NILAI BALASAN SENTUHAN CIUM TANGAN GURU DAN ANAK TERHADAP PERKEMBANGAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)

NILAI BALASAN SENTUHAN CIUM TANGAN GURU DAN ANAK TERHADAP PERKEMBANGAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)

Mudafiatun Isriyah Pemerhati Pendidikan/Program Studi PAUD IKIP PGRI Jember

Menguatkan pendidikan karakter yang dimiliki anak diperlukan strategi pendekatan dan pembiasaan yang dinamis. Kompetensi anak sebelumnya sudah terbangun dengan latar belakang dan karakter masing-masing. Guru bertanggung jawab pada kemajuan kompetensi yang dimiliki anak, saat yang sama setiap anak adalah unik, harus dihormati, bisa berinteraksi dengan setiap anak menyeimbangkan perkembangan, menyesuaikan budayanya, dan memenuhi kebutuhannya. Hal inidilakukan agar menjadi anak yang sesuai dengan pengembangan kurikulum sekolah yang penuh dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).Dengan demikian, anak akan tahu apa yang dilakukan, sehingga memiliki kompetensi dalam segala bidang yang sesuai dengan tahapannya (Isriyah, 2016).

Menanggapi kebutuhan ini guru harus memiliki kompetensi profesional mendidik anak usia dini, dengan melakukan pendekatan sentuhan bahwa guru adalah sebagai fasilitator dan pembimbing selalu melakukan perhatian dengan sentuhan (attachment). Berdasarkan hasil penelitian bahwa tidak ada keraguan dengan pengaruh sentuhan terhadap perbedaan dalam banyak aspek seperti kognisi, perilaku, keterampilan sosial, emosional, tanggapan, dan kepribadian. Beberapa ahli perkembangan menegaskan bahwa pengalaman awal anak akan menjamin perkembangan jangka panjang hasil atau melindungi terhadap berikutnya misalnya trauma (Sroufe dan Jacobvitz, 1989). Awal pengalaman, terutama emosional atau afektif pengalaman dan lainnya, mendorong dan mengatur pola pertumbuhan anak yang mengakibatkan perluasan kapasitas fungsional berkembang pada individu. Schore (1994) menunjukkan bahwa pengalaman awal membentuk pengembangan kepribadian yang unik, yang kapasitas adaptif serta kerentanan dan resistensi tertentu terhadap bentuk patologi masa depan. (Malekpour, 2007)

Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa

Peran pengasuhan pada perkembangan anak-anak akan menentukan aspek fungsi manusia, setidaknyasebagian, dari hasil perkembangan kehidupan individu. Alam, lingkungan, genetikabadi dan pengalaman berinteraksi dalamkondisi eksternal yang beragam, mentaldan dukungan pemerintah, untukmenentukan kelangsungan hidup,kesehatan dan pengembangananak-anak (Rutter, 1989). Bukti empiris menunjukkan pentingnya aspek pengalaman yang dimiliki anak-anak akan berdampak dan menentukan pada kelangsungan hidup mereka dan pengembangan yang sehat. Mereka sehari-hari berinteraksi dengan pengasuhan yang intim dan rutin. Tahun-tahun awal kehidupan memiliki pengaruh penting pada pengalaman kemudian. Mereka menentukan dampak bahwa pengalaman kemudian terhadap kesehatan dan perkembangan masa depan. Ini adalah karena tiga tahun pertama kehidupan diyakini menjadi periode sensitif di biologi dan sosial pengembangan (Bornstein, 1989a). Pentingnya pengasuhan anak berinteraksi untuk kelangsungan hidup dan perkembangan yang sehat,meliputi bidang yang sangat besar. Proporsi terbesardari bidang studi psikologi perkembangandan pediatri perilaku yang relevan, seperti psikiater, sosiologi keluarga, dan gizi. Hubungan pengasuhan anak pada sosial danhasil psikologis, terutama padaperkembangan kognitif, kompetensi sosial danpenyesuaian perilaku sebaliknya,pada kelangsungan hidup, pertumbuhan dan hasil kesehatan fisikterkait dengan hubungan anak usia dini adalahterbatas. Ini terkait dengan pandanganbahwa fisik, bukan psikologis, faktorcenderung untuk bertindak kausal pada kelangsungan hidup anakdan perkembangan yang sehat. Akibatnya, efekhubungan pengasuhan anak sejak dini kelangsungan hidup dan kesehatan cenderung lebih tidak langsung.

