MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH SEBAGAI UPAYA SEKOLAH MEWUJUDKAN GENERASI BERKARAKTER

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH SEBAGAI UPAYA SEKOLAH MEWUJUDKAN GENERASI BERKARAKTER

Aloysius Gonzaga Adi SMAK St. Hendrikus Surabaya

Sekolah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat berarti bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah juga merupakan waktu atau pertemuan ketika murid mendapatkan pendidikan. Sekolah- sekolah di jenjang pendidikan usia dini (TK dan PAUD), pendidikan dasar (SD/MI), pemdidikan menengah (SMP/MTs), dan pendidikan kejuruan/ menengah atas (SMK/MAK dan SMA/MA) terdiri dari berbagai kategori seperti sekolah standar nasional, sekolah potensial dan sekolah rintisan. Semua kategori tersebut menunjukkan perbedaan dalam hal ketersediaan sarana-prasarana, kualifikasi akademik dan non akademik, serta kualitas dan kuantitas pendidik dan tenaga pendidikan yang ada disekolah. Hakikat setiap sekolah tetap sama yaitu menjadikan siswa/peserta didik menjadi lebih baik dan mempunyai bekal terhadap masa depan setelah dia lulus dari sekolah tersebut. Untuk itu sekolah harus mampu dan mau menerapkan konsep pemberdayaan, kreativitas dan komitmen. Konsep- konsep tersebut dapat dipelajari pada penjelasan berikut.

Pemberdayaan Pemberdayaan berasal dari kata dasar “daya”, yang dapat

diartikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan “tenaga/ kekuatan” atau “kemampuan melakukan sesuatu/kemampuan bertindak”. Pemberdayaan dalam pengertiaannya dalam pendidikan dapat berarti proses pemberian kemampuan/pengetahuan/keterampilan hingga proses perubahan segala hal dan menyangkut semua aspek untuk kualitas sekolah yang semakin baik. Barlian (2013:11) menyatakan bahwa pemberdayaan adalah proses pemberian kepercayaan kepada seseorang untuk memikul suatu tanggung jawab berupa pekerjaan yang menantang, sedangkan menurut Slamet P.H. (2000) pemberdayaan adalah prinsip

Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa

dasar kehidupan dan kesuksesan, yaitu kebanggaan dan perasaan sukses yang datang dari rasa memiliki pada suatu pekerjaan dan rasa bertanggung jawab terhadap hasil kerja. Pemberdayaan ditingkat sekolah dapat diaplikasikan oleh pendidik maupun tenaga pendidikan yang ada di sekolah, manajemen sekolah dalam hal pemberdayaan perlu dilakukan untuk menghasilkan dan mencetak generasi muda yang berkarakter. Pemberdayaan bukan hanya pemberdayaan terhadap siswa semata, namun juga bagi seluruh warga sekolah sehingga mampu membentuk relasi yang baik bagi seluruh komponen/bagian warga di sekolah. Berikut adalah contoh konkrit pemberdayaan yang ada di sekolah.

Tabel 1. Hal-Hal yang dapat Memberdayakan dan Contoh Penerapan bagi Siswa

No Hal-hal yang dapat

Contoh bagi Siswa

Memberdayakan 1. Pemberian wewenang dan

« Pemberian tanggung jawab siswa tanggung jawab

untuk menata, menjaga dan membersihkan ruangan kelas.

2. Pekerjaan/Pelajaran yang

« Pemberian tugas yang

bermakna menyangkut sosial/hubungan dengan orang lain.

3. Pemecahan masalah secara

« Pemberian tugas secara

berkelompok

berkelompok « Organisasi di ekstrakulikuler maupun intrakulikuler

4. Variasi Tugas « Tugas dalam kelas dapat berupa tugas tulis atau tugas praktek « Kreativias guru dalam membuat tugas (ex. Mading, wawancara, resume dari buku,koran, TV dll)

5. Prestasi kerja/belajar terukur « Penilaian dan penjelasan nilai disetiap tugas

6. Tantangan « Pemberian Kuis atau pra tes « Pemberian tantangan untuk mengadakan kegiatan bagi organisasi siswa yang ada di sekolah. « Pemberian kesempatan siswa mengikuti perlombaan/pertandingan di luar sekolah.

7. Pemberian kepercayaan « Pemberian progam-progam kreativitas siswa (ex. Mading club, sport club, Science Club, Art Club, IT Club) dan dikelola oleh siswa sendiri.

8. Pujian karena Keberhasilan « Pemberian sertifikat bagi siswa yang berprestasi « Pemberian sertifikat bagi siswa yang berperan aktif dalam organisasi atau perkumpulan/club atau ekstrakulikuler yang ada di sekolah.

9. Penghargaan atas ide-ide « Pelaksanaan kegiatan yang brilian

menyangkut ide siswa (ex. Pentas seni siswa, pengadaan dan didanainya hasil karya siswa)

10. Perlakuan secara manusiawi « Diberlakukannya peraturan yang tegas namun tetap memperhatikan norma hingga hak dan tanggung jawab siswa.

