Daya Dukung Kawasan Daya Dukung Wisata
Kunjungan rata-rata perjalanan wisatawan ke Pulau Lingayan membutuhkan lebih dari 0,17 ha lahan atau sekitar 1.700 m² untuk keperluan sumber daya bagi
wisatawan di pulau tersebut. Apabila ditinjau dari sudut pandang global , maka perjalanan wisatawan ke Pulau Lingayan memerlukan lebih dari 2.700 m².
Biocapacity atau Biological Capacity BC merupakan kemampuan ekosistem
untuk menghasilkan material biologi yang bermanfaat dan untuk menyerap limbah material yang dihasilkan oleh manusia dan dapat dipakai dalam rencana
pengelolaan. Penghitungan BC dari suatu wilayah diawali dengan mengetahui jumlah total lahan secara bioproduktif tersedia Global Footprint Network, 2008.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa penghitungan BC dilakukan untuk mengukur kemampuan lahan teresterial dan perairan yang tersedia untuk
menyediakan jasa lingkungan. Untuk menghitung BC dari suatu area dilakukan dengan mengalikan area actualyang tersedia denganyield factor YF dan
equivalence factor EF yang tepat. BC biasanya digambarkan dalam global
hektar gha.Biovapacity di Pulau Lingayan merupakan pengukuran total dari jumlah lahan yang tersedia di perairan laut hingga batas 4 mil dengan luas
14.069ha dan yang memiliki terumbu karang seluas 2.069,54 ha dan juga kemampuan dari Pulau Lingayan untuk memproduksi tanaman pertanian crops,
padang rumput pastures, produk kayu-kayuan forest dan ikan. Pulau Lingayan memiliki croplands berupa kebun kelapa seluas 33,08 ha dan kebun campuran
seluas 22,15 ha, untuk padang rumput pastures berupa semak belukar seluas 68,39 ha dan untuk hutan forest berupa hutan mangrove dengan luas 7,26 ha.
Hasil penghitungan BC Pulau Lingayan dapat dilihat pada Tabel 39. Tabel 39. Total Biocapacity Pulau Lingayan
Komponen Lahan
Exixting area ha
YF Biocapacity
Equivalence factor Ghaha
Biocapacity gha
Energy land 52,84
1,3 68,71
1,33 91,38
Build-up land 20,64
1,0 20,64
2,64 54,49
Cropland 55,23
1,7 93,89
2,64 247,87
Pasture land 45,74
2,2 100,63
0,50 50,31
Forest land 7,26
1,3 9,44
1,33 12,55
Sea space 2.247,54
0,6 1.348,34
0,40 539,33
Total 1.641,64
995,94 Total BCCap
25,26 15,32
Hasil analisis pada Tabel 39 menunjukan bahwa komponen sea space memberikan kontribusi yang sangat besar bagi ketersediaan lahan produktif
daratan dan perairan di Pulau Lingayan sebesar 1.348,34 ha sedangkan komponen forest land
memberikan kontribusi sangat kecil yakni sebesar 9,44 ha. Hal ini disebabkan karena sebagai pulau yang sangat kecil, wilayah perairan lautnya
sangat luas dibandingkan dengan luas wilayah daratannya. Total BC daratan dan perairan Pulau Lingayan secara lokal adalah 1.641,64 ha sedangkan BC secara
global adalah 995,94 gha. BC tiap wisatawan secara lokal dan global masing- masing adalah 25,26 ha per kapita dan 15,32 gha per kapita. Berdasarkan laporan
WWF 2008, BC yang tersedia secara global adalah 2,1 gha per kapita sedangkan total BC untuk Indonesia adalah 1,4 gha, dengan demikian BC Pulau Lingayan
secara global yang tersedia untuk tiap wisatawan 9 kali lebih besar dari BC global dan 13 kali lebih besar dari BC nasional.
Daya dukung Pulau Lingayan dalam menampung jumlah wisatawan adalah dengan membandingkan kondisi EF dan BC yang tersedia di Pulau Lingayan.
Nilai total EF per wisatawan untuk kegiatan wisata yakni sebesar 0,1733 hacaptahun dan total BC yang tersedia sekitar 1.641,34 hacaptahun, maka
jumlah wisatawan rata-rata yang dapat ditampung di Pulau Lingayan setiap tahun adalah sekitar 9.472 orang tahun atau 83 oranghari. Jika BC setiap wisatawan
adalah 25,26 ha, maka kondisi BC masih 145 kali lebih besar dari EF. Dengan kondisi seperti ini menggambarkan bahwa kegiatan ekowisata di Pulau Lingayan
mengalami apa yang disebut dengan ecological reserve yaitu dimana kondisi BC di Pulau Lingayan melebihi footprint dari wisatawan yang berkunjung ke pulau
tersebut yang mengisyaratkan bahwa area potensial secara ekologis dari Pulau Lingayan masih cukup untuk menampung jumlah wisatawan yang datang
berwisata. Daya dukung kawasan menurut Yulianda 2007 maupun analisis ecological
footprint menurut Gosling et al. 2002; Li Peng Guihua 2007, ternyata daya
dukung dengan pendekatan DDK jumlah total wisatawan yang dapat melakukan aktifitas di setiap zona wisata selam, snorkeling dan pantai adalah 434 orang per
hari dengan luasan 190,87 ha, akan tetapi pada pendekatan EFA jumlah kunjunan wisatwan per hari adalah 83 orang. Hal ini menggambarkan bahwa pendekatan
EFA lebih bersifat konservatif dibandingkan dengan pendekatan DDK, walaupun lahan yang potensial tersedia cukup besar yakni 1.713 ha namun daya tampung
pengunjung hanya 83 orang perhari, sedangkan pendekatan DDK menghasilkan daya tampung yang besar 434 orang perhari dengan lahan pemanfaatan sangat
kecil 190,87 ha. Namun DDK memiliki kelebihan yang dapat menentukan jumlah wisatawan berdasarkan kegiatan wisata selam, snorkeling maupun
rekreasi, sedangkan untuk pendekatan EFA tidak dapat menentukan jumlah wisatawan di tiap kegiatan wisata selam, snorkeling maupun rekreasi pantai.