Kebijakan Pemerintah dalam penguatan pedidikan karakter di sebutkan dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.Secara makna, karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan dalam cara pandang, cara berpikir, cara bersikap, dan cara bertindak. Oleh karenanya setiap nilai-nilai luhur sesungguhnya merupakan nilai-nilai karakter. Nilai-nilai luhur tersebut ada yang berlaku secara lokal, nasional, maupun universal. Perbedaan nilai antar masyarakat harus dimaknai sebagai kebinekaan yang harus dihargai oleh semua pihak.(Dr. Sukiman, 2016)

Pendidikan keluarga adalah pendidik yang pertama dan utama. Banyak keluarga yang masih menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab

401 pendidikan anak pada sekolah. Peran sekolah adalah membantu keluarga

Nilai Balasan Sentuhan Cium Tangan Guru dan Anak terhadap......

agar pendidikan anak dapat terlaksana secara lebih lengkap, sistematis, efektif, dan hasilnya tersertifikasi. Untuk mencapai hasil yang optimal, kerjasama keluarga dengan satuan pendidikan mutlak diperlukan.Sekolah sebagai pihak penyedia layanan wajib bekerjasana dengan keluarga dalam memajukan pendidikan anak mereka.

Di zaman globalisasi ini wanita yang memiliki kerja sebagai pegawai kantoran yang mengharuskannya pergi pagi pulang sore seakan menjadi cita-cita dan impian wanita masa kini. Berlomba-lomba untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan kampus meningkatkan prestasi akademik dan soft skill telah lumrah dilakukan kaum wanita masa kini. Hal ini menjadikan perempuan lebih banyak muncul di ruang publik. Perempuan dapat dengan leluasa melakukan hal-hal yang biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki. (Mustikawati, 2015) Wacana ini yang membuat kaum ibu mencari tempat pengasuhan anak yang dapat di percaya sebagai pengganti orang tua.

Cium tangan adalah istilah yang kita gunakan untuk menggambarkan hubungan atau ikatan yang berkembang antara guru dan anak, anak dengan guru, orang tua dengan anak juga anak dengan orang tua.Anak- anak bergantung pada orang dewasa untuk memenuhi kebutuhan mereka termasuk:makanan, keamanan, perawatan fisik, interaksi sosial dan keamanan emosional. Mereka memiliki dorongan alamiah untukmengembangkan dan membangun hubungan dengan orang tua atau wali sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhanini terpenuhi dengan sentuhan. Perilaku yang paling mudah dilihat ketika anak-anak bersapa dengan guru, anak akan meninggalkan guru atau orang tua, anak akan menikuti kegiatan untuk mohon doa restu, anak sakit minta sentuhan, terluka, lelah, cemas.

Sentuhan (attachment) mulai terbentuk selama tahap-tahap praverbal pembangunan, sebelum bayi memilikibahasa untuk mengekspresikan kebutuhan mereka. Mengamati perilaku bayi dan anak-anak memiliki

bentukan dasar pemahaman dan belajar tentang sentuhan awal. Pada anak-anakperilaku attachment dapat mencakup:Pandangan mata untuk tatapan mata sampai tersenyum, tersentuh terespon atau membalas tatapan, menempel atau menghampiri mencari untuk direspon dengan mencari keterlibatan Verbal diadaptasi dari Pearce 2009. Sentuhan (at- tachment) adalah salah satu yang paling penting tugas perkembangan bayi Dr Joy Osofsky.

Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa

Kwalitas tempat pembelajaran anak harus memiliki pengembangan kompetensi. Kurikulum Anak Usia Dini di Indonesia kurikulum 2013 yang sudah disosialisasi kenyataan di lapangan masih jauh dari harapan. Aplikasi dari pelaksanaan K13 masing belum bisa dilaksanakan dengan baik dikalangan guru PAUD. K13 yang di pakai pada PAUD sosialisasi dari berbagai stage holder sudah sering dilakukan. Pelatihan di tingkat propinsi sudah sering dilaksanakan. Namun aplikasi di lembaga masih jauh dari sempurna, sehingga di khawatirkan dalam melaksanakan pengembangan pada anak usia golden age tidak sesuai dengan tahapannya. (Mudafiatun Isriyah, 2016)

Melihat fenomena tersebut perlu adanya rancangan konsep pembelajaran yang mendukung pada tahapan perkembangan anak usia dini. Informasi tentang tahap-tahap perkembangan seperti Piaget dan Lev Vygotsky adalah saran untuk mengaplikasikan teori perkembangan anak. Teori Vygotsky bahwa anak aktif dalam menyusun pengetahuan mereka. Ada tiga klaim inti pandangan Vygotsky 1) keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan secara developmental; 2) kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus, yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentrasnsformasikan secara mental; dan 3) kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural. Sedang Piaget menerapkan: 1) pendekatan konstruktif ; 2) fasilitasi mereka untuk belajar; 3) pertimbangkan pengetahuan dan tingkat pemikiran anak; 4) gunakan penilaian terus menerus; 5) tingkatkan kemampuan intelektual anak; 6) jadikan ruang kelas menjadi ruang eksplorasi dan penemuan (Santrock, 2004).

Berdasarkan hal tersebut di atas maka peranan nilai balasan sentuhan cium tangan guru dan anak terhadap perkembangan penguatan pendidikan karakter (PPK) untuk membangun kompetensi anak melalui konsep sekaligus mengimplementasikan pada Pendidikan Anak Usia Dini sangat diperlukan. Dalam hal ini bagaimana guru merancang pengembangan kecerdasan majemuk anak, anak-anak efektif berkomunikasi, melatih sensori diperlukan penanaman melalui sentuhan, pelukan,tatapan antara guru dan anak, antara anak dan guru. Anak akan merasa lebih aman dan terarah pada sentuhan tersebut.

Mengajar adalah hal yang kompleks dan anak-anak itu bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua

403 hal (Diaz, 1997). Guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi,

Nilai Balasan Sentuhan Cium Tangan Guru dan Anak terhadap......

dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Guru yang efektif punya strategi yang baik untuk memotivasi anak agar mau belajar dan bermain.

Pada anak usia dini akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat yang tidak tergantikan pada masa mendatang. Menurut berbagai penelitian di bidang neorologi terbukti bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama. Setelah anak berusia

8 tahun perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100% (Slamet Suyanto , 2005: 6). Mengapa periode itu disebut sebagai masa keemasan? Sebab, pada masa itu otak anak sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Dan, otak merupakan kunci utama bagi pembentukan kecerdasan anak. Kecerdasan anak merupakan proses kognitf anak yang dimaksud adalah perubahan dalam pemikiran, kecerdasan, dan bahasa anak. Proses perkembangan kognitif memampukan anak untuk mengingat, membayangkan, memecahkan masalah, menyusun strategi dan menghubungkan kalimat menjadi pembicaraan bermakna.( Santrock, 2004)

Dari pendekatan pemrosesan informasi tersebut menyatakan bahwa anak mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan informasi tersebut. Inti dari pendekatan ini adalah proses memori dan proses berfikir (thinking). Menurut pendekatan pemrosesan informasi, anak secara bertahap mengembangkan kapasitas untuk memproses informasi, dan karenanya secara bertahap mengembangkan kapasitas untuk memproses informasi dan karenanya secara bertahap pula mereka bisa mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang kompeks. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2004)

