Hasil Estimasi Model Ekonomi Rumahtangga Petani PHBM Rumput- gajah Sapi-perah

kreditpinjaman. Atau sebaliknya apabila sukubunga pinjaman diturunkan sebagai upaya membantu pengusaha skala mikro, maka akan memberi insentif bagi rumahtangga petani untuk meningkatkan kreditpinjamannya. Sukubunga pinjaman merupakan instrumen kebijakan yang penting, terlebih lagi dalam penelitian ini peubah sukubunga pinjaman SBP bersifat elastis terhadap besarnya kredit rumahtangga petani KR dengan elastisitas sebesar -7.431484.

6.3. Hasil Estimasi Model Ekonomi Rumahtangga Petani PHBM Rumput- gajah Sapi-perah

6.3.1. Alokasi Tenaga-kerja

Luar Keluarga pada Usahatani Hasil pendugaan persamaan alokasi tenaga-kerja luar keluarga pada usahatani rumput-gajah sapi-perah TKLS menunjukkan bahwa semua koefisien peubah penjelas memiliki tanda yang telah sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, sebagaimana disajikan pada Tabel 46. Tabel 46. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Alokasi Tenaga- kerja Luar Keluarga pada Usahatani Peubah Parameter dugaan t-hitung Taraf- nyata Elastisitas 1 2 3 4 5 INTERCEP 201.0925 7.11 .0001 TKDS Tenaga kerja keluarga pada sapi -0.13478 -7.78 .0001 -0.501003124 UKK Umur kepala keluarga 0.485960 0.72 0.4788 0.114748524 TKDUL Tenaga kerja kel. Pd luar ut 0.031074 0.75 0.4595 0.029733509 Koefisien Determinasi R 2 = 0.73236 Nilai F hit = 24.63 Sumber : Analisis Ekonometrik dari data primer Dari hasil pendugaan pada Tabel 46 tersebut, terlihat bahwa koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.73236 yang berarti bahwa, keragaman alokasi tenaga-kerja luar keluarga yang disewa pada usahatani rumput-gajah sapi-perah sebesar 73.24 persen dapat dijelaskan oleh ketiga peubah penjelasnya, yaitu tenaga kerja keluarga pada usahatani sapi-perah TKDS, umur kepala keluarga UKK, serta tenaga kerja keluarga pada luar usahatani rumput-gajah sapi-perah TKDUL. Uji-F hitung sebesar 24.63 adalah lebih besar daripada F 4.26 = 4.14 pada tingkat kepercayaan ߙ = 1 persen, yang berarti bahwa secara bersama-sama peubah penjelas dari persamaan alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah sapi-perah dapat menjelaskan secara sangat baik perilaku alokasi tenaga-kerja luar keluarga pada usahatani rumput-gajah sapi-perah. Peubah alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani TKDS memiliki tanda koefisien parameter negatif sesuai hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata terhadap alokasi tenaga-kerja luar keluarga pada usahatani rumput-gajah sapi-perah TKLS. Ini berarti, bahwa semakin meningkat alokasi tenaga kerja keluarga yang bekerja pada usahatani TKDS, maka semakin menurun alokasipermintaan tenaga-kerja luar keluarga yang disewa pada usahatani rumput-gajah sapi-perah TKLS. Hal ini dapat dipahami, karena semakin besar alokasi tenaga kerja keluarga yang bekerja pada usahatani, maka rumahtangga petani semakin kurang memerlukan untuk menyewa tenaga kerja luar keluarga. Petani akan berupaya secara maksimum untuk memanfaatkan tenaga kerja keluarga sebaik-baiknya. Namun dilihat dari analisis elastisitas, respons alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah sapi-perah TKDS terhadap alokasi tenaga kerja luar keluarga pada usahatani adalah in- elastis atau tidak responsif . Peubah alokasi tenaga kerja keluarga pada luar usahatani TKDUL memiliki tanda koefisien parameter positif sesuai hipotesis yang diharapkan, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap alokasi tenaga-kerja luar keluarga pada usahatani rumput-gajah sapi-perah TKLS. Ini berarti, bahwa semakin meningkat alokasi tenaga kerja keluarga pada luar usahatani, maka semakin meningkat pula alokasi tenaga-kerja luar keluarga yang disewa pada usahatani rumput-gajah sapi-perah TKLS. Hal ini mudah dipahami, karena semakin banyak tenaga kerja keluarga yang bekerja di luar usahatani, maka rumahtangga petani memerlukan banyak tenaga kerja yang disewa dari luar keluarga. Namun apabila dilihat dari analisis elastisitas, respons alokasi tenaga-kerja luar keluarga pada usahatani rumput-gajah sapi-perah terhadap alokasi tenaga-kerja keluarga pada luar usahatani adalah in-elastis.

