Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa remaja di sekitar kita pasti membuka lengannya lebar-lebar dan bilang
76 Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa remaja di sekitar kita pasti membuka lengannya lebar-lebar dan bilang
selamat datang teman. Pengalaman penulis sebagai seorang guru disebuah SMP mendekati siswa atau remaja mudah-mudah saja, tapi menjadi tidak mudah manakala siswa atau remaja yang kita dekati bermasalah, karena mereka akan menatap kita dengan pandangan curiga, dan kuatir atas pendekatan yang kita lakukan.
Kiat Sukses bersahabat dengan Remaja
1. Pahami Bahasa Remaja; Pengertian bahasa ini tidak hanya meliputi penggunaan istilah tetapi juga penyampaian kapasitas berpikir dengan gaya bicara remaja saat ini. Remaja cenderung bicara spontan, apa adanya dan ceplas-ceplos, tidak malu-malu dan kadang-kadang cenderung emosional. Oleh karena itu pembicaraan remaja sering bikin merah telinga orang tua. Oleh karena itu kita sebagai orang tua atau Guru hendaknya bisa menahan diri untuk tidak marah mendengar para remaja bicara. Tidak apa-apa siswa atau remaja bicara seperti itu, gaya bicara seperti itu bukan buruk tapi lebih menunjukkan bahwa remaja itu suka bebas. Mereka hanya tengah bersemangat dan penuh rasa ingin tahu.
2. Mendengarkan; Siswa atau remaja di sekitar kita sangat tidak suka bila dinasehati yang dibutuhkan mereka adalah didengarkan. Tak jarang remaja yang mau mengadu, berkeluh kesah sebenarnya hanya ingin menumpahkan uneg- uneg atau sekedar mencari perhatian kita. Hindari menasehati anak, siswa atau remaja setiap kali bicara dengan mereka. Tetapi lebih baik menunjukkan sikap antusias kepada mereka saat berbicara, sekali-sekali berlakulah hanya sebagai pendengar yang antusias tanpa embel-embel mengatakan harus begini dan harus begitu karena hal imi menyebabkan mereka akan menjauh dari kita.
3. Bicara apa adanya, kapan saja dan di mana saja; Kita lihat menagapa anak kita, siswa dan remaja pada umumnya sangat akrab dengan temanya, mereka rela tidak ikut acara kita asal bisa bersua dengan teman-temannya, apapun rela mereka korbankan untuk teman- temannya. Mengapa? Karena mereka bisa memperbincangkan segala hal setiap saat, ketika jalan-jalan, naik sepeda, nongkrong di restoran atau cafe, sambil berenang, sambil tiduran di kamar, sambil jajan di kantin jadi kapanpun mereka inginkan. Jangan tunggu waktu khusus untuk duduk berhadapan saat berbincang dengan anak, siswa atau para remaja kita. Mereka sedang menghadapi masa aktif (kita
77 mengistilahkan mereka sedang kelebihan banyak energi). Gaya ini bicara
Menangkal Narkoba pada Remaja
yang diatur dan disetting akan membuat mereka bosan, dan cenderung merasa di interogasi. Jadi setiap ada kesempatan bicaralah dengan mereka. Sambil nonton TV, sambil masak, sambil belanja bahkan saat mengantar mereka ke sekolah atau Les. Bicaralah dengan santai dan tidak terkesan ingin tahu terhadap apa yang mereka lakukan. Sekali- kali minta pendapat mereka tentang beberapa hal.
4. Terbuka untuk semua topik Pembicaraan; Jangan batasi pembicaraan dengan anak, siswa atau remaja kita meski (menurut kita) topik itu remeh, tabu, buruk, tidak pantas atau amat mengejutkan. Biarkan mereka mengungkapkan pikiran mereka dan kita para orang tua atau guru di sekolah dapat menjadi pendengar yang baik sekaligus menjadi pengarah, jangan sekali-kali memotong/menyela pembicaraan mereka kemudian menyalahkan pembicaraan itu sembari mengatakan bahwa pembicaraan itu tabu, menjijikan atau yang lain. Hal ini akan mengakibatkan mereka bungkam dan tutup mulut tentang banyak hal yang nereka ketahui. Buat mereka merasa nyaman dan enjoy setiap berbicara dengan kita termasuk dalam membicarakan hal-hal yang sensitif sekalipun maka pasti anak, siswa atau remaja kita akan merasa aman, percaya dan mau terbuka pada kita sebagai Orang Tua atau Guru mereka.
5. Percaya; Yang ini paling penting untuk di ingat oleh orang tua atau guru yaitu jangan Overprotect pada anak, siswa atau remaja kita. Bila kita telah memberikan masukan pada remaja kita tentang hal-hal yang baik dan buruk, benar dan salah, halal dan haram langkah berikutnya adalah kepercayaan. Tak perlu khawatir bila sekali waktu anak akan berbuat salah ,atau mengambil tindakan kurang tepat. Ada sebuah pepatah yang mengatakan tindakan yang tepat biasanya berasal dari pengalaman berharga dan pengalaman berharga berasal dari kesalahan.
6. Hargai Privasinya; Sebagaimana kita orang tua atau guru, anak kita, siswa atau remaja juga ingin punya privasi yang ingin dihargai. Oleh karena itu meski dorongan ingin tahu sangat kuat jangan sekali-kali membaca buku hariannya, menguping pembicaraan rahasianya, membongkar kamarnya di luar sepengetahuannya, mengikutinya/ menguntinya bahkan membongkar rahasianya yang ia percayakan pada anda. Itu sangat menyakiti hatinya dan ingatlah bila anak kehilangan kepecayaan pada anda maka bersiaplah kita sebagai orang tua atau guru akan “kehilangan” mereka .