Kebaharuan Penelitian Efisiensi penggunaan air irigasi sumur pompa artesis pada usahatani lahan kering di Lombok Timur Nusa Tenggara Barat

22 Efisiensi teknis orientasi input dapat ditulis sebagai Atkinson and Cornwell, 1994: .................................................................................................................................... 9 Kedua ukuran efisiensi tersebut yang berorientasi output dan yang berorientasi input memiliki ranking yang sama tapi beda magnitud dari skor efisiensi. terjadi pada skala kenaikan hasil berkurang; = terjadi pada skala kenaikan hasil yang konstan; dan terjadi pada skala kenaikan hasil bertambah Fare and Lovell, 1978; tidak bisa digunakan untuk mengukur efisiensi input karena ukuran tersebut memperlakukan input sebagai satu paket bundel. Agar efisiensi input tertentu bisa diukur, maka digunakan pendekatan non-radial. Dalam kajiannya yang menggunakan pendekatan non-radial, Karagiannis, et al. 2007 mendefinisikan efisiensi irigasi EI sebagai efisiensi teknis yang berorientasi input tunggal, dan dirumuskannya sebagai: ....................................................................10 Definisi di atas mengandung pengertian bahwa yang dihemat adalah input air w secara fisik. Hal ini tidak bisa diartikan sebagai penghematan biaya, sebagai konsekuensi dari pendekatan non-radial. Dengan pendekatan tersebut, input yang dikurangi dihemat penggunaannya dalam kajian efisiensi irigasi hanya input air, sedangkan input lainnya digunakan dalam jumlah yang tidak berubah status quo. Meminimumkan jumlah air yang digunakan tidak sama dengan meminimumkan biaya produksi, kecuali penghematan air tersebut memberikan kontribusi terbesar pada penghematan biaya. Gambar 4 berikut digunakan untuk menjelaskan pendekatan non-radial. Pada Gambar 4, petani melakukan proses produksi menggunakan input air W dan input lainnya X untuk menghasilkan produksi sebesar isoquant Y . Petani yang beroperasi pada titik A, menggunakan input air sebanyak W 1 dan input lain sebanyak X 1 untuk mendapatkan hasil sebesar Y . Petani tersebut tidak efisien, karena untuk mendapatkan hasil sebesar Y , cukup menggunakan air sebanyak W 2 , dan input lain sebanyak X 1 . Terlihat di sini bahwa input yang dikurangi 23 penggunaannya hanya input air, sedangkan input lain tidak berubah jumlahnya. Inilah yang dimaksud dengan pendekatan non-radial. X 1 B O A Y Input air, W W 1 W 2 W 3 C Input X Sumber: Karagiannis, 2003. Gambar 4. Efisiensi Teknis Pendekatan Non-radial Berbeda dengan pendekatan non-radial, perbaikan efisiensi pendekatan radial dilakukan dengan mengurangi penggunaan semua input secara eqiproporsional dari titik A ke titik B seperti terlihat pada Gambar 4. Hal ini mengklaim bahwa semua input memiliki respon efisiensi yang sama terhadap produksi. Padahal input tersebut diberikan secara terpisah oleh petani kepada tanamannya dengan cara yang dimiliki masing masing petani. Tanamanlah yang memadukan input tersebut sesuai dengan karakternya masing-masing, ada yang tinggi responsifnya terhadap air, ada yang tidak. Bisa jadi petani tertentu memahami dengan baik cara pemberian pupuk, tetapi tidak mengetahui cara, waktu dan jumlah air yang diberikan ke tanaman agar efisien. Artinya, dimungkinkan untuk terjadi perbedaan efisiensi antara input. Inilah gap teoritis yang dihadapi yaitu kontroversial antara pendekatan radial dengan non-radial. Dari Gambar 4 dijelaskan bahwa efisiensi teknis irigasi ukuran non-radial adalah W 2 W 1 , sedangkan efisiensi teknis ukuran radial adalah W 3 W 1 dimana W 2 W 1 W 3 W 1 . Nilai efisiensi teknis radial berlaku untuk semua input, 24 sedangkan nilai efisiensi teknis non-radial berlaku spesifik hanya untuk input tertentu, dalam hal ini hanya untuk input air irigasi saja. Bilamana dikehendaki mengetahui efisiensi input lainnya, maka dilakukan pengukuran efisiensi untuk input lain tersebut dengan menggunakan cara yang sama. Bila hal ini dilakukan untuk semua input, maka akan bisa diketahui input mana yang paling tidak efisien untuk dijadikan prioritas dalam perbaikannya. Selama ini, kajian efisiensi teknis spesifik input belum dilakukan, sehingga upaya perbaikan efisiensi umumnya dilakukan secara generik dengan hasil yang tidak efektif. Memang ukuran efisiensi non-radial melanggar properti ketiga homogenitas, berkaitan dengan perubahan yang eqiproporsional, namun selama perbaikan efisiensi tersebut menuju ke isoquant yang sama, maka tidak ada kepentingan untuk mempermasalahkan pelanggaran tersebut. Terlebih lagi jika terdapat alasan tertentu yang menghendaki digunakannya pendekatan non-radial, misal perlu diketahui efisiensi teknis air irigasi pompa untuk lahan kering secara khusus karena air merupakan sumberdaya yang semakin langka. Adanya proses pengisian kembali recas air tanah, tidak menggugurkan argumentasi tadi, karena proses pengisian kembali air tanah, banyak ditentukan oleh pengaruh alam dan iklim yang tidak bisa dikendalikan. Hal ini berbeda dengan input pupuk urea misal, yang proses produksi dan pasokannya bisa dikendalikan oleh unit produksi. Dengan demikian, pengukuran efisiensi spesifik input diperlukan.

2.4. Sumber Inefisiensi Teknis

Sumber inefisiensi penting diketahui sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan efisiensi; sedangkan tingkat efisiensi perlu untuk mengetahui apakah produksi bisa ditingkatkan dengan memperbaiki efisiensi dan manajemen produksi, atau harus dengan mengganti teknologi. Ada dua alternatif pendekatan untuk mengetahui penyebab efisiensi teknis dan juga sumber inefisiensi teknis Daryanto, 2000. Alternatif yang pertama adalah prosedur dua langkah, yaitu mengestimasi nilai efisiensi atau efek-efek inefisiensi untuk usahatani individu setelah estimasi fungsi produksi frontier; kemudian melakukan estimasi model regresi dimana nilai efisiensi atau inefisiensi dinyatakan sebagai fungsi variabel sosioekonomi yang diasumsikan mempengaruhi inefisiensi. Alternatif yang