Sistem Tanam dan Intensitas pertanaman
105 Karena rentang angka skor baku kriteria 3 adalah 0-14, maka dengan rumus
tersebut akan diperoleh nilai skor arah antara 6-20; Dengan rancangan di atas, maka diperoleh nilai skor arah yang konsisten yaitu makin tinggi nilai skor arah,
menggambarkan keadaan yang makin diharapkan. Rentang skor arah ketiga kriteria tersebut tidak sama, maka untuk
menghindari bias bobot pengaruh masing-masing kriteria, maka dilakukan normalisasi skor tersebut dengan membaginya dengan total nilai skor masing-
masing kriteria. Sejumlah penelitian memberi bobot yang sama untuk semua kriteria yang digunakan. Hal ini sering tidak mencerminkan fenomena yang dikaji
Mofarrah, 2008. Langkah ketiga adalah menentukan bobot masing-masing kriteria yang
dalam kajian ini menggunakan pendekatan pertimbangan pakar expert judgement. Total bobot dari semua kriteria adalah 1. Karena kasuistik sifatnya,
maka dibuat sejumlah opsi bobot yang menggambarkan perbedaan antara kriteria yang digunakan seperti yang disajikan pada Tabel Lampiran 8. Semua opsi pada
Tabel Lampiran 8 memenuhi kriteria bobot yaitu nilai totalnya sama dengan satu. Jarak antara kriteria ditunjukkan oleh dua kolom paling kanan, seberapa besar
beda pengaruh antara kriteria 1 dengan kriteria 2 dan kriteria 2 dengan kriteria 3. Bila pakar menilai bahwa kriteria satu berbeda jauh dengan kriteria lain, maka
yang dipilih adalah opsi 1. Sebaliknya, jika bedanya tidak jauh, maka dipilih opsi 8. Karena minimnya informasi tentang sifat masing-masing kriteria, maka
berdasarkan pendapat pakar lapangan digunakan opsi 8 untuk kajian ini, perbedaan pengaruh ketiga kriteria tersebut tidak jauh. Dengan demikian, bobot
kriteria 1, kriteria 2 dan kriteria 3 masing-masing adalah adalah 0.35, 0.32 dan 0.31. Pendekatan ini dinilai lebih realistis dibanding memperlakukan semua
kriteria dengan bobot yang sama. Logikanya misal, petani yang lahannya terletak pada petak ke sepuluh dari rumah pompa, lalu terjadi bocor pipa pada petakan ke
sembilan, maka air yang sampai pada petak sepuluh tersebut lebih sedikit, dan sedikitnya air yang sampai, lebih banyak dikarenakan oleh pipa bocor dibanding
jauh petak dari rumah pompa. Dalam hal ini, kriteria kondisi pipa lebih tinggi bobotnya dari kriteria lokasi petak.
106 Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai masing-masing kriteria
dengan mengalikan skor arah dengan bobotnya masing-masing; menghitung nilai total dengan menjumlahkan nilai masing-masing kriteria dan memilih skor total
maksimum Mofarrah, 2008. Indeks efisiensi dihitung dengan membagi nilai total masing-masing observasi dengan nilai total maksimum, maka diperoleh
indeks efisiensi yang nilai maksimum sama dengan 1. Variasi angka dibawah satu menggambarkan tingkah efisiensi distribusi air dari pompa ke lahan petani.
Prosedur rinci metode ini dapat dibaca pada Chen et al 1992, Olson 2004, Mahmoodzadeh 2007. Hasil perhitungan menggunakan metode skoring di atas
disajikan pada Tabel 15. Terlihat dari Tabel 15 bahwa nilai indeks efisiensi distribusi air irigasi rata rata sebesar 0.8944 dengan kisaran dari 0.5894 sampai
dengan 1.0000. Terdapat kecenderungan bahwa efisiensi distribusi dari skim bawang merah relatif lebih tinggi dari skim jagung. Hal ini dikarenakan tanaman
bawang merah lebih rentan terhadap kekeringan sehingga kerusakan atau keterlambatan pelayanan air oleh operator, akan menimbulkan teguran tegas dari
petani bawang merah. Kerugian akibat dari kelalaian dalam pemasokan air berdampak kepada operator dalam bentuk ketidak-lancaran pembayaran biaya air
yang di dalamnya ada porsi untuk operator. Tabel 15 Indeks Efisiensi Distribusi Air Irigasi dari Rumah Pompa Ke Lahan
Petani, Pada Skim Irigasi Air Artesis Lombok Timur, 2011. IED persen
Jagung BMDR
BMDT Total
0.8 9.5
5.1 12.0
8.9 0.80-0.90
37.2 39.0
26.0 35.4
0.90-1.00 53.3
55.9 62.0
55.7 TOTAL
100 100
100 100
Rata rata 0.8890
0.9035 0.8986
0.8944 Maksimum
0.9661 1.0000
0.9998 1.0000
Minimum 0.6755
0.5894 0.6256
0.5894 Std dev
0.0596 0.0644
0.0836 0.0666
N_observasi 137
59 50
246 Terdapat kecenderungan bahwa skim untuk usahatani bawang merah
mengenakan biaya yang lebih tinggi dibandingkan skim untuk jagung, juga pembayaran oleh petani bawang merah lebih lancar dari pembayaran oleh petani
107 jagung. Dengan demikian, dana untuk perawatan pompa lebih tersedia pada skim
bawang merah. Dalam prakteknya, tidak ada pemisahan yang tegas bahwa skim tertentu adalah untuk tanaman tertentu, karena petani bebas menentukan sendiri
jenis tanaman yang diusahakannya. Tugas operator adalah memberikan pelayanan air atas permintaan petani dengan bayaran yang sama per jamnya,
terlepas dari jenis tanaman yang diusahakan petani.