Perumusan Masalah Efisiensi penggunaan air irigasi sumur pompa artesis pada usahatani lahan kering di Lombok Timur Nusa Tenggara Barat

16 dalam berbagai alternatif aktivitas produksi untuk mencapai tujuan tertentu. Penggunaan faktor produksi yang tidak efisien mengandung potensi untuk dimanfaatkan lebih efisien agar dicapai produksi lebih tinggi atau biaya lebih rendah yang pada gilirannya dapat memberi kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rumahtangga petani Weersink et al., 1990. Kajian ini berpijak pada asumsi bahwa produsen bertujuan memaksimumkan produksi, memaksimumkan keuntungan, atau meminimumkan biaya Adiyoga, 1999. Untuk mencapai tujuan tersebut, produsen akan memanfaatkan setiap peluang perbaikan efisiensi untuk mendapatkan tambahan hasil atau mengurangi biaya. Sejumlah literatur membedakan efisiensi produksi atas: efisiensi teknis dan efisiensi ekonomi. Efisiensi teknis menggunakan ukuran fisik, sedangkan efisiensi ekonomi memasukkan pertimbangan harga dan biaya. Secara rinci, efisiensi produksi terdiri atas: efisiensi teknis, efisiensi skala, efisiensi total, efisiensi alokatif dan efisiensi ekonomi. Kajian efisiensi teknis mengarah kepada upaya memaksimum produksi fisik dengan menggunakan jumlah input tertentu, atau meminimumkan penggunaan input yang ada untuk menghasilkan output tertentu Fernandez-Cornejo, 1994. Efisiensi ini relevan dikaji karena adanya kesalahan dalam penggunaan input yang menyebabkan sebagian input menjadi terbuang, misal pemberian air yang tidak tepat cara, jumlah dan tempat. Lebih lanjut, efisiensi teknis bisa dikaji baik secara radial maupun non-radial. Efisiensi skala berkaitan dengan alokasi menambah atau mengurangi input agar dicapai produksi maksimum. Hal ini relevan dilakukan karena adanya sifat hubungan input output yang berupa kenaikan hasil yang berkurang diminishing return to scale, sehingga diperlukan pemahaman tingkat penggunaan input yang optimum. Kajian efisiensi ekonomi berkaitan dengan alokasi menambah atau mengurangi input agar dicapai keuntungan maksimum atau biaya minimum. Hal ini relevan dilakukan karena adanya daya substitusi marjinal yang menurun antara input yang digunakan. Kondisi ini dikaji dengan menggunakan konsep isoquant dan isocost, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar pemikiran efisiensi ekonomi. Isu efisiensi akan tetap relevan dikaji, karena merupakan bagian yang tidak terhindarkan dalam penyelenggaraan produksi. Terjadinya perubahan jumlah hara 17 yang tersedia dalam tanah, perubahan lingkungan teknis dan ekonomis, mempengaruhi jumlah input yang harus diberikan agar diperoleh produksi maksimum. Selain itu, beragamnya latar belakang kapasitas manajerial petani, menyebabkan berbedanya kemampuan petani di dalam memilih kombinasi input yang efisien. Oleh karena itu, penelitian efisiensi diperlukan untuk mendapatkan kejelasan sifat hubungan antar tingkat efisiensi dan faktor yang mempengaruhinya sehingga bisa dirumuskan upaya upaya untuk memperbaiki efisiensi. Untuk mengetahui efisien-tidaknya proses produksi, diperlukan patokan seperti misalnya produksi frontier, yaitu produksi batas yang bisa dicapai oleh produsen pada tingkat teknologi yang ada existing technology. Produsen dikatakan sudah berproduksi secara efisien jika jumlah output yang dihasilkan sama dengan jumlah output frontier, dan sebaliknya. Dengan mengetahui produksi frontier maka tingkat efisiensi bisa kaji. Efisiensi teknis bisa diketahui dengan membandingkan antara output observasi dengan output frontier Lass dan Gempesaw, 1992. Greene 2003 memberi batasan efisiensi teknis sebagai hubungan antara produksi aktual dengan produksi potensial. Prinsip yang sama berlaku untuk efisiensi alokatif dan efisiensi ekonomi, yaitu dengan membandingkan output observasi dengan output optimum. Perbedaannya terletak pada standar ukuran “output optimum”, dimana efisiensi teknis berpatokan pada produksi fisik maksimum, sedangkan efisiensi alokatif dan ekonomis berpatokan pada