41 kesejahteraan dan daya beli. Berikut pemaparan masing-masing jenis efisiensi
dan kerangka berpikir pengukurannya.
3.4.1. Efisiensi Irigasi
Dari kajian literatur, diketahui bahwa umumnya peneliti mengkaji efisiensi teknis menggunakan fungsi produksi frontier seperti yang dilakukan oleh Ajao et
al. 2005, Bravo dan Pinheiro 1997, Fabiosa et al. 2004, Tauer 2001, Ogundari dan Ojo 2006, Linh 2005, Msuya et al. 2005Theingi dan Thanda
2005, Zeni et al. 2002. Mereka menganggap secara apriori bahwa error term Ɛ
pada model bisa didekomposisi sehingga model tersebut berkembang
menjadi Lovell, 1996
. S
elanjutnya u
i
digunakan sebagai variabel yang menggambarkan inefisiensi teknis dengan asumsi bahwa u
i
merupakan variabel acak bebas, identik, terdistribusi setengah normal dengan rataan bernilai 0 dan ragamnya konstan, N0,
σ
v 2
. Kajian ini mengukur tingkat efisiensi teknis tidak dengan menggunakan u
i
, tetapi dengan mengembangkan konsep deterministik fungsi produksi frontier.
Dengan memanfaatkan informasi spesifik tentang input yang ada dalam komponen deterministik dari model, memungkinkan untuk mengkaji efisiensi
teknis masing-masing input yang digunakan dalam proses produksi. Ada tiga alasan tidak digunakan u
i
sebagai variabel inefisiensi: 1 error term Ɛ adalah
galat gabungan untuk semua variabel input X
i
dalam model, tidak menggambarkan galat individu masing-masing input. Dengan kata lain,
penggunaan Ɛ untuk kajian efisiensi input irigasi, bersifat bias; 2 Upaya
peningkatan efisiensi produksi dilakukan dengan meningkatkan efisiensi penggunaan input. Instrumen kebijakan untuk meningkatkan efisiensi dan
produksi, pengaruhnya adalah melalui pengaturan penggunaan input, berarti pemahaman dan informasi tentang perilaku input secara spesifik lebih relevan
dalam kajian efisiensi produksi; 3 tidak ada jaminan bahwa variabel ran dom Ɛ
memiliki pola distribusi tertentu sebagai syarat agar Ɛ tersebut bisa didekomposisi
menjadi v
i
dan u
i
. v
i
merupakan variabel acak yang menangkap pengaruh faktor eksternal seperti pengaruh cuaca, bencana alam, faktor keberuntungan, pengaruh
kesalahan pengukuran, pengaruh interaksi antar input variabel dan lain-lain;
42 sedangkan u
i
merupakan variabel acak yang diasumsikan memiliki pola tertentu, berkaitan dengan faktor internal yang diduga mempengaruhi tingkat inefisiensi
Battese, 1992. Selama ini, Ɛ diasumsikan menyebar setengah normal
truncated atau eksponensial, pada hal kedua bentuk distribusi itu, cenderung bernilai nol Coelli, Rao dan Battese, 1998 dan karenanya akan bias jika ukuran
inefisiensi didekati dengan u
i
. Dalam hal sebaran variasi error tidak berpola, maka dianggapnya tidak terjadi inefisiensi, dan error yang ada dianggap sebagai
error yang berkaitan dengan faktor eksternal stokastik. Anggapan ini dinilai lemah, karena banyak mengandalkan logika statistika, kurang mengacu kepada
fenomena ekonomi. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada
pendekatan dalam menentukan tingkat efisiensi. Penelitian sebelumnya menggunakan u
i
sebagai pendekatan ukuran inefisiensi teknis, sedangkan penelitian ini menggunakan tingkat efisiensi teknis technical efficiency rating,
TER input air sebagai ukuran efisiensi teknis TE. TE dihitung dari rasio input observasi dengan input optimum frontier yang selanjutnya digunakan sebagai
variabel endogen dalam kajian faktor yang mempengaruhi efisiensi. Keunggulan menggunakan TE sebagai ukuran efisiensi yaitu
tidak diperlukan asumsi „error Ɛ menyebar mengikuti pola tertentu
‟ Kumbhakar dan Lovell, 2003. Untuk menjelaskan pendekatan yang digunakan dalam mengukur efisiensi
teknis dari penggunaan irigasi air tanah bisa dengan menggunakan grafis atau menggunakan persamaanfungsi matematis. Karagiannis et al 2003 dan Dhehibi
et al 2007 menjelaskan pendekatan ukuran efisiensi irigasi menggunakan grafis seperti disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7 menampilkan hubungan dua input produksi yaitu W air irigasi dan X input lain. Tersirat pada gambar tersebut bahwa W dan X adalah dua
input yang bersifat substitusi saling berganti fungsi dalam melakukan proses produksi, artinya pengurangan jumlah air yang digunakan harus dikompensasi
dengan penambahan jumlah input lain untuk mendapatkan jumlah output yang sama. Jika air bisa dikompensasi oleh input lain, muncul pertanyaan, apakah bisa
terselenggara kegiatan usahatani tanpa input air?
