3 Tentukan lokasi dimana perlu dilakukan konservasi misalnya lokasi yang didentifikasi oleh pengambil kebijakan menjadi prioritas untuk dilindungi
4 Mengkaji kelayakan suatu kawasan prioritas yang dapat dijadikan kawasan konservasi berdasarkan proses perencanaan lokasi.
2.5.3 Zonasi Kawasan Konservasi
Pengelolaan zona dalam kawasan konservasi didasarkan pada luasnya berbagai pemanfaatan sumberdaya kawasan. Aktivitas di dalam setiap zona
ditentukan oleh tujuan kawasan konservasi, sebagaimana ditetapkan dalam rencana pengelolaan. Undang-Undang 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil pada pasal 29, yang kemudian diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor:
17Men 2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil pada pasal 31 ayat 2melakukan pembagian zona disuatu kawasan konservasi
yang dikelompokkan atas beberapa zona :
1 Zona Inti
Zona inti merupakan bagian dari Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang dilindungi yang ditujukan untuk perlindungan habitat
dan populasi sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil serta pemanfaatannya hanya terbatas untuk penelitian.
2 Zona Pemanfaatan Terbatas
Zona pemanfaatan terbatas merupakan bagian dari zona konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang pemanfaatannya hanya boleh dilakukan untuk
budidaya pesisir, ekowisata dan perikanan tradisional.
3 Zona Lain Sesuai Peruntukan Kawasan
Zona lainnya merupakan zona di luar zona inti dan zona pemanfaatan terbatas yang karena fungsi dan kondisinya ditetapkan sebagai zona penentu antara
lain zona rehabilitasi dan sebagainya. Secara umum zona-zona di suatu kawasan konservasi dapat dikelompokkan
atas tiga zona yaitu :
1 Zona inti
Habitat di dalam zona ini memiliki nilai konservasi yang tinggi, sangat rentan terhadap gangguan atau perubahan, dan hanya dapat ditolerir sangat sedikit
aktivitas manusia. Zona inti harus dikelola dengan tingkat perlindungan yang tinggi, serta tidak dapat diijinkan adanya aktivitas eksploitasi.
2 Zona Penyangga
Zona penyangga merupakan zona transisi antara zona inti dengan zona pemanfaatan. Penyangga di sekeliling zona inti ditujukan untuk menjaga zona
inti dari berbagai aktifitas pemanfaatan yang dapat mengganggu dan melindungi zona inti dari pengaruh eksternal, bersifat lebh terbuka tapi tetap
dikontrol dan beberapa bentuk pemanfaatan masih dapat diijinan.
3 Zona Pemanfaatan
Lokasi di zona pemanfaatan masih memiliki nilai konservasi tertentu, tapi dapat mentolelir berbagai tipe pemanfaatan oleh manusia dan layak bagi
beragam kegiatan eksploitasi yang diijinkan dalam suatu kawasan konservasi. Penetapan zonasi berdasarkan atas pertimbangan Luasan Pulau maka Pulau
yang tergolong sebagai pulau- pulau kecil di peruntukan untuk pemanfatan umum 60-70, untuk konservasi sebesar 20-30, dan alur 5-10, sedangkan yang
tergolong pulau-pulau kecil dengan status sebagai KSNT maka penzonasiannya untuk pemanfaatan umum 50-60, untuk konservasi 20-30, alur 5-10 dan
KSNT 5-10. Pulau-pulau sangat kecil untuk pemanfatan umum 40-50, untuk konservasi 40-50 dan alur 5-10, sedangkan pulau-pulau sangat kecil dengan
status KSNT maka untuk pemanfaatan umum diperuntukan 40-50, konservasi 30-40, alur 5-10 dan untuk KSNT 5-10 DKP 2010.
Identifikasi dan pemilihan lokasi potensial untuk kawasan konservasi di pesisir dan laut menuntut penerapan kriteria. Kriteria berfungsi untuk mengkaji
kelayakan suatu lokasi bagi kawasan konservasi. Penerapan kriteria sangat membantu dalam mengidentifikasi dan memilih lokasi perlindungan secara
obyektif, dimana secara mendasar terdiri atas kelompok kriteria ekologi, sosial dan ekonomi Salm et al.2000.
A. Kriteria ekologi
Nilai suatu ekosistem dan jenis biota di pesisir dan laut dapat ditilik dari kriteria sebagai berikut: