BERKARAKTER KEBANGSAAN BHINNEKA TUNGGAL IKA

BERKARAKTER KEBANGSAAN BHINNEKA TUNGGAL IKA

Sri Wahyuni SMPN 2 Berbek Nganjuk

Setiap manusia dilahirkan tidak ada yang sama persis dan dalam keadaan atau potensi yang berbeda. Oleh karena itu, manusia disebut sebagai makhluk unik atau khas. Perbedaan itu bukan hanya mengenai bentuk dan roman muka, tetapi juga mengenai tingkah laku dan perbuatan. Bahkan, walaupun ada dua orang yang mempunyai dua ciri jasmani yang sama, misalnya kembar identik, bila diamati dengan seksama pasti ada juga perbedaannya (Mustaqim dan Wahib, 1991:56). Inilah yang akan menjadi patokan pembahasan mengenai perbedaan individu, namun harus tetap bersatu dan berkarakter kebangsaan yang sama.

Indonesia adalah negara dengan budaya keramah-tamahannya, gotong royong, dan cinta damainya. Sejak zaman dahulu Indonesia memang sudah terkenal dengan persatuannya, walaupun dengan beribu budaya yang berbeda-beda. Kondisi karakter seperti inilah yang seharusnya membuat masyarakat Indonesia memiliki keluasan wawasan kebangsaan yang tinggi. Hal ini ditujukan agar setiap individu mengetahui bahwabangsa Indonesia sejak dulu telah memiliki budaya yang baik. Seorang individu tentu saja memiliki sifat yang berbeda dari individu yang lain. Namun setiap individu harus memiliki kesadaran akan pentingnya toleransi dan sikap menghargai sesama masyarakat Indone- sia. Jika rasa menghargai itu sudah ada dalam setiap individu, maka perbedaan bukanlah suatu hal yang perlu dihindari dalam pergaulan.

Faktanya, banyak para pelajar yang tawuran yang dilatarbelakangi oleh perbedaan pendapat atau kesalahpahaman. Selain itu, terkadang pertentangan dan permusuhan terjadi hanya karena fansclub sepakbola yang berbeda. Sebagai seorang pendidik sudah selayaknya dapat membentuk karakter peserta didik melalui pemahaman konsep toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan tersebut tidak lain agar siswa memahami bahwa tidak ada manfaatnya sama sekali dari perbedaan pandangan yang berujung pertikaian. Selain itu, sebagai guru harus

Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa

dapat menumbuhkembangkan jiwa saling menghargai serta merefleksikan kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh pahlawan dengan segenap jiwa raganya. Dengan demikian, peserta didik akan lebih memahami pentingnya persatuan antar sesama warga Indonesiadi balik perbedaan yang beragam.

Menurut Ahmadi (2014:21) setiap manusia sejak dilahirkan membutuhkan kehadiran orang lain agar ia dapat bertahan hidup. Setiap individu memerlukan bantuan orang lain untuk perkembangannya. Sejak seseorang dilahirkan ia membutuhkan bantuan orang lain untuk mengurusnya, jika tidak ada yang mengurusnya pasti seorang bayi itu akan meninggal. Seperti yang diketahui bahwa manusia sebagai makhluk sosial pasti harus berinteraksi dengan orang lain. Manusia tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri apabila bersifat individual. Dalam segala aspek kehidupan baik besar maupun kecil, seseorang tetap membutuhkan bantuan dari orang lain. Misalnya seorang yang kaya raya dengan puluhan mobil yang dimilikinya, tetap membutuhkan petani untuk menghasilkan sumber makanannya. Jadi tidak ada individu atau manusia yang bisa hidup sendiri di dunia ini.

Setiap individu haruslah memiliki kepekaan sosial yang baik terhadap sesamanya. Banyak sekali fakta yan terjadi saat ini dijalan, di sekolah dan di banyaktempat lain, seorang anak sekolah kurang sekali rasa pedulinya untuk membantu orang lain. Entah karena dia tidak bisa membantu atau karena memang tidak memiliki keinginan untuk membantu. Ada seorang anak yang melihat orang tua terjatuh dijalan, namun tetap melaju kencang dengan motornya tanpa berhenti. Kondisi yang seperti ini yang menjadi masalah bagi sebagain besar peserta didik, yang seolah kehilangan sikap peduli terhadap sesama. Seharusnya sebagai warga negara Indonesia yang berkarakter kebangsaan dan Pancasila, dengan tanpa basa-basi pasti akan langsung membantu orang lain yang sedang kesulitan. Pentingnya moral dan nilai dalam kehidupan memang seharusnya lebih diutamakan daripada wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Dengan moral dan nilai yang baik, dapat dipastikan seseorang akan mampu memberikan manfaat bagi orang lain, walaupun mungkin dalam pengetahuan keilmuannya dirasa kurang. Selain itu, sebagai seorang pendidik berkewajiban untuk menumbuhkan nilai sosial yang baik terhadap orang lain, khususnya pada peserta didik. Diharapkan nantinya peserta didik akan memiliki nilai dan karakter

465 kebangsaan yang baik. Dengan demikian, peserta didik siap menghadapi

Berkarakter Kebebasan Tunggal Ika

era globalisasi yang semakin membuat kacau nilai dan karakter kebangsaan bangsa Indonesia.

