94
3.6.2.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Sudjana 2012: 135 menyatakan bahwa persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria
soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Sesuai dengan pendapat Arikunto 2012: 222 bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sulit. Berikut dijelaskan pula rumus yang digunakan untuk menganalisis tingkat kesukaran soal.
Keterangan: P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria yang digunakan adalah semakin mudah soal tersebut maka semakin besar pula indeknya. Sebaliknya, semakin sukar soal tersebut maka indeks yang
diperoleh akan semakin kecil. Arikunto 2012: 225 mengklasifikasikan indeks indeks kesukaran menjadi tiga bagian yaitu:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,31 sampai 0, 70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Berdasarkan penghitungan manual dapat diperoleh soal yang valid dan
reliabel dengan tingkat kesukaran mudah terdapat pada nomor 3, 8, 15, 21, 28, 34, 35, dan 38. Tingkat kesukaran sedang terdapat pada nomor 2, 4, 5, 7, 12, 13,
17, 19, 22, 24, 25, 31, dan 36, sedangkan untuk soal dengan tingkat kesukaran
95 sulit terdapat pada nomor 20, 32 dan 39. Lebih lengkapnya data tentang
perhitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada lampiran 29.
3.6.2.4 Daya Pembeda Butir Soal
Menurut Arikunto 2012: 226 daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi
dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Rumus
menentukan indeks diskriminasi dijelaskan oleh Arikunto 2012: 228-9 yaitu:
Keterangan: J
= jumlah peserta tes J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Untuk menafsirkan hasilnya dapat digunakan kriteria berikut:
D : 0,00 – 0,20 : jelek poor
D : 0,21 – 0,40 : cukup satistifactory
D : 0,41 – 0,70 : baik good
D : 0,71 – 1,00 : baik sekali excellent
D : negatif, semuanya tidak baik, jadi sebaiknya tidak digunakan.
96 Setelah dilakukan penghitungan secara manual dari soal yang valid dan
reliabel terdapat 3 soal yang berdaya jelek, 8 soal berdaya cukup baik dan 12 soal yang berdaya baik. Berdasarkan pertimbangan uji validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda, didapatkan soal yang layak untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian. Soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian
berjumlah 20 soal yaitu butir nomor 2, 3, 4, 5, 7, 12, 13, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 28, 31, 32, 35, 36, 38, dan 39. Adapun untuk kisi-kisi instrumen soal terdapat
pada lampiran 32.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi dua tahap, yaitu analisis tahap awal dan analisis tahap akhir. Analisis tahap awal dilakukan sebelum
penelitian dilaksanaan. Tujuan dari analisis awal ini yakni untuk mengetahui kemampuan awal antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, apakah
kedua kelompok memiliki kesamaan varians atau tidak, dan apakah kedua kelompok tersebut memiliki perbedaan rata-rata yang signifikan atau tidak.
Analisis tahap akhir dilakukan setelah penelitian dilaksanakan. Tujuannya yaitu untuk menguji hipotesis. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi deskripsi data, uji prasyarat analisis, dan analisis akhir.
3.7.1 Analisis Deskriptif Data
Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian eksperimen untuk menguji keefektifan media pembelajaran terhadap minat dan hasil belajar siswa.
Analisis deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan data penelitian yang telah diperoleh dalam bentuk tabel atau histogram tanpa membuat suatu kesimpulan.