Definisi dan Konsep Pengukuran

Analisa simulasi dilakukan terhadap model ekonomi rumahtangga petani PHBM, terdiri atas 12 skenario, yaitu : 1. Kenaikan harga input produksi 2. Kenaikan upah tenaga kerja. 3. Kombinasi skenario 1 2 4. Kenaikan harga output 5. Kombinasi skenario 3 4 6. Penurunan proporsi nilai sharing produksi. 7. Kombinasi skenario 3 6 8. Penurunan suku bunga pinjaman 9. Kombinasi skenario 3 8 10. Kenaikan luas lahan usahatani 11. Kombinasi skenario 3 10 12. Kenaikan pendapatan akibat program BLT Bantuan Langsung Tunai Tujuan simulasi adalah untuk merancang kebijakan pemberdayaan petani PHBM baik oleh pemerintah maupun perusahaan, dan untuk mengukur ketahanan ekonomi rumahtangga petani menghadapi kemungkinan perubahan eksternal.

4.8. Definisi dan Konsep Pengukuran

Definisi dan konsep pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai-berikut : 1. Rumahtangga adalah keluarga inti ditambah dengan orang-lain, baik kerabat maupun bukan kerabat yang tinggal di bawah satu atap. Anggota rumahtangga adalah semua orang yang biasanya tinggal di suatu rumahtangga, baik di rumah maupun yang sedang bepergian kurang dari 6 enam bulan. 2. Usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun atau lebih dengan tidak membedakan antara yang sedang bersekolah, mengurus rumahtangga, pensiun dan melaksanakan kegiatan lain. 3. Angkatan kerja adalah penduduk yang memiliki usia kerja 15 tahun atau lebih dengan tidak membedakan antara yang sedang bersekolah, mengurus rumahtangga, pensiun dan melaksanakan kegiatan lain. 4. Bekerja adalah semua penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih yang dalam periode pengamatan ikut terlibat dalam memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan. 5. Curahan kerja adalah jumlah jam kerja yang dicurahkan anggota keluarga yang digunakan untuk kegiatan mencari pendapatan mencari nafkah atau keuntungan, baik dari kegiatan usahatani maupun di luar usahatani yang diusahakan. 6. Kegiatan usahatani adalah alokasi waktu seseorang yang digunakan dalam kegiatan usahatani on-farm, misalnya usahatani komoditas kopi atau rumput-gajah. 7. Kegiatan diluar usahatani adalah alokasi waktu yang digunakan seseorang dalam aktivitas di luar usahatani off-farm, seperti misalnya : berdagang, melakukan jasa ojek, mengajar, menjadi buruh tani, bangunan, memetik teh, dan lain-lain 8. Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM adalah suatu sistem pengelolaan sumberdaya hutan dengan pola kolaborasi yang bersinergi antara Perum Perhutani dan Masyarakat Desa atau para pihak yang berkepentingan, dalam upaya mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan yang optimal dan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia IPM yang bersifat fleksibel, partisipatif, dan akomodatif. 9. Desa Hutan adalah wilayah desa yang secara geografis dan administratif berbatasan dengan kawasan hutan atau di sekitar hutan. 10. Kawasan Pangkuan Desa KPD adalah wilayah kawasan hutan yang sudah dikerjasamakan dalam pengelolaan hutan dan menjadi tanggungjawab LMDH Lembaga Masyarakat Desa Hutan. 11. Masyarakat Desa Hutan MDH adalah kelompok orang yang bertempat- tinggal di desa hutan dan melakukan kegiatan yang berinteraksi dengan sumberdaya hutan untuk mendukung kehidupannya. 12. Pihak yang berkepentingan stakeholders adalah pihak-pihak di luar Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan yang mempunyai perhatian dan berperan mendorong proses optimalisasi serta berkembangnya PHBM, yaitu Pemerintah Daerah Pemda, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, Lembaga Ekonomi Masyarakat LEM, Lembaga Sosial Masyarakat, Usaha Swasta, Lembaga Pendidikan, Lembaga Donor, dan lain-lain. 13. Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH adalah wadah berorganisasinya petani di kawasan Hutan Pangkuan Desa HPD yang melaksanakan program PHBM di kawasan hutan Perum Perhutani. 14. Kelompok Tani Hutan KTH adalah perkumpulan petani PHBM kopi, rumput-gajah, terong-kori, dan lain-lain yang tergabung dalam kelembagaan LMDH. 15. Kegiatan agroforestry adalah bentuk pemanfaatan lahan atau pola pengelolaan lahan yang dapat mempertahankan dan bahkan menaikkan produktivitas lahan secara keseluruhan, yang merupakan kegiatan campuran antara kegiatan kehutanan, pertanian, peternakan, dan perikanan, baik secara bersama atau bergiliran , dengan menggunakan manajemen praktis yang disesuaikan dengan pola budaya masyarakat setempat. 16. Tumpangsari adalah suatu pola pertanaman dimana tanaman lain ditanam di antara tanaman pokok pada waktu yang hampir bersamaan dengan tanaman pokok tersebut. 17. Tumpang-gilir adalah pengaturan waktu penanaman tanaman lain sedemikian rupa sehingga sesudah tanaman pokok dipanen, tanaman lain sudah besar dan bahkan dapat segera dipanen, begitu seterusnya sehingga tercipta pemanfaatan waktu yang sebesar-besarnya. 18. Faktor produksi adalah semua unsur masukan produksi berupa lahan, tenaga kerja, teknologi dan atau modal, yang dapat mendukung terjadinya proses produksi dalam pengelolaan sumberdaya hutan. 19. Program PKBL adalah Pembinaan Kemitraan dan Bina Lingkungan, yaitu suatu program perusahaan Badan Usaha Milik Negara BUMN yang menyisihkan sebagian keuntungan 1 sampai 5 persen sebagai program community development bagi masyarakat yang menjadi stakeholders, diantaranya menyediakan fasilitas kredit berbunga lunak kepada usaha kecil, menengah, dan Koperasi.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI PHBM

5.1. Gambaran Umum Lokasi

5.1.1. Visi dan Misi Perum Perhutani

Perum Perhutani merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN di bawah pengelolaan Kementerian Negara BUMN dan berada pada lingkup binaan teknis Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Perum Perhutani diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan perencanaan, pengurusan, pengusahaan, dan perlindungan hutan di wilayah kerjanya di Pulau Jawa, tidak termasuk kawasan hutan di wilayah DKI Jakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Perum Perhutani melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan berprinsip pada kelestarian yang berkesinambungan dalam pemanfaatan hutan secara optimal. Kegiatan Perum Perhutani secara garis-besar meliputi : bidang perencanaan, pembinaan hutan, produksi, industri, pemasaran, dan pengamanan hutan. Sebagai Perusahaan BUMN, visi Perum Perhutani yang ditetapkan adalah “Menjadi pengelola hutan lestari untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”, sedangkan misi yang dikembangkan adalah : 1. Mengelola sumberdaya hutan dengan prinsip Pengelolaan Hutan Lestari berdasarkan karakteristik wilayah dan daya dukung Daerah Aliran Sungai DAS serta meningkatkan manfaat hasil hutan kayu dan bukan kayu, ekowisata, jasa lingkungan, agroforestri serta potensi usaha berbasis kehutanan lainnya guna menghasilkan keuntungan untuk menjamin pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan.