Produksi Gas bio Gas Bio
73
yang saling menempel pada ketiga macam bahan, secara berurutan dari jumlah yang terbesar ke jumlah terendah adalah sampah, rumput, dan daun. Perbedaan jumlah
bahan yang saling menempel memberi pengaruh terhadap waktu fermentasi. Tabel 14 Produksi gas bio pada bobot kering 4,97 kg
Biomassa Percobaan 1
Percobaan 2 Percobaan 3
Rata-rata
Waktu hari
Gas bio liter
Waktu hari
Gas bio liter
Waktu hari
Gas bio liter
Waktu hari
Gas bio liter
BT 01
63 1167,8 50 1022,9 52 1037,0 55 1075,9
BT 02
52 1563,7 50 1507,2 44 1528,0 48,67 1533,0
BT 03
56 1763,5 48 1799,3 46 1615,4 50 1726,0
BM 01
58 1552,0 52 1401,5 50 1504,4 53,33 1485,9
BM 02
54 1207,5
52 1372,8 52 1450,6 52,67 1343,6
BM 03
54 1543,8
50 1504,4 52 1513,0 52 1520,4
BM 04
56 1601,4 50 1557,0 50 1551,4 52 1569,9
Fenomena tersebut terlihat pada fermentasi bahan campuran, yang hampir tidak terjadi perbedaan waktu fermentasi rata-rata pada keempat macam komposisi cam-
puran. Gambaran dari perbedaan waktu fermentasi rata-rata yang bersifat relatif pada bahan campuran, merupakan indikasi bahwa komponen campuran bahan daun dan
bahan rumput gajah telah meningkatkan luas permukaan bahan dengan mengurangi saling penempelan permukaan pada bahan sampah.
Pada Tabel 14, terlihat produksi gas bio dari ketiga macam biomassa menun- jukkan gas bio yang dihasilkan berbeda antara satu dengan lainnya. Hasil ketiga
percobaan menunjukkan produksi gas bio bahan daun tertinggi. Demikian pula pada ketiga percobaan tersebut, produksi gas bio bahan rumput gajah lebih tinggi dari ba-
han sampah. Perbedaan ini lebih disebabkan oleh resistensi molekulnya.
150 200
250 300
350 400
1 2
3
Ulangan G
as B
io Li
te r
kg bk
BT 01 BT 02
BT 03
Gambar 13 Produksi gas bio tiga jenis biomassa
74
Produksi rata-rata gas bio setiap kilogram bobot kering dari ketiga jenis bahan organik juga bervariasi, bahan daun 347 liter, bahan rumput 308,45 liter, dan bahan
sampah 216,96 liter. Perbedaan tingkat produksi gas bio yang terjadi pada ketiga jenis bahan, diduga disebabkan kandungan lignin yang berbeda nyata pada ketiga
jenis bahan tersebut. Kandungan lignin yang terdapat pada sampah lebih besar dari kandungan lignin yang terdapat pada rumput dan kandungan lignin pada daun lebih
rendah dari kandungan lignin pada sampah. Proporsi lignin dalam sampah terdapat pada kertas dan kayu yang merupakan komponen yang cukup besar dari sampah.
Lignin pada rumput terdapat pada tangkai dan tulang daun yang merupakan bagian bobot terbesar dari rumput. Pada daun lignin terdapat pada ranting dan tangkai daun
yang berserat kayu. Produksi gas bio bahan sampah menunjukkan terdapat perbedaan pada ketiga
percobaan yang dilakukan. Kondisi lingkungan dengan indikator suhu dan tekanan atmosfir pada ketiga percobaan relatif tidak banyak berbeda pada ketiga percobaan,
yaitu tekanan berkisar antara 75,5 dengan 75,8 cm dan suhu berkisar dari 29,0 sampai dengan 31,5
o
C. Kondisi larutan fermentasi juga tidak banyak berbeda, pH rata-rata 7,6 dan suhu berkisar dari 30,0 sampai dengan 32,5
o
C. Perbedaan produksi gas bio pada ketiga percobaan lebih disebabkan oleh perbedaan kualitas bahan dan
komposisi komponen biomassa yang terdapat pada sampah yang digunakan pada ke- tiga percobaan. Hal yang sama terjadi pada bahan rumput dan daun. Perbedaan pro-
duksi gas bio pada bahan rumput terjadi, kualitas bahan, yang digunakan ada perbe- daan usia dan perbedaan lahan panen. Perbedaan kualitas rumput bersifat sangat
relatif, dan sifat perbedaan yang sama terjadi pada tingkat produksi gas bionya. Per- bedaan produksi gas bio pada bahan daun, karena perbedaan kualitas dan perbedaan
komposisi daun dengan ranting. Daun dipanen dari pohon yang sama pada waktu berbeda, sehingga sulit dicapai keseragaman usia dan proporsi ranting dengan daun.
