Pengaturan Input Produksi Analisis Identifikasi Aspek Kelembagaan

Perjanjian kerjasama yang bermaterai dan disaksikan secara formal oleh aparat desa dan kecamatan mengandung makna, bahwa keduaketiga-belah pihak terikat secara hukum untuk bekerjasama di bidang agribisnis komoditas kopi atau rumput-gajah dalam hal pembiayaan, pengeloaan, pemasaran, dan pembagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan bersama, diantaranya adalah :

1. Pengaturan Input Produksi

a. Lahan Lahan yang digunakan untuk kerjasama kemitraan antara petani dan Perum Perhutani serta Pihak Ketiga adalah lahan kawasan hutan lindung yang dikelola oleh Perum Perhutani BKPH Pangalengan. Lahan tersebut meliputi petak 37 d, 43 a, 43 b, 43 f, 38, 39 e, 39 a, 40 e, 40 d, di bawah tegakan Eukaliptus, Pinus, Rasamala, dan Rimba Campuran. Dari 90 sampel yang diamati, luas lahan garapan andil petani yang terkecil adalah 0.1 ha rumput-gajah dan yang terluas adalah 2.9 ha tanaman kopi. Walaupun berbeda-beda luas andil yang dibagikan kepada masyarakat, tetapi di lapangan relatif tidak terjadi konflik antar petani karena masing-masing petani telah menjadi anggota KTH dan LMDH yang menjadi forum bersama. Terlebih lagi untuk kasus PHBM di Pangalengan, masyarakat sebelumnya telah merambah hutan sehingga pengaturan lahan tidak dimulai dari nol, melainkan sudah banyak petani yang mengklaim areal lahan hutan, sehingga pembagian andil mudah dilakukan, seperti telah dikemukakan sebelumnya. b. Bibit Pengadaan bibit kopi atau komoditas lain pada dasarnya menjadi tanggungjawab petani dan Kelompok Tani Hutan KTH yang bersangkutan. Namun beberapa anggota LMDH yang mampu telah membuat usaha pembibitan sendiri, sehingga dapat membantu pengadaan bibit bagi anggota lainnya. Adapula pembibitan yang ditangani oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH dan dijual kepada para anggota yang membutuhkan. Pembelian bibit bisa dilakukan secara tunai atau dalam bentuk kreditpinjaman. Petani dengan lahan yang kecilsempit, pada umumnya membeli bibit secara angsurankredit, sehingga tidak langsung memberatkan cash-flow. Usaha pembibitan merupakan bisnis yang cukup prospektif, karena usaha ini memiliki captive-market, yaitu para petani anggota LMDH di desa hutan tersebut atau dapat pula untuk memasok kepada anggota LMDH desa lain apabila terdapat sisa bibit yang tidak terserap di desanya. Banyak petani yang menggunakan bibit hasil produksi sendiri, sehingga hasil wawancara kadangkala menimbulkan bias, karena tidak dihitung besarnya biaya bibit yang dihasilkan secara swadaya dalam struktur cost usahatani. c. Pupuk Pengadaan pupuk untuk usahataninya diupayakan membeli di pasar atau secara swadaya dilakukan dengan membuat pupuk organik dari bahan-bahan pupuk yang ada di sekitarnya, diantaranya pupuk kandang dari kotoran sapi, ayam, atau kambing. Sejauh ini pemberian pupuk bersubsidi dari pemerintah belum dilakukan. Petani murni mengupayakan pupuk atas usahanya sendiri. Petani PHBM secara alamiah memanfaatkan potensi pupuk kandang kompos yang memanfaatkan limbah kotoran sapi yang awalnya hanya dibuang ke sungai begitu saja. Dengan pengolahan kompos, maka di satu sisi petani dapat menghemat saving biaya input pupuk, tetapi di lain sisi petani dapat pula memproduksi kopi organik yang sangat digemari oleh konsumen kopi dunia karena lebih ramah lingkungan. d. Obat-obatan Obat-obatan yang digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit relatif kurang banyak digunakan dibandingkan input lainnya, karena menurut petani disamping harganya mahal obat-obatan juga tidak banyak membantu apabila perawatan tidak dilakukan secara baik. Yang lebih banyak membantu justru perlakuan pemeliharaan yang dilakukan secara teratur dan tertib. Meskipun petani memiliki keterbatasan kapital untuk berbelanja obat, namun pada dasarnya obat-obatanpestisida tetap diperlukan untuk pengendalian hama dan penyakit, karena kopi jenis Kartikasari Aceh Tengah Ateng juga rentan terhadap hama dan penyakit, terutama karat daun dan jamur akar. Obat- obatanpestisida tersebut dibeli di pasar dengan harga pasar yang berlaku.

2. Pembagian Hasil dan Mekanismenya