6.3.2. Alokasi Tenaga-kerja

Keluarga pada Usahatani Rumput-Gajah Hasil pendugaan persamaan alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah TKDRG menunjukkan bahwa semua koefisien peubah penjelas memiliki tanda yang telah sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, sebagaimana disajikan pada Tabel 47. Tabel 47. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Alokasi Tenaga- kerja Keluarga pada Usahatani Rumput-gajah Peubah Parameter dugaan t-hitung Taraf- nyata Elastisitas 1 2 3 4 5 INTERCEP 219.1408 1.38 0.1808 UUDRG Upah pd usahatani rumput-gajah -5.61959 -1.17 0.2515 -1.141168217 LRG Luas lahan garapan 405.0101 1.77 0.0888 0.343105459 TKDS Tenaga kerja keluarga pada sapi 0.156839 6.61 .0001 0.58300066 TKDUL Tenaga kerja kel. pd luar ut -0.00914 -0.26 0.7933 -0.00874571 Koefisien Determinasi R 2 = 0.87395 Nilai F hit = 45.07 Sumber : Analisis Ekonometrik dari data primer Dari hasil pendugaan pada Tabel 47 tersebut, terlihat bahwa koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.87395 yang berarti bahwa, keragaman alokasi tenaga-kerja luar keluarga yang disewa pada usahatani rumput-gajah sapi-perah sebesar 87.39 persen dapat dijelaskan oleh keempat peubah penjelasnya, yaitu upah tenaga kerja pada usahatani rumput-gajah UUDRG, luas lahan garapan LRG, tenaga kerja keluarga pada usahatani sapi-perah TKDS, serta alokasi tenaga-kerja keluarga pada luar usahatani TKDUL. Uji-F hitung sebesar 45.07 adalah lebih besar daripada F 4.26 = 4.14 pada tingkat kepercayaan ߙ = 1 persen, yang berarti bahwa secara bersama-sama peubah penjelas dari persamaan alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah dapat menjelaskan secara sangat baik perilaku alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah. Peubah upah tenaga kerja pada usahatani rumput-gajah UUDRG memiliki tanda koefisien paramater negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, namun tidak berpengaruh nyata terhadap alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah. Ini berarti, bahwa semakin tinggi upah tenaga kerja pada rumput-gajah, maka alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah akan semakin menurun. Hal ini mudah dipahami, karena semakin tinggi upah tenaga kerja pada usahatani rumput-gajah, maka permintaan tenaga kerja keluarga yang bekerja pada usahatani rumput-gajah akan semakin berkurang, meskipun tenaga kerja keluarga dalam penelitian ini tidak diperhitungkan sebagai tenaga kerja yang harus dibayar. Dilihat dari elastisitas, respons alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah adalah bersifat elastis terhadap upah tenaga kerja pada usahatani rumput-gajah dengan nilai elastisitas sebesar -1.141168217. Peubah luas lahan garapan LRG memiliki tanda koefisien parameter positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, namun tidak berpengaruh-nyata terhadap alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah TKDRG. Ini berarti semakin luas lahan garapan rumput-gajah, maka semakin dibutuhkan tenaga-kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah TKDRG untuk menggarapnya. Hal ini logis, karena semakin luas lahan garapan, maka tenaga- kerja keluarga yang diperlukan sebagai pengolah dan pengelola lahan tersebut akan semakin besar pula. Namun dilihat dari elastisitas, terlihat bahwa respons alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah tidak elastis terhadap luas lahan garapan. Peubah tenaga kerja keluarga pada usahatani sapi-perah TKDS, memiliki tanda koefisien parameter positif sesuai hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 1 satu persen terhadap alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah. Ini berarti, bahwa semakin meningkat tenaga kerja keluarga pada usahatani sapi-perah, maka semakin meningkat pula alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah. Hal ini dapat dipahami, karena usahatani rumput-gajah terintegrasi dengan usaha sapi-perah, sehingga semakin besar tenaga kerja keluarga pada usahatani sapi-perah, maka akan semakin besar pula alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani rumput- gajah, karena semakin banyak kebutuhan rumput-gajah yang dikonsumsi oleh ternak sapi. Namun apabila dilihat dari analisis elastisitas, respons alokasi tenaga- kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah terhadap tenaga kerja keluarga pada usahatani sapi-perah adalah in-elastis. Peubah alokasi tenaga kerja keluarga yang bekerja di luar usahatani TKDUL memiliki tanda koefisien parameter negatif sesuai hipotesis yang diharapkan, tetapi berpengaruh tidak-nyata terhadap alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah TKDRG. Ini berarti, bahwa semakin meningkat alokasi tenaga kerja keluarga yang bekerja di luar usahatani rumput-gajah TKDUL, maka semakin berkurang alokasipermintaan tenaga-kerja luar keluarga pada usahatani rumput-gajah. Hal ini dapat dipahami, karena semakin besar alokasi tenaga kerja keluarga yang bekerja di luar usahatani TKDUL, maka tentu saja akan semakin berkurang tenaga kerja keluarga yang berkerja pada usahatani rumput-gajah.

6.3.3. Alokasi Tenaga-kerja

Keluarga pada Usahatani Sapi-perah Hasil pendugaan persamaan alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani sapi-perah TKDS menunjukkan bahwa semua koefisien peubah penjelas memiliki tanda yang telah sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, sebagaimana disajikan pada Tabel 48. Tabel 48. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Alokasi Tenaga-kerja Keluarga pada Usahatani Sapi-perah Peubah Parameter dugaan t-hitung Taraf- nyata Elastisitas 1 2 3 4 5 INTERCEP 1469.557 2.29 0.0304 UUDS Upah tenaga kerja sapi-perah -32.6421 -1.96 0.0602 -1.832678861 TKLS TK luar keluarga pada usahatani sapi -2.08025 -1.92 0.0653 -0.712809731 TKDRG TK keluarga pada rumput-gajah 4.267731 4.40 0.0002 1.885047605 UKK Umur kepala keluarga -1.70125 -0.47 0.6444 -0.177435293 Koefisien Determinasi R 2 = 0.88240 Nilai F hit = 48.77 Sumber : Analisis Ekonometrik dari data primer Dari hasil pendugaan pada Tabel 48 tersebut, terlihat bahwa koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.88240 yang berarti bahwa, keragaman alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani sapi-perah TKDS sebesar 88.24 persen dapat dijelaskan oleh keempat peubah penjelasnya, yaitu peubah upah tenaga kerja pada usahatani sapi-perah UUDS, alokasi tenaga luar keluarga yang disewa pada usahatani sapi TKLS, dan alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah TKDRG, serta usia kepala keluarga UKK. Uji-F hitung sebesar 48.77 adalah lebih besar daripada F 4,26 = 4.14 pada tingkat kepercayaan ߙ = 1 persen, yang berarti bahwa secara bersama-sama peubah penjelas dari persamaan alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani sapi- perah dapat menjelaskan secara sangat baik perilaku alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani sapi-perah. Peubah upah tenaga kerja pada usahatani sapi-perah UUDS memiliki tanda koefisien parameter yang negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 10 sepuluh persen terhadap alokasi tenaga- kerja keluarga pada usahatani sapi-perah. Ini berarti bahwa semakin besar upah tenaga kerja pada usahatani sapi-perah, maka semakin berkurang permintaanalokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani sapi-perah. Hal ini dapat dipahami, karena semakin besar upah tenaga kerja pada usahatani sapi-perah maka semakin berkurang permintaanalokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani sapi-perah. Analisis elastisitas menunjukkan, bahwa respons alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani sapi-perah adalah responsif elastis terhadap upah tenaga kerja pada usahatani sapi-perah. Peubah jumlah tenaga-kerja luar keluarga yang disewa pada usahatani TKLS memiliki tanda koefisien parameter negatif sesuai hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 10 sepuluh persen terhadap alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani sapi-perah. Ini berarti, bahwa semakin meningkat jumlah tenaga-kerja luar keluarga yang disewa pada usahatani, maka semakin berkurang pula alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani sapi-perah. Hal ini mudah dipahami, karena semakin banyak tenaga-kerja luar keluarga yang disewa pada usahatani TKLS, maka alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani sapi-perah semakin berkurang. Sapi-perah adalah aset hidup yang harus dipelihara dan dikelola secara sungguh-sungguh, sehingga pengelolaannya tidak dapat dilakukan secara amatiran. Karena itu dibutuhkan tenaga kerja luar keluarga yang profesional, baik dari sisi jumlah maupun kualitas. Dilihat dari analisis elastisitas, respons alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani sapi-perah terhadap alokasi tenaga-kerja luar keluarga yang disewa pada usahatani adalah tidak responsifin-elastis. Peubah alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah TKDRG memiliki tanda koefisien parameter positif sesuai hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 satu persen terhadap alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani sapi-perah. Ini berarti, bahwa semakin meningkat alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani rumput- gajah, maka semakin meningkat pula alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani sapi-perah, karena keduanya saling melengkapi komplementer. Hal ini dapat dipahami, karena semakin besar alokasi tenaga kerja keluarga pada usahatani rumput-gajah TKDRG, maka petani semakin memerlukan tenaga kerja pada pengelolaan usaha sapi-perah mengingat bahwa sapi-perah memerlukan pemeliharaan yang sangat intensif. Akibatnya alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani sapi-perah semakin meningkat. Dilihat dari analisis elastisitas pun, respons alokasi tenaga-kerja pada usahatani rumput-gajah terhadap alokasi tenaga kerja keluarga pada luar usahatani adalah elastis responsif. Peubah umur kepala keluarga UKK memiliki tanda koefisien parameter yang negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani sapi-perah. Ini berarti bahwa semakin tua umur kepala keluarga, maka semakin berkurang alokasi tenaga-kerja keluarga pada luar usahatani sapi-perah. Hal ini dapat dipahami, karena semakin tua umur kepala keluarga, maka semakin menurun kemampuannya untuk bekerja memelihara sapi-perah yang sangat memerlukan ketahanan fisik yang prima.

