KELEBIHAN DI BALIK KEKURANGAN PERAN ORANG TUA DALAM MENGANTAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MENJADI BAGIAN GENERASI EMAS BANGSA
KELEBIHAN DI BALIK KEKURANGAN PERAN ORANG TUA DALAM MENGANTAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MENJADI BAGIAN GENERASI EMAS BANGSA
Aryadharma Sukma Alam Adhikusuma
SMA Muhammadiyah 10 Surabaya
Ayah, Ibu Aku Juga Manusia! Kejam! “Ayah ini tega membunuh anaknya yang autis karena lelah
mengurusnya”, itu salah satu judul yang dimuat dalam koran online Detik News yang dimuat pada Rabu tanggal 7 Oktober 2015. Dalam berita tersebut diberitakan M (50 tahun) tega membunuh anaknya sendiri yang bernama FH (21 tahun) karena lelah mengurus anaknya yang berkebutuhan khusus.
Berbeda dengan kasus yang terjadi di keluarga H, dalam jurnal yang ditulis oleh Hendriani, Handayani,dan Malia (2006). H merupakan anak laki-laki penderita keterbelakangan mental ringan,dia adalah anak ke-2
dari 5 bersaudara. H dianggap sebagai seorang anak yang bodoh dan lemah secara sosial oleh keluarga dan lingkungan sekitarnya. Mereka juga memandang H tidak mampu melakukan apa-apa, sehingga tidak
mememiliki konstribusi apapun terhadap keluarga. Mereka menganggap
H tidak bekerja seperti orang normal, tidak dapat mengambil peran untuk ikut membiayai kebutuhan keluarga seperti saudara-saudaranya yang lain, sehingga seolah-olah ia menjadi tidak berguna. Persepsi dan stigma negatif yang diterima oleh H dari lingkungan, terutama dari keluarga, menunjukkan masih belum dapat menerima kondisi H yang berbeda dengan anak pada umumnya. Perlakuan tersebut tentu saja memperbesar hambatan perkembangan dalam diri H yang seharusnya dapat berkembang secara optimal.
Pada 2 kasus diatas,dapatdilihat bahwa masih banyak orang tua menganggap rendah anak-anak yang mengalami kebutuhan khusus. Para orang tua cenderung menganggap bahwa anak-anak berkebutuhan khusus tidak memiliki masa depan cerah. Setiap orang tua tentu mendambakan memiliki anak yang sehat, baik secara jasmani maupun rohani. Selain itu, orang tua juga mendambakan anaknya sehat, cerdas,
Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa
berhasil dalam pendidikan, dan sukses dalam hidup. Orang tua merasa bangga dan bahagia ketika harapan tersebut menjadi kenyataan. Orang tua mana yang tidak bangga ketika melihat anak-anaknya sukses. Tidak jarang orang tua mengungkapkan perasaan bangga tersebut dengan menceritakan kesuksesan anaknya kepada sanak saudara, tetangga dekat maupun jauh, teman sejawat, dan bahkan kepada siapapun yang menjadi lawan bicaranya. Anak yang terlahir sempurna merupakan harapan semua orang tua.
Padahal tanpa disadari orang tua bila disuruh memilih tentu setiap anak tidak ingin terlahir sebagai anak yang mengalami kebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus tidak mengetahui dan tidak berharap lahir dalam keadaan tidak sempurna. Anak berkebutuhan khusus lahir tanpa memandang latar belakang orang tuanya. Mereka dapat hadir dikeluarga siapa saja, tanpa mengenal status ekonomi atau pendidikan seseorang (Ciptono dan Triadi, 2009:141). Salah satu gangguan psikiatrik pada anak dikenal dengan istilah “anak berkebutuhan khusus” (special needs children), yaitu anak yang secara bermakna mengalami kelainan atau gangguan (fisik, mental-intelektual, sosial, dan emosional) dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya dibandingkan dengan anak- anak lain seusianya. Anak-anak tersebut memerlukan pelayanan pendidikan khusus (Direktorat Pembinaan SLB, 2005).
PEMBAHASAN Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus (children with special needs) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya, tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Anak dengan kebutuhan khusus (ABK) merupakan anak yang mengalami kelainan/penyimpangan fisik, mental, maupun karakterisitik perilaku sosialnya.