Menurut Ahmadi (2014:24) salah satu karakteistik manusia adalah memiliki kehendak. Kehendak adalah kekuatan batin seorang individu untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Kehendak adalah fungsi jiwa untuk mencapai sesuatu. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa setiap orang pasti memiliki keinginan atau suatu tindakan yang ingin diperbuat. Banyak sekali keinginan individu yang berbeda di dunia ini, karena pada dasarnya setiap individu memiliki keinginan berbeda pula. Telah banyak dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana seorang anak yang masih belum menginjak usia remaja sangat bergantung pada orang tuanya. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap kehendak yang dimiliki oleh orang tua, di mana kehendak tersebut selalu diwujudkan pada si anak. Bila kehendak orang tua baik, maka anak tersebut akan melakukan tindakan yang baik pula, begitu pun sebaliknya. Peran orang tua lagi-lagi sangat menentukan sikap dan kehendak anak ketika sudah menginjak usia remaja. Seorang yang dari kecil sudah diajarkan melakukan kehendak dan tindakan yang baik, ketika dewasa dia juga akan berbuat baik pula.

Kehendak seorang individu juga tergantung dengan sebuah situasi yang sedang dihadapi. Bagaimana seorang individu menangani suatu masalah dengan kehendaknya, baik yang bersifat positif maupun negatif. Misalnya seorang individu yang hidup di daerah dengan budaya berbeda menghadapi peristiwa penghinaan terhadap budayanya, dalam kondisi yang demikian sesungguhnya dia dihadapkan pada dua pilihan. “Melakukan pembalasan atau menyikapi masalah itu dengan bijak”. Dua pilihan tersebut yang hampir selalu ada dalam benak setiap individu ketika menghadapi permasalahn. Maka pilihan kedua yang seharusnya dipilih untuk menunjukkan seseorang yang berkarakter kebangsaan yang berlandaskan Bhineka Tunggal Ika. Jika selalu memilih kehendak yang bijak, maka seorang individu merupakan salah satu aset bangsa terbaik. Hal itu sebagai sebuah wujud pengejawantahan penerus perjuangan pahlawan untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Hal yang demikian adalah salah satu bentuk tanggung jawab dari seorang pendidik kepada peserta didik.

Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa

Berdasarkan beberapa pemaparan diatas, ada suatu hal yang dapat dikaji lebih mendalam lagi yaitu tentang nilai karekter. Manusia memilki kehendak dan pasti memiliki sebuah tujuan dalam hidupnya, tujuan itulah yang dinamakan cita-cita. Seperti yang dikatakan (Ahmadi, 2014:28) setiap individu memiliki cita-cita hidup. Tidak ada satu pun manusia yang tidak memiliki cita-cita sama sekali. Baik orang itu bodoh maupun cerdas, kaya atau miskin, di kota maupun desa, semua pasti memiliki cita-cita. Cita-cita adalah tujuan seseorang yang ingin dicapai selama hidup di dunia. Setiap manusia mempunyai cita-cita yang berbeda-beda, ada yang bercita-cita setinggi langit dan ada pula yang bercita-cita ala kadarnya saja. Sebagai manusia yang tinggal dalam sebuah negara dan menjadi suatu bangsa memiliki kewajiban untuk menjunjung persatuan dan kemajuan bangsa. Dengan demikian, seorang yang tinggal di suatu negara harus menjadi bagian integral di dalamnya, serta wajib memberikan yang terbaik untuk negaranya.