6.3.4. Alokasi Tenaga-kerja

Keluarga pada Luar Usahatani Hasil pendugaan persamaan alokasi tenaga-kerja keluarga pada luar usahatani sapi-perah TKDUL menunjukkan bahwa semua koefisien peubah penjelas memiliki tanda yang telah sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, sebagaimana disajikan pada Tabel 49. Tabel 49. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Alokasi Tenaga- kerja Keluarga pada Luar Usahatani Peubah Parameter dugaan t-hitung Taraf- nyata Elastisitas 1 2 3 4 5 INTERCEP -322.817 -1.83 0.0793 UUL Upah tenaga kerja luar usahatani 11.96616 4.68 .0001 0.892691891 TEXP Total pengeluaran rumahtangga 0.008415 0.62 0.5432 0.51665672 UKK Umur kepala keluarga 1.894592 0.64 0.5275 0.4675340926 CTOS Total biaya usahatani sapi-perah 0.006151 0.84 0.4071 1.0222164028 Koefisien Determinasi R 2 = 0.56187 Nilai F hit = 8.34 Sumber : Analisis Ekonometrik dari data primer Dari hasil pendugaan pada Tabel 49 tersebut, terlihat bahwa koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.56187 yang berarti bahwa, keragaman alokasi tenaga-kerja keluarga pada luar usahatani sapi-perah TKDUL sebesar 56.19 persen dapat dijelaskan oleh keempat peubah penjelasnya, yaitu peubah upah tenaga kerja pada luar usahatani sapi-perah UUL, total pengeluaran rumahtangga TEXP, umur kepala keluarga UKK, serta total biaya usahatani sapi-perah CTOS. Uji-F hitung sebesar 8.34 adalah lebih besar daripada F 4,26 = 4.14 pada tingkat kepercayaan ߙ = 1 persen, yang berarti bahwa secara bersama-sama peubah penjelas dari persamaan alokasi tenaga-kerja keluarga pada luar usahatani sapi-perah dapat menjelaskan secara sangat baik perilaku alokasi tenaga-kerja keluarga pada usahatani sapi-perah. Peubah upah tenaga kerja pada luar usahatani sapi-perah UUL memiliki tanda koefisien parameter yang positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 satu persen terhadap alokasi tenaga- kerja keluarga pada luar usahatani sapi-perah. Ini berarti bahwa semakin besar upah tenaga kerja pada luar usahatani sapi-perah, maka semakin meningkat alokasi tenaga-kerja keluarga pada luar usahatani sapi-perah. Hal ini dapat dipahami, karena semakin besar upah tenaga kerja pada luar usahatani sapi-perah maka semakin meningkat alokasi tenaga kerja keluarga pada luar usahatani yang ditawarkan. Peubah pengeluaran rumahtangga total TEXP memiliki tanda koefisien parameter yang positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap alokasi tenaga-kerja keluarga pada luar usahatani sapi-perah. Ini berarti bahwa semakin besar pengeluaran rumahtangga, maka semakin meningkat alokasi tenaga-kerja keluarga pada luar usahatani sapi- perah. Hal ini dapat dipahami, karena semakin besar pengeluaran rumahtangga total maka semakin meningkat alokasi tenaga-kerja keluarga pada luar usahatani sapi-perah untuk mencari pendapatan tambahan di luar usahatani. Peubah usia kepala keluarga UUK memiliki tanda koefisien parameter yang positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap alokasi tenaga-kerja keluarga pada luar usahatani sapi-perah. Ini berarti bahwa semakin tua usia kepala keluarga, maka semakin bertambah alokasi tenaga-kerja keluarga pada luar usahatani sapi-perah. Hal ini dapat dipahami, karena semakin tua usia kepala keluarga maka semakin menurun kemampuannya untuk bekerja memelihara sapi-perah, sehingga semakin tua umur kepala keluarga memilih bekerja di luar usahatani. Bekerja pada usahatani sapi-perah memerlukan tenaga yang prima. Peubah biaya total usahatani sapi-perah CTOS memiliki tanda koefisien parameter positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap alokasi tenaga-kerja keluarga pada luar usahatani sapi-perah. Ini berarti bahwa semakin besar biaya total usahatani sapi-perah, maka semakin meningkat alokasi tenaga-kerja keluarga pada luar usahatani sapi-perah. Hal ini dapat dipahami, karena semakin besar biaya total usahatani rumput-gajah sapi- perah maka semakin mendorong petani untuk bekerja pada luar usahatani.

6.3.5. Penggunaan Pupuk pada Usahatani Rumput-gajah

Hasil pendugaan persamaan penggunaan pupuk pada usahatani rumput- gajah PPKRG menunjukkan bahwa semua koefisien peubah penjelas memiliki tanda yang telah sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, sebagaimana disajikan pada Tabel 50. Tabel 50. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Penggunaan Pupuk Peubah Parameter dugaan t-hitung Taraf- nyata Elastisitas 1 2 3 4 5 INTERCEP -30845.8 -3.42 0.0020 HPPKRG Harga pupuk -18389.9 -0.35 0.7269 -0.917507264 HSS Harga jual susu 11691.15 6.42 .0001 11.6858951 LRG Luas lahan garapan 9314.649 2.42 0.0225 0.464925012 Koefisien Determinasi R 2 = 0.87488 Nilai F hit = 62.93 Sumber : Analisis Ekonometrik dari data primer Dari hasil pendugaan pada Tabel 50 tersebut, terlihat bahwa koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.87488 yang berarti bahwa, keragaman penggunaan pupuk pada usahatani rumput-gajah sebesar 87.49 persen dapat dijelaskan oleh ketiga peubah penjelasnya, yaitu peubah harga pupuk HPPKRG, harga susu sapi yang dihasilkan petani HSS, dan luas lahan garapan rumput- gajah LRG. Uji-F hitung sebesar 62.93 adalah lebih besar daripada F 3,27 = 4.6 pada tingkat kepercayaan ߙ = 1 persen, yang berarti bahwa secara bersama-sama peubah penjelas dari persamaan penggunaan pupuk pada usahatani rumput-gajah dapat menjelaskan secara sangat baik perilaku penggunaan pupuk pada usahatani rumput-gajah. Peubah harga pupuk HPPKRG memiliki tanda koefisien parameter yang negatif, sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, namun berpengaruh tidak nyata terhadap penggunaan pupuk pada usahatani rumput-gajah. Ini berarti bahwa semakin meningkat harga pupuk, maka semakin berkurang penggunaan pupuk pada usahatani rumput-gajah. Hal ini logis karena semakin meningkat harga pupuk maka permintaan pupuk penggunaan pupuk akan menurun. Namun dilihat dari hasil analisis elastisitas, respons penggunaan pupuk pada usahatani rumput-gajah adalah in-elastis tidak responsif terhadap harga pupuk. Peubah harga susu sapi yang dihasilkan petani HSS memiliki tanda koefisien parameter positif sesuai hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 1 satu persen terhadap penggunaan pupuk pada usahatani rumput-gajah. Ini berarti, bahwa semakin meningkat harga susu sapi yang dihasilkan petani HSS, maka semakin meningkat pula penggunaan pupuk pada usahatani rumput-gajah. Hal ini dapat dipahami, karena semakin meningkat harga susu sapi maka pendapatan petani akan meningkat sehingga kemampuan petani untuk membeli pupuk pun semakin meningkat pula. Dilihat dari analisis elastisitas, respons penggunaan pupuk pada usahatani rumput-gajah adalah elastis responsif terhadap harga susu sapi, sehingga peubah harga output susu-sapi merupakan variabel yang penting. Peubah luas lahan garapan rumput-gajah LRG memiliki tanda koefisien parameter positif sesuai hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 5 lima persen terhadap penggunaan pupuk pada usahatani rumput-gajah. Ini berarti, bahwa semakin meningkat luas lahan garapan rumput-gajah, maka semakin meningkat pula penggunaan pupuk pada usahatani rumput-gajah. Hal ini dapat dipahami, bahwa semakin meningkat luas lahan garapan rumput-gajah, maka semakin besar pupuk yang diperlukan. Dengan perkataan lain penggunaan pupuk pada usahatani rumput-gajah pun meningkat. Namun dilihat dari analisis elastisitas, respons penggunaan pupuk pada usahatani rumput-gajah terhadap luas lahan garapan rumput-gajah adalah in-elastis.