Menurut laporan Soemarwoto 1997, produksi gas bio rata-rata daun enceng gondok 620 liter setiap kilogram bobot kering pada tekanan 8 cm kolom air, dan
produksi rata-rata daun dan batang enceng gondok 331,4 liter setiap kilogram bahan kering. Produksi rata-rata gas bio enceng gondok tersebut jauh lebih tinggi dari pro-
duksi rata-rata gas bio daun dan rumput. Perbedaan yang besar tersebut diduga sa- ngat kuat oleh perbedaan kandungan bahan yang dapat langsung difermentasi.
75
Dibandingkan dengan kotoran sapi, produksi rata-rata gas bio pada rumput 308,45 lkg bk lebih tinggi dari produksi gas bio bahan kotoran sapi yang rata-rata
240 lkg bk Kadir, 1995. Gambaran tersebut sejalan dengan keadaan yang sesung- guhnya, rumput sebagai makanan utama sapi telah mengalami fermentasi anaerobik
di lambung sapi yang menghasilkan gas bio, sehingga produksi gas bio dari kotoran sapi lebih rendah dari produksi gas bio rumput segar. Produksi gas bio bahan rumput
gajah lebih besar dari produksi dengan bahan alang-alang yang sebesar 50 lkg bk Komarayati et al, 1994a.
Masa pembentukan gas bio berlangsung selama 40 hari sampai dengan 50 hari Tabel 15. Tampak pada Tabel 15, rata-rata 30 gas bio terbentuk pada sepuluh
hari pertama, sebesar 58 pada periode sepuluh hari kedua, dan sampai periode se- puluh hari ketiga mencapai 83,2 , serta pada akhir periode sepuluh hari keempat
gas bio yang terbentuk mencapai 97,5 . Waktu produksi tersebut relatif tidak ber- beda dengan waktu produksi yang menggunakan bahan limbah ternak. Pada sistem
tak-kontinyu dengan bahan limbah ternak lebih dari 66 pembentukan gas bio terjadi pada waktu kurang dari 30 hari dengan suhu larutan 30
o
C Pandey,1997. Tabel 15 Produksi gas bio berdasarkan periode
Biomassa Ulangan Hari ke 10
Hari ke 20 Hari ke 30
Hari ke 40 Hari ke 50
Liter Liter Liter Liter Liter BM
01 1
334 28,6 744 63,7 979 83,9 1118 95,8 1168 100 2
302 29,5 648 63,3 892 87,3 1021 99,8 1023 100 3 380
36,6 558
53,8 754
72,7 978
94,3 1037
100 BM
02 1
476 30,4 942 60,2 1339 85,6 1564 100 2
454 30,1 848 56,2 1225 81,3 1466 97,3 1507 100 3
431 28,3 882 57,7 1338 87,5 1528 100 BM
03 1
497 28,2 995 56,4 1404 79,6 1728 98 1764 100 2
570 31,7 983 54,6 1382 76,8 1765 98,1 1799 100 3
478 29,6 925 57,2 1314 81,4 1589 98,4 1615 100 CB
01 1
511 34,0 966 64,2 1300 86,4 1471 97,8 1552 100 2 386
27,5 841
60 1178
84,0 1349
96,2 1402
100 3
599 39,8 1072 50,4 1339 89,0 1501 99,8 1504 100 CB
02 1
295 24,5 682 56,5 1024 84,8 1176 97,4 1208 100 2 369
26,9 745
54,5 1107
80,6 1354
98,6 1373
100 3
403 27,8 808 55,7 1148 79,1 1355 93,4 1451 100 CB
03 1
425 27,5 896 58,1 1303 84,4 1522 98,6 1544 100 2
415 27,6 825 54,9 1198 79,6 1443 95,9 1504 100 3
495 32,7 957 63,3 1334 88,2 1463 96,7 1513 100 CB
04 1
404 25,2 845 52,8 1297 81,0 1529 95,5 1601 100
2
432 27,7 874 56,2 1300 83,5 1488 95,5 1557 100
3
555 35,8 1063 68,5 1394 89,8 1551 100
76
Laju pembentukan gas bio diantara bahan yang digunakan relatif tidak banyak berbeda. Laju rata-rata pembentukan gas bio tertinggi pada sepuluh hari pertama se-
besar 3,00 perhari, kemudian pada periode sepuluh hari kedua 2,80 perhari, pe- riode sepuluh hari ketiga sebesar 2,52 perhari, dan pada periode sepuluh hari ke-
empat sebesar 1,43 perhari, serta yang terendah pada periode sepuluh hari yang kelima sebesar 0,25 perhari. Pola dari laju pembentukan gas bio mendekati kurva
linier pada periode tiga hari pertama, dan mempunyai pola eksponensial pada dua- puluh hari terakhir. Gambaran ini menunjukkan rata-rata 90 pembentukan gas bio
dalam masa produksi 35 hari.