pengamatan, untuk penentuan stasiun pengamatan ditentukan berdasarkan keterwakilan yang dapat menggambarkan terumbu karang secara keseluruhan di
lokasi pengambilan contoh, misalnya dalam lokasi terdapat daerah yang berpenduduk dan tidak berpenduduk, daerah yang dilindugi dan tidak terlindungi
dari hempasan gelombang, penyebaran terumbu karang. Pengambilan contoh dilakukan secara tegak lurus garis pantai pada kedalaman 3 dan 10 meter
Sumadhirharga 2006. Pengambilan data primer biofisik untuk ekosistem mangrove dilakukan
dengan cara membuat jalur rintis di setiap daerah contoh. Setiap jalur lebarnya 10 meter di tarik garis lurus kearah laut. Pada jalur-jalur yang telah dibentuk, dibuat
petak bertingkat berbentuk bujur sangkar dengan masing-masing berukuran 10 x 10 m untuk tingkat pohon pohon berdiameter 10 cm, 5 x 5 m untuk tingkat
pancang anak pohon berdiameter 2-10 cm dan 1 x 1 m untuk tingkat semaian. Disetiap kuadran tersebut, semuanya diidentifikasi jenisnya, serta dihitung jumlah
masing-masing jenis Sumadhirharga 2006. Pengambilan data primer bioisik di Pulau Lingayan dilakukan pada 10 titik pengamatan Gambar 4.
Gambar 4. Lokasi Pengamatan di Pulau Lingayan
B. Pengambilan Data Sosial Ekonomi
Pengambilan data Sosial ekonomi yang diperlukan untuk pengembangan pariwisata dan konservasi di Pulau Lingayan dilakukan dengan cara wawancara,
pemberian kuesioner dan pengamatan terhadap fenomena di lapangan. Tehnik wawancara yang digunakan tidak terstruktur, merupakan wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal
tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti variabel apa yang harus diteliti Gulo 2005; Sevila
et al. 1993.
Kuisioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pemyataan tertulis dengan opsi jawaban
yang tersedia kepada responden untuk dijawab Gulo 2005. Pemberian kuesioner ini merupakan cara untuk memperoleh data tentang pengelolaan pulau-pulau kecil
terluar di Kabupaten Tolitoli untuk pengembangan pariwisata dan konservasi. Sebelum dilakukan pemberian kuesioner, terlebih dahulu akan ditentukan ukuran
contoh dan jumlah populasi yang ada, disesuaikan dengan data di lapangan, jumlah Kepala Keluarga KK yang mendiami pulau-pulau kecil.
3.3.3 Metode Pemilihan Responden
Pemilihan responden dilakukan dengan metode stratified propotioned random sampling
untuk responden pemanfaat sumberdaya nelayan dan pembudidaya rumput laut yang berasal dari dusun Lingayan, Lemo, Laleje, Pasar
tua dan Sambua. Pemilihan responden dengan metode purposive sampling atau penunjukkan langsung berdasarkan kriteria, maka responden yang dipilih adalah
pelaku bisnis, LSM, Perguruan Tinggi dan pengambil kebijakan yang berasal instansi Bappeda Kabupaten, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten.
Responden yang dipilih dengan metode purposive sampling merupakan tokoh kunci key person dan dianggap mempunyai kemampuan dan mengerti
permasalahan terkait dengan pemanfaatan ruang wilayah Pulau Lingayandi Kabupaten Tolitoli. Kumpulan populasi tersebut selanjutnya dipilih berdasarkan
profesi yang ada di masyarakat dengan dasar pertimbangan bahwa contoh yang akan diambil masih mempertahankan keterwakilan karakteristik yang beragam
umur, pendidikan, pendapatan, pengetahuan tentang ekowisata, konservasi dan