pembuatan buku pop-up, di antaranya adalah: 1 Kertas, 2 Gunting dan cutter, 3 Bolpoin tanpa tinta, 4 Lem, 5 Pensil dan penggaris, 6 Alas memotong dan, 7 Cutter pen. Kertas adalah material yang paling penting dalam pembuatan buku pop-up, segala jenis kertas dapat digunakan dalam pembuatannya, asalkan memiliki ketebalan yang tepat dan tekstur yang memudahkan lem untuk merekat. Dewantari dalam workshop 2013 menjelaskan bah wa “ukuran ketebalan kertas sangat berpengaruh terhadap mekanisme gerak, kekuatan, dan proses melipat yang berkaitan dengan finishing. Ukuran kertas yang bisa digunakan harus lebih dari 135 gsm dan idealnya 220 gram.” Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa memilih material untuk pembuatan buku pop-up harus dipertimbangkan semaksimal mungkin guna menghindari kesalahan dalam pemilihan jenis material yang dibutuhkan. Kesalahan yang terjadi dalam pemilihan material akan berpengaruh terhadap kualitas buku yang dihasilkan. 54

2.1.13.4 Teknik Pembuatan Buku Pop-up

Pop-up yang memberi kesan berbeda dari buku teks pelajaran biasa, memiliki proses pembuatan yang sangat panjang dan membutuhkan ketelatenan serta penghitungan yang tepat, guna menghasilkan bentuk atau gerakan yang sesuai. Dewantari dalam workshop pop-up 2013 mengatakan bahwa, “Proses merangkai hingga menjilid adalah proses yang hanya bisa dilakukan dengan tangan manusia, dan tidak bisa menggunakan mesin seperti buku teks pelajaran pada umumnya.” Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pembuatan buku pop-up hanya dapat dibuat oleh orang-orang yang memiliki ketrampilan, kreatif, teliti, dan tidak mudah putus asa, karena proses pembuatannya tidak dapat selesai dalam satu tahap, melainkan dimulai dari ide, desain, pemotongan, pelipatan dan lain sebagainya. Seperti yang dijelaskan oleh Bluemel and Taylor 2012: 2 yang menyatakan bahwa ,”A pop-up book may utilize the skills of many talents: writer, artist, illustration, photographers, paper engineers, designers, consultans, researchers, editor, and so on.” buku pop-up membutuhkan berbagai macam keterampilan dari banyak bakat, seperti: penulis, seniman, juru gambar, fotografer, seniman dibidang kertas, desainer, penasehat, redaktur, dan lain sebagainya. Pada dasarnya buku pop-up merupakan kumpulan dari beberapa pop-up yang kemudian dijilid. Setiap halamannya dapat menggunakan satu atau gabungan dari beberapa teknik atau metode. Ives 2009: 11 mengklasifikasikan metode pembuatan pop-up, yaitu: 55 1 Parallel Pop-up Jenis pop-up ini merupakan jenis yang paling sederhana. Namun jenis pop- up yang sederhana ini bisa diubah menjadi suatu hal yang menakjubkan. Berikut adalah contoh Parallel Pop-up. Gambar 2.9. Parallel Pop-up Ives 2009:11 2 Pop-out Pop-up Jenis ini merupakan Pop-up yang paling sering terlihat dibuku, karena dengan Pop-out Pop-up seluruh halaman dapat terbuka sepenuhnya dan memunculkan unsur 3 dimensi. Berikut adalah contoh dari Pop-out Pop-up Gambar 2.10. Pop-out Pop-up Ives, 2009: 11 56 Selain itu, Birminghan 2006: 3 merumuskan bahwa “true pop-ups are based on only three simples ideas. they are known as the v-fold, the parallelogram and 45° fold.” sebenarnya pop-up berdasarkan pada tiga ide yang sederhana. Mereka disebut dengan the v-fold, the parallelogram and 45° fold. Berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya: 1 V-fold V-vold merupakan salah satu mekanisme pop-up yang paling dasar dan sederhana, namun dari bentuk ini dapat dikreasikan menjadi berbagai bentuk yang menarik. Bentuk dari teknik ini seperti huruf V yang ditempelkan pada bagian dasar kertas, sehingga dengan teknik ini pop-up yang dihasilkan dapat dibuka secara penuh 360 ° . Gambar 2.11. Teknik V-fold Birmingham, 2006: 7 2 Parallelogram Parallelogram merupakan salah satu bentuk pop-up yang yang hanya bisa dibuka sebesar 90° derajat. Teknik ini merupakan teknik yang paling 57 sederhana dari berbagai macam teknik dasar yang ada. Berikut adalah gambar teknik paralellogram. Gambar 2.12. Teknik Paralellogram Birmingham, 2006: 34 3 45° fold Pop-up jenis ini memiliki sepasang sisi dengan lipatan sebesar 45° dan dapat dibuka sepenuhnya 180°. Pop-up yang dibuat dengan teknik ini, akan memiliki bentuk tiga dimensi, sehingga hasilnya lebih menarik dan berkesan. Berikut adalah gambar teknik 45 o fold. Gambar 2.13. Teknik 45 o fold Birmingham, 2006: 68 58 Sementara itu Ruiz jr dkk, juga mengklasifikasikan mekanisme pembuatan pop-up menjadi empat yaitu 1 step-fold, 2 tent-fold, 3 box-fold, dan 4 v- vold. Berikut contoh mekanisme pembuatannya. Gambar 2.14. Mekanisme pop-up Ruiz Jr. dkk, 2014 Dewantari dalam workshop pop-up 2013 juga menjelaskan bahwa dalam pembuatan pop-up terdapat lima teknik dasar yang dapat digunakan, di antaranya; teknik V-folding, internal stand, rotary, mouth dan parallel slide. Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa membuat buku pop-up memiliki teknik yang beragam, namun pada dasarnya memiliki karakter yang sama, yaitu memunculkan sesuatu yang menarik ketika halaman dibuka, sehingga membuat pembaca tertarik dan penasaran terhadap kejutan pada halaman selanjutnya. Pada proses pembuatan buku pop-up. Semua teknik yang ada dapat digunakan secara bersamaan dalam satu buku, bahkan dalam satu halaman dapat memanfaatkan beberapa teknik pop-up. Tidak ada pedoman dalam pemilihan teknik pembuatan pop-up, karena semuanya dibebaskan secara penuh kepada pembuatnya. 59