6.3.6. Penggunaan Obat pada Usahatani Rumput-gajah

Hasil pendugaan persamaan penggunaan obat pada usahatani rumput-gajah OBTRG menunjukkan bahwa semua koefisien peubah penjelas memiliki tanda yang telah sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, sebagaimana disajikan pada Tabel 51. Tabel 51. Hasil Pendugaan Parameter Penggunaan Obat Peubah Parameter dugaan t-hitung Taraf- nyata Elastisitas 1 2 3 4 5 INTERCEP -27.1380 -0.53 0.6036 HOBTRG Harga obat untuk usahatani -2.15748 -2.49 0.0194 -17.09982257 HSS Harga susu-sapi 40.40616 3.30 0.0027 22.73455027 LRG Luas lahan garapan rumput-gajah 15.71534 0.65 0.5203 0.441544252 Koefisien Determinasi R 2 = 0.60676 Nilai F hit = 13.89 Sumber : Analisis Ekonometrik dari data primer Dari hasil pendugaan pada Tabel 51 tersebut, terlihat bahwa koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.60676 yang berarti bahwa, keragaman penggunaan obat pada usahatani rumput-gajah sebesar 60.68 persen dapat dijelaskan oleh ketiga peubah penjelasnya, yaitu peubah harga obat HOBTRG dan harga susu sapi yang dihasilkan petani HSS, serta luas lahan garapan rumput-gajah LRG. Uji-F hitung sebesar 13.89 adalah lebih besar daripada F 3,27 = 4.6 pada tingkat kepercayaan ߙ = 1 persen, yang berarti bahwa secara bersama-sama peubah penjelas dari persamaan penggunaan obat pada usahatani rumput-gajah dapat menjelaskan secara sangat baik perilaku penggunaan obat pada usahatani rumput-gajah. Peubah harga obat HOBTRG memiliki tanda koefisien parameter yang negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 5 lima persen terhadap penggunaan obat pada usahatani rumput-gajah. Ini berarti bahwa semakin tinggi harga obat, maka semakin berkurang penggunaan obat pada usahatani rumput-gajah. Hal ini dapat dimengerti, karena semakin tinggi harga obat HOBTRG, maka kemampuan petani untuk membeli obat menjadi semakin berkurang. Apabila dilihat dari hasil analisis elastisitas, maka respon penggunaan obat pada usahatani rumput-gajah terhadap harga obat adalah elastis responsif. Peubah harga susu sapi yang dihasilkan petani HSS memiliki tanda koefisien parameter positif sesuai hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 1 satu persen terhadap penggunaan obat pada usahatani rumput-gajah. Ini berarti, bahwa semakin meningkat harga susu sapi yang dihasilkan petani HSS, maka semakin meningkat pula penggunaan obat pada usahatani rumput-gajah. Hal ini dapat dipahami, karena semakin meningkat harga susu sapi maka pendapatan petani akan meningkat sehingga kemampuan petani untuk membeli obat pun semakin meningkat pula. Dilihat dari analisis elastisitas, respons penggunaan obat pada usahatani rumput-gajah adalah sangat elastis responsif terhadap harga susu sapi, sehingga peubah harga output susu-sapi merupakan variabel yang penting. Peubah luas lahan garapan rumput-gajah LRG memiliki tanda koefisien parameter positif sesuai hipotesis yang diharapkan, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap penggunaan obat pada usahatani rumput-gajah. Ini berarti, bahwa semakin meningkat luas lahan garapan rumput-gajah, maka semakin meningkat pula penggunaan obat pada usahatani rumput-gajah. Hal ini adalah logis, karena semakin luas lahan garapan rumput-gajah maka kebutuhan obat semakin meningkat, sehingga penggunaan obat untuk usahatani pun meningkat. Namun dilihat dari analisis elastisitas, respons penggunaan obat pada usahatani rumput- gajah terhadap luas lahan garapan rumput-gajah adalah in-elastis tidak responsif.