Menurut Alimin istilah anak berkebutuhan khusus memiliki cakupan yang sangat luas. Dalam paradigma pendidikan kebutuhan khusus keberagaman anak sangat dihargai. Setiap anak memiliki latar belakang kehidupan budaya dan perkembangan yang berbeda-beda.Oleh karena itu, setiap anak dimungkinkan akan memiliki kebutuhan khusus serta hambatan belajar yang berbeda-beda, sehingga setiap anak sesungguhnya memerlukan layanan pendidikan yang disesuiakan dengan hambatan
197 belajar dan kebutuhan masing-masing. Anak berkebutuhan khusus dapat
Kelebihan di Balik Kekurangan Peran Orajng Tua dalam.....
diartikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan yang disesuiakan dengan hambatan belajar dan kebutuhan masing-masing. Cakupan konsep anak berkebutuhan khusus dapat dikategorikan menjadi dua kelompok besar yaitu anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara (temporer) dan anak berkebutuhan khusus yang besifat menetap (permanent).
Anak Berkebutuhan Khusus Bersifat Sementara (Temporer) Anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara (temporer) adalah
anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan disebabkan oleh faktor-faktor eksternal. Misalnya anak yang mengalami gangguan emosi karena trauma akibat diperekosa, sehingga anak tersebut tidak dapat belajar. Pengalaman traumatis seperti itu bersifat sementara, apabila anak ini tidak memperoleh intervensi yang tepat boleh jadi akan menjadi permanent. Anak seperti ini memerlukan layanan pendidikan kebutuhan khusus, yaitu pendidikan yang disesuikan dengan hambatan yang dialaminya, tetapi anak ini tidak perlu dilayani di sekolah khusus. Di sekolah biasa banyak sekali anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus yang bersifat temporer.Oleh karena itu, mereka memerlukan pendidikan yang disesuiakan, disebut pendidikan kebutuhan khusus.
Contoh lain, anak baru masuk kelas I Sekolah Dasar (SD) yang mengalami kehidupan dua bahasa. Di rumah anak berkomunikasi dengan bahasa ibunya (contoh bahasa: Sunda, Jawa, Bali atau Madura), tapi saat belajar membaca permulaan menggunakan bahasa anak akan terkejut. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan munculnya kesulitan dalam belajar membaca permulaan dengan bahasa Indonesia. Anak tersebut dapat dikategorikan sebagai anak berkebutuhan khusus sementra (temporer).Oleh karena itu, ia memerlukan layanan pendidikan yang disesuikan (pendidikan kebutuhan khusus). Apabila hambatan belajar membaca seeperti itu tidak mendapatkan intervensi yang tepat boleh jadi anak ini akan menjadi anak berkebutuhan khusus permanen.
Anak Berkebutuhan Khusus yang Bersifat Menetap (Permanent) Anak berkebutuhan khusus yang bersifat permanen adalah anak-
anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang bersifat internal.Kondisi tersebut merupakanakibat langsung dari kondisi kecacatan, yaitu seperti anak yang kehilangan fungsi penglihatan, pendengaran, gannguan perkembangan kecerdasan dan kognisi, ganguan gerak (motorik), gangguan interaksi-komunikasi, gangguan emosi, sosial,
Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa
dan tingkah laku. Dengan kata lain, anak berkebutuhan khusus yang bersifat permanent sama artinya dengan anak penyandang cacat.
Istilah anak berkebutuhan khusus bukan merupakan terjemahan atau kata lain dari anak penyandang cacat. Akan tetapi, anak berkebutuhan khusus mencakup spektrum yang luas yaitu meliputi anak berkebutuhan khusus temporer dan anak berkebutuhan khusus permanen (penyandang cacat). Oleh karena itu, apabila menyebut anak berkebutuhan khusus selalu harus diikuti ungkapan termasuk anak penyandang cacat. Jadi anak penyandang cacat merupakan bagian atau anggota dari anak berkebutuhan khusus. Maka konsekuensi logisnya adalah ruang lingkup pendidikan berkebutuhan khusus menjadi sangat luas, berbeda dengan lingkup garapan pendidikan khusus yang hanya menyangkut anak penyandang cacat.
Anak berkebutuhan khususmerupakan anak-anak yang mengalami gangguan bersifat sementara maupun gangguan yang bersifat permanen. Menurut Handadari dan Ariana (2014) anak berkebutuhan khusus dapat dibagi menjadi 4 gangguan sebagai berikut.
1. Gangguan Fisik Beberapa hambatan fisik mempengaruhi kemampuan atau prestasi
akademik. Misalnya gangguan pendengaran (tuna rungu) gangguan bicara (tuna wicara), gangguan pengelihatan atau kebutaan, kecacatan (tuna daksa). Hanya sebagian kecil penderita penderita gangguan fisik
yang diikuti dengan hambatan kemampuan kognitif dan berpikir. Sebagian besar dari mereka memiliki kemampuan berpikir normal, hanya saja hambatan fisik yang ada menyebabkan perlunya pola belajar
yang berbeda dari mereka yang normal.
