PRENATAL EDUCATION MENJAWAB KRISIS GENERASI BERKARAKTER

PRENATAL EDUCATION MENJAWAB KRISIS GENERASI BERKARAKTER

Ainul Yaqin MA. Mashlahatul Hidayah dan STIQNIS, STIDAR Sumenep

“Pemuda hari ini adalah generasi masa depan hari esok” begitulah Sang Revolusioner akbar bersabda, untuk pemuda yang saat ini mengalami krisis karakter dalam berjiwa bijak dan bersifat profetik.Sebuah tantangan besar bagi kemajuan generasi kita umat Islam dan bangsa ini. Maka syekh Musthofa al-Ghulayaini (1949) menafsirkan hadist diatas dalam sebuah buku ‘IdzatunNasyi’in“Sesungguhnya ditangan pemudalah urusan Ummat.....” bahkan sang bapak proklamator kita (Soekarno) berkata: “Beri aku sepuluh pemuda, maka aku merdekakan negeri ini dari para penjajah” dan bahkan Yesus Kristuspun berkata: “Bapa di surga, beri hambamu ini 12 Murid, maka akan aku selamatkan manusia dari derita dan kehinaan”(Lembaga Al-kitab Indonesia, 2004), makna dari semua itu mengisyaratkan akan peran penting pemuda sebagai generasi harapan bangsa.

Sebuah realita yang ada ditengah masyarakat saat ini telah mengalami krisis berkarakter profetik terutama bagi para pemuda.Hal ini dibuktikan dengan merosotnya moral dan tindak krimanal yang semakin menjalar keberbagai pelosok.Belum lagi prilaku asusila oleh anak dibawah umur ataupun oleh orang tua yang berusia lanjut seperti dalam berita-berita yang ada di medsos.Selain itu, faktor lingkungan yang bersifat eksternal mempengaruhi watak manusia, juga faktor internal dalam diri jiwa manusia sangat menentukan. Oleh karena itu, Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Lumuddin menjelaskan sebagaimana yang dikutip oleh Hasan Langgulung bahwa ada empat macam unsur pada watak manusia yaitu:

1. Unsur kehewanan adalah terdiri dari nafsu, sahwat. Tujuannya agar mereka mencapai pada kesehatan badan sebagai alat dan bertanggung jawab atas kualitas kehewanan seperti, makan, tidur, dan seks.

2. Unsur kebuasan adalah sifat marah, ambisi, yang tujuannya untuk menjaga diri dari segala yang dapat melukai jasmani.

Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa

3. Unsur kenakalan diperkenalkan, unsur tersebut ada pada sekitar berumur tujuh tahun.

4. Penjelmaan unsur-unsur ketuhanan sumber kualitas suka pada pujian, unsur tersebut lahir pada roh semenjak diciptakan.

Keempat unsur tadi tidak berkembang secara sekaligus, akan tetapi berkembang secara sedikit demi sedikit (bertahap) sesuai dengan perkembangan usia dan lingkungan sekitar (Langgulung, 2003).Apabila perkembangan anak dibiarkan pada keempat unsur tersebut makauntuk mengarahkan suatu hal yang tidak tahu menjadi tahu tanpa ada upaya pendidikan. Tentunya hal ini dirasakan kurang optimal tanpa mengarahkan seseorang untuk lebih mengenal Tuhannya.Sebagaimana konsep Al- Ghazali yang dikutip oleh Ibnu Rush tentang tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk manusia yang berkepribadian muslim, yaitu manusia bertakwa dengan sebenarnya takwa kepada Allah(Abidin Ibnu Rush. Pem. Al-ghazali 1998). Oleh karena itu, sangatlah dibutuhkan metode dan strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan agar sesuai harapan.

Berdasarkan fakta dan realita diatas, sejatinya zaman sekarang cukup menghawatirkan kepribadian masadepan anak sebagai tunas pemuda bangsa dan negara.Dalam memahami agama diperlukan penawaran konsep pendidikan sedini mungkin yaitu prenatal (anak sebelum lahir), pendidikan prenatal tersebut dilakukan mulai dari tahapan memilih jodoh sampai proses pernikahan calon bapak-ibu sianak. Pendidikan prenatal yaitu pendidikan tidak langsung karena diberikan pada ibu yang mengandung. (Uhbiyati Nur. 2009).

Istilah Long Life Education, menjadi stimulasi terhadap kalangan praktisi pendidikan barat untuk mengadakan penelitian.Pada tahun 1996 The American Assosiation of the Advancement of Sience melaporkan prenatal enrichment unit di Hua Chiew General Hospital, Bangkok, Thailand dengan pimpinan DR.C. Panthuraamphorn telah melakukan penelitian terhadap bayi Prenatal dan hasilnya disimpulkan bahwa bayi yang diberikan stimulus dalam usia kandungan lebih cepat mahir berbicara, menirukan suara, menyebutkan kata pertama, tersenyum secara spontan, dan juga mengembangkan pola sosial yang lebih baik pada saat dewasa. Hal ini pun dibuktikan oleh peneliti Dr. Mark Pitzer, Ph.D yang menulis “penelitian ilmiah membuktikan bahwa perkembangan intlektual anak dipengaruhi oleh faktor keturunan dan kondisi awal

425 lingkungannya”. Awal lingkungan yang dimakasud sejak adalah sebelum

Prental Educatioon Menjawab Krisis Generasi Berkarakter

lahir sampai usia 3 tahun. Tokoh pembaharu Perancis Jean Jaqques Rosseau mengatakan;

“Semua yang kita butuhkan dan semua kekurangan waktu kita lahir hanya kita penuhi melalui pendidikan”(Rush,1998). Maka pendidikan prenatalbagian jawaban tantangan yang ada, sebuah tindakan antisipasi mulai sejak dalam kandungan dengan mengenalkan ajaran keagamaan, kedisiplinan, serta mental krakter baik merupakan solusi cerdas.Sebagaimana disampaikan juga oleh tokoh nasionalis kita Ir. Soekarno dan Ki Hajar Dewantara yang mengatakan; “satu-satunya yang dapat merubah sesuatu bangsa hanyalah pendidikan” (Kartono, 1995). Sejatinya pendidikan sebelum lahir (prenatal) merupakan tawaran konsep yang perlu direalisasikan keseluruh generasi umat Islam, khususnya dan bangsa pada umumnya mulai dari kalangan masyarakat kecil sampai kalangan tingkat elit yang mempunyai kebijakan dalam mengatur sistem kepemerintahan.

Pendidikan Prenatal dalam Keluarga sebagai Garda Terdepan terhadap Terbentuknya Karakter

DR C. Panthuramphom menyatakan dalam penelitiannya bahwa janin yang diberi stimulasi sebelum lahir cepat mahir berbicara, menirukan suara, menyebutkan kata pertama, tersenyum spontan, menolehkan kepala kearah suara orang tuanya, lebih tanggap musik, dan juga mengembankan pola sosialnya lebih baik saat dia dewasa. Pendapat tersebut diamini olehBaihaki yang menyatakan bahwa anak didalam kandungan (yang telah mendapatkan roh) sudah mampu merespon segala stimulus dari lingkungan luarnya. Penemuan ini dapat diterima oleh ilmuan muslim, karena Islam telah menjelaskan bahwa ketika roh ditiupkan pada anak akan memberikan kehidupan,sehingga memiliki daya koknitif tinggi (Nur, 2009). Disini Al-Quran memberikan penjelasan tentang masa kehidupan Janin, tepatnya pada QS. Al- Mukminun:14 yang berbuyi “Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha suci Allah, Pencipta yang paling baik”.

Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa

Pada masa atau priode dalam kandungan yang bisa dididik menurut Ahlisin apabila telah memenuhi 4 syarat, diantara empat syarat itu adalah:

1. Anak dalam kandungan adalah janin yang sudah matang sebagai bayi yang hidup dan tumbuh secara normal (teleh memiliki roh).

2. Anak dalam kandungan yang layak mendapatkan pendidikan yaitu anak yang sudah berusia 5-6 bulan dari pembuahan (priode kegelapan tahap ke-3).