43
X
X
1
X
2
O A
y
W W
1
W
2
W
3
X
3
Sumber: Karagiannis et al 2003, dimodifikasi Gambar 7.
Konsep Ukuran Efisiensi Irigasi Perlu ditekankan bahwa selain air irigasi sumur pompa, alam juga
menyediakan air untuk tanaman, seperti air embun, air hujan dan lain lain. Untuk mengisolasi pengaruh air hujan, penelitian ini menggunakan data musim kemarau
1, saat hujan sudah tidak turun lagi. Tanaman tertentu bisa saja tumbuh tanpa menggunakan irigasi air pompa, misal dengan memanfaatkan air embun atau
sejenisnya. Memang, tanpa air sulit menyelenggaraakan kegiatan usahatani. Namun, hal itu tidak berarti bahwa air tidak bersifat subsitutif terhadap input lain,
urea misal. Sebagai ilustrasi, dicontohkan kombinasi input pupuk urea kilogram dengan tenaga kerja HKO. Kombinasi 1 = 200 dengan 40, sedangkan kombinasi
2= 160 dengan 55. Anggap, kedua kombinasi input tersebut menghasilkan output yang sama jumlahnya isoquant. Kombinasi 2 yang menggunakan lebih banyak
tenaga kerja, memiliki peluang lebih besar untuk menyiangi gulma lebih intensif sehingga sebagian besar urea yang diberikan diserap oleh akar tanaman.
Sebaliknya, kombinasi 1 menggunakan urea lebih banyak, tetapi penyiangan gulma tidak seintensif kasus kombinasi 2 sehingga sebahagian urea yang
diberikan, diserap oleh akar gulma. Dengan kata lain, urea yang diserap oleh akar tanaman untuk kedua kasus tersebut sama saja jumlahnya, walaupun jumlah yang
ditebar tidak sama. Dalam kasus tersebut, urea dan tenaga kerja bersifat substitusi
44 dalam mempengaruhi tingkat produksi. Dengan cara berpikir yang sama, maka
bisa dimengerti kalau air juga bersifat saling substitusi dengan input lain, sampai batas tertentu. Sedikitnya penggunaan benih, misal, bisa dikompensasi dengan
mencukupkan penggunaan air untuk mendapatkan output yang sama jumlahnya, dan sebaliknya. Dengan demikian, maka konsep isoquant dinilai valid digunakan
untuk kajian ini. Pada Gambar 7 tersebut , fungsi produksi y menggambarkan batas produksi
frontier isoquant yang bisa dicapai dengan menggunakan kombinasi irigasi W dan input lain X. Petani yang beroperasi pada titik A tidak efisien, yaitu sebanyak
W
1
-W
2
. Itulah jumlah air yang bisa dihemat untuk mendapatkan jumlah output yang sama dengan kondisi penggunaan input lainnya tidak berubah, yakni tetap
sebanyak X
1
. Nilai W
2
dalam hal ini tidak terobservasi, dan merupakan tingkat penggunaan input optimum yang diperlukan sebagai standar dalam pengukuran
efisiensi irigasi. Untuk itu, perlu diketahui fungsi produksi frontier y=fW, X, sehingga dengan mengetahui nilai y, maka nilai W bisa dihitung.
Pendekatan di atas bersifat non-radial karena arah penghematan tidak mengikuti garis yang menuju titik asal 0,0, artinya bahwa penghematan input
tidak dilakukan untuk semua input, melainkan hanya untuk input tertentu saja, sedangkan input lain dipertahankan dalam status quo. Dehibi et al 2007
menggunakan pengukuran efisiensi yang bersifat non-radial dan menyebutnya sebagai efisiensi irigasi, dibedakan dari efisiensi teknis yang pengukurannya
bersifat radial. Kedua pendekatan ini radial dan non-radial, memiliki keunggulan masing-masing.
Pertanyaan seperti „apakah penggunaan air masih bisa dihemat, dan berapa banyak penghematan yang bisa dilakukan untuk
menghasilkan tingkat produksi yang sama dengan penggunaan input lain tetap status quo?
‟ bisa dijawab dengan kajian efisiensi pendekatan non-radial. Selama yang dilakukan adalah kajian fisik tidak melibatkan pertimbangan harga
dan biaya, maka tidak ada pijakan yang kuat untuk mengunggulkan pendekatan radial atas pendekatan non-radial karena keduanya menuju ke isoquant yang
sama. Perbedaannya terletak pada spesifik tidaknya input yang dihemat. Pada pendekatan non-radial, penghematan dilakukan secara spesifik, hanya pada
penggunaan input tertentu saja. Sebaliknya, pada pendekatan radial,