2.2 Kajian Empirik

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA MATERI MISI KEBUDAYAAN INTERNASIONAL TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 WANGON BANYUMAS

1 16 218

Keefektifan Model Numbered Heads Together dalam Pembelajaran Materi Pantun terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Candinegara Kabupaten Banyumas

0 7 231

Keefektifan Model Pembelajaran Mind Mapping Materi MengapresiasiKarya Seni Rupa Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Ranjingan Banyumas

3 80 261

PENERAPAN MODEL GALLERY WALK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KARYA SENI RUPA MURNI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 PETANJUNGAN KABUPATEN PEMALANG

3 20 234

Pengembangan media pembelajaran konvensional Pop up Book materi pokok daur hidup untuk siswa kelas IV SD Negeri Kalasan 1

3 17 187

KEEFEKTIFAN PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI GOLO YOGYAKARTA.

0 0 224

MODEL POP-UP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SENI RUPA TERAPAN PADA SISWA KELAS 4 SEKOLAH DASAR.

2 18 89

KEEFEKTIFAN MODEL COOPERATIVE SCRIPTTERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI SENI RUPA MURNI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KEPANDEAN 03 KECAMATAN DUKUHTURI KABUPATEN TEGAL -

0 3 77

KEEFEKTIFAN MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BOJONG KABUPATEN PURBALINGGA

0 1 70

KEEFEKTIFAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SENI RUPA MATERI RELIEF SISWA KELAS IV SD GUGUS PIERRETENDEAN KENDAL

0 0 62