3. Anak dalam kandungan yang tidak terganggu fisik dan psikisnya.

4. Anak dalam kandungan yang sudah diketahui letak posisi dan jenis klaminnya. (Ahlishin,2004).

Saat masa seperti itulah kedua orang tua berperan dalam mendidik anak, peranan tersebut tidak hanya dimiliki oleh sang ibu yang sedang mengandungnya, atau hanya diperankan oleh suami. Tidak semuanya berperan dalam mendidik anak, sebagaimana yang disebut dalam QS. An-Nisa: 34 yang berbunyi “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki- laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. ………( QS. An- Nisa’:34)”.

Dari ayat tersebut dipahami kedudukan seorang suami diibaratkan seorang aktor yang paling berperan untuk menjadi “nahkoda” keluarga itu sendiri.Seorang ayah adalah tokoh yang sangat berpengaruh terhadap terciptanya keluarga yang bahagia, tentunya bahagia dunia dan akhirat. Tugas seorang ayah adalah selain menjadi kepala rumah tangga adalah sebagai pendidik yang bertanggung jawab atas pendidikan keluarganya. Keberhasilan dan kegagalan suatu sistem pendidikan keluarga, menjadi tanggung jawab ayah. Lain halnya dengan ibu, ibarat sebuah persuahaan, seorang ibu layaknya seorang manager operasional pendidikan. Ibulah yang teramat dekat hubungannya dengan keluarga, sehingga perkembangan anak baik ataupun buruknya tergantung peranan sang ibu (walaupun tidak mutlak). Seorang ibu sangat dominan dalam alur keluarga, karena ibu adalah yang paling mengerti dan paling faham situasi di rumah,sehingga dalam rangka menciptakan pendidikan berdasarkan syariat keislaman yang kuat dilingkungan keluarga, terutama pada calon anak. Hal ini sangatlah dipandang perlu persiapan sedini mungkin dengan beberapa tahapan sebagai berikut.

Prental Educatioon Menjawab Krisis Generasi Berkarakter

1. Tahapan Memilih Jodoh Dalam pendidikan anak orang tua terutama seorang calon ibu

notabenenya sebagai “madrasatul ulaa” yaitu tempat pertama seorang anak belajar. Orang tua merupakan pemegang peranan penting terhadap pendidikan dan kemajuan anak didik.Oleh karena itu, perlu berhati-hati dalam menentukan pilihan pasangan, setidaknya harus seagama(Tafsir, 2004). Dalam memilih jodoh kita jangan hanya melihat kecantikan, kekayaan atau postur tubuh yang dijadikan indikator utama untuk diprioritaskan, apalagi seorang yang musyrik. Apabila untuk mencetak anak yang berkarakter baik, maka harus melihat karakter keagamaannya baru kemudian nasab, kecantikan, dan harta. Sebuah kisah seorang sahabat yang ingin menikahi perempuan syirik telah dijelaskan pada ayat, yang artinya sebagai berikut.

Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah- perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (QS. Al-Baqarah:221)

Pada azbabunnuzulnya ayat tersebut, diriwayatkan sebagai petunjuk atas permohonan Ibnu Murtsid Al-Ghanawi yang meminta izin kepada nabi Muhammad SAWuntuk menikah dengan seorang wanita musyrik yang cantik terpandang. Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir, Ibnu Abi Hatim, dan Al-Wahidi yang bersumber pada Muqatil (Dahlan, dkk,2002). Dapat diambil hikmahnya dari kisah hadist tersebut, bahwa dalam memilih jodoh kita harus selektif jangan karena melihat mulusnya paha sintal atau mempunyai “masadepan” yang menonjol, apalagi seorang musyrik, maka untuk mencetak anak yang berkepribadian pendidikan Islami kita harus lebih memandang pada Al-Quran, “….. wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik…”.Hal ini bertujuan untuk mengarahkan pendidikan anak sedini mungkin, dalam mewujudkan tujuan pendidikan Islami yang berkarakter mulia.

