Kandungan Logam Berat Kandungan Bahan Organik

91 0,013 mgL. Menurut Anas 2000, kandungan tertinggi kadmium dan timbal yang untuk hasil pertanian organik menurut EEC Council Regulation 1999 masing-ma- sing adalah 0,7 ppm dan 45 ppm. Kandungan kadmium dalam bahan sisa fermentasi hasil penelitian lebih rendah dari kandungan maksimum yang diperbolehkan, yaitu 0,013 – 0,022 ppm. Kandungan timbal Pb dam merkuri Hg sangat rendah dan jauh di bawah ambang batas maksimum yang perbolehkan. Tabel 21 Kandungan logam berat bahan organik sisa fermentasi Ulangan Kadmium mgL Timbal mgL Merkuri mgL BM01 BM02 BM03 BM01 BM02 BM03 BM01 BM02 BM03 1 2 3 Rataan 0,019 0,011 0,020 0,013 0,012 0,015 0,025 0,017 0,020 0,019 0,028 0,022 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 Kandungan Cd, Pb, dan Hg yang terdapat dalam bahan sisa fermentasi mengin- dikasikan bahwa ketiga bahan sisa fermentasi dapat digunakan sebagai pupuk orga- nik. Indikasi tersebut menyatakan bahwa terdapat bahan sisa fermentasi yang meme- nuhi persyaratan kandungan Cd, Pb, dan Hg, untuk digunakan sebagai pupuk organik

4.4. Sentra Energi Biomassa

Sentra Energi Biomassa dikembangkan sebanyak tiga sentra energi di tiga ka- wasan, yaitu kawasan Bogor yang meliputi Kota Bogor, Kabupaten Bogor dan Kota Depok, kawasan DKI Jakarta, dan kawasan Kabupaten Purwakarta. Ketiga kawasan tersebut antara satu dengan yang lainnya mempunyai perbedaan yang cukup berarti ditinjau dari potensi penyediaan biomassa dan mengenai kuantitas sampah kota. Ukuran dari setiap sentra energi yang dikembangkan berdasarkan data historis lima tahun sebelum sentra energi dioperasikan. Evaluasi terhadap sentra energi dila- kukan selama delapan tahun operasional. Perancangan ukuran sentra energi diguna- kan data histroris tahun 1991 sampai tahun 1995, untuk menggambarkan karakteris- tik operasional sentra energi digunakan data tahun 1996 sampai tahun 2003. Parame- ter yang digunakan untuk telaah yang lebih kuantitatif dari operasional sentra energi meliputi : penyediaan biomassa, hasil gas metana, produksi bahan organik, nilai ling- 92 kungan, nilai investasi, dan parameter pengendali menggunakan nilai sekarang ber- sih NPV.

4.4.1. Biomassa Terkumpul

Kajian untuk menentukan jumlah biomassa yang tersedia setiap hari selama masa operasional Sentra Energi dari tahun 1996 sampai tahun 2003, menggunakan pendekatan umum sebagai berikut : 1. Biomassa yang dikumpulkan berasal dari Kecamatan yang populasi sumbernya cukup dan menunjukkan adanya kontinyuitas dalam selang waktu yang panjang. 2. Berdasarkan keadaan tanah produksi yang kosong yang terdapat di kawasan Bogor mempunyai sebaran yang luas, maka diprediksikan luas tanah yang digunakan untuk ladang energi sebesar 276 ha yang tersedia di Kecamatan Cariu atau Kecamatan Jonggol. Kawasan DKI Jakarta memiliki tanah produksi yang kosong dengan luas yang terbatas, maka sentra energi tidak menggunakan masukan bio- massa dari ladang energi. Tanah produksi yang kosong yang terdapat di kawasan Purwakarta mempunyai sebaran yang luas dan jumlah yang besar, maka diran- cang luas tanah untuk ladang energi untuk sentra energi di kawasan Purwakarta sebesar 552 ha. 3. Kotoran sapi dan kotoran kerbau yang dapat dikumpulkan menggunakan pende- katan dan asumsi : kotoran rata-rata 25 kghari.ekor, kotoran yang dapat dikum- pulkan 25 dari jumlah harian, bahan kering sebesar 20 dari bahan basah, dan sumber dari kecamatan yang memiliki jumlah ternak yang lebih dari 300 ekor 4. Kotoran kambing dan kotoran domba yang dapat dikumpulkan menggunakan pen- dekatan dan asumsi : sampah rata-rata 0,6818 kghari ekor Kadir, 1995, sampah yang dapat dikumpulkan 50 dari jumlah harian, bahan kering sampah 44 bahan basah, dan sumber sampah dari kecamatan yang memiliki jumlah ternak yang lebih dari 3000 ekor 5. Sampah pertanian padi yang dapat dikumpulkan menggunakan pendekatan dan asumsi : sampah rata-rata 1570 kgha Pandey, 1997, sampah yang dapat dikum- pulkan 25 dari sampah pertanian, bahan kering sampah 25 dari bahan basah, sumber sampah dari kecamatan yang memiliki luas panen yang lebih dari 20 ha, dan jumlah sampah hasil hitungan adalah dari jumlah sampah satu tahun dibagi dengan 360 hari.