Curahan Tenaga Kerja dan Pendapatan

mempelajari dampak kebijakan pemerintah terhadap keputusan rumahtangga melalui analisis simulasi.

2.2. Curahan Tenaga Kerja dan Pendapatan

Partisipasi anggota rumahtangga petani baik pria maupun wanita menunjukkan kontribusi yang nyata pada keseluruhan proses pertanian dan pemanfaatan hasilnya. Dalam interaksinya dengan lingkungan, diperoleh fakta bahwa waktu bagi setiap rumahtangga dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu : 1 pola hidup, 2 pemilikan aset produktif, 3 keadaan sosial ekonomi keluarga, 4 tingkat upah, dan 5 karakteristik yang melekat pada setiap anggota rumahtangga. Curahan tenaga kerja menunjukkan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk berbagai kegiatan labor-use. Sedangkan pendapatan dapat dinyatakan sebagai imbalan yang diperoleh tenaga kerja karena melakukan kegiatan produktif. Secara teoritis hubungan curahan tenaga kerja dengan pendapatan dapat diturunkan dengan menggunakan Teori Utilitas Becker, 1976; Koutsoyiannis, 1979; Nicholson, 1983. Analisis curahan tenaga kerja merupakan analisis tentang penawaran tenaga kerja yang pada prinsipnya membahas keputusan-keputusan anggota rumahtangga individu-induvidu dalam mengalokasikan jam kerjanya. Individu- individu dalam mengalokasikan jam kerja akan bertindak rasional, yaitu akan memaksimumkan utilitasnya. Maksimisasi utilitas rumahtangga dilakukan dengan mengkombinasikan waktu santai dan barang konsumsi untuk memaksimumkan kepuasan. Tiap angkatan kerja anggota rumahtangga dihadapkan pada pilihan bekerja atau tidak. Apabila memilih bekerja berarti akan memberikan nilai guna pendapatan yang lebih tinggi dan akan lebih mencurahkan waktunya bagi pencapaian kebutuhan konsumsi. Sebaliknya jika tidak bekerja yang dipilih, maka waktu santai akan mempunyai nilaiguna yang lebih tinggi daripada pendapatan Mangkuprawira, 1984. Adanya kedua pilihan tersebut akan menghasilkan berbagai kombinasi untuk mencapai kepuasan yang maksimum seperti tertera pada Gambar 1. Gambar 1. Fungsi Kepuasan Seorang Anggota Keluarga Anggota rumahtangga akan mengkonsumsi B o dan W o untuk mendapatkan tingkat kepuasan U o . Jika makin banyak B dan W yang dikonsumsi, maka makin tinggi tingkat kepuasan U yang akan dicapai U 2 U 1 U o . Dalam kesempatan mengkonsumsi barang dan waktu santai, anggota rumahtangga individu akan menghadapi 2 kendala, yaitu kendala waktu yang jumlahnya terbatas 24 jam per hari dan anggota keluarga yang menawarkan B 2 B 1 B O W W 1 W 2 Barang Konsumsi Waktu santai U U 1 U 2 tenaga kerja dalam suatu pasar bersaing sempurna sehingga tidak akan mempengaruhi tingkat upah yang berlaku. Agar diperoleh kombinasi yang maksimum, dengan mempertimbangkan kendala yang ada, maka kombinasi optimum terletak pada garis anggaran yang menyinggung kurva indifference Bryant, 1990. Bila terjadi kenaikan tingkat upah berarti terdapat tambahan pendapatan. Dengan status ekonomi lebih tinggi seseorang cenderung meningkatkan konsumsi dan menikmati waktu santai lebih banyak yang berarti pengurangan jam kerja efek pendapatan. Di lain pihak, kenaikan tingkat upah berarti harga waktu santai menjadi lebih mahal dan mendorong keluarga mensubstitusi waktu-santainya dengan lebih banyak bekerja untuk menambah konsumsi barang efek substitusi, sebagaimana dijelaskan sebagaimana Gambar 2. Gambar 2. Fungsi Kepuasan, Efek Pendapatan, Efek Substitusi Efek Total Misalkan tingkat upah naik sehingga garis anggaran berubah dari BC 1 menjadi BC 2 . Perubahan tingkat upah umum menghasilkan pertambahan pendapatan yang dilukiskan dengan garis B”C” yang sejajar dengan BC 1 . Pertambahan pendapatan mendorong keluarga untuk mengurangi jumlah jam kerja dari HD 1 menjadi HD 2 atau dari titik E 1 ke titik E 2 efek pendapatan. Kenaikan C 2 C C 1 B A B O D 3 D 1 D 2 H Upah Waktu santai E 3 U 1 U 2 E 1 E 2 tingkat upah berarti juga harga waktu menjadi lebih mahal. Nilai waktu yang lebih tinggi mendorong keluarga mensubstitusi waktu-santainya untuk lebih banyak bekerja guna menambah konsumsi barang. Penambahan waktu bekerja tersebut dinamakan efek substitusi, yang ditunjukkan oleh penambahan jam kerja dari HD 2 ke HD 3 atau dari titik E 2 ke titik E 3 . Efek total dari perubahan tingkat upah adalah selisih dari efek pendapatan dengan efek substitusi. Sebaliknya kenaikan tingkat upah akan mengakibatkan pengurangan waktu bekerja jika efek substitusi lebih kecil daripada efek pendapatan. Hal ini ditunjukkan oleh perubahan upah dari BC 3 menjadi HD 4 Gambar 3. Besarnya penyediaan waktu bekerja sehubungan dengan perubahan tingkat upah seperti ditunjukkan oleh grafik E 1 E 2 E 3 E 4 E n disebut sebagai fungsi penawaran Becker, 1976. Gambar 3. Penawaran Tenaga Kerja

2.3. Teori Alokasi Waktu