Tujuan memilih jodoh berdasarkan konsep Al-Quran diatas adalah semata untuk meluruskan niat suci dalam mendidik anak pada fase prenatal, sehinggamembentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, dan Rahmah. Sebagaimana ayat berikut dalam QS. Ar-Rum:21, yang artinya;.

Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan

untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” (QS. Ar-Rum:21).

2. Hubungan Keluarga Sakinah dan Makanan yang Pantas Dikonsumsi Keluarga Terutama pada Masa Kehamilan

Saat mendapatkan jodoh yang sesuai dengan syariat agama, maka hubungan suami istri harus dicetak seharmonis mungkin.Tidak boleh saling menang sendiri ataupun saling curiga, seharusnya saling mengalah dan menghargai serta saling mempercayai sebaiknya untuk memberikan kesan yang indah pada malam pertama.Langkah terbaik untuk menciptakan hubungan harmonis dan penuh mengesankan sudah dijelaskan dalam hadist Nabi dalam kitab Af’alul Ibad (77) yang dikutip oleh Musthofa Murod dalam bukunya, Rasulullah bersabda, yang artinya:

“Jika seseorang dari kalian menikahi seorang wanita atau membeli seorang budak, maka hendaklah dia memegang ubun-ubunnya, lalu menyebut nama Allah dan memohon keberkahan. Hendaklah dia mengucapkan: Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu akan kebaikannya dan kebaikan yang melekat padanya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan yang melekat padanya. Apabila dia membeli seekor unta, maka hendaklah dia memegang ujung punuknya dan mengucapkan doa seperti itu” (HR. Bukhari dalam kitab Af’aal Al Ibaat).

Sementara juga ada tata tertib mempergauli istri sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nisa’:19:

“………dan bergaullah dengan mereka secara patut (baik) ………”(QS. An-Nisa’:19)

Ditegaskan kembali pengertian “Bil-Ma’ruf ” dalam ayat berikut. ”Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka

datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan Ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah: 223).

Sebagaimana ayat dan melaksanakan anjuran Hadis Rasulullah diatas, maka akan terjalinlah hubungan harmonis antara suami istri, sehingga tidak akan mempengaruhi kondisi janin ketika menghadapi kehamilan.Dimana dalam masa hamil seorang ibu sangat sensitif dengan situasi dan lingkungan disekitarnya, keharmonisan tersebut dapat juga

429 menumbuhkan perkembangan positif pada kondisi kejiwaan anak pada

Prental Educatioon Menjawab Krisis Generasi Berkarakter

fase prenatal dalam kandungan. Selain seorang ibu yang telah hamil harus mendoakan anaknya.

Anak pada fase prenatal haruslah senantiasa didoakan oleh ibunya, karena setiap muslim meyakini bahwa hakikatnya, dan Allahlah yang menciptakan anak tersebut sedangkan orang tua hanyalah sebatas yang dititipkan olehNya.

Seorang ibu harus senantiasa memakan makanan yang halal dan baik. Karena setiap yang dimakan oleh ibu, secara otomatis akan berpengaruh terhadap perkembangan si anak. Selanjutnya, jika ia bermaksud agar anak yang pada fase prenatal lahir dengan cerdas dan berdedikasi tinggi dengan dengan kedewasaanya, maka ia harus menjaga benar-benar agar makanan dan minuman yang diberikan kepada anaknya itu haruslah baik dan halal. Makanan dan minuman yang halal tersebut diberinya kepada anak pada fase prenatal tentu saja melalui ibu yang mengandungnya. Firman Allah SWT., artinya:

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah Telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS. Al-Maidah: 88)

Walaupun secara ilmiah tidak ada pembuktian dengan memakan barang haram itu dapat mempengaruhi kondisi prenatal pasca melahirkan, namun anak berasal dari benih pria dan wanita yang berasal dari sari

pati tanah yang terkandung dalam makanan. Maka dianggap perlu memperhatikan makanan dan minuman bagi kedua orang tua sebagai wujud bentuk prilaku edukatif terhadap calon anaknya. Sementara

makanan yang baik dan berkualitas tentunya makanan yang berdasarkan anjuran dalam Al-Quransebagai pedoman hidup umat, sebagaimana yang telah disebut diatas dalam surat Al-Ma’idah ayat 88.

