sehingga dapat diturunkan konsumsi barang yang dihasilkan di rumahtangga X
a
, konsumsi barang yang dibeli di pasar X
m
dan konsumsi waktu luang X
1
yang masing-masing dipengaruhi oleh harga, upah, dan pendapatan, sebagai-berikut :
X
m
= X
m
P
m
, P
a
, W, Y ........................................................................ 21
X
a
= X
a
P
m
, P
a
, W, Y ......................................................................... 22
X
1
= X
1
P
m
, P
a
, W, Y ......................................................................... 23
Persamaan 21, 22, dan 23, permintaan bergantung pada harga dan pendapatan. Untuk kasus rumahtangga petani, pendapatan ditentukan oleh
aktivitas produksi rumahtangga. Selanjutnya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi akan merubah Y
dan perilaku produksi.
2.4. Model Rumahtangga Petani Chayanov
Chayanov mengemukakan, bahwa rumahtangga membuat keputusan subjektif menyangkut jumlah tenaga kerja keluarga dalam proses produksi
usahatani untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarganya. Apabila Becker berangkat dari pemikiran rumahtangga secara murni,
maka Chayanov sudah mengarahkan pemikirannya pada rumahtangga petani. Ellis 1988 memandang perilaku rumahtangga petani model Chayanov ini
sebagai perilaku rumahtangga yang menghindar dari kerja keras atau yang disebut sebagai drudgery averse. Pada model ini, rumahtangga menganggap
bekerja adalah sebagai sesuatu yang harus dihindari karena tidak menyenangkan. Pilihan rumahtangga adalah bekerja di usahatani untuk memperoleh pendapatan
tetapi tidak menyenangkan atau bersantai leisure untuk memperoleh kepuasan. Bisa juga pilihannya adalah bekerja di usahatani untuk memperoleh pendapatan
untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan konsumsi atau tidak bekerja dengan mendapatkan kesenangan waktu bersantai.
Di dalam memilih harus ada kriteria tertentu yang menjadi patokan pengambilan keputusan. Seperti halnya pada teori alokasi waktu yang dijelaskan
di atas, model Chayanov juga mengasumsikan bahwa rumahtangga petani berusaha memaksimumkan utilitas. Perbedaan utama dengan teori Becker
adalah adanya pertimbangan subjektif rumahtangga di dalam menentukan alokasi waktu. Menurut Ellis 1988, faktor utama yang menentukan pilihan
alokasi waktu adalah struktur demografi rumahtangga. Struktur demografi tersebut dinyatakan dalam bentuk rasio antara jumlah anggota rumahtangga yang
menjadi beban konsumsi dengan jumlah anggota rumahtangga yang bekerja. Semakin banyak anggota rumahtangga yang menjadi beban konsumsi relatif
terhadap yang bekerja, rasio tersebut semakin besar. Ellis 1988 mencatat asumsi yang mendasari model Chayanov adalah : 1
tidak ada pasar tenaga kerja, tidak ada upah yang dapat diperoleh anggota rumahtangga yang bekerja di luar rumahtangga, 2 produk yang dihasilkan
usahatani dapat digunakan untuk konsumsi atau dijual ke pasar pada tingkat harga pasar yang berlaku, 3 seluruh rumahtangga petani dapat mengakses
lahan secara fleksibel untuk digunakan dalam proses produksi usahatani, dan 4 terdapat pendapatan minimum per orang yang diterima sebagai norma
masyarakat, dan konsekuensinya adalah adanya tingkat konsumsi minimum di rumahtangga.
Konsep Chayanov selanjutnya menggambarkan perilaku rumahtangga dalam pengambilan keputusan aspek produksi maupun aspek konsumsi. Asumsi
teori ekonomi rumahtangga, perilaku rumahtangga bertujuan memaksimumkan produksi sekaligus memaksimumkan utilitasnya. Komponen-komponen utama
dalam model Chayanov tersebut lebih jelas dapat dipelajari melalui kurva seperti pada Gambar 4.
Gambar 4. Model Rumahtangga Usahatani Chayanov Sumbu vertikal pada Gambar 4 menunjukkan output usahatani, namun
karena asumsi Chayanov bahwa output yang dihasilkan rumahtangga dijual sehingga output dinyatakan samadengan pendapatan output yang dinilai
dengan uang. Sedangkan sumbu horizontal menunjukkan total waktu tenaga kerja rumahtangga yang tersedia. Total waktu ini ditentukan oleh jumlah
pekerjaan. Seperti konsep Becker, Chayanov juga mengalokasikan waktu yang tersedia tersebut untuk aktivitas yang berbeda. Perbedaannya, Becker
mengalokasikan waktunya untuk tiga kategori penggunaan, yaitu penggunaan waktu kerja di rumah, waktu kerja untuk memperoleh pendapatan dan waktu
untuk santai. Namun konsep Chayanov, alokasi total waktu yang tersedia hanya untuk pekerjaan usahatani dan waktu untuk santai.
