Pembangunan Masyarakat Desa Hutan PMDH, yaitu kegiatan Pemanfaatan Lahan melalui Tumpangsari, yaitu memberikan peluang Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM Perum Perhutani, Hutan Kemasyarakatan HKM, yaitu pengelolaan Hutan Produksi Hutan Tanaman R

Reforma Agraria bukan sekedar redistribusi tanah, tetapi merupakan upaya menata kembali struktur agraria secara menyeluruh ke arah yang lebih memastikan terwujudnya keadaan agraria bagi petani atau pengusaha skala kecil. Program ini bertujuan memberdayakan petani dengan mewujudkan akses terhadap lapangan kerja, yang dijamin dengan akses terhadap modal dan pasar produksi Sumardjono, 2006 dan Silalahi, 2006. Selanjutnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah dengan meningkatkan produktivitas masyarakat melalui terbukanya peluang kerja dan peluang usaha.Program pembukaan peluang usaha masyarakat di bidang kehutanan access-reform sudah banyak dilakukan yang disebut sebagai bentuk kegiatan ”pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan”. Bentuk-bentuk kegiatan tersebut diantaranya adalah :

a. Pembangunan Masyarakat Desa Hutan PMDH, yaitu kegiatan

pembinaan masyarakat desa hutan yang dilakukan oleh Pemegang HPH atau HPHTI sebagai kewajiban pembinaan sosial.

b. Pemanfaatan Lahan melalui Tumpangsari, yaitu memberikan peluang

usaha kepada masyarakat pesanggem untuk memanfaatkan lahan diantara tanaman-pokok dengan menanam tanaman semusim yang bermanfaat bagi masyarakat.

c. Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM Perum Perhutani,

yaitu suatu ”Sistem pengelolaan hutan yang dilakukan bersama oleh Perum Perhutani dan Masyarakat Desa atau Perum Perhutani dan Masyarakat Desa Hutan dengan Pihak lain yang berkepentingan, dilandasi jiwa-berbagi, sehingga kepentingan bersama untuk mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat hutan dapat diwujudkan secara optimal dan proporsional”.

d. Hutan Kemasyarakatan HKM, yaitu pengelolaan Hutan Produksi

maupun Hutan Lindung yang sedang tidak dikonsesikan kepada Pemegang HPH atau HTI.

e. Hutan Tanaman Rakyat HTR, yaitu hutan tanaman oleh rakyat di

dalam kawasan hutan Hutan Produksi sebagai bagian dari program revitalisasi sektor kehutanan.

f. Hutan Desa, yaitu hutan di luar kawasan hutan yang dikelola secara

komunal oleh masyarakat desa sebagai aset desa.

g. Hutan Adat, yaitu hutan yang keberadaannya diakui sebagai hutan milik

masyarakat adat.

h. Hutan Rakyat, yaitu hutan yang dibangun di atas hutan tanah milik, bisa

dikelola oleh kelompok Koperasi atau individu. Apabila digambarkan secara skematik, maka bentuk-bentuk ”pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan di sekitar hutan” dalam konteks hak dan akses masyarakat dalam pengelolaan hutan dapat digambarkan sebagaimana yang dijelaskan pada Gambar 9. Revitalisasi sektor kehutanan perlu dipercepat untuk : 1 meningkatkan kontribusi kehutanan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, 2 mengurangi pengangguran dan kemiskinan masyarakat sekitar hutan pro-growth, pro-job, pro-poor. Kebijakan pembangunan Hutan Tanaman Rakyat HTR misalnya, ditempuh dengan menciptakan 3 tiga hal penting sebagai-berikut : Gambar 9. Skema Hak dan Akses Pengelolaan Hutan oleh Masyarakat Sumber : Departemen Kehutanan, 2006 a. Membuka akses legal, yaitu memberikan ijin use-right kepada masyarakat perorangan maupun koperasi untuk mengelola Hutan Tanaman Rakyat di dalam kawasan hutan, paling lama seratus tahun. b. Membuka akses ke lembaga keuanganpembiayaan, yaitu terbentuknya lembaga pembiayaan berupa Badan Layanan Umum Badan Pembiayaan Pembangunan Hutan BLU-BP2H. Masyarakat Hutan Optimalisasi Interelasi Hutan dan Masyarakat Akses Manfaat Perhutanan Sosial Maks. Min. PMDH Tumpang PHBM Hutan Hutan Hutan Hutan Hutan Sari Perhutani Kemasyarakatan Tanaman Desa Adat Rakyat Rakyat Kelestarian dan Kesejahteraan c. Membuka akses pasar, yaitu pengaturan harga berupa penetapan Dasar penjualan kayu Hutan Tanaman Rakyat dan kebijakan ekspor.

2.9. Kebijakan Fiskal untuk Mengurangi Kemiskinan