6.3.7. Penggunaan Bibit pada Usahatani Rumput-gajah

Analisis pendugaan terhadap parameter persamaan penggunaan bibit rumput-gajah BBTRG menunjukkan bahwa semua tanda koefisien peubah bebas yang dimasukkan telah sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, sebagaimana disajikan pada Tabel 52. Tabel 52. Hasil Pendugaan Parameter Penggunaan Bibit Rumput-gajah Peubah Parameter dugaan t-hitung Taraf- nyata Elastisitas 1 2 3 4 5 Intersep 48.98605 0.11 0.9117 HBBTRG Harga bibit rumput-gajah -1686.09 -0.39 0.7028 -0.284189826 LRG Luas lahan garapan 3226.009 1.66 0.1090 0.918846166 IT Pendapatan total rumahtangga 0.004708 0.77 0.4499 0.287923069 Koefisien Determinasi R 2 = 0.54912 Nilai F hit = 10.96 Sumber : Analisis Ekonometrik dari data primer Koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.54912, yang berarti bahwa penggunaan bibit rumput-gajah BBTRG sebesar 54.91 persen dapat dijelaskan oleh ketiga peubah penjelasnya, yaitu peubah harga bibit rumput-gajah HBBTRG, luas lahan garapan LRG, dan pendapatan total rumahtangga petani rumput-gajah sapi-perah IT. Uji-F hitung sebesar 10.96 adalah lebih besar daripada F 3,27 = 4.6 pada tingkat kepercayaan ߙ = 1 persen, yang berarti bahwa secara bersama-sama peubah penjelas dari persamaan penggunaan bibit rumput-gajah BBTRG dapat menjelaskan secara sangat baik perilaku penggunaan bibit rumput-gajah, sebagaimana tertera pada Tabel 52. Peubah harga bibit rumput-gajah HBBTRG memiliki tanda koefisien parameter yang negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, namun berpengaruh tidak nyata terhadap penggunaan bibit pada usahatani rumput-gajah. Ini berarti bahwa semakin tinggi harga bibit rumput-gajah, maka semakin berkurang penggunaan bibit pada usahatani rumput-gajah. Hal ini dapat dimengerti, karena semakin tinggi harga bibit HBBTRG, maka kemampuan petani untuk membeli bibit menjadi semakin berkurang. Apabila dilihat dari hasil analisis elastisitas, maka respon penggunaan bibit pada usahatani rumput- gajah terhadap harga bibit adalah tidak elastis tidak responsif. Peubah luas lahan garapan LRG memiliki tanda koefisien parameter positif sesuai hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 5 lima persen terhadap penggunaan pupuk pada usahatani rumput-gajah. Ini berarti, bahwa semakin meningkat luas lahan garapan rumput-gajah LRG, maka semakin meningkat pula penggunaan bibit pada usahatani rumput-gajah. Hal ini dapat dipahami, karena semakin meningkat luas lahan garapan maka petani akan semakin memerlukan banyak bibit rumput-gajah. Namun dilihat dari analisis elastisitas, respons penggunaan bibit pada usahatani rumput-gajah terhadap luas lahan garapan rumput-gajah adalah in-elastis tidak responsif. Peubah pendapatan total rumahtangga petani IT memiliki tanda koefisien parameter positif sesuai hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 5 lima persen terhadap penggunaan bibit pada usahatani rumput-gajah. Ini berarti, bahwa semakin meningkat pendapatan total rumahtangga petani, maka semakin meningkat pula penggunaan bibit pada usahatani rumput-gajah. Hal ini adalah logis, karena semakin meningkat pendapatan total petani maka kemampuan petani untuk membeli bibit rumput-gajah semakin meningkat, sehingga penggunaan bibit untuk usahatani pun meningkat. Namun dilihat dari analisis elastisitas, respons penggunaan bibit pada usahatani rumput-gajah terhadap pendapatan total rumahtangga petani adalah in-elastis tidak responsif.

6.3.8. Luas Lahan Garapan Rumput-gajah

Hasil pendugaan persamaan luas lahan garapan rumput-gajah LRG menunjukkan bahwa semua koefisien peubah penjelas memiliki tanda yang telah sesuai dengan hipotesis yang diharapkan sebagaimana disajikan pada Tabel 53. Tabel 53. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Luas Lahan Garapan Rumput-gajah Peubah Parameter dugaan t-hitung Taraf- nyata Elastisitas 1 2 3 4 5 INTERCEP 0.048620 5.00 .0001 IT Pendapatan total 2.232E-6 7.71 .0001 0.479244 KR Kreditpinjaman rumahtangga 6.477E-6 2.86 0.0080 0.220944 Koefisien Determinasi R 2 = 0.84462 Nilai F hit = 76.10 Sumber : Analisis Ekonometrik dari data primer Dari hasil pendugaan pada Tabel 53 tersebut, terlihat bahwa koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.84462 yang berarti bahwa, keragaman luas lahan garapan rumput-gajah LRG sebesar 84.46 persen dapat dijelaskan oleh kedua peubah penjelasnya, yaitu peubah pendapatan total rumahtangga IT dan besarnya kreditpinjaman rumahtangga KR. Uji-F hitung sebesar 76,10 adalah lebih besar daripada F 2,28 = 5.45 pada tingkat kepercayaan ߙ = 1 persen, yang berarti bahwa secara bersama-sama peubah penjelas dari persamaan luas lahan garapan rumput-gajah LRG dapat menjelaskan secara sangat baik perilaku luas lahan garapan rumput-gajah LRG. Peubah pendapatan total rumahtangga IT memiliki tanda koefisien parameter yang positif dan berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 satu persen terhadap luas lahan garapan rumput-gajah. Ini berarti bahwa semakin tinggi pendapatan total rumahtangga IT, maka semakin meningkat luas lahan garapan rumput-gajah yang diperlukan. Hal ini logis karena semakin besar pendapatan total rumahtangga maka semakin memiliki kemampuan untuk mengelola lahan garapannya. Namun karena memperluas lahan garapan andil bergantung pada kebijakan dan keputusan Perum Perhutani, maka hal tersebut tidak mudah untuk direalisasikan. Dilihat dari analisis elastisitas juga menunjukkan, bahwa respons luas lahan garapan rumput-gajah terhadap pendapatan total rumahtangga adalah in-elastis tidak responsif. Peubah besarnya kreditpinjaman rumahtangga KR memiliki tanda koefisien parameter positif sesuai hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 1 satu persen terhadap luas lahan garapan rumput-gajah. Ini berarti, bahwa semakin meningkat besarnya kreditpinjaman rumahtangga KR, maka semakin meningkat pula luas lahan garapan rumput-gajah yang dikelola. Hal ini dapat dimengerti, karena semakin meningkat kreditpinjaman rumahtangga KR, maka mendorong rumahtangga petani untuk berkemampuan memperluas lahan-garapannya, meskipun hal tersebut sulit untuk dilakukan, karena adanya keterbatasan luas lahan garapan andil yang dibagikan kepada petani. Untuk kasus rumput-gajah, penambahan luas lahan garapan masih logis untuk dilakukan karena kebutuhannya tidak seluas lahan garapan kopi. Tetapi dilihat dari analisis elastisitas menunjukkan, bahwa respons luas lahan garapan rumput-gajah terhadap besarnya kreditpinjaman rumahtangga KR adalah in-elastis tidak responsif.

6.3.9. Produktivitas Usahatani Rumput-gajah

Hasil pendugaan persamaan produktivitas usahatani rumput-gajah YIELD menunjukkan bahwa semua koefisien peubah penjelas memiliki tanda yang telah sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, sebagaimana disajikan pada Tabel 54. Tabel 54. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Produktivitas Usahatani Rumput-gajah Peubah Parameter dugaan t-hitung Taraf- nyata Elastisitas 1 2 3 4 5 INTERCEP 392.2422 57.48 .0001 BBTRG Penggunaan bibit 0.015604 1.92 0.0660 0.020499618 UKK Usia kepala keluarga -0.06324 -0.81 0.4278 -0.006595743 TKLS TK luar keluarga pada usahatani sapi 0.031184 1.24 0.2271 0.010685379 Koefisien Determinasi R 2 = 0.15279 Nilai F hit = 1.62 Sumber : Analisis Ekonometrik dari data primer Dari hasil pendugaan pada Tabel 54 tersebut, terlihat bahwa koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.15279 relatif kecil yang berarti bahwa, keragaman produktivitas usahatani rumput-gajah sebesar 15.28 persen dapat dijelaskan oleh ketiga peubah penjelasnya, yaitu peubah penggunaan bibit untuk budidaya rumput-gajah BBTRG, umur kepala keluarga UKK, serta alokasi tenaga-kerja luar keluarga yang disewa TKLS. Uji-F hitung sebesar 1.62 adalah lebih kecil daripada F 3,27 = 2.92 pada tingkat kepercayaan ߙ = 5 persen, yang berarti bahwa secara bersama-sama peubah penjelas dari persamaan produktivitas usahatani rumput-gajah kurang dapat menjelaskan secara baik perilaku rumahtangga petani terkait dengan produktivitas usahatani rumput-gajah. Dilihat dari analisis elastisitas menunjukkan bahwa respon produktivitas usahatani rumput-gajah terhadap ketiga peubah-bebasnya adalah in-elastis atau tidak responsif. Peubah penggunaan bibit untuk budidaya rumput-gajah BBTRG memiliki tanda koefisien parameter yang positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, namun berpengaruh tidak-nyata terhadap produktivitas usahatani rumput-gajah. Ini berarti bahwa semakin tinggi penggunaan bibit untuk budidaya rumput-gajah BBTRG, maka semakin meningkat produktivitas usahatani rumput-gajah, karena jumlah bibit yang digunakan yang berkualitas sudah tentu akan meningkatkan produktivitas lahan garapan. Namun dilihat dari analisis elastisitas menunjukkan bahwa, respons produktivitas usahatani rumput-gajah terhadap penggunaan bibit untuk budidaya rumput-gajah adalah in-elastis atau tidak responsif. Peubah umur kepala keluarga UKK memiliki tanda koefisien parameter yang negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas usahatani rumput-gajah. Ini berarti bahwa semakin meningkat umur kepala keluarga UKK, maka semakin berkurang produktivitas usahatani rumput-gajah. Hal ini dapat dijelaskan, bahwa semakin meningkat umur kepala keluarga UKK maka semakin berkurang kemampuan fisik kepala rumahtangga untuk menangani pekerjaan pemeliharaan rumput-gajah sapi- perah. Beban pekerjaan pemeliharaan rumput-gajah sapi-perah adalah pekerjaan yang sangat berat sehingga memerlukan tenaga-kerja yang fitsehat. Apabila pekerjaan ini ditangani oleh orang yang berusia tua, maka produktivitas pun akan berkurang. Namun analisis elastisitas menunjukkan bahwa respon produktivitas usahatani rumput-gajah terhadap umur kepala keluarga adalah in- elastis atau tidak responsif. Peubah alokasi tenaga-kerja luar keluarga yang disewa TKLS memiliki tanda koefisien parameter positif sesuai hipotesis yang diharapkan, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas usahatani rumput-gajah. Ini berarti, bahwa semakin meningkat alokasi tenaga-kerja luar keluarga yang disewa TKLS, maka semakin meningkat pula produktivitas usahatani rumput-gajah. Hal ini dapat dijelaskan, bahwa semakin meningkat alokasi tenaga-kerja luar keluarga yang disewa TKLS, maka produktivitas lahan akan meningkat, karena pekerjaan budidaya rumput-gajah sapi-perah masih banyak bergantung pada peranserta tenaga fisik petani secara langsung. Karena itu semakin banyak tenaga luar keluarga yang disewa TKLS, maka semakin meningkat produktivitas lahannya. Namun apabila dilihat dari analisis elastisitas, maka respon produktivitas usahatani rumput-gajah terhadap alokasi tenaga-kerja luar keluarga yang disewa TKLS adalah in-elastis koefisien elatisitas hanya 0.010685379 atau tidak responsif. Dengan demikian respons produktivitas ushatani rumput-gajah bersifat in-elastis terhadap ketiga peubah-bebasnya.

6.3.10. Produksi Susu Sapi

Hasil pendugaan persamaan produksi susu PRODSS menunjukkan semua koefisien peubah penjelas memiliki tanda yang telah sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, sebagaimana disajikan pada Tabel 55. Dari hasil pendugaan pada Tabel 55 tersebut, terlihat bahwa koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.86982 yang berarti bahwa, keragaman persamaan produksi susu sapi sebesar 86.98 persen dapat dijelaskan oleh keempat peubah-penjelasnya, yaitu peubah jumlah makanan ternak sapi JMAK, pendapatan total rumahtangga IT, alokasi tenaga-kerja luar keluarga yang disewa TKLS, serta kreditpinjaman rumahtangga KR. Tabel 55. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Produksi Susu Peubah Parameter dugaan t-hitung Taraf- nyata Elastisitas 1 2 3 4 5 INTERCEP 2458.994 0.72 0.4763 JMAK Jumlah makanan ternak sapi 4.053594 2.32 0.0282 0.31853924 IT Pendapatan total rumahtangga 0.219179 4.88 .0001 2.348973584 TKLS Tenaga kerja luar keluarga pada usahatani 8.148936 0.83 0.4115 0.372467473 KR Kreditpinjaman rumahtangga 0.208230 0.66 0.5158 0.354542762 Koefisien Determinasi R 2 = 0.86982 Nilai F hit = 43.43 Sumber : Analisis Ekonometrik dari data primer Uji-F hitung sebesar 43.43 adalah lebih besar daripada F 4,26 = 4.14 pada tingkat kepercayaan ߙ = 1 persen, yang berarti bahwa secara bersama-sama peubah penjelas dari persamaan produksi susu sapi dapat menjelaskan secara sangat baik perilaku produksi susu sapi. Peubah jumlah makanan ternak sapi JMAK memiliki tanda koefisien parameter positif dan berpengaruh nyata pada taraf 5 lima persen terhadap produksi susu sapi. Ini berarti, bahwa semakin meningkat jumlah makanan ternak sapi JMAK, maka semakin banyak produksi susu yang dihasilkan. Hal ini dapat dimengerti, karena semakin banyak jumlah makanan ternak sapi JMAK yang dikonsumsi, maka petani dapat memproduksi susu sapi secara lebih produktif. Namun apabila dilihat dari analisis elastisitas, maka respons produksi susu terhadap total jumlah makanan ternak sapi JMAK, masih tidak elastis. Peubah pendapatan total rumahtangga IT memiliki tanda koefisien parameter positif sesuai hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 1 satu persen terhadap produksi susu. Ini berarti, bahwa semakin meningkat pendapatan total rumahtangga IT, maka semakin meningkat pula produksi- susunya. Hal ini dapat dimengerti, karena semakin besar pendapatan total rumahtangga IT, maka semakin banyak keleluasaan rumahtangga untuk membeli sarana-produksi yang lebih memadai dan memiliki kemampuan untuk membayar biaya sewa tenaga-kerja. Disamping itu dilihat dari analisis elastisitas, ternyata respons produksi susu terhadap pendapatan total rumahtangga IT adalah elastis responsif dengan besar koefisien-elatisitasnya adalah 2.359529974. Peubah alokasi tenaga-kerja luar keluarga yang disewa TKLS memiliki tanda koefisien parameter yang positif. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Ini berarti bahwa semakin meningkat alokasi tenaga-kerja luar keluarga yang disewa TKLS, maka semakin meningkat produksi susu sapi. Hal ini dapat dipahami, karena semakin banyak alokasi tenaga-kerja luar keluarga yang disewa TKLS maka petani semakin berkemampuan untuk meningkatkan produksi-susunya. Namun apabila dilihat dari hasil analisis elastisitas menunjukkan, bahwa respons produksi susu terhadap alokasi tenaga-kerja luar keluarga yang disewa TKLS adalah in-elastistidak responsif.