Pengertian haram tersebut bukan hanya makanan yang didapat dari mencuri atau korupsi, akan tetapi daging yang disembelihpun juga haram jika ditambah dengan menyebut selain Allah, hal ini ditegaskan dalam QS.Al-Baqarah.119, yang artinya:

“Sesungguhnya Allah Hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS.Al-Baqarah.119)

Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa

Selain makanan yang halal dan baik juga perlu diperhatikan gizi dan porsi makanannya, harus mengandung zat pembangun atau pro- tein, kalsium, zat besi, vitamin dan magnesium. Termasuk hal yang perlu diperhatikan disini adalah perilaku orang tua sudah dapat direkam oleh anak pada fase prenatal, karena pada usia tertentu janin sudah diberi roh dan bergerak bebas dalam kandungan. Sebagaimana yang telah disebut diatas dalam QS. Al-Mukminun ayat 14.

3. Menuju Generasi Anak Berkarakter yang Berkualitas Islami dan Cerdas

Terdapat beberapa penyebab kecerdasan anak yang hal itu perlu dilakukan sedini mungkin dalam mencetak generasi berkarakter, termasuk semenjak masih usia prenatal. Kondisi demikian dapat diciptakan karena beberapa sebab yang meliputi makanan, perilaku orang tua dalam upaya melakukan dialog terhadap anak pada fase prenatal.Miarti, seorang direktur LPPA ZAIDAN Tutorial Preschool, telah menulis bertajuk “Prena- tal Education: Berdialog dengan Janin” sebagai berikut. “Ada sebuah pengalaman yang cukup menarik yang dialami oleh seorang pasangan suami istri di sebuah kota. Ketika sang istri tengah hamil, dari awal kehamilan terjadi, si suami sangat rajin mengajak ngobrol sang janin lewat perut isterinya. Sang calon bapak sering membunyikan barang- barang yang ada di rumahnya kemudian didekatkan pada perut istrinya. Misalnya, ia memukul-mukul wajan dengan gagang sendok, atau meniupkan terompet, memainkan tambur, dan lain-lain. Apa yang dilakukan tersebut tiada lain adalah untuk memberikan stimulus kepada anak prenatal. Maksudnya, walaupun sang janin masih berada di dalam kandungan, namun sang janin bisa merasakan kebersamaan dengan orang-orang di luar dunianya. Dengan bunyi-bunyian tersebut, diharapkan agar janin tersebut akan memiliki kepekaan yang tinggi (www.suparlan.com 2008)

Menurut F. Rene Van de Carr MD dan Marc Rehrer dalam Uhbiyati, terdapat delapan prinsip berkomunikasi dengan anak pada fase prenatal sebagai berikut.

1. Prinsip kerjasama. Dengan permainan-permainan belajar dan latihan stimulasi,akan membantu orang tua dan anggota keluarga lain belajar bekerjasama untuk mencapai kesejahteraan bayi sebelum dilahirkan. Selain itu, untuk mengetahui sejauh mana tingkat kerjasamanya setelah melahirkan.

Prental Educatioon Menjawab Krisis Generasi Berkarakter

2. Prinsip ikatan cinta pra lahir . Dengan memainkan permainan belajar dan melakukan latihan-latihan, orang tua dapat mengungkapkan dan mengembangkan ikatan cinta sebelum lahir.

3. Prinsip stimulasi pralahir. Latihan-latihan pendidikan pralahir memberikan stimulasi sistimatis bagi otak dan perkembangan syaraf bayi sebelum dilahirkan. Karena membantu otak bayi menjadi lebih efisien dan menambah kapasitas belajar sebelum bayi dilahirkan.

4. Prinsip kesadaran pralahir. Latihan-latihan pendidikan pra lahir memiliki potensi mengajarkan bayi untuk menyadari bahwa tindakannya mempunyai efek, dan mempunyai potensi besar dalam mempercepat bayi belajar sebab akibat setelah bayi dilahirkan.