Dalam proses produksi usahatani diasumsikan output dihasilkan dengan menggunakan input tunggal yaitu tenaga kerja. Respon output yang dihasilkan
pada berbagai tingkat penggunaan input tenaga kerja digambarkan sebagai fungsi produksi yang dinyatakan dengan kurva nilai total produksi TVP. Kurva
ini dinyatakan sebagai kurva nilai total produksi karena output dinilai dengan uang seperti telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan prinsip teori produksi,
maka fungsi produksi adalah bersifat diminishing marginal return. Fungsi produksi secara fungsional dapat dinyatakan sebagai: Y = Hq f T ceteris
paribus, Y adalah total pendapatan keluarga, Hq adalah harga output dan T
adalah input tenaga kerja. Lahan dianggap tetap sehingga dalam fungsi produksi tidak menangkap akses lahan.
Kurva indiferens yang dicapai oleh rumahtangga menggambarkan jumlah utilitas tertentu. Utilitas tertentu ini dicapai dengan mengkombinasikan antara
konsumsi pendapatan atau waktu santai. Fungsi utilitas dapat dinyatakan sebagai U = U I,S, dimana I merupakan pendapatan rumahtangga dan S adalah adalah
waktu santai. Kemiringan kurva indeferens menggambarkan jumlah perubahan pendapatan yang disebabkan perubahan satu unit waktu santai. Peningkatan
waktu santai menyebabkan pendapatan yang diperoleh rumahtangga dari kerja akan menurun. Kemiringan kurva indeferens tersebut dapat dinyatakan sebagai
tingkat upah subyektif dari rumahtangga. Tingkat relatif upah subyektif ini dibatasi dengan kebutuhan rumahtangga dalam memenuhi standar hidup
minimum yang dapat diterima pada Gambar 4 ditunjukkan dengan I
min
.
Sedangkan jumlah maksimum hari-hari kerja penuh yang dilakukan anggota rumahtangga dibatasi pada jumlah tenaga kerja maksimum, T
max
tertentu. Kedua kondisi tersebut ditentukan oleh struktur demografi rumahtangga yaitu
berdasarkan pada ukuran keluarga dan banyaknya pekerja. Struktur demografi tersebut yang menentukan apakah anggota rumahtangga akan bekerja pada
usahatani untuk memperoleh pendapatan ataukah memilih untuk santai. Apabila tidak ada waktu santai yang dapat mengkompensasi turunnya
pendapatan MU
S
= 0 maka bentuk kurva indiferens bersinggungan dengan kurva konsumsi minimum cenderung berbentuk horizontal. Hal ini merupakan
suatu kendala. Keseimbangan rumahtangga dalam mengkombinasikan konsumsinya dicapai pada saat kurva indiferens bersinggungan dengan kurva
nilai total produksi titik E
1
dengan pendapatan sebesar P
e
dan waktu penggunaan tenaga kerja dalam usahatani sebesar T
e
. Keseimbangan pada titik E
1
yang dicapai oleh rumahtangga merupakan keseimbangan tertinggi. Kondisi ini dapat dicapai dengan penggunaan teknologi produksi tertentu.
Secara ringkas dapat dinyatakan, bahwa dalam memaksimumkan utilitas pada model Chayanov, rumahtangga menghadapi tiga kendala, yaitu: kendala
fungsi produksi : Y = Hq fT, kendala pendapatan minimum I ≥ I
min
dan kendala jumlah waktu kerja pada usahatani yang tersedia maksimum T
≤ T
max
. Dengan pemecahan matematik maka keseimbangan tertinggi tercapai pada saat
kemiringan kurva indiferens samadengan kemiringan nilai produksi marjinal, yaitu MU
H
MU
Y
= ∂Y∂H = MVP
L
. Kondisi keseimbangan seperti dijelaskan di atas akan berubah bila
terjadi perubahan struktur demografi yang merupakan penekanan konsep
Chayanov. Apabila ukuran keluarga dan banyaknya pekerja dalam rumahtangga berubah maka menyebabkan terjadi perubahan tingkat konsumsi minimum,
sehingga rasio konsumsi per pekerja berubah. Perubahan ini berdampak pada perubahan keseimbangan output, tenaga kerja dan pendapatan keluarga.
Terjadinya perubahan keseimbangan ini menyebabkan keseimbangan fungsi produksi dengan kurva indiferens akan berubah.
2.5. Teori Ekonomi Rumahtangga Petani Nakajima