Pembagian Hasil dan Mekanismenya

memproduksi kopi organik yang sangat digemari oleh konsumen kopi dunia karena lebih ramah lingkungan. d. Obat-obatan Obat-obatan yang digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit relatif kurang banyak digunakan dibandingkan input lainnya, karena menurut petani disamping harganya mahal obat-obatan juga tidak banyak membantu apabila perawatan tidak dilakukan secara baik. Yang lebih banyak membantu justru perlakuan pemeliharaan yang dilakukan secara teratur dan tertib. Meskipun petani memiliki keterbatasan kapital untuk berbelanja obat, namun pada dasarnya obat-obatanpestisida tetap diperlukan untuk pengendalian hama dan penyakit, karena kopi jenis Kartikasari Aceh Tengah Ateng juga rentan terhadap hama dan penyakit, terutama karat daun dan jamur akar. Obat- obatanpestisida tersebut dibeli di pasar dengan harga pasar yang berlaku.

2. Pembagian Hasil dan Mekanismenya

Apabila perjanjian PHBM hanya dilakukan antara petani LMDH Kubangsari dengan Perum Perhutani, tanpa melibatkan pihak investorpemodal, maka secara umum proporsi bagi-hasil diatur sebagai-berikut : a Perum Perhutani sebesar 15 dari hasil panen b Pihak LMDH sebesar 85 dari hasil panen Dalam konteks PHBM Kopi, mekanisme yang mengatur pembagian sharing bagi-hasil tersebut disepakati sebagai-berikut : a Pemanenan kopi dilakukan oleh masing-masing petani anggota LMDH, kemudian dilaporkan dan dicatat oleh Perhutani, disaksikan oleh LMDH. b Bagi-hasil masing-masing pihak diwujudkan dalam bentuk biji kopi basah gelondongan yang telah siap jual dan dilakukan setiap panen c Prosentasi bagi hasil diperhitungkan dari realisasi produksi saat panen dan diserahkan sebagai akumulasi hasil panen. d Pembagian sharing dilakukan secara terbuka, dihitung dalam bentuk uang dan diperhitungkan dengan harga pasar yang saat itu berlaku. Dalam konteks perjanjian PHBM Rumput-gajah, status LMDH berfungsi sebagai wadah berorganisasinya petani di kawasan Hutan Pangkuan Desa HPD yang terhimpun dalam Kelompok Tani Hutan KTH dan merupakan mitra Perhutani, sedangkan KPBS Koperasi Peternak Bandung Selatan berfungsi sebagai koperasi yang bergerak di bidang susu sapi-perah yang mewadahi Kelompok Tani Hutan KTH Rumput-gajah sebagai anggota aktif KPBS dengan tanggungjawab menjamin pembelian susu hasil produksi petani PHBM Rumput- gajah Sapi-perah. Antara Perum Perhutani, LMDH, dan KTH, diikat dengan mekanisme sistem bagi-hasil melalui pengaturan sebagai-berikut : a Panenan rumput-gajah dilakukan oleh masing-masing Kelompok Tani Hutan KTH, kemudian dilaporkan dan dicatat oleh Pengurus LMDH, disaksikan oleh petugas Perum Perhutani dan KPBS b Perhutani memantau produktivitas rumput-gajah melalui Ketua KTH dan Perwakilan KPBS. Penyelesaian bagi hasil dilakukan oleh KPBS setiap bulan ke Perhutani. Selanjutnya apabila perjanjian kerjasama di atas melibatkan investor, maka pihak Perum Perhutani memberikan hak kepada petani untuk menanam, memelihara, dan memanen, sedangkan pemodal membantu menyediakan bantuan kapital kepada petani anggota LMDH dalam bentuk upah harian yang besarnya disesuaikan dengan kesepakatan antara LMDH dengan pemodal selama proses pemeliharaan tanaman kopi, biaya insentif sebesar Rp 300 000orangbulan dari pemodal kepada LMDH Kubangsari. Adapun proporsi bagi-hasil disepakati sebagai-berikut : Perum Perhutani sebesar 20 dari hasil panen, termasuk untuk pembangunan desa sebesar 1 , sedangkan sisanya sebesar 80 dibagikan untuk pemodal, petani, kas LKMD. Dari gambaran ini maka bagian petani menjadi sangat kecil, karena hasil terbesar dari panenan kopinya banyak terserap oleh investor dan Perum Perhutani. Masyarakat petani lebih bertindak sebagai “buruh”tenaga-kerja karena tidak mengeluarkan modalkapital tunai, melainkan hanya memberikan kontribusi berupa tenaga fisiknya. Hal ini tentu saja sangat tidak menguntungkan bagi petani.

3. Pemasaran