5. Prinsip Kecerdasan. Program pendidikan pra lahir mencakup latihan- latihan untuk menarik minat bayi yang sedang berkembang terhadap sensasi dan urutan yang dapat dipahami sebelum kelahiran.

6. Prinsip mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baik. Mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baik seperti berbicara dengan jelas kepada bayi (mengaji Al-Quran dengan jelas dan tartil), mengharapkan bayi menanggapi dan mengulang latihan-latihan tersebut dengan prasaan senang ketika masa pasca lahir.

7. Prinsip melibatkan kakak sang Bayi. Dengan ikut serta dalam latihan- latihan pendidikan pralahir, anak-anak yang lain akan merasa penting dan tidak diabaikan.

8. Prinsip peran penting ayah dalam masa kehamilan. Pendidikan pralahir dapat dilakukan dengan mudah oleh ayah dan sang bayi akan lebih menanggapi nada dalam suara ayah dan mempengaruhi perkembangan sosial anak (Uhbiyati, 2009).

Sebuah pembuktian akan peranan penting bagi pendidikan prenataltelah dilakukan oleh DR. Stephen Carr Leon, tentang pengembangan kualitas hidup orang Israel atau orang Yahudi, kenapa terdapat banyak orang yahudi yang pintar dan berkualitas.Menurut DR. Carr leon dari terjemahan buku H. Maaruf Bin Hj Abdul Kadir (guru besar Universitas Kebangsaan Malaysia). Apabila seorang Yahudi hamil, maka sang ibu segera saja meningkatkan aktivitasnya membaca, menyanyi, dan bermain piano serta mendengarkan musik klasik. Tidak itu saja, mereka juga segera memulai untuk mempelajari matematika lebih intensif dan juga membeli lebih banyak lagi buku tentang matematika. Kemudian mempelajarinya, mencermatinya, dan bila ada yang tidak

Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa

diketahui dengan baik, mereka tidak segan-segan untuk datang ke orang lain yang tahu matematika untuk mempelajarinya. Semua itu, dilakukannya untuk anaknya yang masih didalam kandungan.

Disamping hal tersebut sang ibu memilih lebih banyak makan kacang, korma, dan susu. Siang hari, makan roti dengan ikan yang tanpa kepala serta salad. Daging ikan dianggap bagus untuk otak dan kepala ikan harus dihindari karena mengandung zat kimia yang tidak baik untuk pertumbuhan otak anak. Disamping itu sang ibu diharuskan banyak mengkonsumsi minyak ikan (Fish Oil). Menu diatur sedemikian rupa sehingga didominasi oleh ikan. Bila ada daging, mereka tidak akan makan daging bersama-sama dengan ikan,karena mereka percaya dengan makan ikan dengan daging hasilnya tidak bagus untuk pertumbuhan. Makan ikan seyogiyanya hanya makan ikan saja, bila makan daging, hanya makan daging saja, tidak dicampur. Makan pun, mereka mendahulukan makan buah-buahan baru makan roti atau nasi.

Pada hakekatnya kebiasaan orang Israil tersebut dalam memakan buah-buahan sebelum makan nasi atau roti.Hal ini ada pada konsep hadist nabi ketika akan berbuka puasa sebagaimana riwayat hadis Sulaiman Ibnu ‘Amir Adldhabbi.

“Menurut hadis Sulaiman Ibnu ‘Amir Adldhabbi, bahwa Rasulallah SAW. bersabda: “Bila seseorang daripadamuhendak berbuka maka berbukalah dengan kurma, bila tidak ada berbukalah dengan air, karena air itu suci”. (Diriwayatkan oleh lima ahli hadis serta dishahehkan oleh Ibnu Khazaimah, Ibnu Hibban dan Hakim).

Sangat jelas sekali pengertian Al-Quran dalam surat Al-Maidah ayat

88 bahwa yang dimaksud dengan “halalantoyyiban” adalah makanan yang halal menurut syar’i dan makanan baik adalah yang bergizi dan berprotein serta menjaga ketahanan dan kesehatan tubuh.

