Dengan lapang dada beliau menerima cobaan itu. . . . . . . . . . . . .

Arti Persahabatan 193 193 193 193 193 Mendengarkan Tujuan Pembelajaran: Kamu akan mampu menceritakan isi drama pendek yang disampaikan secara lisan berdasarkan drama yang didengar.

A. Menceritakan Kembali Drama yang Didengar

Saat menceritakan drama yang didengar, kamu dapat menyusunnya berdasarkan urutan waktu kejadian. Jadi, kamu mengisahkan rangkaian cerita drama berdasarkan urutan waktu tiap-tiap peristiwa dalam cerita yang utuh. Saat bercerita, kamu harus memperhatikan hal-hal berikut. 1. Tampillah dengan tenang, sopan, dan percaya diri. 2. Sampaikan cerita dengan suara yang keras, lancar, dan urut. 3. Tampillah dengan ekspresif. Nah, sekarang ceritakan kembali isi drama yang kamu simak berdasarkan urutan waktu. Pilihlah penanda waktu yang tepat agar ceritamu urut dan menarik. Perankan drama di bawah ini dengan petunjuk guru Persahabatan Penipu Pemain: Doma Raga Babak I Raga dan Doma sama-sama seorang penipu. Mereka sama-sama pergi ke pasar. Raga membawa seguci lumpur yang bagian atasnya dilapisi madu. Begitu pula Doma, ia membawa seguci tanah liat yang bagian atasnya ia tutup dengan selapis mentega. Di perjalanan kebetulan mereka beristirahat di bawah pohon yang sama. Doma : Bapak membawa barang apa? Raga : Oh, ini madu murni. Aku akan menjualnya ke pasar. Dan bapak? Apakah akan menjual barang ke pasar juga? Doma : Oh, ya. Saya memang mau ke pasar untuk menjual mentega. Rencananya, uangnya akan saya belikan madu untuk istriku yang sakit. Apakah Bapak perlu mentega? Raga : Wah, kebetulan sekali. Putriku akan menikah. Aku perlu mentega untuk membuat roti. Doma : Kalau begitu, bagaimana kalau kita bertukar saja. Aku dapat madumu. Engkau dapat mentegaku? Raga : Wah, Aku setuju. Kawan, kamu dapat madu terbaik dari lebah-lebahku ekspresi bahagia, puas. Ayo Belajar Bahasa Indonesia Kelas VI 194 194 194 194 194 di permukaan ranting. Begitu pula Doma, ia menusuk guci dengan ranting. Begitu dicabut tampaklah lumpur lengket yang menempel pada ranting. Kedua penipu itu sama-sama sadar. Mereka telah saling menipu dan ditipu. Babak II Kedua penipu itu bergegas membalikkan badan dan berlari ke pasar untuk menjual guci tadi. Hasilnya, mereka bertemu di bawah pohon besar dekat pasar. Doma : Hei, penipu memaki Raga. Raga : Engkau juga penipu Balik memaki Doma. Doma : Hei, kamulah penipunya Raga : Bukan, kamulah penipunya Doma : Kamu……... Raga : Kamu…….. Keduanya kemudian tertawa bersama. Doma : Ah kita ternyata sama-sama penipu. Begini saja kita jadi sahabat saja, bagaimana? Raga : Ya, ide bagus. Aku setuju. Doma : Kawan, aku ingin sekali jadi pedagang. Besok aku akan berdagang di kota . Kamu mau ikut? Raga : Wah, ternyata cita-cita kita sama. Bagaimana kalau besok kita berangkat bersama-sama. Doma : Kita bawa bekal sendiri-sendiri, ya? Raga : Baik. Aku setuju. Mereka pun pulang untuk menyiapkan bekal perjalanan besok pagi. Diam-diam, kedua penipu ini sama-sama punya rencana licik. Raga dan Doma sama-sama menyuruh istrinya untuk mengisi bekal mereka dengan kapur, bukan dengan gandum. Mereka sama-sama ingin makan dengan bekal temannya. Babak III Kedua penipu itu pun berangkat. Mereka berjalan sepanjang hari tanpa makan. Akhirnya, karena lelah, mereka beristirahat. Doma : Ah, kamu juga beruntung kawan. Kamu mendapat mentega terbaik buatanku ekspresi sangat puas. Akhirnya, mereka saling menukar barang mereka. Mereka pulang dengan gembira karena merasa berhasil menipu. Namun, di tengah perjalanan mereka sama-sama berpikir, jangan-jangan pedagang tadi juga penipu seperti aku. Kemudian, Raga mengambil sepotong ranting dan menusuk isi guci. Begitu dicabut, tampaklah tanah liat yang menempel ini mentegaku ini maduku