2. Gangguan Kognitif Learning disorder (LD), kemampuan membaca, matematika, atau
menulis secara substansial berada di bawah rata-rata anak seusianya, artinya menyimpang 2 sd atau lebih dari hasil IQ-nya. Dapat dikatakan, anak yang mengalami LD memiliki kecerdasan yang cukup baik untuk belajar materi tertentu, tetapi tidak dapat menunjukkan bahwa mereka mampu melakukannya. Untuk lebih memahami bentuk LD berikut klasifikasinya.
a. Reading Disorder, yaitu ketidakmampuan seseorang dalam membedakan atau memisahkan bunyi dalam kata-kata yang diucapkan.
199 Hal ini biasanya diikuti dengan pola anak membaca sebuah kata secara
Kelebihan di Balik Kekurangan Peran Orajng Tua dalam.....
tepat untuk membaca seluruh kalimat.
b. Mathematic Disorder, yaitu ketidakmapuan atau kesulitan yang dialami anak-anak dalam mengembangkan kemampuan aritmatika, seperti pengenalan angka dan simbol-simbol, mengingat tabel-tabel penjumlahan, mengurutkan angka, atau memahami konsep-konsep abstrak seperti nilai ruang dan pecahan.
c. Writing Disorder, yaitu kesulitan dalam bidang menulis dan menggambar, kesulitan dalam kemampuan motorik halus pada tugas- tugasyang membutuhkan koordinasi mata atau tangan meskipun perkembangan motorik kasar mereka normal. Beberapa komponen dalam gangguan ini adalah lemah dalam penulisan tangan, kesalahan tata bahasa dan tanda baca, lemah dalam pengorganisasian paragraf, ataupun kesalahan pengejaan ganda.
3. Gangguan Perkembangan
a. Autisme, yaitu gangguan perkembangan yang kompleks yang disebabkan adanya kerusakan pada otak yang mengakibatkan gangguan pada perkembangan komunikasi, perilaku, kemampuan sosialisasi, sensoris, dan belajar. Pada anak-anak ditunjukkan dari ketidakmampuannya mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam duninya sendiri. Tanda-tanda yang paling menonjol adalah tidak ada (atau minimalis) kontak mata dari sang anak kepada orang lain.Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial dan komunikasi serta adanya pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan.
b. ADHD (Attention Deficit Hyperaktif Disorder), yaitu gangguan pada anak-anak yang secara konsisten dan berulang memperlihatkan inat- tention (kekacauan perhatian) dan hyperactivity-impulsitivy. Hal yang sangat menonjol adalah kurangnya konsentrasi, dan aktivitas yang berlebihan (aktivitas yang tidak bertujuan).
c. Retardasi Mental (RM), gangguang yang terjadi karena fungsi intelektual umum yang berada di bawah rata-rata secara signifikan, serta defisit dalam perilaku adaptif dan ditunjukkan selama periode perkembangan. RM memiliki ciri-ciri IQ kurang dari 70 serta memiliki fungsi adaptif yang rendah dalam bidang(1) komunikasi, (2) mengurus diri sendiri, (3) kehidupan keluarga, (4) ketrampilan interpesonal, (5) penggunaan sumber daya komunitas, (6) kemampuan mengambil keputusan sendiri, dan (7) rekreasi.
Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa
Menurut Abdullah (2013) faktor penyebab terjadinya kelainan pada seseorang sangat beragam jenisnya. Secara umum dilihat dari masa terjadinya kelainan itu sendiri diklasifikasikan menjadi sebelum kelahiran (prenatal), pada saat kelahiran (neonatal), dan setelah kelahiran (postnatal). Kelainan terjadi sebelum anak lahir, yaitu masa di mana anak masih berada dalam kandungan diketahui telah mengalami kelainan atau ketunaan. Kelainan yang terjadi pada masa prenatal, berdasarkan periodisasinya dapat terjadi pada periode embrio, periode janin muda, dan periode janin aktini (Arkandha, 1984).
Periode embrio dimulai sejak saat pembuahan sampai kandungan berumur 3 bulan. Karakreristik periode ini yaitu pembiakan sel yang pesat dan berakhir pada saat embrio dapat hidup sendiri dengan memanfatkan bahan-bahan yang ada dalam kantong kuning telur (yolk sack). Kelainan saat anak lahir (neonatal), yakni masa dimana kelainan itu terjadi pada saat anak dilahirkan. Ada beberapa sebab kelainan saat anak dilahirkan, antara lain anak lahir sebelum waktunya (prematurity), lahir dengan bantuan alat (tang verlossing), posisi bayi tidak normal, analgesia dan anesthesia, kelahiran ganda, asphyxia, atau karena kesehatan bayi yang bersangkutan. Kelainan yang terjadi setelah anak lahir (post- natal), yakni masa di mana kelainan terjadi setelah bayi itu dilahirkan, atau saat anak dalam masa perkembangan. Ada beberapa sebab kelainan setelah anak dilahirkan, antara lain infeksi, luka, bahan kimia, malnutrisik deprivation factor dan meningitis, serta stuip.
