Fungsi Produksi Bawang Merah Dataran Tinggi

134 sebanyak 0.57, sedangkan dari efisiensi distribusi sebanyak 0.89. Hal ini mengisyaratkan bahwa upaya perbaikan efisiensi agar lebih diarahkan kepada upaya perbaikan efisiensi di tingkat hilir, terutama untuk usahatani bawang merah. Tabel 27 Distribusi Frekuensi Tingkat Efisiensi Manajemen Irigasi EMI Jagung, Bawang Merah Dataran Tinggi dan Bawang Merah Dataran Rendah, Usahatani Lahan Kering Pengguna Air Artesis di Lombok Timur, 2011. EMI Jagung BMDR BMDT Total N N N N 0.0 - 0.1 0.0 6 10.2 4 8.0 10 6.1 0.1 - 0.2 1 0.7 1 1.7 9 18.0 11 6.8 0.2 - 0.3 3 2.2 10 17.0 5 10.0 18 9.7 0.3 - 0.4 4 2.9 12 20.3 8 16.0 24 13.1 0.4 - 0.5 16 11.7 11 18.6 9 18.0 36 16.1 0.5 - 0.6 31 22.6 10 17.0 7 14.0 48 17.9 0.6 - 0.7 42 30.7 8 13.6 4 8.0 54 17.4 0.7 - 0.8 26 19.0 0.0 2 4.0 28 7.7 0.8 - 0.9 14 10.2 0.0 0.0 14 3.4 0.9 - 1.0 0.0 1 1.7 2 4.0 3 1.9 Total 137 100.0 59 100.0 50 100.0 246 100.0 Mean 0.57 0.34 0.36 0.4215 Maksimum 0.83 0.90 0.90 0.8781 Minimum 0.13 0.01 0.00 0.0474 Standard Deviasi 0.14 0.21 0.18 0.1797 N Observasi 137 50 59 246 Tabel 28 juga menunjukkan bahwa efisiensi irigasi di tingkat usahatani tingkat hilir lebih rendah jika dibandingkan dengan efisiensi irigasi di tingkat operator tingkat hulu. Hal ini tidak searah dengan informasi yang mencuat di lapangan yang menggeneralisir bahwa pompa air tanah yang dibangun di Pulau Lombok lebih banyak yang tidak beroperasi seperti yang disinyalir oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat 4 . 4 Keterangan Ketua BAPPEDA Nusa Tenggara Barat, saat menghadiri Ujian Terbuka Disertasi , 24 Juli 2012. 135 Tabel 28 Rata-rata Tingkat Efisiensi Irigasi, Indeks Efisiensi Distribusi dan Tingkat Efisiensi Manajemen Irigasi Jagung, Bawang Merah Dataran Tinggi dan Bawang Merah Dataran Rendah, Usahatani Lahan Kering Pengguna Air Artesis di Lombok Timur, 2011. Statistik Jagung BMDT BMDR Rataan Rata rata IER 0.69 0.42 0.40 0.57 Rata-rata IED 0.89 0.90 0.90 0.89 Rata-rata EMI 0.57 0.34 0.36 0.42 N Observasi 137 50 59 246 Penilaian anggota DPRD tersebut bersifat kasuistis dengan mengacu pada kasus sumur pompa air tanah di Lombok Utara. Temuan penelitian ini bisa menambah informasi keadaan sumur pompa air tanah. Menurut kajian ini, secara umum kondisi pompa air tanah yang diwakili oleh sampel yang terpilih berada dalam kondisi baik diitunjukkan oleh tingginya tingkat efisiensi distribusi dari sumur pompa ke lahan petani, yang nilai rata-ratanya mencapai 0.89 Tabel 28. Ukuran efisiensi distribusi merefleksikan frekuensi rusak mesin, kondisi pipasaluran, serta letak petak lahan petani dari rumah pompa. Semakin tinggi indeks efisiensi distribusi IED, menunjukkan kondisi pompa dan skim yang makin baik. Menggunakan indikator IED maka bisa dikatakan bahwa hanya sedikit 8.9 persen skim yang nilai IED nya kurang dari 0.8, artinya lebih dari 90 persen pompa dan skim Tabel 15 berada dalam kondisi baik dan beroperasi secara efisiensi. Memperbaiki tingkat efisiensi irigasi dan efisiensi distribusi diperlukan pendekatan yang terpisah karena manajemen dari kedua konsep efisiensi tersebut berbeda. Memperbaiki efisiensi irigasi ditingkat operator bisa dilakukan dengan meningkatkan kinerja operator dan organisasi petani, karena mereka ini langsung berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan sumur pompa dan skim. Keputusan penting seperti penentuan iuran irigasi, mekanisme penanggulangan kerusakan pompa, pola tanam dikaitkan dengan ekspektasi harga pasar, diputuskan dalam rapat organisasi petani. Sedangkan memperbaiki efisiensi di tingkat usahatani diperlukan pemahaman faktor faktor yang mempengaruhi efisiensi irigasi yang dibahas pada sesi 7.5 Sumber Efisiensi Irigasi.