keuntungan maksimum atau biaya minimum. Variasi selisih antara output observasi dengan output optimum memberikan gambaran ukuran inefisiensi. Lebih lanjut, berikut ini dibahas secara singkat konsep efisiensi tersebut, mulai dari konsep non-parametrik. Anggap petani menggunakan dua input W dan X untuk menghasilkan satu output Gambar 3 maka kombinasi yang efisien dari penggunaan dua input tersebut digambarkan oleh kurva isoquant IQ. Petani yang memilih kombinasi input sepanjang kurva isoquant, dikatakan sudah efisien secara teknis seperti yang terjadi pada titik Q dan S. Petani pada titik P dikatakan tidak efisien, baik secara teknis, alokatif maupun secara ekonomis. Kombinasi penggunaan input pada titik P baik input W maupun input X adalah terlalu banyak untuk menghasilkan output sebesar IQ. Tingkat efisiensi teknisnya adalah sebesar OQOP dimana 0OQOP1, dengan OQOP=1 berarti efisien penuh. 18 Atau bisa juga dibalik, tingkat inefisiensi=1-OQOP. Tingkat inefisiensi ditekan serendah mungkin, agar dicapai efisiensi setinggi mungkin. X X‟ O W‟ R Q P W S IQ IC Sumber: Coelli et al., 1998. Gambar 3 Konsep Efisiensi Non-Parametrik, Farrell Petani yang memproduksi pada titik Q dikatakan sudah efisien secara teknik, tetapi belum efisien secara alokatif dan ekonomis. Dikatakan sudah efisien secara alokatif jika sumber dana sudah dialokasikan secara penuh, ditunjukkan oleh kombinasi input yang terletak pada garis isocost IC seperti yang terjadi pada titik R. Walau sudah efisiensi secara alokatif, kombinasi input pada titik R belum efisien secara ekonomis, karena produksi yang didapat dari penggunaan dana sebesar IC tersebut belum maksimum, masih lebih rendah dari IQ. Dengan memilih kombinasi input pada titik S, produksi sebesar IQ bisa dicapai tanpa menambah biaya. Proses demikian disebut maksimisasi produksi dengan menggunakan biaya tertentu. Pengembangan pendekatan non-parametrik berupa data envelopment analysis DEA yang diperkenalkan oleh Farrell 1957 tidak menggunakan bentuk fungsional tertentu untuk menganalisis data yang tersedia, melainkan menggunakan linier programming untuk mencari nilai frontier dari data yang 19 tersedia. Akibatnya, sifat hubungan fungsional antara input output tidak diketahui yang justru diperlukan untuk kajian efisiensi penggunaan input. Selain itu, pendekatan ini tidak realistis karena menganggap setiap penambahan input akan diikuti oleh penambahan output secara proporsional constant returns to scale sehingga tidak mengenal produksi maksimum yang justru diperlukan sebagai patokan efisiensi. Juga, pendekatan ini rentan terhadap data outlier sebagai konsekuensi dari penggunaan nilai output frontier yang mengandung pengaruh faktor eksternalitas. Pendekatan yang sesuai untuk kajian efisiensi input adalah pendekatan parametrik yang memiliki bentuk hubungan fungsional antara input dengan output. Parameter dari hubungan fungsional tersebut bisa diestimasi, baik dengan menggunakan metode OLS maupun dengan metode MLE. Dengan demikian, bisa diketahui sifat dan magnitud hubungan input output, termasuk gangguan stokastiknya Daryanto, 2000. Pendekatan parametrik dibedakan atas pendekatan parametrik deterministik dengan parametrik stokastik. Pada pendekatan deterministik, pengukuran output frontier dibatasi bounded dari atas oleh fungsi produksi yang tidak stochastik. Hal ini dilakukan dengan menggeser fungsi produksi ke atas sebesar nilai simpangan positif agar dicapai kondisi yfx i , yang tidak lain merupakan kondisi output frontier. Cara ini dilakukan Aigner dan Chu 1968, dengan menggunakan model Cobb-Douglas yang dilogaritma berupa: ∑ ................................................................................ 5 dan mengestimasi parameter ......... , , 1 n a a a a  dengan menggunakan program linier atau kuadratik. Forsund dan Hjalmarsson 1979 merelaksasi asumsi homogen berordo satu pada fungsi Cobb-Douglas sehingga hubungan input dengan output frontier secara kuantitatif tidak konstan terhadap perubahan skala usaha.

