Ayah akan mengirim sejumlah uang kepada nenek yang berada di luar Ketika memberikan kritikan kepada orang lain hendaknya disampaikan

C. Membaca 1. Membaca laporan hasil pengamatan 2. Memahami isi dan bagian-bagiannya 3. Menjelaskan isi dan informasi laporan pengamatan D. Menulis 1. Memahami isi puisi 2. Memahami langkah-langkah menyusun parafrase puisi 3. Berlatih memparafrasekan puisi B. Berbicara 1. Memahami dua teks yang bertopik sama 2. Memahami isi dan pesan kedua teks 3. Menemukan persamaan dan perbedaan dari dua teks yang mirip A. Mendengarkan 1. Mendengarkan pembacaan teks dengan saksama 2. Memahami isi teks 3. Menjawab pertanyaan Kekayaan Alam Kekayaan Alam 99 99 99 99 99 Mendengarkan Tujuan Pembelajaran: Kamu akan mampu untuk menulis hal-hal pentingpokok dari suatu teks yang dibacakan.

A. Memahami Isi Teks yang Dibacakan

Setelah mendengarkan pembacaan teks wacana, kamu pasti telah memahami isinya. Pemahaman isi bacaan dapat kamu tunjukkan dengan menjawab pertanyaan bacaan. Kamu anak cerdas. Kamu pasti berpikir kreatif untuk memberi tanggapan terhadap isi teks tersebut. Tanggapan dapat kamu wujudkan dalam pertanyaan- pertanyaan kreatif. Nah, sekarang dengarkan pembacaan teks bacaan berikut yang dibacakan oleh dua orang kawanmu Ketika Orang Baduy Menanam Padi Di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamas, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten ada 56 Kampung Baduy. Teman-teman pernah mendengar istilah Baduy Dalam dan Baduy Luar? Orang Baduy Dalam tinggal di tiga kampung, yaitu Cikeusik, Cikertawana, dan Cibeo. Sementara itu, orang Baduy Luar tinggal di kampung-kampung sekelilingnya. Di Baduy Dalam, peraturan adat sangat ketat. Ada banyak pantangan, misalnya tidak boleh menggunakan sabun, menggunakan barang-barang elektronik, memakai alas kaki, naik kendaraan, dan masih banyak lagi. Di Baduy Dalam, tanah adalah milik seluruh warga kampung. Siapa pun boleh menggunakan tanah kampung. Warga ini juga mempunyai pantangan dalam ngahuma atau mengerjakan sawah. Orang Baduy tidak boleh menggunakan alat-alat berat untuk ngahuma, seperti cangkul ataupun bajak. Mereka menggunakan alat-alat yang mereka buat sendiri, misalnya aseukan kayu runcing untuk menanam benih, atau kored parang untuk menyiangi dan memotong rumput. Mereka juga tidak boleh membendung air. Mereka hanya mengandalkan air hujan untuk mengairi sawah. Makanya, sawah atau huma di kampung ini disebut sawah tadah hujan. Sumber: Majalah Bobo.