Jika seseorang mempunyai cita-cita, maka harus memiliki tujuan yang disertakannya untuk mengembangkan serta memajukan bangsa. Harus juga memiliki cita-cita yang tetap menjaga persatuan serta kesatuan bangsa dan negaranya. Mulai dari cita-cita yang tinggi maupun rendah pun, bisa untuk mencapai tujuan kebangsaan dan menjadi seorang yang berkarakter kebangsaan yang baik. Contohnya adalah seorang dengan cita-cita tinggi ingin menjadi professor ataupun pengembang teknologi, semua haruslah tetap disumbangkan dan didedikasikan ilmunya serta penemuannya untuk negara. Sebagai contoh orangnya adalah mantan presiden kita, bapak Habibie yang dulu menempuh pendidikan jauh ke negeri Jerman namun setelah beliau berhasil dan sukses, beliau tak lupa dengan negaranya. Beliau merupakan sumbangsih terbesar bagi negara sebagai orang yang sukses di negeri lain. Sangat patut sekali kita contoh dan teladani bagaimana seorang yang kayanya tidak dipungkiri dan dijamin negara Jerman kehidupannya sangat berlebih namun tetap memilih Indonesia sebagai kewarganegaraannya dan tanah airnya. Beliaupun juga tak pernah lupa untuk terus mengembangkan dan membudidayakan pemuda Indonesia sebagai generasi penerus bangsa. Ada pula contoh cita-cita yang mungkin saja terlihat sederhana, namun memiliki nilai karakter kebangsaan yang sangat tinggi.contohnya cita- cita sebagai guru sekolah kecil di pelosok. Cita-cita yang begitu sederhana namun memiliki fungsi kearifan yang luar biasa. Dengan menjadi

467 seorang guru yang berarti pendidik, pembimbing dan pelurus moral

Berkarakter Kebebasan Tunggal Ika

anak muda bangsa, maka sangat penting sekali perannya untuk persatuan dan pencerdasan bangsa. Sebagai seorang guru, seseorang bisa memberikan ilmu serta wawasan kebangsaan yang menghargai perjuangan para pahlawan serta pentingnya menjaga tanah air Indone- sia agar tidak terjajah kembali. Seorang guru bisa memberikan pengaruh positif setiap hari kepada sang siswa. Sehingga walaupun dengan jauhnya anak didik atau anak-anak pelosok dari kemajuan dan teknologi yang maju saat ini, serta kebudayaan mereka yang masih tradisional dan tertinggal, namun mereka memiliki wawasan kebangsaan yang tinggi dan mampu bertindak bijak jika ada masalah yang menyangkut dengan persatuan bangsanya. Inilah pentingnya suatu cita-cita, bukan hanya untuk memuliakan dirinya sendiri, namun lebih luas cita-cita harus bernilai kebangsaan sehingga mampu menjaga negara Indonesia dengan baik menggunakan cita-citanya.

Menurut (Hariyono, 2014:27) munculnya kelompok-kelompok yang mendasarkan pada identitas etnis dan agama yang eksklusif jelas membahayakan upaya membangun nasionalisme inklusif serta kehidupan bermasyarakat yang toleran tehadap basis pada kebhinekaan. Ini artinya pemuda yang baik memang kadang dapat dilihat dari kereligiusan dan penghormatan terhadap budayanya dengan baik. Namun lain cerita jika ketaatan agama dan budaya seseorang ini melampaui batas. Sehingga dapat dikatakan bahwa orang yang taat terhadap budaya dan agamanya ini menjadi seorang yang radikal dan keras. Menolak mentah-mentah bahkan memusuhi budaya dan agama lain. Hal inilah yang menjadi kesalahan seseorang dalam berbangsa dan bernegara. Kita harus ingat bahwa kita mendiami negara pasti berlandaskan terhadap sesuatu. Dan negara kita Indonesia berlandaskan pancasila yang harus menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika. Apa artnya? Artinya kita mampu untuk menerima dan bijak dalam menyikapi suatu perbedaan. Karena Indone- sia memang dibentuk dan berdiri dalam perbedaan.

Kita harus mengingat bagaimana dahulu para pahlawan bahkan warga sipil yang ikut berjuang untuk kemerdekaaan, mengorbankan nyawa dan raga serta hartanya untuk negara. Apakah ada yang berfikir bahwa mereka berjuang hanya bersama dengan golongannya saja? Dengan kelompok sesama budayanya ataupun kelompok agamanya saja? Jawabanya adalah tidak. Semua warga negara Indonesia berjuang

Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa

bersama, berjalan bersama dengan banyak perbedaan. Ada yang dari Jawa, Sunda, Batak, dan lain-lain. Mereka berkumpul bermusyawarah dan berperang bersama dalam satu visi yaitu untuk memerdekaan Indonesia serta menyatukannya. Selain perbedaan budaya, agamapun dikesampingkan untuk perjuangan bersama. Bagaimana seorang santri bersama-sama mengangkat senjata dan tolong menolong bersama dengan penganut agama lainnya. Lihatlah sejarah Indonesia zaman dulu, bagaimana perbedaan yang disatukan dengan satu tujuan itu sangatlah indah. Maka jika ingin memiliki karakter kebangsaan yang baik, kesampingkanlah agama dan budaya untuk persatuan dan kemajuan bangsa. Namun di Indonesia saat ini yang terlihat banyak sekali pertikaian dan permusuhan hanya karena perbedaan-perbedaan kecil. Kita lihat bagaimana fans suatu klub sepakbola bertikai dengan fans klub lain. Bahkan sampai saling membunuh dan mengancam dan selalu bermusuhan. Bagaimana bisa banyak sekali pemuda yang masih sekolah dan mengerti pendidikan, ikut-ikutan dengan radikalnya suatu fans klub sepakbola. Inilah yang harus pendidik perbaiki. Jangan sampai Bhineka Tunggal Ika hanya sebagai sebuah wacana saja. Dan jangan sampai negara lain menertawakan kita dengan motto kita yang sangat bertolak-belakang dengan fakta yang terjadi di masyarakatnya. Untuk itulah, sebagai pendidik harus dapatmembimbing anak didiknya, untuk membuka pikirannya dan merenung, alangkah indahnya jika kita bersatu dan bersama-sama menuju suatu tujuan yang baik. Tentu Indonesia akan menjadi negara yang maju dan mampu bersaing dengan negara maju lain pastinya. Namun yang pertama harus kita lakukan adalah dengan bertindak sesuai dengan asas pancasila serta menghargai perbedaan- perbedaan. Apapun itu, perbedaan besar maupun kecil.