531 Pemberdayaan bagi siswa dapat sangat berarti bagi siswa terutama

Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah sebagai Upaya Sekolah Mewujudkan....

dalam pendidikan yang telah dia jalani, tentu saja pemberdayaan bagi siswa juga harus ditunjang dengan pemberdayaan tenaga kependidikan yang ada. Pemberdayaan bagi guru dan tenaga kependidikan bisa disalurkan lewat berbagai cara seperti workshop guru, progam kerjasama guru dengan lembaga yang menyangkut bidang studi hingga perkumpulan guru yang telah terjadwal. Pemberdayaan yang telah disampaikan diatas tentunya hanyalah sebagian kecil dari usaha-usaha memberdayakan seluruh warga sekolah. Upaya pemberdayaan tersebut bisa diwujudkan oleh siapapun di sekolah. Barlian (2013:13) menyatakan bahwa orang yang diberdayakan memiliki ciri-ciri sebagai berikut;(a) Ada rasa memiliki terhadap pekerjaannya/studinya, (b) Bertanggung jawab memberikan andil yang besar dalam memajukan pekerjaan/hasil belajarnya di tempat bekerja/belajar,(c) Pekerjaannya/belajarnya sangat berarti baginya,(d) Tahu dimana harus berdiri, artinya memiliki kontrol terhadap pekerjaan/belajar, dan (e) Pekerjaan/belajar merupakan bagian dari hidupnya. Ciri-ciri diatas dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagaimana siswa diberdayakan oleh sekolah. Pemberdayaan ini sangat berguna untuk memasukkan/memberikan pendidikan karakter bagi siswa untuk menjadikan siswa generasi emas di masa mendatang.

Kreativitas Kreativitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan

sebagai “Kemampuan untuk mencipta”. Kreativitas dapat muncul dan tumbuh apabila adanya kegiatan, progam, sarana hingga prasarana yang memadai. Kegiatan, progam, sarana dan prasarana itu dapat dibentuk dan ditingkatkan lewat pemberdayaan pada poin no 1, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kreativitas dapat muncul apabila pemberdayaan dilakukan dan dilaksanakan dengan baik. Kreativitas dan pemberdayaan menjadi sebab-akibat bahwa keduanya menjadi penting bagi penerapan pendidikan karakter di sekolah. Barlian (2013:14) menyatakan bahwa, “Pemberdayaan akan menghasilkan rasa percaya diri pada orang lain yang diberdayakan. Rasa percaya diri ini akan menumbuhkan berbagai kreativitas yang tidak pernah terduga sebelumnya”.

Seluruh tenaga kependidikan menjadi hal penting untuk diperhatikan pula dalam pemberdayaan dan kreativitas. Tenaga pendidik menjadi

Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa

stimulus dan juga sebagai pendorong bagi kreativitas anak, maka tenaga pendidik juga harus menunjukkan kualitas sebagai seorang pendidik yang berkualitas. Suryadi (1999) memberikan pernyataan bahwa ciri-ciri pendidik yang berkualitas adalah sebagai berikut; (a) Kemampuan profesional,(b) Upaya-upaya profesional,(c) Kesesuaian waktu yang dicurahkannya untuk kegiatan profesional, dan (d) Kesesuaian antara keahlian dan pekerjaan. Pernyataan Suryadi menunjukkan bahwa profesionalitas menjadi kunci utama, profesional berarti setiap tenaga pendidik memerlukan kepandaian/pengetahuan/kinerja yang mumpuni dalam setiap profesi yang dijalankannya. Tenaga pendidik yang profesional dan sama-sama menyadari bahwa pendidikan karakter itu penting untuk dilaksanakan akan memberikan dampak positif dan dampak kreativitas bagi siswa/peserta didik dalam bekalnya menjadi generasi emas di masa mendatang.

Komitmen Komitmen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “perjanjian”

atau “keterikatan”. Komitmen menurut Priyadarma (2001:53) berarti niat yang kuat atau penuh kesungguhan untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang diembannya atau dipercayakan kepadanya, atau suatu janji atau ucapan (yang diucapkan) oleh/dari seseorang. Komitmen dalam pendidikan berarti seluruh warga sekolah mampu mentaati dan melaksanakan apa yang telah disepakati bersama. Komitmen bersama yang telah disepakati menjadi tolak ukur sejauh mana sekolah mampu meningkatkan pemberdayaan dan kreativitas. Jika pemberdayaan dan kreativitas adalah suatu hubungan sebab-akibat, maka komitmen adalah sebuah perekat/penyokong terjadinya pemberdayaan dan kreativitas. Komitmen menjadi sebuah pemikiran dasar bahwa sebuah sekolah harus memulai pemberdayaan untuk menciptakan kreativitas.