6.3.11. Pengeluaran Konsumsi Pangan

Hasil pendugaan persamaan pengeluaran konsumsi pangan KP menunjukkan bahwa semua koefisien peubah penjelas memiliki tanda yang telah sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, sebagaimana disajikan pada Tabel 56. Dari hasil pendugaan pada Tabel 56 tersebut, terlihat bahwa koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.8540 yang berarti bahwa, keragaman pengeluaran konsumsi pangan KP sebesar 85.40 persen dapat dijelaskan oleh ketiga peubah-penjelasnya, yaitu peubah tabungan rumahtangga TAB, pengeluaran non-pangan KL, dan pendapatan total rumahtangga IT. Tabel 56. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Pengeluaran Konsumsi Pangan Peubah Parameter dugaan t-hitung Taraf- nyata Elastisitas 1 2 3 4 5 INTERCEP 6459.766 3.02 0.0054 TAB Tabungan rumahtangga -0.53048 -5.18 .0001 -1.698677634 KL Konsumsi non-pangan -1.84379 -4.56 .0001 -0.527865765 IT Pendapatan total rumahtangga 0.507796 4.66 .0001 2.401752188 Koefisien Determinasi R 2 = 0.85840 Nilai F hit = 54.56 Sumber : Analisis Ekonometrik dari data primer Uji-F hitung sebesar 54.56 adalah lebih besar daripada F 3,27 = 4.6 pada tingkat kepercayaan ߙ = 1 persen, yang berarti bahwa secara bersama-sama peubah penjelas dari persamaan pengeluaran konsumsi pangan dapat menjelaskan secara baik perilaku pengeluaran konsumsi pangan KP. Peubah tabungan rumahtangga TAB memiliki tanda koefisien parameter yang negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 1 satu persen terhadap pengeluaran konsumsi pangan. Ini berarti bahwa semakin besar tabungan rumahtangga TAB, maka semakin berkurang pengeluaran konsumsi pangan. Hal ini dapat dijelaskan, bahwa semakin besar tabungan rumahtangga TAB maka semakin berkurang dana cash yang siap dibelanjakan, sehingga semakin meningkatnya tabungan rumahtangga TAB akan mengakibatkan pengeluaran konsumsi pangan KP menjadi berkurang menurun. Namun apabila dilihat dari analisis elastisitas, respons pengeluaran konsumsi pangan KP terhadap tabungan rumahtangga TAB adalah elastis responsif dengan koefisien elastisitas sebesar -1.698677634. Peubah pengeluaran konsumsi non-pangan KL memiliki tanda koefisien parameter negatif sesuai hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 satu persen terhadap pengeluaran konsumsi pangan KP. Ini berarti, bahwa semakin meningkat pengeluaran konsumsi non-pangan KL, maka semakin menurun pengeluaran konsumsi pangan KP. Hal ini dapat dijelaskan, bahwa semakin meningkat pengeluaran konsumsi non-pangan KL, maka alokasi dana untuk memenuhi konsumsi pangan KP menjadi berkurang karena keterbatasan dana yang dimiliki petani. Dengan demikian maka pengeluaran konsumsi pangan KP akan menjadi menurun. Namun apabila dilihat dari analisis elastisitas, maka respons pengeluaran konsumsi pangan KP terhadap pengeluaran konsumsi non-pangan KL adalah in-elastis tidak responsif. Peubah pendapatan total rumahtangga IT memiliki tanda koefisien parameter positif sesuai hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh sangat-nyata pada taraf 1 satu persen terhadap pengeluaran konsumsi pangan KP. Ini berarti, bahwa semakin meningkat pendapatan total rumahtangga IT, maka semakin meningkat pula pengeluaran konsumsi pangan KP. Hal ini adalah logis, karena semakin meningkat pendapatan total rumahtangga IT, maka pengeluaran konsumsi pangan KP pun meningkat. Dilihat dari analisis elastisitas, respons pengeluaran konsumsi pangan KP terhadap pendapatan total rumahtangga IT adalah elastis responsif.

6.3.12. Pengeluaran Investasi Sumberdaya Manusia

Hasil pendugaan persamaan pengeluaran investasi sumberdaya manusia INV menunjukkan bahwa semua koefisien peubah penjelas memiliki tanda yang telah sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, sebagaimana disajikan pada Tabel 57. Tabel 57. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Pengeluaran Investasi Sumberdaya Manusia Peubah Parameter dugaan t-hitung Taraf- nyata Elastisitas 1 2 3 4 5 INTERCEP -768.391 -0.42 0.6802 KP Konsumsi pangan -0.11511 -0.55 0.5852 -0.47701721 PDS Pendidikan suami 358.8610 1.98 0.0588 1.559257472 IT Pendapatan total rumahtangga 0.022321 0.35 0.7261 0.43749547 SHRRG Sharing produksi -0.05676 -0.02 0.9872 -0.257414921 Koefisien Determinasi R 2 = 0.14983 Nilai F hit = 1.15 Sumber : Analisis Ekonometrik dari data primer Dari hasil pendugaan pada Tabel 57 tersebut, terlihat bahwa koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.14983 yang berarti bahwa, keragaman investasi sumberdaya manusia INV sebesar 14.98 persen dapat dijelaskan oleh keempat peubah penjelasnya, yaitu peubah pengeluaran pangan KP, pendidikan suami PDS, dan pendapatan total rumahtangga IT, serta sharing produksi SHRRG. Uji-F hitung sebesar 1.15 adalah lebih kecil daripada F 4,26 = 2.74 pada tingkat kepercayaan ߙ = 5 persen, yang berarti bahwa secara bersama-sama peubah penjelas dari persamaan investasi sumberdaya manusia INV kurang dapat menjelaskan secara baik perilaku investasi sumberdaya manusia INV. Peubah pengeluaran pangan KP memiliki tanda koefisien parameter yang negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap investasi sumberdaya manusia INV. Ini berarti semakin besar pengeluaran pangan KP, maka semakin berkurang investasi sumberdaya manusia INV. Hal ini dapat dijelaskan, bahwa semakin besar pengeluaran pangan KP maka semakin berkurang dana cash yang siap dibelanjakan, sehingga semakin meningkatnya pengeluaran pangan akan mengakibatkan investasi sumberdaya manusia INV menjadi berkurang menurun. Namun apabila dilihat dari analisis elastisitas, respons investasi sumberdaya manusia INV terhadap pengeluaran pangan keluarga KP adalah in-elastistidak responsif. Peubah pendidikan suami PDS memiliki tanda koefisien parameter positif sesuai hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 10 sepuluh persen terhadap investasi sumberdaya manusia INV. Ini berarti, bahwa semakin meningkat pendidikan suami PDS, maka semakin meningkat pula investasi sumberdaya manusia INV. Hal ini dapat dijelaskan, bahwa semakin meningkat pendidikan suami PDS, maka kesadaran rumahtangga untuk mengalokasikan pengeluaran biaya pendidikan dan kesehatan semakin meningkat. Karena itu maka pengeluaran investasi sumberdaya manusia INV pun semakin meningkat. Apabila dilihat dari analisis elastisitas, respons investasi sumberdaya manusia INV terhadap pendidikan suami PDS adalah bersifat elastisresponsif.