Pentingnya Peran Ayah dan Ibu dalam Perkembangan Anak ABK Orang tua merupakan aspek pertama dan utama dalam proses
perkembangan anaknya. Orang tua atau keluarga memiliki posisi sentral dalam hal konvensi hak pada anak. Maka anak-anak yang hidup dan berkembang di luar keluarganya sendiri, berhak mendapatkan keluarga baru atau lembaga asuh pengganti.Hal ini agar mereka tetap dapat berkembang sebagaimana layaknya anak-anak yang hidup dalam keluarganya yang asli. Bagaimanapun juga anak-anak sangat bergantung pada orang dewasa, karena pola asuhnya dapat membentuk kepribadian individu bagi mereka (Gautama,2000). Keluarga merupakan kelompok sosial yang terdiri dari ayah,ibu, dan anak. Keluarga inti lazim disebut rumah tangga, yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat sebagai proses pergaulan hidup (Soekanto,1990).
201 Menurut Khairuddin (1997: 5) setiap keluarga tentunya akan menjalani
Kelebihan di Balik Kekurangan Peran Orajng Tua dalam.....
peran serta fungsi-fungsinya yang telah ditentukan untuk terciptanya hubungan yang baik, sehingga tujuan yang diharapkan dari keluarga dapat tercapai. Menurut Khairuddin (1997: 5) 7 fungsi keluarga dalam teori keluarga sebagai berikut.
1. Fungsi Pengaturan Seksual Keluarga adalah lembaga pokok yang merupakan wahana bagi
masyarakat untuk mengatur dan mengorganisasikan kepuasan dan kenginan seksual.
2. Fungsi Reproduksi Urusan memproduksi anak yang disikapi masyarakat, tentunya
tergantung kepada keluarga. Cara lain hanyalah kemungkinan teoritis saja dan sebagian masyarakat yang menerapkan norma untuk memperoleh anak kecuali sebagai bagian keluarga.
3. Fungsi Sosialisasi Fungsi ini diberikan bagi anak-anak kedalam alam dewasa yang
dapat berfungsi dengan baik dalam masyarakat.
4. Fungsi Efeksi Keluarga bertujuan memberikan kebutuhan akan kasih sayang atau
rasa cinta bagi anggota keluarga.
5. Fungsi Penentuan Status Keluarga berfungsi memberikan status keluarga berdasarkan umur,
jenis kelamin, dan urutan kelahiran. Hal ini berfungsi sebagai dasar untuk memberi status sosial.
6. Fungsi Perlindungan Keluarga berfungsi memberikan perlindungan baik fisik, ekonomi,
dan psikologi, bagi seluruh anggota keluarga.
7. Fungsi Ekonomi Keluarga memberikan fungsi ekonomi guna memenuhi semua
kebutuhan sandang,pangan, dan papan.Dimana orang tua dapat mengoptimalkan anak pada masa perkembangannya
Dari penjelasan di atas betapa penting peran keluarga,terutama peran orang tua bagi anak untuk dapat mengoptimalkan masa perkembangannya. Oleh karena itu, orang tua seharusnya mampu untuk
Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa
dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya dan memberikan banyak stimulus untuk dapat mengoptimalkan perkembangan anak, karena setiap anak sebenarnya selalu ingin mencoba hal-hal yang baru. Seperti yang dikatakan oleh Shapiro L.E. (dalam Handadari, 2015) bahwa anak usia dini memiliki harapan yang tinggi untuk berhasil mempelajari segala hal, dan anak-anak memiliki kepercayaan yang tinggi untuk berhasil, walaupun dalam kenyataannya mungkin tidak semuanya berhasil. Oleh karena itu, pentingnya peran orang tua untuk dapat selalu mendampingi anaknya dikala berhasil maupun tidak.
Peran orang tua dalam membina dan membimbing buah hatinya merupakan suatu hal yang sangat vital. Pendidikan yang diterima oleh seorang anak, diawali dari para orang tuanya. Pendidikan keluarga yang ditanamkan kepada anak merupakan pondasi dasar pendidikan anak di masa yang akan datang. Dengan istilah lain, keberhasilan anak khususnya pendidikan sangat bergantung pada pendidikan yang diberikan oleh orang tuanya dalam lingkungan keluarga.
