Pemasaran Analisis Identifikasi Aspek Kelembagaan

kepada petani anggota LMDH dalam bentuk upah harian yang besarnya disesuaikan dengan kesepakatan antara LMDH dengan pemodal selama proses pemeliharaan tanaman kopi, biaya insentif sebesar Rp 300 000orangbulan dari pemodal kepada LMDH Kubangsari. Adapun proporsi bagi-hasil disepakati sebagai-berikut : Perum Perhutani sebesar 20 dari hasil panen, termasuk untuk pembangunan desa sebesar 1 , sedangkan sisanya sebesar 80 dibagikan untuk pemodal, petani, kas LKMD. Dari gambaran ini maka bagian petani menjadi sangat kecil, karena hasil terbesar dari panenan kopinya banyak terserap oleh investor dan Perum Perhutani. Masyarakat petani lebih bertindak sebagai “buruh”tenaga-kerja karena tidak mengeluarkan modalkapital tunai, melainkan hanya memberikan kontribusi berupa tenaga fisiknya. Hal ini tentu saja sangat tidak menguntungkan bagi petani.

3. Pemasaran

Struktur pemasaran kopi pada umumnya melibatkan 3 tiga pelaku ekonomi utama, yaitu : petani, pedagang pengumpul lokal maupun besar tengkulak, huller, serta pengekspor. Dalam konteks PHBM Kopi pemasaran kopi dilakukan secara langsung dari petani ke pengekspor melalui perantaraan Kelompok Tani Hutan KTH dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH. Harga disepakati berdasarkan tingkat mutu yang dihasilkan oleh petani. Dari sisi pemasaran, pada umumnya petani PHBM menyalurkan hasil produksinya melalui mekanisme sebagai-berikut : a Tiap keluargarumahtangga petani melakukan panenan di lahannya masing- masing, baik dikerjakan oleh Kepala Keluarga beserta anggotanya maupun dibantu tenaga kerja dari luar keluarga yang diupah. b Selanjutnya hasil panenan kopi basah gelondongan dibawa ke tempat pengumpulan untuk ditimbang, disaksikan oleh pengurus Kelompok Tani Hutan KTH dan petugas Perum Perhutani. c Hasil panenan yang telah ditimbang, langsung dibayar secara tunai cash oleh KTHLMDH, untuk kemudian diolah dengan mesin sederhana menjadi gabah kopi kering. d Selanjutnya hasil produksi kopi “gabah” dijual kepada produsen kopi yang akan mengolahnya lebih lanjut dengan sistem masinal yang produknya berkualitas ekspor. Mekanisme pemasaran kopi dalam kerjasama PHBM Kopi disajikan sebagaimana diagram pada Gambar 14, yaitu bahwa rumahtangga petani menjual kopi basah kopi-gelondongan kepada Kelompok Tani Hutan KTH. Setelah diperiksa dan ditimbang oleh petugas KTH, petani langsung dibayar secara tunai cash oleh petugas KTH. Selanjutnya KTH akan mengolah menjadi gabah dengan alat pengolahan yang sederhana. Setelah gabah-kopi dikeringkan dengan panas matahari, kemudian gabah-kopi tersebut dikumpulkan di koperasi yang dikelola oleh LMDH. Kopi tersebut diolah oleh koperasi menjadi beras-kopi. Selanjutnya koperasiLMDH akan menjual kopi tersebut kepada konsumen akhir yang sekaligus berfungsi sebagai eksportir. Untuk PHBM Rumput-gajah Sapi-perah, mekanisme pamasarannya lebih sederhana. Petani rumput-gajah tidak menjual rumputnya ke pasar bebas, melainkan digunakan sendiri untuk hijauan makanan ternak sapi-perah yang dimilikinya. Karena tidak ada mekanisme penjualan ke pasar eksternal, maka KPBS membantu petani untuk meminjamkan dana tunai pembayaran sharing rumput-gajah yang diserahkan kepada Perum Perhutani, yang pengembaliannya Gambar 14. Mekanisme Pemasaran Kopi Hasil Usahatani PHBM Kopi di Pangalengan diperhitungkan dengan hasil penjualan susu-sapi hasil usahatani PHBM kepada KPBS. Dengan demikian antara petani, KPBS, dan Perum Perhutani terjalin hubungan ekonomi yang saling-menguntungkan satu sama lain mutual relationship . KPBS sebagai koperasi yang cukup besar menjamin pemasaran susu-sapi hasil pemeliharaan sapi-perah petani peserta PHBM yang dikumpulkan di tempat penampungan susu. Lokasi penampungan susu berada dekat dengan lokasi pemeliharaan sapi masyarakat, sehingga setiap hasil susu yang baru saja diperah fresh langsung bisa dikirimkan ke petugas KPBS. Selanjutnya KPBS mengolahnya menjadi susu olahan yang akan dipasok ke PT Ultra Jaya atau PT Susu Bendera, sebagaimana mekanisme pada Gambar 15. PHBM RUMPUT-GAJAH SAPI-PERAH Gambar 15. Mata-rantai Pemasaran PHBM Rumput-gajah Sapi-perah

4. Pemantauan dan Evaluasi