Validasi Model Simulasi Sentra Energi Biomassa 1. Biomassa Terkumpul dan Produksi Metana

118 kekeliruan hasil output model yang relatif lebih besar dibandingkan dengan kekeli- ruan output model pada kedua parameter sebelumnya. Biomassa Terkumpul Bogor dan Purwakarta 600 625 650 675 700 725 750 775 800 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun operasional B io m as sa to n h ar i Mbgr Rbgr Mpw k Rpw k Biomassa Terkumpul DKI Jakarta 4750 4900 5050 5200 5350 5500 5650 5800 5950 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun Operasional B io m assa to n h ar i Model Riel Produksi Metana Bogor dan Purwakarta 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun operasional M e ta n a ton ha ri Mbgr Rbgr Mpwk Rpwk Produksi Metana DKI Jakarta 60 62,5 65 67,5 70 72,5 75 77,5 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun operasional M e ta n a t o n h a ri Model Nyata Nilai Lingkungan Bogor dan Purwakarta 22 24 26 28 30 32 34 36 38 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun operasional N il a i l ing k unga n Mbgr Rbgr Mpwk Rpwk Nilai Lingkungan DKI Jakarta 60 65 70 75 80 85 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun operasional N il a i l ingk un ga n Mdki Rdki Gambar 26 Karakteristik output model dengan hasil riel Perbandingan hasil ouput model dengan hasil aktual dilakukan terhadap empat parameter, yaitu biomassa terkumpul, biaya investasi, produksi metana, dan nilai lingkungan. Kekeliruan hasil output model terhadap hasil aktual untuk keem- pat parameter seperti pada Tabel 40. 119 Pada Tabel 40 terlihat bahwa umumnya hasil simulasi oleh model pada ketiga kawasan sentra energi yang diteliti menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang berarti atau masih dalam ruang lingkup data rielnya. Simulasi terhadap sentra energi di tiga kawasan yang masing-masing relatif memiliki perbedaan sumber biomassa antara kawasan satu dengan kawasan lainnya, menunjukkan bahwa model simulasi adalah valid atau model tersebut dapat menggambarkan kenyataan kondisi operasi- onal sentra energi biomassa. Ini berarti model simulasi model sentra energi berbasis biomassa dapat digunakan untuk menggambarkan karakteristik operasional sentra energi biomassa tanpa dibatasi oleh kondisi dan tempat. Tabel 40 Validasi ouput model simulasi Kawasan Parameter Model terhadap riel Bogor Biomassa terkumpul Rata-rata : 2,6 Nilai investasi Lebih : 3,3 Produksi metana Rata-rata : 3,6 Nilai lingkungan Rata-rata : 21,1 DKI Jakarta Biomassa terkumpul Rata-rata : 4,5 Nilai investasi Lebih : 10,8 Produksi metana Rata-rata : 4,3 Nilai lingkungan Rata-rata : 5,7 Purwakarta Biomassa terkumpul Rata-rata : 1,3 Nilai investasi Lebih : 1,7 Produksi metana Rata-rata : 1,1 Nilai lingkungan Rata-rata : 7,3 Hasil pengujian model dengan ketelitian yang relatif tidak berbeda pada ketiga kawasan yang berbeda, menyatakan, bahwa model simulasi dapat menggambarkan karakteristik sentra energi biomassa yang mendekati karakteristik yang sesungguh- nya pada setiap kawasan pengembangan sentra energi biomassa. Ini juga berarti mo- del simulasi dapat digunakan untuk menggambarkan karakteristik operasional sentra energi biomassa dengan berbagai skenario penggunaan biomassa di suatu kawasan, untuk membantu pengambil keputusan dalam menetapkan skenario baik. 120

4.6. Karakteristik Sentra Energi Biomassa 2006 – 2013

Karakteristik operasional sentra energi biomassa diperoleh dari hasil simulasi untuk kurun waktu 2006 sampai dengan 2013 pada tiga kawasan, yaitu kawasan Bogor, kawasan DKI Jakarta, dan kawasan Purwakarta. Data tahunan yang diguna- kan untuk meramalkan jumlah biomassa terkumpul adalah data historis lima tahun, yaitu data tahun 2000 sampai tahun 2004. Data untuk menghitung biaya investasi adalah data harga yang berlaku pada tahun 2005. Data dasar harga untuk peramalan penerimaan hasil penjualan produk dan pengeluaran data harga tahun 2006. Sentra energi biomassa kawasan Bogor menggunakan biomassa dari lima sumber, yaitu sampah kota, limbah padat pertanian padi, kotoran sapi dan kerbau, kotoran kambing dan domba, dan rumput gajah hasil budidaya pada lahan 276 ha. Biomassa yang digunakan oleh sentra energi biomassa kawasan DKI Jakarta berasal dari dua sumber, yaitu sampah kota dan kotoran sapi. Sentra energi biomassa kawas- an Purwakarta menggunakan biomassa dari enam sumber, yaitu sampah kota, limbah padat pertanian padi, kotoran sapi dan kerbau, kotoran kambing dan domba, kotoran ayam, dan rumput gajah hasil budidaya pada lahan 552 ha.