Namun, saat ini belum sepenuhnya disadari oleh para orang tua betapa pentingnya peran orang tua dalam pendidikan anak. Terlebih lagi peran orang tua terhadap pendidikan anak yang mengalami kebutuhan khusus. Justru terkadang sikap orang tua cenderung tidak menganggap penting pendidikan bagi mereka. Persoalan ini sebabkan banyak hal, selain karena adanya faktor ketidakpahaman orang tua tentang pendidikan anak yang berkebutuhan khusus. Selain itu, rendahnya pendidikan orang tua juga menjadi dasar tersebut.Faktor lain yang justru lebih miris adalah ketika orang tua secara sadar dan sengaja tidak mau mempedulikan pendidikan anaknya. Hal ini didasari oleh rasa khawatir, malu, dan menganggap sebagai aib mempunyai anak berkebutuhan khusus,sehingga tidak jarang ABK ditelantarkan oleh orang tuanya, bahkan diasingkan atau dipasung.
Memang tidak mudah bagi orang tua yang mempunyai anak berkebutuhan khusus. Menurut Mira (dalam Faradina, 2016)memiliki anak berkebutuhan khusus merupakan beban berat bagi orang tua baik secara fisik maupun mental. Beban tersebut membuat reaksi emosional di dalam diri orang tua. Orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus dituntut untuk terbiasa menghadapi peran yang berbeda dari sebelumnya. Anak yang tadinya menjadi harapan masa depan cemerlang dan investasi yang sangat berharga, akhirnya malahan menjadi korban.
203 Anak diterlantarkan, dibiarkan, diabaikan, ditolak kehadirannya, tidak
Kelebihan di Balik Kekurangan Peran Orajng Tua dalam.....
dibimbing, tidak didorong, tidak diberi semangat untuk mencapai perkembangan yang seharusnya dan optimal. Kondisi semacam ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Besar kemungkinan anak akan mengalami gangguan psikologis, psiko-sosial, dan perilaku serta emosi.
Menurut Puspita (dalam Faradina, 2016)) reaksi pertama orang tua ketika awalnya dikatakan bermasalah adalah tidak percaya, shok, sedih, kecewa, merasa bersalah, marah dan menolak. Tidak mudah bagi orang tua yang anaknya menyandang kebutuhan khusus untuk mengalami fase ini, sebelum akhirnya sampai pada tahap penerimaan (acceptance). Ada masa orang tua merenung dan tidak mengetahui tindakan tepat apa yang harus diperbuat. Tidak sedikit orang tua yang kemudian memilih tidak terbuka mengenai keadaan anaknya kepada teman, tetangga bahkan keluarga dekat sekalipun, kecuali pada dokter yang menangani anak tersebut.
Setiap anak berhak mendapatkan apa yang seharusnya anak dapatkan dari orang tuanya untuk dapat melengkapi proses perkembangannya. Begitu pula dengan anak berkebutuhan khusus, mereka pun berhak mendapatkan hak yang sama dengan anak normal yang lainnya. Meskipun mereka terlihat berbeda seperti anak pada umumnya, sebenarnya mereka pun sama dengan anak pada umumnya yang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Hewett dan Frenkpenanganan dan pelayanan orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus adalah sebagai berikut.
1. Pendamping utama (as aids), yaitu sebagai pendamping utama yang dalam membantu tercapainya tujuan layanan penanganan dan pendidikan anak.
2. Advokat (as advocates), yang mengerti, mengusahakan, dan menjaga hak anak dalam kesempatan mendapat layanan pendidikan sesuai dengan karakteristik khususnya.
3. Sumber (as resources), menjadi sumber data yang lengkap dan benar mengenai diri anak dalam usaha intervensi perilaku anak.
4. Guru (as teacher), berperan menjadi pendidik bagi anak dalam kehidupan sehari-hari di luar jam sekolah.
5. Diagnostisian (diagnosticians) penentu karakteristik dan jenis kebutuhan khusus dan berkemampuan melakukan treatmen, terutama di luar jam sekolah.
Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa
Pentingnya peran orang tua terhadap anak, terutama pada anak berkebutuhan khusus.Akan tetapi, masih banyak orang tua merasa sudah memenuhi kewajibannya ketika mereka sudah memberikan makan, minum, pakaian ataupun ketika sudah berhasil menyekolahkan anaknya. Namunmereka terkadang lupa memberikan perhatian kepada anaknya karena kesibukan akan pekerjaan. Mereka tidak punya cukup waktu untuk mengenal anak-anak mereka secara mendalam. Selain itu, juga tidak mempunyai cukup waktu untuk membicarakan masalah-masalah yang dihadapi oleh anak-anaknya. Sang ayah yang tidak mengetahui apa yang dikatakan atau diputuskan ibu mengenai anaknya, ataupun sang ibu tidak mengetahui apa yang telah dijanjikan ayah kepada anaknya. Oleh karena itu, pentingnya keserasian, saling menbantu satu sama lain, dan juga saling mendukung ketika salah satu sedang mengalami kelelahan antara ayah dan ibu untuk mengasuh anak berkebutuhan khusus dalam mengoptimalkan potensinya.
Orang tua disini, bukan ayah saja atau ibu saja sebagai orang yang paling mempengaruhi anak.Akan tetapi, keduanya (ayah dan ibu) secara bersama memberikan semua yang dimilikinya secara konsisten. Dampaknya adalah sang anak akan melewati perkembangan dengan optimal, sehingga tidak terlalu ketinggalan dalam mengikuti pendidikan sekolah, meskipun belum dapat menjadi yang terbaik di sekolah. Selain itu, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana dia berada nantinya, termasuk ketika harus berhadapan dengen teman sebaya, orang tua, maupun lingkungan sosial lainnya. Apabila anak tersebut sudah terstimulasi atau diperhatikan sejak dini oleh kedua orang tuanya, yaitu keterlibatan ayah dan ibu dalam pengasuhan secara terus menerus, maka sang anak akan dapat diharapkan berkembang secara optimal.
Salah satu cara orang tua mengoptimalkan pekermbangan anak berkebutuhan khusus adalah dengan melakukan deteksi dini. Deteksi dini tersebut adalah dengan mendeteksi problem-problem perkembangan anak berkebutuhan khusus. Hal ini penting dilakukan orang tua untuk dapat mengantisipasi dan mengurangi keparahan dan kekurangan yang dimiliki anak berkebutuhan khusus. Setelah itu orang tua juga memberikan intervensi kepada anak berkebutuhan khusus. Dengan demikian, anak akan mempunyai peluang lebih besar untuk dapat meningkatkan fungsinya melalui intervensi yang tepat. Menurut Handadari & Ariana (2014) secara umum, hal-hal yang perlu diperhatikan
205 oleh orang tua dalam melakukan deteksi dini anak-anak berkebutuhan
Kelebihan di Balik Kekurangan Peran Orajng Tua dalam.....
khusus antara lain:
1. Kenali tugas perkembangan anak. Tugas perkembangan anak adalah segala hal-hal yang seharusnya
mampu dilakukan oleh anak pada usianya. Untuk memperoleh informasi mengenai tugas perkembangan, para orang tua dapat mengumpulkan informasi dari buku, internet, maupun pengamatan langsung terhadap rata-rata kemampuan anak pada usia tertentu.
2. Kenali pola dan irama perkembangannya. Secara universal perkembangan anak yang diasumsikan terjadi secara
runtut pada seluruh anak. Namun pada kenyataannya, kecepatan anak tidak terjadi secara mutlak dan berbeda-beda setiap anak. Oleh sebab itu, seringkali ditemui beberapa anak sudah dapat berjalan,tetapi belum lancar berbicara maupun sebaliknya. Dalam hal ini, dibutuhkan kepekaan dan kebijakan dari orang tua dan lingkungan sekitarnya dalam menyikapinya. Latihlah dan berikanlah stimulus yang dibutuhkan anak agar dapat mengoptimalkan perkembangnnya.
3. Perluaslah wawasan tentang berbagai jenis gangguan perkembangan
Wawasan mengenai gangguan perkembangan ini penting, untuk dapat mengantisipasi dan mengurangi ketidaktahuan akan berbagai jenis gangguan anak. Hal ini dapat dilakukan secara mandiri atau otodidak maupun mengikuti pelatihan, seminar, maupun diskusi dengan sesama orang tua yang mengalami hal yang sama.
4. Amati perkembangan dan perilaku anak. Dalam hal ini dibutuhkan kerjasama dan keserasisan yang harmonis
dan saling melengkapi antara orang tua (ayah dan ibu), sebagai orang yang paling bertanggung jawab dan yang paling utama dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus.
5. Carilah informasi yang seluas-luasnya Hal ini dilakukan bila para orang tua merasa ragu-ragu ataupun
kurang informasi, serta takut untuk melakukan intervensi kepada anak. Lebih baik Anda menemui atau berdiskusi kepada pakar atau ahli di bidangnya, sehingga dapat melakukan identifikasi dan merencakan intervensi secara tepat untuk diberikan.
Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa
Peran Anak Berkebutuhan Khusus sebagai Bagian Generasi Emas Bangsa
Semua anak memiliki hak yang sama untuk dapat berkembang dan mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya. Begitu pula dengan anak berkebutuhan khusus, meskipun terlihat berbeda, sebenarnya anak berkebutuhan khusus juga sama dengan anak pada umumnya yang mempunyai kekurangan dan juga kelebihan. Akan tetapi, masih banyak orang tua yang masih memandang dengan stigma negatif dan dipandang tidak memiliki masa depan. Mereka lupa bahwa setiap anak pasti tidak ada yang mau terlahir menjadi anak yang berkebutuhan khusus.
Seperti telah dijelaskan pada paparan di atas, bahwa anak berkebutuhan khusus juga mempunyai hak untuk dapat mengembangkan dan mengoptimalkan semua potensinya untuk menjadi bekalnya di masa depan. Hal ini menjadi tugas dan tanggung jawab orang tua untuk dapat memberikan semua apa yang dipunyai dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya.
Banyak contoh nyata dengan kekurangan yang dimiliki anak-anak berkebutuhan khusus, tetapi tetap dapat melakukan karya yang hebat bila dapat mengoptimalkan segala kelebihan potensi yang dimilikinya. Berikut adalah orang-orang yang berkebutuhan khusus tetapi dapat sukses dan berkarya.
1. Raffi Abdurrahman Ridwan Keterbatasan alat indera tidak menghalangi Rafi Abdurrahman
Ridwan, pria kelahiran Jakarta 20 Juli 2002 untuk berkarya dan berprestasi sebagai desainer cilik. Lewat rancangan busananya, nama Rafi melambung di luar negeri. Bahkan super model Amerika Serikat, Tyra Banks memuji Rafi saat perhelatan final America’sNextTopModel di Bali beberapa bulan lalu. Rafi menderita tuna rungu sejak lahir, derita yang dialaminya ini terkait dengan virus rubellasaat di dalam kandungan. Sejak kecil Rafi hobi menggambar, semakin dewasa kreativitas Rafi dalam hobi menggambar justru terasah. Coretan kasar Rafi tentang baju lambat laun berubah menjadi desain yang unik. Siapa sangka, berawal dari coretan itulah, karya Rafi diakui tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri.
2. Stephani Handoyo Gadis yang lahir pada 5 November 1991, merupakan anak penderita
downsyndrome yang berhasil memecahkan rekor MURI sebagai pemain
207 piano yang mampu membawakan 22 lagu berturut-turut, serta pembawa
Kelebihan di Balik Kekurangan Peran Orajng Tua dalam.....
obor Olimpiade London 2012. Selain itu, jejak prestasi Stephanie sudah tergores di sejumlah deretan piala penghargaan, mulai dari juara I di bidang renang gaya dada 50 meter Pekan Olahraga Nasional Special Olympic Indonesia 2010, dan gaya dada 50 meter Special Olympics WorldS ummer Games 2011 Athena. Stephanie putri pasangan dari Maria Yustina dan Santoso Handojo, sejak kecil memang sudah mulai mengikuti kegiatan positif khususnya di bidang olahraga seperti berenang dan bulutangkis. Bahkan, saat menginjak usia 12 tahun, ia berhasil meraih juara 1 pada kejuaraan Porcada.
3. Reviera Novitasari Putri kelahiran 30 Oktrober 1993, merupakan anak penderita
downsyndrome yang berhasil mendapatkan medali perunggu renang 100 meter gaya dada pada kejuaraan renang internasional di Canberra, Australia, 11-13 April 2008. Kemampuan renangnya sudah menonjol sejak kecil dibandingkan anak cacat lainnya. Sadar akan bakat anak keempatnya itu, orang tuanya memfasilitasi Reviera dengan latihan renang seminggu dua kali di Club SOINA (SpecialOlympic Indonesia) Sunter Jakarta. Derita yang dialami Reviera tidak pernah terbayangkan sebelumnya, bahkan selama tiga tahun kedua orang tuanya tidak dapat menerima kehadirannya. Sampai akhirnya dia disekolahkan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Dian Grahita Kemayoran Jakarta. Bahkan ketika menginjak kelas 2 SMP di luar dugaan terjadi, gadis cantik ini mementahkan ramalan dokter dengan tiba-tiba dapat menulis, membaca, dan berhitung.
4. Satoshi Tajiri Satoshi Tajiri dikenal sebagai desainer video game Jepang yang
menciptakan Pokemon. Pria kelahiran 28 Agustus 1965 juga menciptakan salah satu waralaba video game yang paling populer di dunia, Game Freak Inc, yang menciptakan game secara eksklusif untuk Nintendo. Meski didiagnosis dengan sindrom asperger, Satoshi Tajiri telah tumbuh menjadi pengusaha Nintendo yang sangat kreatif tapi tertutup dan eksentrik.
5. Daniel Tammet Penulis, linguist, pendidik, dan dinobatkan sebagai 1 dari 100 orang
jenius yang masih hidup di dunia, Daniel Tammet dikenal sebagai ‘Brainman’. Pria kelahiran 31 Januari 1979 ini mulai menarik perhatian
Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa
pada tahun 2006 setelah menulis buku terlaris New York Times berjudul ‘Born On A Blue Day’. Buku tersebut menceritakan kehidupannya sebagai penyandang autisticsavant.
Dari berbagai contoh diatas, bahwa anak berkebutuhan khusus juga dapat berkarya dan mengapai cita-citanya dengan segala keterbatasan yang mereka miliki. Hal ini menegaskan bahwa anak berkebutuhan khusus juga dapat ambil bagian menjadi generasi emas bangsa,serta mematahkan stigma negatifbahwa anak berkebutuhan khusus tidak dapat melakukan apa-apa. Selain itu,sudah seharusnya mampu mengahapus stigma orang tua yang menganggap bahwa setiap anak berkebutuhan khusus tidak mempunyai masa depan. Setiap anak memang anugerah dari Allah kepada kita yang sudah dilengkapi kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, tentunya kondisi tersebut harus diterima dan dioptimalkan oleh kedua orang tuanya.
Peran orang tua dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus sangat vital. Orang tua sebagai orang yang pertama hidup bersama dengan anak sejak mulai dilahirkan, mereka memahami betul tentang bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Saat anak memasuki masa sekolah, orang tua dituntut untuk proaktif dengan para guru terkait pertumbuhan dan perkembanganya. Potensi dan bakat yang nampak pada diri anak sangat penting sekali untuk diinformasikan kepada guru.Hal ini sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam memberikan program pendidikan yang tepat bagi anak berkebutuhan khusus,sehingga dalam perkembanganya, anak akan tumbuh bersama bakat tersebut. Hal ini tentu akan membantu mewujudkan generasi emas bangsa di masa yang akan datang. Pada dasarnyar anak-anak berkebutuhan khusus juga bagian dari bangsa, sehingga mereka berhak untuk berkarya serta berperan membangun negara ini lebih maju dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Naniyah. 2013. Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus. Magistra.
No. 86, Desember 2013. Diambil dari (Online) http://news.detik.com/ berita/3038883/kejam-ayah-ini-tega-bunuh-anaknya-yang-autis-karena- lelah-mengurusnya, diakses 29 November 2016.
209 Ali, Yasser. 2015. Kejam! Ayah ini Tega Bunuh Anaknya yang Autis karena
Kelebihan di Balik Kekurangan Peran Orajng Tua dalam.....
Lelah Mengurusnya. Diambil Dari(Online) http://news.detik.com/berita/ 3038883/kejam-ayah-ini-tega-bunuh-anaknya-yang-autis-karena-lelah- mengurusnya (29 Novemeber 2016)
Alimin, Zaenal. Anak Berkebutuhan Khusus. Diambil dari (Online) http:// file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195903241984031- ZAENAL_ALIMIN/MODUL_1_UNIT_2.pdf, diakses 29 November 2016.
Ciptono dan Triadi, G. 2009. Guru Luar Biasa. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. 2005. Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus dalam Pendidikan Inklusif.Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.
Faradina, Novira. 2016. Penerimaan Diri pada Orang Tua yang Memiliki
Anak Berkebutuhan Khusus. Ejournal Psikologi. 4(4):386-396, 2016. Handadari, W., Ariana, A. D., 2014. Jurnal Kelas Psikologi untuk Bunda
PAUD. Surabaya: Airlangga University Press. Handadari, Woelan. 2015. Peran Ayah-Ibu sebagai Model Pengasuhan dan
Pembelajaran yang Efekif Sejak Dini. Surabaya: Insan Media. Hendriani, W., Handariyati, R., Sakti, T. M. 2006. Penerimaan Keluarga
terhadap Individu yang Mengalami Keterbelakangan Mental. Surabaya: Insan Media Psikologi.
Khairuddin, 1997. Sosiologi Keluarga, Yogyakarta: Liberty. Khairuddin, 2002. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta: Liberty.
Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa
Membangun Mindset Optimis Siswa SMK Guna Mereduksi Kecemasan Mempersiapakan....