PENUTUP Implementasi pendidikan prenatal sebenarnya diawali dengan

hubungan keluarga yang sakinah,mawaddah, warrahmah dalam rangka mendidik anak berdedikasi tinggi terhadap agama dan orang tuanya. Karena menggunakan pendidikan pembiasaan dan kebiasaan orang tua disaat masa usia kandungan, konsep membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah termaktub dalam Firman Allah QS. Ar-Rum ayat

433 Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Uhbiyati dalam

Prental Educatioon Menjawab Krisis Generasi Berkarakter

pendahuluan bukunya yang berjudul Long Life Education…..bahwa pendidikan prenatal (usia anak dalam kandunga) merupakan pendidikan yang tidak langsung karena diberikan kepada ibu yang mengandung. Termasuk juga bapak,sehingga dipandang perlu untuk mempersiapkan sedini mungkin, sejak tahap pencarian jodoh yang sesuai dengan konsep Al-Quran, hubungan suami istri sampai pada hubungan berrumah tangga.

Upaya untuk memberikan dorongan kesadaran positif dalam mencetak generasi berkarakter sesuai harapan orang tua, bangsa, dan agama. Maka diperlukan peran penting dari faktor eksternal, dalam hal ini adalah pemerintah. Diharapkan nantinya lebih serius kembali dalam memberikan perhatian kepada ibu hamil sebagai objek sasaran pendidikan Prenatal. Halini dilakukan dengan membekali dan menajamkan kembali program parenting, serta program bantuan untuk ibu hamil sebagaimana upaya pemerintah yang selama ini dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA Al-Quran Terjemah.2012. Bandung: Cordoba. Al-Kitab dengan Kidung Jemaat. 2004. Jakarta: Lembaga Al-kitab Indone-

sia. Gymnastiar, Abdullah. 2005. Cara Merawat Anak. Bandung: Khas MQ. Atsari, Abul Ishaq. 2002. Bekal-Bekal Menuju Pelaminan Mengikuti Sunnah.

Solo: At-Tibyan.

A. Susanto. 2009. Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: AMZAH Departemen Agama. 2009. Tafsir Al-Quran Tematik, Etika Berkeluarga,

Bermasyarakat dan Berpolitik. Jakarta: Lajnah pentashihan Mushaf Al-Quran.

Abdullah, Muhammad Imam Syafii. 2007. Ringkasan Kitab Al-UMM. Jakarta Selatan: Pustaka azzam.

Munir, Ahmad. 2008. Tafsir Tarbawi. Yogyakarta: Sukses offset. Musthafa, Murad. 2009. Memilih Pasangan &TataCara Menikah. Bandung:

Irsyad baiyus salam. Mulkhan,Munir Abdul. 1994. Masalah-masalah Teologi dan Fiqih dalam

tarjih Muhammadiyah. Yogyakarta: Roykhan.

Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa

Shaleh. 2004. AsbabunNuzul. Bandung: CV.Penerbit. Uhbiyati, Nur. 2009.Long Life Education Pendidikan Anak Sejak dalam

Kandungan Sampai Lansia. Semarang: Walisongo Press. Ulwan, Nashihin Abdullah. 1981. Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam.

Semarang. CV. Assyifa’. Ubes, Nur Ahlishin. 2004. Islam Mendidik Anak dalam Kandungan. Jakarta:

Gema Insan Press.

Menjadi Generasi Berkarakter

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERUBAHAN LABA DI MASA DATANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

18 254 20

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

2. TPM KOTA IPA PAKET B

21 153 17

MatematikaIPS B

0 28 12

ANALISIS KEMAMPUAN LABA OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA OPERASI, ARUS KAS OPERASI DAN DIVIDEN KAS MASA DEPAN ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI 2009-2011)

10 68 54

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

TINJAUAN HISTORIS GERAKAN SERIKAT BURUH DI SEMARANG PADA MASA KOLONIAL BELANDA TAHUN 1917-1923

0 26 47