Komitmen juga dapat berarti suatu pemikiran dasar untuk berubah dan mengubah. Komitmen menjadi salah satu kunci untuk mengubah

sesuatu yang belum baik menjadi baik atau bahkan sesuatu yang baik menjadi lebih baik lagi serta mempertahankan yang telah baik. Maka tentunya sangat penting bagi semua warga sekolah untuk tau akan komitmennya masing-masing. Komitmen dalam perubahan yang menjadi lebih baik harus dilakukan secara sadar bagi seluruh warga sekolah. Komitmen untuk menjadi lebih baik dengan menerapkan pendidikan

533 karakter sangat penting bagi manajemen organisasi sekolah atau pendidik.

Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah sebagai Upaya Sekolah Mewujudkan....

Manajemen sekolah yang berkomitmen untuk menjadi lebih baik perlu memperhatikan hal berikut.

Tabel 2. Perubahan Sikap Warga Sekolah yang Menerapkan Organisasi Belajar di Sekolah

No Dari Ke 1. Bekerja Asal jadi

Bekerja secara bermutu 2. Kinerja rendah

Kinerja Optimal 3. Perspektif jangka pendek

Perspektif jangka panjang 4. Perbaikan fragmentasi

Perbaikan kontinyu 5. Orientasi persentasi lulusan

Orientasi daya guna lulusan 6. Menunggu perintah

Berinisiatif

7. Orientasi kerja ke dalam Orientasi kerja ke komunitas sekolah 8. Kepemimpinan transaksional

Kepemimpinan transformatif 9. Kewenangan tunggal

Delegasi kewenangan 10. Aksi arfimatif

Aksi kompetensi 11. Struktur gemuk

Struktur ramping 12. Uang memandu progam

Progam memandu uang 13. Orang tua peserta didik dan pemerintahan

Orang tua peserta didik, pemerintah, sebagai sumber dana utama

dan hubungan kontraktual sebagai sumber dana utama

14. Rutinitas dan bersahaja Kompetensi terbuka 15. Komunikasi searah

Advokasi bersama 16. Menjual gagasan

Mentranformasikan gagasan 17. Memerintah

Mengajak dan memberi contoh 18. Eksklusif

Inklusif

19. Depedensi Independensi sinergis 20. Saling menafikan/menyalahkan

Kolegialitas

21. Belajar mencerna Belajar memecahkan masalah 22. Pembakuan tindakan

Kreativitas mencapai tujuan 23. Progam sebagai acuan

Hasil sebagai acuan 24. Membiayai pemasukan awal

Membiayai proses dan hasil 25. Menjadi pelajar

Menjadi pembelajar 26. Menjalankan profesi

Menjadi Profesional 27. Menjadi pemimpin

Menjalankan kepemimpinan

(Sumber Danim, 2003:75) Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa setiap manajamen sekolah

perlu untuk berkomitmen menjadi lebih baik. Banyak hal dalam manajemen sekolah yang perlu untuk ditingkatkan, bukan hanya semata- mata 27 poin pada Tabel 2 saja, melainkan banyak hal yang dapat dibenahi oleh setiap sekolah. Setiap sekolah memiliki permasalahan yang berbeda-beda dalam menerapkan manajemen sekolah yang ideal. Masing-masing sekolah juga harus memiliki prioritas hal-hal mana saja yang perlu dibenahi atau ditingkatkan. Terlepas dari problematika manajemen sekolah, sekolah tetap harus menerapkan pendidikan karakter

Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa

bagi siswa/peserta didik. Pendidik tetap harus profesional dengan mendidik siswa dengan pendidikan karakter walaupun memiliki permasalahan pada manajemen sekolah yang belum terselesaikan, hal ini juga merupakan komitmen sekolah untuk menanamkan pendidikan karakter bagi siswa agar mampu menjadi generasi emas di masa mendatang.

Dasar Pendidikan Karakter

1. Matra Pendidikan Karakter Pendidikan karakter sebagaimana yang telah berlangsung pada

progam pendidikan di indonesia sejatinya telah lama menjadi roh dan semangat dalam praktis pendidikan di Indonesia. Pancasila dan UUD 1945 secara langsung dan juga secara eksplisit telah mengajarkan dan menuntun bangsa Indonesia untuk membentuk dan memulai pendidikan berkarakter bagi seluruh bangsa indonesia terutama bagi kaum muda dan siswa/peserta didik. Secara sederhana dan praktis, kita perlu memahami wilayah atau matra pendidikan karakter. Matra atau wilayah atau dimensi pembentukan karakter sangat penting untuk mempermudah bagaimana pendidikan karakter ini akan ditujukan. Berikut adalah matra/dimensi pendidikan karakter.

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERUBAHAN LABA DI MASA DATANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

18 254 20

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

2. TPM KOTA IPA PAKET B

21 153 17

MatematikaIPS B

0 28 12

ANALISIS KEMAMPUAN LABA OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA OPERASI, ARUS KAS OPERASI DAN DIVIDEN KAS MASA DEPAN ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI 2009-2011)

10 68 54

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

TINJAUAN HISTORIS GERAKAN SERIKAT BURUH DI SEMARANG PADA MASA KOLONIAL BELANDA TAHUN 1917-1923

0 26 47