2.3. Efisiensi Teknis: Ukuran Non-radial

Sebelum membahas efisiensi teknis non-radial, diawali dulu dengan pemahaman konsep ukuran efisiensi teknis orientasi output dan orientasi input, 20 karena ukuran non-radial berkaitan dengan efisiensi teknis orientasi input. Menurut Atkinson and Cornwell 1994; juga Kumbhakar and Lovell 2003, perbaikan efisiensi teknis bisa dilakukan dengan dua orientasi, yaitu 1 orientasi output, yaitu memaksimumkan output dengan menggunakan input tertentu; dan 2 orientasi input yaitu meminimumkan input untuk menghasilkan output tertentu. Sehubungan dengan itu, Kumbhakar dan Lovell 2003 mengidentifikasi lima properti efisiensi teknik yaitu 1 normalisasi, yang menyatakan bahwa efisiensi teknik orientasi input TE i y, x dan efisiensi teknis orientasi output TE o x, y dibatasi dari atas dengan satu, artinya dikatakan efisiensi jika nilai TE=1; 2 monotonisitas lemah, yang menyatakan bahwa TE i y, x tidak akan meningkat ketika penggunaan input diturunkan; dan TE o x, y tidak akan menurun ketika output ditingkatkan; dengan kata lain penggunaan input yang sama jumlahnya bisa menghasilkan jumlah output berbeda 3 homogenitas, yang menyatakan bahwa perubahan secara equiproporsional dari semua input menghasilkan perubahan yang eqivalen pada TE i y, x dengan arah yang berlawanan, dan perubahan secara equiproporsional dari semua output menghasilkan perubahan yang eqivalen pada TE o x, y dengan arah yang sama; 4 invariance, yang menyatakan bahwa perubahan satuan ukuran misal dari hektar ke are, tidak akan merubah nilai efisiensi teknis; 5 berkaitan dengan strick monotonicity dari isoquant dimana kondisi ini bisa dipenuhi oleh fungsi produksi Cobb Douglass yang memiliki dualitas diri. Umumnya peneliti mengukur efisiensi teknis secara radial menggunakan orientasi output, dengan fungsi isoquant sebagai standar Kumbhakar and Lovell, 2003. Efisiensi yang diukur dari sisi output tersebut diinterpretasikan sebagai efisiensi input secara simultan, dan nilai efisiensi yang didapat berlaku sama untuk semua input. Perbaikan efisiensi dilakukan secara equiproporsional sepanjang garis array menuju titik asal 0,0. Cara ini tidak memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan input tertentu karena semua input dipandang sebagai satu kesatuan bundel, sehingga informasi spesifik tentang input tertentu menjadi kabur yang justru diperlukan dalam memperbaiki efisiensi penggunaan input. Dalam memberikan kontribusi kepada produksi, memang 21 semua input bekerja secara simultan dalam satu sistem produksi, bahkan input yang satu saling berinteraksi dengan input lain, menghasilkan sinergitas positif pada produksi. Namun pengaruh interaksi antar input, umumnya tidak dimunculkan secara eksplisit sebagai variabel dalam model, melainkan masuk sebagai komponen galat model yang tidak diukur dalam kajian. Walaupun semua input bekerja secara simultan seperti yang gambarkan oleh fungsi produksi, namun secara teoritis, dimungkinkan untuk mengukur dan menganalisis pengaruh masing-masing input tersebut. Agar efisiensi teknis masing-masing input subset dapat dipelajari, Karagiannis et al., 2003 juga Dhehibi et al., 2007 mengusulkan pendekatan non-radial dalam pengukuran efisiensi teknik. Pendekatan ini cocok untuk menjawab pertanyaan, misal berapa banyak air yang bisa dikurangi untuk menghasilkan jumlah output yang sama, sementara jumlah input lain yang digunakan tidak berubah status quo. Kedua kelompok peneliti tersebut menggunakan fungsi produksi frontier stokastik dalam kajiannya masing-masing, dan dituliskan sebagai: ................................................................................. 6 Dimana: y ∈ R ++ = jumlah output yang dihasilkan; x ∈ = vektor dari jumlah input yang digunakan; w = air irigasi; = error term composit yang terdiri dari v i dan u i ; v i merupakan error yang mewakili pengaruh faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan petani seperti cuaca, dan lain lain, sedangkan u i merupakan error non-negatif satu arah, yang merefleksikan inefisiensi teknis. Selanjutnya, efisiensi teknis orientasi output diperoleh dengan: .................................................................................................................... 7 Sedangkan efisiensi teknis orientasi input diturunkan dari fungsi produksi yang sudah ditambahkan sebagai ukuran efisiensi, dan ditulis sebagai: ............................................................................................ 8