Limbah Organik HASIL DAN PEMBAHASAN

87 mengalami perombakan oleh bakteri metana dibandingkan dengan kedua jenis bio- massa lainnya. Jumlah limbah padat sisa fermentasi rumput paling rendah diban- dingkan fermentasi sampah dan daun, karena hampir seluruh bahan mengalami perombakan oleh bakteri metana kecuali tulang daun yang mengalami perombakan yang paling rendah dibandingkan dengan bagian daun lainnya. Tinjauan dari keseimbangan bahan, dengan menggunakan asumsi fermentasi bahan organik selain menghasilkan gas bio dan limbah padatan organik juga sebagi- annya terlarut dalam larutan fermentasi. Selanjutnya dengan menggunakan hasil gas bio setiap percobaan dan menggunakan hasil kadar metana dalam gas bio setiap per- cobaan, dapat ditentukan keseimbangan bahan antara input dengan output proses fermentasi seperti pada Tabel 18. Terlihat pada akhir proses fermentasi persentase sisa bahan yang dipadatkan terhadap masukan bahan organik yang terbesar adalah sampah dengan rata-rata 57,35 , kemudian daun pohon angsana yang rata-ratanya sebesar 41,93 , dan yang terendah adalah rumput dengan rata-rata sebesar 37,56 . Tabel 18 Keseimbangan bahan hasil fermentasi anaerobik Percobaan Sampah Rumput Gajah Daun Angsana kg bk kg bk kg bk Percobaan 1 : Gas bio Padatan Terlarut Jumlah 1,53 2,65 0,79 4,97 30,78 53,32 15,90 100,00 1,91 1,85 1,21 4,97 38,43 37,22 24,35 100,00 2,26 2,10 0,61 4,97 45,47 42,25 12,27 100,00 Percobaan 2 : Gas bio Padatan Terlarut Jumlah 1,35 2,95 0,67 4,97 27,16 59,36 13,48 100,00 1,85 1,95 1,17 4,97 37,22 39,24 23,54 100,00 2,31 2,05 0,61 4,97 46,48 41,25 12,27 100,00 Percobaan 3 : Gas bio Padatan Terlarut Jumlah 1,35 3,10 0,52 4,97 27,16 59,36 10,46 100,00 1,89 1,80 1,28 4,97 38,03 36,22 25,75 100,00 2,07 2,30 0,60 4,97 41,65 42,28 12,07 100,00 88 Pada umumnya sisa bahan organik rata-rata yang terdapat dalam limbah fermentasi anaerobik dengan bahan limbah peternakan sebesar 24,4 Pandey, 1997. Kan- dungan bahan dalam limbah fermentasi anaerobik kotoran kambing 23,8 , kotoran babi 32,5 , dan kotoran ayam 31,2 Pandey, 1997. Dipandang dari konsep keseimbangan materi, bahan organik yang difermentasi secara anaerobik pada dasarnya akan dirombak dan terbentuk bahan baru dalam bentuk gas bio dan bahan sisa dalam bentuk bahan yang dipadatkan dan bahan yang terlarut dalam larutan fermentasi. Bahan yang dipadatkan merupakan bahan organik yang tidak mengalami perombakan secara total, sehingga masih memiliki bentuk yang sangat menyerupai bentuk asalnya. Bentuk bahan sebelum difermentasi dengan bentuk bahan sesudah difermentasi dapat dijadikan indikator untuk menduga bahan tersebut mengalami atau tidak mengalami perombakan oleh bakteri. Bahan yang mengalami perombakan total akan memiliki perbedaan bentuk yang signifikan antara bentuk sebelum dengan bentuk sesudah mengalami perombakan. Bahan yang tidak mengalami perombakan relatif tidak memiliki perbedaan bentuk antara bentuk sebe- lum dengan bentuk sesudah proses fermentasi anaerobik. Bahan yang mengalami pe- rombakan dan tidak bersifat total memiliki bentuk yang berbeda antara bentuk sebe- lum dengan bentuk sesudah proses fermentasi anaerobik namun masih dalam bentuk yang menyerupai. Berdasarkan pandangan tersebut, maka karakteristik bahan menen- tukan jumlah bahan yang mengalami perombakan oleh proses fermentasi anaerobik, sehingga terdapat hubungan yang kuat antara karakteristik bahan dengan jumlah sisa bahan yang dipadatkan pada proses fermentasi anaerobik. Apabila bahan organik yang digunakan merupakan bahan yang memiliki karakteristik dapat dirombak pada proses fermentasi anaerobik, maka proporsi sisa bahan dipadatkan terhadap bahan input berkisar antara 38 sampai dengan 42 .

4.3. Kandungan Bahan Organik

Percobaan pupuk organik menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan. Tiga perlakuan adalah tiga macam bahan organik yang dipadatkan dari biomassa, sampah, rumput gajah, daun pohon angsana yang dicampurkan pada media tanam, dan satu perlakuan lain adalah media tanam yang tidak menggunakan bahan organik. Setiap pot media tanam dengan perlakuan bahan organik, adalah campuran 1000 gram bahan kering tanah dengan 150 gram bahan kering bahan organik sisa fer- 89 mentasi dari masing-masing biomassa. Setiap pot media tanam yang tidak menggu- nakan bahan organik sisa fermentasi adalah 1150 gram bahan kering tanah. Perco- baan menggunakan tanaman bayam dengan 20 pot media tanam, setiap perlakuan dengan 5 pot media tanam yang disebar secara acak. Terdapat 6 tanaman bayam dari varitas cempaka pada setiap pot yang dipelihara sampai umur panen 35 hari. Pada saat panen bobot dari 4 tanaman bayam pada setiap pot, terlihat pada Tabel 19. Terlihat massa rata-rata 4 tanaman bayam dengan perlakuan sisa bahan rumput merupakan yang terbesar dengan 23,8 gram, kemudian sisa bahan daun po- hon angsana dengan 23,4 gram, yang selanjutnya adalah sisa bahan sampah dengan 22,8 gram, dan yang terendah adalah media yang tidak menggunakan sisa bahan dengan 14,1 gram. Gambaran tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan yang berar- ti bobot rata-rata tanaman bayam yang di tanam pada media tanam yang mengguna- kan campuran bahan organik sisa proses fermentasi anaerobik dari jenis yang berbe- da, namun terdapat perbedaan bobot rata-rata yang rekatif besar antara tanaman bayam yang ditanam pada media tanam yang menggunakan bahan campuran dengan tanaman bayam yang ditanam pada media tanam yang tidak menggunakan campuran. Tabel 19 Bobot 4 tanaman bayam gram Media Tanam Sampah Rumput Gajah Daun Angsana Tanpa Campuran Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 4 Pot 5 25,2 21,5 18,5 30,8 18,0 25,3 21,2 19,5 24,5 28,5 22,5 21,5 17,6 24,4 31,1 16,9 10,1 18,8 10,5 14,5 Rata-rata 22,8 23,8 23,4 14,1 Hasil pengujian rata-rata setelah percobaan deangan motode Uji Scheffie mem- buktikan bahwa tidak terdapat efek yang berarti diantara ketiga macam campuran bahan organik terhadap bobot tanaman bayam, namun terdapat efek yang sangat ber- arti antara media tanam yang menggunakan campuran bahan organik dengan media taman yang tidak menggunakan campuran bahan organik. Berdasarkan hasil penguji- an tersebut dapat disimpulkan, bahwa bahan sisa fermentasi anaerobik mengandung