Saat ini kita hidup di zaman yang sudah sangat modern. Era globalisasi, era 2000-an dengan banyak sekali kemajuan dalam segala bidang. Perkembangan ilmu pengetahuan sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin mempermudah pekerjaan manusia saat ini. Menurut (Ahmadi, 2014:136), perkembangan IPTEK terjadi pada semua sektor pembangunan, baik ekonomi, pendidikan, politik, sosial, budaya, dan keamanan, termasuk dalam dunia teknologi dan informasi (TIK). Banyak manusia tercengang dengan kemajuan teknologi yang semakin membuat pekerjaan manusia lebih efisien dan efektif. Namun dibalik itu, ada banyak sekali hal negatif dari kemajuan IPTEK. Sebagai suatu

469 alat untuk membantu manusia, seharusnya IPTEK tidak melebihi batas

Berkarakter Kebebasan Tunggal Ika

fungsinya. IPTEK bisa membantu sebuah negara untuk maju dengan semakin mudahnya melakukan banyak hal dengan teknologi baru. Semua akses informasi yang begitu cepat dan keamanan yang semakin terjamin juga dengan kemajuan teknologi.

Kita sebagai pendidik haruslah dapat menyiapkan generasi penerus yang berwawasan luas dalam menyikapi kemajuan teknologi saat ini. Karena tidak semua teknologi mempermudah manusi.Namun ada juga yang menggeser fungsi kerja manusia yang akhirnya membuat angka pengangguran semakin meningkat. Sebagai warga negara yang baik, kita haruslah tetap melihat dan mengamati kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan. Kita wajib tahu kapan menggunakan teknologi dan kapan menggunakan tenaga manusia untuk melakukan suatu pekerjaan. Karena dengan tetap mempertahankan fungsi manusia dan memberdayakannya maka dengan secara langsung kita telah membantu memajukan negara dan bangsa dengan tetap memperhatikan kesejahteraan rakyat dibalik kemajuan teknologi yang semakin menggiurkan.

Teknologi saat ini memang membuat banyak manusia dan diantaranya adalah para pemuda maupun remaja yang terjebak dalam bingkai kenikmatan fatamorgana bermain dengan dunia maya. Teknologi yang begitu mudah diakses seperti smartphone memang memiliki beberapa manfaat, namun banyak sekali juga mudharatnya. Seperti contohnya adalah dengan mudahnya segala sesuatu diakses dari internet, maka pemuda yang masih labil dan gampang terbujuk sesuatu kesenangan sementara akan terbuai dan melihat suatu hal yang dilarang oleh nilai yang berlaku dimasyarakat maupun nilai agama. Untuk itu sebagai pendidik harus dapat menyiapkan generasi penerus bangsa yang berkarakter kebangsaan yang berjiwa Bhineka Tunggal Ika. Seorang pendidik harus dapat mencetak generasi penerusyang dapat menjaga diri dari hal yang merusak moral dan tingkah laku yang dilarang agama. Sehingga nantinyagenerasi kita akan memiliki jiwa yang bersih dan bisa berpikir jernih untuk kedamaian dan persatuan tanpa terkotori oleh hal yang tidak baik.

Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa

Pembentukan Karakter dengan Bahasa Cinta

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERUBAHAN LABA DI MASA DATANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

18 254 20

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

2. TPM KOTA IPA PAKET B

21 153 17

MatematikaIPS B

0 28 12

ANALISIS KEMAMPUAN LABA OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA OPERASI, ARUS KAS OPERASI DAN DIVIDEN KAS MASA DEPAN ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI 2009-2011)

10 68 54

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

TINJAUAN HISTORIS GERAKAN SERIKAT BURUH DI SEMARANG PADA MASA KOLONIAL BELANDA TAHUN 1917-1923

0 26 47