Simpulan SIMPULAN DAN SARAN

IX. SIMPULAN DAN SARAN

9.1. Simpulan

1. Kegiatan usahatani PHBM, terutama PHBM Kopi, belum sepenuhnya mampu mengentaskan masyarakat sekitar hutan dari belenggu kemiskinan, tetapi telah berhasil mengatasi perambahan dan perusakan kawasan hutan-lindung melalui program alih komoditas dari bertanam sayur menjadi bertanam kopi maupun rumput-gajah yang lebih ramah- lingkungan. 2. Kegiatan PHBM memiliki prospek yang sangat baik dalam penciptaan nilai-tambah, karena PHBM di dalam kawasan usahatani kopi maupun rumput-gajah sangat layak disinergikan dengan aktivitas luar kawasan pengolahan kopi dan pengolahan susu yang bernilai tinggi. 3. Kebijakan memperluas lahan andil tidak secara otomatis mensejahterakan petani, karena disamping sangat dipengaruhi oleh faktor kemampuan finansial petani, perluasan lahan andil juga dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. Karena itu kebijakan perluasan lahan andil perlu dilakukan secara hati-hati, terlebih untuk kasus kawasan hutan lindung. 4. Pengelolaan lahan pola PHBM ditengarahi masih bersifat konvensional, karena produktivitas lahan masih lebih mengandalkan pada kapasitas sumberdaya manusia daripada penggunaan teknologi pemanfaatan input produksi. Karena itu produktivitas lahan masih memungkinkan untuk ditingkatkan apabila dilakukan introduksi teknologi. 5. Perilaku ekonomi rumahtangga petani PHBM terbukti bertindak rasional dalam menghadapi tekanan eksternal. Namun karena lemahnya sumberdaya kapital yang dimiliki petani, maka perlu keberpihakan pemerintah, perusahaan, maupun pihak lain, untuk membantu peningkatan kesejahteraan petani. 6. Kebijakan penurunan sharing produksi Skenario 7 maupun kenaikan luas lahan garapan Skenario 11, tidak efektif untuk diterapkan, karena dampaknya tidak signifikan dibandingkan dengan dampak kebijakan penurunan suku-bunga kreditpinjaman Simulasi 9 maupun kebijakan kenaikan harga output Simulasi 5. 7. Kebijakan terbaik bagi petani PHBM Kopi adalah penurunan suku bunga pinjaman Skenario 9, sedangkan bagi petani PHBM Rumput- gajah Sapi-perah adalah peningkatan harga jual output Skenario 5. Fenomena ini sangat realistis, karena petani kopi masih dalam taraf investasi sehingga memerlukan kredit bagi pengembangan usahanya. Sedangkan petani rumput-gajah sapi-perah sudah berada pada taraf pemanenan hasil, sehingga memerlukan insentif berupa peningkatan harga jual output susu sapi agar kesejahteraan petani dapat terus ditingkatkan karena pendapatan dan tingkat konsumsi petani meningkat. 8. Bagi petani PHBM Kopi, penguatan kontrak kemitraan PHBM yang perlu dibangun agar kebijakan penurunan suku bunga pinjaman dapat diimplementasikan secara efektif adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mereduksi resiko kredit macet, diantaranya melalui : 1 pencegahan penyewaan lahan andil dengan modus memperoleh cash- income secara cepat, 2 peningkatan pemanfaatan lahan secara lebih optimal dan inovatif, serta 3 rekalkulasi sharing produksi secara lebih proporsional. 9. Bagi petani PHBM Rumput-gajah Sapi-perah, penguatan kontrak kemitraan yang perlu dibangun agar kebijakan peningkatan harga output dapat diimplementasikan secara efektif adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan added-value dan harga jual output susu sapi, diantaranya meliputi : 1 penyediaan bibit rumput-gajah yang unggul dan introduksi teknologi pemanfaatan lahan yang lebih intensif, 2 penerapan teknologi pengolahan susu beserta produk turunannya yang bernilai tinggi, serta 3 adanya jaminan pembelian susu-sapi yang berkelanjutan dengan harga yang kompetitif.

9.2. Implikasi Kebijakan