Lokasi, Populasi dan Sampel

77 di mana :  Y = rata-rata nilai variabel dependent; Y = hasil estimasi variabel dependent; i Y = nilai observasi variabel dependent; R 2 = koefisien determinasi Bila F hitung F tabel maka Ho ditolak artinya secara bersama-sama variabel independent berpengaruh nyata terhadap variabel dependent pada taraf nyata . Kemudian dilanjutkan dengan uji t individual test. Uji t ditujukan untuk mengetahui pengaruh tiap-tiap variabel independent terhadap variabel dependent. ;.................................................................................................................... 71 ....................................................................................................... 72 Jika t hitung t tabel , maka secara parsial variabel X ij berpengaruh nyata terhadap variabel Y i pada taraf nyata . Jika t hitung  t tabel , maka secara parsial variabel X ij tidak berpengaruh nyata terhadap variabel Y i pada taraf nyata . Tabel 5 Hipotesis dan Model Pengujiannya yang digunakan dalam kajian efisiensi irigasi. No. Hipotesis Model Pengujian 1 Diduga bahwa pengaruh input irigasi lebih besar dari pengaruh input lain terhadap produksi Ho: S  1 = S  2 =..= S  6 Hi: minimal ada sepasang i yang tidak sama 2 Diduga bahwa penggunaan input irigasi pada usahatani yang dikaji tidak efisien secara teknis Ho : TE = 1 Hi : TE 1 3 Diduga bahwa penggunaan input irigasi pada usahatani yang dikaji tidak efisien secara skala Ho : SE = 1 Hi : SE 1 4 Diduga bahwa penggunaan input irigasi pada usahatani yang dikajitidak efisien secara ekonomis Ho : EE = 1 Hi : EE 1 5 Diduga bahwa tidak semua faktor yang mempengaruhi efisiensi yang dimasukkan dalam model adalah tidak signifikan. Ho : δ 1 = δ 1 =..= δ 5 =0 Hi : min ada satu δi0 Ho : ϑ = 0 Hi : ϑ 0 78 Untuk praktisnya, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan salah satu fitur paket aplikasi SAS 3.1 yaitu nilai probabilitas melakukan kesalahan type satu Pr |t|. Nilai probabilitas tersebut menggambarkan besarnya peluang melakukan kesalahan dikarenakan menolak Ho padahal Ho benar. Rumusan hipotesis Ho mengatakan bahwa semua nilai β sama dengan nol βi = 0, dan Hi: βi 0. Apabila nilai Pr |t| cukup kecil misal 0.05 atau lebih kecil, maka Ho ditolak, atau Hi diterima berarti cukup dasar untuk mengatakan bahwa variabel independen yang bersangkutan mempengaruhi variabel dependennya secara nyata. Dengan adanya fitur Pr |t| sebagai output SAS, maka maka uji F, uji t dan uji Z dilakukan dengan melihat nilai Pr |t|. V. GAMBARAN UMUM PETANI RESPONDEN DAN USAHATANI Pada sesi ini ditampilkan informasi dasar yang dinilai relevan dan memiliki kontribusi dalam menjelaskan hubungan kausalitas dari variabel yang dikaji. Untuk memberikan gambaran umum tentang petani responden dan usahatani, dipilih dan dipaparkan sejumlah variabel tertentu yang terkait dengan kajian tingkat efisiensi irigasi, sumber efisiensi dan cara memperbaiki tingkat efisiensi. Untuk itu berturut turut disajikan gambaran umum petani responden, manajemen usahatani dan gambaran umum skim dan operator.

5.1. Gambaran Umum Petani Responden

Variabel umur, pendidikan formal, pelatihan, pengalaman di skim, jumlah anggota keluarga, diduga mempengaruhi produktivitas dan efisiensi irigasi. Karena itu, variabel tersebut dibahas untuk memberikan gambaran umum tentang karakteristik petani. Demikian juga dengan variabel lahan dalam skim, lahan luar skim, status petani, pekerjaan lain dan status milik, disajikan pada sesi ini untuk tujuan yang sama.

5.1.1. Karakteristik Petani dan Usahatani Responden

Karakteristik petani responden disajikan di sini untuk memberikan gambaran awal tentang variabel yang diperkirakan akan mempengaruhi perilaku petani yang berkaitan dengan efisiensi irigasi. Penyajian karakteristik ini disesuaikan dengan pengelompokan fungsi produksi jagung, bawang merah dataran rendah dan bawang merah dataran tinggi untuk memudahkan pemahaman dalam menggali penjelasan kausalitas dari variabel yang dikaji. Tanaman jagung tidak dikelompokkan atas jagung dataran rendah dan jagung dataran tinggi karena hasil kajian menunjukkan bahwa produktivitas dari kedua dataran tersebut tidak berbeda nyata Tabel 18. Karakteristik responden yang diduga berpotensi bisa menjelaskan perilaku efisiensi irigasi adalah: umur, pendidikan formal, pelatihan, pengalaman di skim, dan jumlah anggota keluarga. Indikator statistik dari variabel tersebut diringkaskan seperti disajikan pada Tabel 6. 80 Tabel 6 Distribusi Responden Menurut Umur, Pendidikan Formal, Pelatihan, Pengalaman di Skim, Jumlah Anggota Keluarga, Usahatani Lahan Kering Beririgasi Air Artesis Lombok Timur, 2011. Variabel Jagung BMDR BMDT Total Umur tahun Rata-rata 42 44 43 43 Maksimum 83 78 70 83 Minimum 19 17 22 17 Pendidikan formal tahun Rata-rata 5 4 4 5 Maksimum 16 12 12 16 Minimum Freq pelatihan kali Tidak pernah 72 84 75 75 1-3 kali 20 16 20 19 3 kali 8 5 6 Total 100 100 100 100 Pengalaman di Skim tahun Rata-rata 17 15 17 16 Maksimum 48 58 36 58 Minimum 1 2 2 1 Jumlah anggota keluarga orang Rata-rata 4 3 5 4 Maksimum 10 10 8 10 Minimum 1 1 2 1 N Observasi 137 59 50 246 Terlihat pada Tabel 6 bahwa umur petani responden, rata rata 43 tahun dengan rentangan antara 17 sampai 83 tahun. Rata umur responden yang mengusahakan bawang merah dataran rendah tidak jauh beda dengan rata rata umur responden yang mengusahakan bawang merah dataran tinggi dan yang mengusahakan jagung. Lebih jauh diketahui bahwa terdapat 8.13 persen petani yang berusia 60 tahun atau lebih, masih menyelenggarakan usahatani. Hal ini dikarenakan oleh: 1 tidak ada anggota keluarga yang berusia lebih muda yang mau menekuni dan melanjutkan pengelolaan usahatani, dimana taruna tani cenderung memilih pekerjaan di luar sektor pertanian; kecenderungan ini juga ditemukan Adar 2011 pada kajian lahan kering di Nusa Tenggara Timur; 2 beberapa petani usia lanjut mengakui sulit berhenti dari bertani karena bertani sudah merupakan bagian dari kehidupan; 3 tidak ada pilihan lain sebagai sumber