Ladang Energi Perkebun Energi

15 grafinya tidak lebih dari berombak sampai gelombang dapat dikonversikan menjadi hutan tanaman energi dengan species kayu-kayuan yang memenuhi per- syaratan Satari et al, 1992. Faedah lain adalah meningkatkan luas hutan dan konservasi lahan-lahan kritis.

2.2. Proses Konversi Biomassa

Biomassa dalam bentuk padatan dapat dikonversi menjadi bahan energi cair maupun gas dengan bantuan proses biologi dan proses kimia. Konversi biomassa menjadi bahan energi cair dan gas merupakan cara untuk memperluas pemanfaat- an sumberdaya energi biomassa, mengingat bahan bakar yang memiliki karakte- ristik fisik cair dan gas merupakan energi yang paling banyak pemakaiannya da- lam berbagai aspek kehidupan. Proses mana yang cocok untuk konversi tergantung dari sifat dan kondisi bahan. Konversi biomassa menjadi bahan energi dengan proses biologi cocok di- gunakan untuk biomassa yang mengandung air dan dapat dirombak oleh mikro- organisme. Biomassa yang kering dan sulit dirombak secara biologis dapat dikon- versi menjadi bahan energi dengan proses kimia Pandey, 1997.

2.2.1. Proses Fermentasi Membuat Etanol

Limbah dan produk hasil pertanian yang banyak mengandung gula dapat di- gunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi etil alkohol atau etanol yang merupakan bahan bakar. Proses konversi bahan organik menjadi etanol meng- gunakan proses biologis, yaitu fermentasi. Gula heksosa yang difermentasi deng- an ragi akan menghasilkan etanol dan karbondioksida. Kanji C 6 H 10 O 5 n atau maltosa C 12 H 22 O 11 yang apabila dilarutkan dengan air dan diberikan jamur Aspergillus niger Tiegham akan mengalami konversi menjadi gula, dan selanjut- nya fermentasi yang menggunakan ragi menghasilkan dekstrosa C 6 H 12 O 6 yang kemudian terombak menjadi etanol dan karbondioksida Pandey, 1997. C 6 H 10 O 5 n + nH 2 O nC 6 H 12 O 6 C 12 H 22 O 11 + H 2 O 2C 6 H 12 O 6 C 6 H 12 O 6 2C 2 H 5 OH + 2CO 2 Produk utama hasil fermentasi tersebut adalah etanol yang mencapai 0,568 bagian massa kanji. Proses menghasilkan juga dua produk tambahan, yaitu kar- 16 bondioksida dengan kemurnian yang sangat tinggi 99,8, dan limbah padat yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak Kadir, 1995.

2.2.2. Pembuatan Gas dengan proses fermentasi anaerobik

Salah satu karakteristik fisik energi komersial yang banyak dikonsumsi adalah berbentuk gas. Peluang memperluas penggunaan biomassa sebagai energi dapat diwujudkan dengan mengkonversikan biomassa menjadi bahan energi yang secara fisik berbentuk gas. Proses fermentasi anaerobik merupakan proses biokon- versi yang mengubah biomassa menjadi gas yang mempunyai kalor setara dengan gas alam Pandey,1997. Instalasi gas bio mempunyai kapasitas bervariasi, yaitu dari 6 sampai dengan 25 m 3 Kadir, 1995, sedangkan di India telah dapat dibuat instalasi gas bio dengan kapasitas 140 m 3 Pandey, 1997. Fermentasi anaerobik menghasilkan gas bio dengan komposisi metana sebanyak 55 – 65 , karbon di- oksida sebesar 36 - 45 , nitrogen sebesar 0,3 , hidrogen dan hidrogen sulfida masing-masing 0,1 Kadir, 1995; Pandey, 1997. Pada umumnya biomassa yang mengalami proses fermentasi anaerobik ha- nya melepaskan unsur yang terdapat dalam lemak, protein dan hidrokarbon yang diubah menjadi gas metana, karbon dioksida, sedikit nitrogen, dan sedikit sulfida. Limbah padat sebagai bahan sisa fermentasi masih kaya dengan unsur nitrogen N, kalium dalam bentuk K 2 O, fosfor dalam bentuk P 2 O 5 , dan beberapa unsur hara lainnya yang berguna bagi tumbuh-tumbuhan. Bahan isian berpengaruh nyata terhadap kualitas lumpur, yaitu konsentrasi kandungan N, P, Ca, Mg, Cu, dan Zn Pujiharti et al, 2001. Biokonversi biomassa menjadi gas sintesis dengan proses fermentasi anaerobik menghasilkan pula produk sampingan dalam bentuk bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Sekarang ini terdapat indikasi bahwa penggunaan pupuk organik dalam pertanian dan perkebunan terus mening- kat, termasuk pula makin meluasnya kebutuhan produk pertanian organik oleh masyarakat. Limbah padat proses fermentasi dapat pula digunakan sebagai bahan baku industri tertentu, misalnya industri bahan bangunan atau sebagai bahan urugan.

2.2.3 Proses Pirolisis

Proses pirolisis merupakan salah satu dari proses destilasi destruktif dari ba- han organik. Destilasi terjadi di dalam suatu tangki anaerobik yang dipanaskan pa-