6.3.13. Tabungan

Analisis pendugaan terhadap parameter persamaan tabungan rumahtangga TAB menunjukkan bahwa semua tanda koefisien peubah bebas yang dimasukkan telah sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, sebagaimana disajikan pada Tabel 58. Tabel 58. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Tabungan Peubah Parameter dugaan t-hitung Taraf- nyata Elastisitas 1 2 3 4 5 INTERSEP -67369.6 -4.87 .0001 RSS Penerimaan hasil penjualan susu 0.673837 8.38 .0001 1.555931244 TEXP Total pengeluaran rumahtangga -0.20673 -0.56 0.5832 -0.09862179 SBT Suku bunga tabungan 8408.505 4.09 0.0004 2.62303936 Koefisien Determinasi R 2 = 0.86079 Nilai F hit = 55.65 Sumber : Analisis Ekonometrik dari data primer Koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.86079, yang berarti bahwa keragaman tabungan rumahtangga TAB sebesar 86.08 persen dapat dijelaskan oleh ketiga peubah penjelasnya, yaitu peubah penerimaan hasil susu RSS, pengeluaran total rumahtangga TEXP, dan suku bunga tabungan SBT. Uji-F hitung sebesar 55.65 adalah lebih besar daripada F 3,27 = 4.6 pada tingkat kepercayaan ߙ = 1 persen, yang berarti bahwa secara bersama-sama peubah penjelas dari persamaan tabungan rumahtangga TAB dapat menjelaskan secara sangat baik perilaku tabungan rumahtangga petani, sebagaimana tertera pada Tabel 58. Peubah penerimaan hasil susu RSS memiliki tanda koefisien parameter yang positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 1 satu persen terhadap tabungan rumahtangga. Ini berarti, bahwa semakin besar penerimaan hasil susu RSS maka semakin meningkat tabungan rumahtangga. Hal ini dapat dimengerti, karena semakin besar penerimaan hasil susu RSS maka kesempatan rumahtangga untuk meningkatkan tabungan rumahtangga semakin terbuka. Analisis elastisitas juga menunjukkan, bahwa keputusan rumahtangga petani terkait dengan tabungan rumahtangga adalah responsif terhadap penerimaan hasil susu RSS dengan koefisien elastisitas sebesar 1.555931244. Peubah pengeluaran total rumahtangga TEXP memiliki tanda koefisien parameter yang negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tabungan rumahtangga petani. Ini berarti bahwa semakin besar pengeluaran total rumahtangga maka semakin berkurang tabungan rumahtangga petani. Hal ini dapat dimengerti, karena semakin besar pengeluaran total rumahtangga maka semakin berkurang dana cash yang siap untuk ditabung, sehingga semakin meningkatnya pengeluaran total rumahtangga akan mengakibatkan tabungan rumahtangga petani menjadi semakin berkurang menurun. Namun hasil analisis elastisitas menunjukkan, bahwa keputusan petani terkait dengan tabungan rumahtangga adalah tidak responsif in-elastis terhadap pengeluaran total rumahtangga petani. Peubah suku bunga tabungan SBT memiliki tanda koefisien parameter yang positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 1 satu persen terhadap tabungan rumahtangga. Ini berarti, bahwa semakin besar suku bunga tabungan SBT maka semakin meningkat pula tabungan rumahtangga. Hal ini dapat dimengerti, karena semakin besar suku bunga tabungan SBT, maka dana cash rumahtangga petani semakin meningkat, sehingga hal tersebut dapat mendorong peningkatan tabungan rumahtangga. Dana cash yang ada sementara ditabung sebelum rumahtangga petani memerlukannya dan dana cash tersebut akan diambil pada saat petani memerlukannya. Apabila dilihat dari hasil analisis-elastisitasnya, maka hasilnya menunjukkan bahwa keputusan rumahtangga petani terkait dengan tabungan rumahtangga adalah responsif elastis terhadap suku bunga tabungan SBT dengan koefisien elastisitas sebesar 2.62303836.

6.3.14. KreditPinjaman Rumahtangga

Analisis pendugaan terhadap parameter persamaan kreditpinjaman rumahtangga KR menunjukkan bahwa, semua tanda koefisien peubah bebas yang dimasukkan ke dalam persamaan telah sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, sebagaimana disajikan pada Tabel 59. Tabel 59. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan KreditPinjaman Peubah Parameter dugaan t-hitung Taraf- nyata Elastisitas 1 2 3 4 5 INTERSEP 8843.576 0.71 0.4820 SBP Suku bunga pinjaman -457.590 -0.62 0.5374 -1.443819131 CSPRS Biaya sarana produksi pada sapi 0.159724 4.31 0.0002 0.720238591 Koefisien Determinasi R 2 = 0.55764 Nilai F hit = 17.65 Sumber : Analisis Ekonometrik dari data primer Koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.55764, yang berarti bahwa keragaman kreditpinjaman rumahtangga sebesar 55.76 persen dapat dijelaskan oleh kedua peubah penjelasnya, yaitu peubah tingkat suku bunga pinjaman SBP dan peubah total biaya sarana produksi usahatani CSPRS. Nilai uji-F hitung, yaitu sebesar 17.65 adalah lebih besar daripada nilai F 3,55 = 4.6 pada taraf nyata ߙ = 1 , yang berarti bahwa secara bersama-sama peubah penjelas dari persamaan kreditpinjaman rumahtangga dapat menjelaskan dengan sangat baik perilaku rumahtangga petani terkait dengan kreditpinjaman rumahtangga, sebagaimana dapat diperiksa pada Tabel 59. Peubah sukubunga pinjaman SBP memiliki koefisien parameter yang bertanda negatif tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap kreditpinjaman rumahtangga petani. Ini berarti, bahwa meningkatnya suku bunga pinjaman SBP cenderung menurunkan keputusan rumahtangga petani untuk melakukan kreditpinjaman. Atau sebaliknya apabila sukubunga pinjaman diturunkan sebagai upaya membantu pengusaha skala mikro, maka akan memberi insentif bagi rumahtangga petani untuk meningkatkan kreditpinjamannya. Sukubunga pinjaman merupakan instrumen kebijakan yang penting, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap kreditpinjaman, karena dalam wawancarainterview sulit untuk mendapatkan angka kredit yang valid berdasarkan pengakuan petani. Apabila dilihat dari hasil analisis elastisitas menunjukkan bahwa, keputusan rumahtangga petani terkait dengan kreditpinjaman adalah responsif terhadap suku bunga pinjaman SBP dengan koefisien elastisitas sebesar -1.443819131. Peubah total biaya sarana produksi usahatani CSPR memiliki parameter dugaan bertanda positif seperti hipotesis yang diharapkan dan berpengaruh nyata pada taraf 1 persen persen terhadap peubah kreditpinjaman. Ini berarti bahwa meningkatnya total biaya sarana produksi usahatani CSPR, berpengaruh pada meningkatnya nilai kreditpinjaman rumahtangga petani. Hal ini dapat dipahami, karena semakin meningkatnya total biaya sarana produksi usahatani CSPR akan mendorong meningkatnya kreditpinjaman rumahtangga petani yang akan digunakan sebagai kapital untuk membeli kebutuhan input sarana produksi, baik berupa pupuk, obat, maupun bibit. Namun hasil analisis elastisitas menunjukkan bahwa, keputusan rumahtangga petani terkait dengan kreditpinjaman adalah tidak responsif terhadap total biaya sarana produksi usahatani.

6.4. Rangkuman Hasil Estimasi