Dalam teori attachment, perilaku bayi terkait dengan sentuhan terutama mencari kedekatan dengan orang tua dalam situasi stres dan lain-lain itu sebagai pengasuh. Bayi menjadi besar dengan sensitif dan responsif dalam interaksi sosial dengan dunianya, dan orang tua tetap mengasuh untuk beberapa bulan sampai dua tahun. Selama tahun terakhir ini, anak-anak mulai mengenal attachment (orang asing) sebagai basis yang aman untuk mengeksplorasi dengan lingkungan. Orang tua mengarah pada pengembangan pola attachment ini, semua yang melekat pada bayi akan menyebabkan model kerja internal yang akan memandu perasaan individu, pikiran dan harapan dalam hubungan nanti. Pemisahan

Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa

kecemasan atau kesedihan setelah kehilangan sosok pengasuh dianggap sebagai respon normal dan adaptif untuk keberadaan bayi. Perilaku ini telah melekat karena mereka bisa meningkatkan perubahan yang benar- benar dirasakan pada kelangsungan hidup anak. (J, 1993)

Penelitian oleh psikolog perkembangan Mary Ainsworth pada tahun 1960 dan 70-an didukung konsep-konsep dasar,memperkenalkan konsep “dasar aman” dan mengembangkan teori dari sejumlah pola attachment pada bayi:pelukan yang aman, menghindari dari rasa takut,gelisah dan sentuhan bebas,adalah persoalan nanti. Pada 1980-an, teori ini diperpanjang untuk attachment pada orang dewasa. Interaksi lainnya dapat ditafsirkansebagai bentuk perilaku, ini termasuk hubungan dengan teman sebaya pada semua usia, romantis dan seksual daya tarik dan tanggapan terhadap kebutuhan perawatan bayi atau orang sakit dan lanjut usia. Namun, teori attacment sejak itu menjadi “pendekatan yang dominan untuk memahami awal sosialpengembangan, dan telah menimbulkan gelombang besar penelitian empiris dalam pembentukan perkembangan anak-anak. Kemudian teori ini berhubungan dengan temperamen, kompleksitas hubungan sosial,dan keterbatasan berbagai macam pola individu untuk klasifikasikannya. Teori ini telah diubah secara signifikan sebagai hasil penelitian empiris, namun konsep telah menjadi berlaku umum. Teoriattacment telah membentukdasar terapi baru dan informasi yang sudah ada, dan konsep yang telah digunakan dalam perumusan sosial dankebijakan perawatan anak untuk mendukung hubungan keterikatan awal anak-anak.

Ia berhasil mengintegrasikan elemen-elemen psikologi, biologi, filosofi, dan logika dalam memberikan penjelasan yang menyeluruh tentang bagaimana seseorang memperoleh pengetahuan. Salah satu teori Piaget menyatakan bahwa pengetahuan dibangun melalui kegiatan atau aktivitas pembelajaran. Piaget menolak paham lama yang menyatakan bahwa kecerdasan adalah bawaan secara genetis. Ini terjadi pada setiap manusia,termasuk pada anak-anak.(Suyadi, 2010)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai balasan cium tangan guru dan anak terhadap perkembangan penguatan pendidikan karakter (ppk) menjadi kebutuhan penting bagi setiap anak baik untuk guru maupun sebaliknya mengingat kebutuhan tumbuh kembang karakter anak guru usia golden age perlu mempersiapkan dan mendesain sikap yang mendukung pada perkembangan anak pada tiap tahapannya.

405 Pengertian Nilai Balasan Sentuhan Cium Tangan Guru dan Anak

Nilai Balasan Sentuhan Cium Tangan Guru dan Anak terhadap......

Nilai Balasan Sentuhan Cium Tangan Guru dan anak adalah sikap kecenderungan dan kesediaan untuk bertindak dan disertai dengan perasaan-perasaan yang dimilki oleh keduanya. Dengan dasar pengetahuan dan pengalaman masa lalu maka timbul sikap dalam diri manusia dengan perasaan-perasaan tertentu, dalam menanggapi suatu objek yang menggerakkan untuk bertindak. Sikap yang dicakup dalam domain afektif mempunyai 4 (empat) tingkatan yaitu : menerima (receiving), merespon (responding), menghargai (valuing), dan bertanggung jawab (responsibility). Menerima (receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek adalah suatu indikasi dari sikap tingkat pertama. Merespon responding), diartikan member jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap tingkat dua. Menghargai (vauling), mengajak orang untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah yang ada adalah suatu indikasi sikap tingkat ketiga. Bertanggung jawab (responsibility), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Utara, 2011).

Sentuhan tangan meskipun biasa untuk ibu menjadi angka primer, bayi akan membentuk sentuhan untuk setiap pengasuh yang sensitif dan responsif dalam interaksi sosial dengan mereka. Dalam teori attachment, sentuhan berarti ikatan rasa sayang antara individu dan tokoh attachment (biasanya pengasuh). Anggapan tersebut mungkin timbal balik antara dua orang dewasa, tetapi antara anak dan guru pernyataan ini didasarkan pada kebutuhan anak untuk keselamatan, keamanan dan perlindungan, yang terpenting pada masa bayi dan kanak-kanak. Menjadi perubahan besar pada diri anak tersebut dengan nilai balasan sentuhan cium tangan guru terhadap anak. Itu teori menyatakan bahwa anak- anak merasa naluriah tubuhnya keluar yang pada akhirnya akan mendapatkan tujuan hidup untuk replikasi genetik bahwa itu tujuan biologis adalah kelangsungan hidup dan tujuan psikologis keamanan. Balasan sentuhan tangan guru dengan anak bukan gambaran yang utuh dari hubungan manusia, juga tidak identik dengan cinta dan kasih sayang, meskipun ini mungkin menunjukkan bahwa obligasi ada. Dalam hubungan anak ke orang dewasa, yang sayang anak disebut “attachment” dan timbal balik antara guru dengan anak saling memberi kepedulian yang sama.

Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa

Berkaitan dengan Penguatan Pendidikan Berkarakter anak usia dini merupakan solosi terbaik bagi anak. Kualitas kurikulum yang dibuat oleh pengembang pendidikan PAUD adalah tugas pengembang untuk merancang program-program yang mendukung pembelajaran anak usia dini. Sikap guru terhadap anak secara umum yang bisa menggantikan posisi orang tua di sekolah. Sikap terhadap guru, kepala sekolah, teman, orang tua teman, lingkungan yang memang harus di desain agar anak bisa mendapatkan sesuatu yang sama ketika anak di rumah dan anak di sekolah.

Perkembangan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Konsep sekolah yang ramah dan menyenangkan merupakan

keharusan dari kurikulum yang dibuat. Sistem pembelajaran yang terpadu dengan perawatan secara umum menciptakan sekolah berbasis Attacment sangat diharapkan pada pengembang kurikulum sekolah PAUD. Bisa dibayangkan belajar di sekolah seraya belajar di rumah, ini yang membuat anak betah dan tidak bosan belajar. Nilai keefektifannya sangat tinggi karena desain penguatan pendidikan karakternya bisa mengembangkan kecerdasan majemuk anak.

Sekolah itu sebagai rumah kedua, anak-anak senang belajar di rumah kedua pada pendidikan berkarakter semua dilakukan dengan senang dan penuh kasih dan sayang. Imajinasi anak-anak bekerja

sepanjang waktu, dan pemahaman mental mereka mengenai dunia menjadi lebih baik. Hari-hari penuh dengan keceriaan sesuai dengan konsep belajar anak yaitu belajar sambil bermain dan bermain seraya

belajar. Hal semacam ini penyedia layanan dan pendukung lingkungan harus di desain sedemikian rupa sehingga ruang belajar anak benar- benar di konsep bermain agar anak bisa melakukan kegiatan sosial

dengan teman sebaya yang mendukung pengembangan attacment. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah Program pendidikan di

sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Urgensi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah 1) pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan pondasi pembangunan bangsa 2) keterampilan abad

21 yang dibutuhkan siswa kualitas karakter, literasi dasar, dan kompetensi 4C, guna mewujudkan keunggulan bersaing Generasi Emas 2045 3)

407 kecenderungan kondisi degradasi moralitas, etika, dan budi pekerti.