4.6.1. Biomassa Terkumpul dan Produksi Metana

Berdasarkan hasil simulasi seperti dalam Tabel 41 untuk tiga kawasan pada ta- hun 2006 – 2013 menunjukkan jumlah biomassa terkumpul dan produksi gas metana mengalami peningkatan setiap tahun. Biomassa terkumpul di kawasan Bogor me- ningkat dengan rata-rata 1,96 pertahun, di kawasan DKI Jakarta meningkat rata- rata 2,64 pertahun, dan meningkat rata-rata 1,13 pertahun untuk kawasan Pur- wakarta. Gambaran tersebut mengartikan, bahwa ketiga kawasan dapat menyediakan biomassa dalam jumlah yang stabil dan kontinyu, untuk kebutuhan operasional sentra energi biomassa dalam kurun waktu delapan tahun. Produksi gas metana oleh sentra energi biomassa Bogor meningkat dengan rata-rata 1,65 pertahun, sentra energi biomassa DKI Jakarta meningkat rata-rata 2,61 pertahun, dan di sentra energi biomassa Purwakarta meningkat dengan rata- rata 6,05 pertahun. Menurut Ditjen Migas 2004, rumahtangga mengkonsumsi gas selama tahun 2000 adalah rata-rata setara 181 kg LPG. Berarti produksi gas metana oleh sentra energi Bogor dapat memenuhi kebutuhan 35.856 – 39.158 rumah- tangga, dan produksi gas metana oleh sentra energi biomassa DKI Jakarta dapat me- 121 menuhi kebutuhan 156.332 – 187.168 rumahtangga, serta produksi gas metana sentra energi biomassa Purwakarta dapat memenuhi kebutuhan gas 44.461 – 48.047 rumah- tangga. Tabel 41 Biomassa terkumpul dan produksi metana Tahun Biomassa terkumpul tonhari Metana tonhari Bogor Jakarta Purwakarta Bogor Jakarta Purwakarta 2006 815,12 6014,29 718,56 18,026 78,715 22,393 2007 832,10 6185,82 726,96 18,339 80,924 22,664 2008 849,81 6357,84 735,36 18,672 83,147 22,936 2009 866,07 6529,87 743,76 18,965 85,370 23,207 2010 883,03 6701,90 752,15 19,278 87,593 23,478 2011 900,03 6873,93 760,55 19,591 89,816 23,749 2012 917,02 7045,96 768,95 19,904 92,039 24,020 2013 934,00 7217,99 777,35 20,217 94,262 24,292 Produksi gas metana yang cukup besar dan yang mempunyai kecenderungan meningkat tersebut serupa dengan perilaku konsumsi energi perkapita yang juga ber- kecenderungan meningkat. Berarti dalam kurun waktu delapan tahun, sentra energi biomassa dapat mempertahankan proporsi energi yang dihasilkannya dalam struktur penyediaan energi, karena laju peningkatan produksinya relatif seimbangan dengan laju pertumbuhan konsumsi energi rumahtangga perkapita.

4.6.2. Biaya Investasi

Kapasitas sentra energi menggunakan jumlah biomassa terkumpul yang maksi- mum dalam kurun waktu 2006 – 2013. Biaya investasi dihitung dengan mengguna- kan harga bahan, mesin peralatan, serta jasa yang berlaku pada tahun 2005. Dipero- leh kapasitas sentra energi dan biaya investasinya pada ketiga kawasan adalah : 1. Sentra energi kawasan Bogor 780 tonhari : Rp 27.127.100.000 2. Sentra energi kawasan DKI Jakarta 7300 tonhari : Rp 258.874.000.000 3. Sentra Energi kawasan Purwakarta 780 tonhari : Rp 24.895.100.000 Biaya investasi untuk setiap ton biomassa sentra energi biomassa kawasan Bo- gor adalah Rp 29.012.834, untuk sentra energi biomassa DKI Jakarta adalah sebesar Rp 35.402.192, dan untuk sentra energi kawasan Purwakarta adalah Rp 31.916.667.