Nilai Balasan Sentuhan Cium Tangan Guru dan Anak terhadap......

(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI) Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam konteks sekarang sangat

relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat- obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter.

Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang menciptakan anak tidak bosan selama sehari. Kegiatan di sekolah dibuat agar anak tidak mudah stres dan bisa bemain dengan bebas. Program sekolah juga melayani masyarakat untuk penyedia jasa guna mendukung program dengan latar belakang orang tua yang berbeda. Tersedia juga layanan yang mudah diakses agar orang tua bisa melihat perkembangan anak sewaktu-waktu.

Penutup Nilai balasan sentuhan cium tangan guru dan anak terhadap

perkembangan penguatan pendidikan karakter (ppk) merupakan konsep nilai yang sangat baik untuk dikembangkan pada anak usia dini. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang menciptakan anak tidak bosan selama sehari. Kegiatan di sekolah dibuat agar anak tidak mudah stres dan bisa bermain dengan bebas. Konsep sekolah yang ramah dan menyenangkan merupakan keharusan dari program sekolah. Sekolah merupakan rumah kedua bagi anak yang dikembangkan dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Daftar Pustaka Catherine Fife, O. (2011). Family-Friendly Schools Spell Success!,“An inte-

grated system of early learning and care that is universally accessible, publicly funded. The Atkinson Letter , 1-2.

Dr. Sukiman, M. (2016). Pelibatan Keluarga, Penguatan Pendidikan Karakter, Dan Sekolah Sehari Penuh (Full Day School).

Menyelamatkan Masa Depan Generasi Emas Bangsa

J, H. (1993). Attachment theory. Makers of modern psychotherapy . Mudafiatun Isriyah. (2016). Pengembangan Buku Bercerita Bergambar

Melalui Pembelajaran Saintifik Berbasis BCCT. In A. Muis (Ed.), Jambore Nasional BK (p. 102). Jember: Proceeding, ISBN.

Malekpour, M. (2007). Effects Of Attachment On Early And Later. The British Journal of Developmental Disabilities , 1.

Santrock, J. W. (2004). Psikologi Pendidikan, Diterjemahkan dari buku aslinya ‘Educational Psychology 2’ Edition McGraw Hill Company, Inc . Jakarta, University of Texas at Dallas: Kencana Prenada Media Group.

Starter, R. (2016). The Montessori Method. EBSCO Research Starters® • Copyright © 2008 EBSCO Publishing Inc.

Research Starters, A. T. (2016). The Montessori Method. EBSCO Research Starters® • Copyright © 2008 EBSCO Publishing Inc..

Utara, U. S. (2011). Translate. In U. I. Repositori, Chapter 3 (p. 6). Sumatra

Utara: Repository.usu.ac.id/bit stream 123456789/3chapter/2011

Metode GPS (Gerakan Postif Siswa) Guna Meningkatkan Nilai Pendidikan Karakter dan....

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERUBAHAN LABA DI MASA DATANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

18 254 20

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

2. TPM KOTA IPA PAKET B

21 153 17

MatematikaIPS B

0 28 12

ANALISIS KEMAMPUAN LABA OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA OPERASI, ARUS KAS OPERASI DAN DIVIDEN KAS MASA DEPAN ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI 2009-2011)

10 68 54

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

TINJAUAN HISTORIS GERAKAN SERIKAT BURUH DI SEMARANG PADA MASA KOLONIAL BELANDA TAHUN 1917-1923

0 26 47